Eva Beatrice : Perbandingan Pola Multifaktor Sidik Jari Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan Dengan Pria Normal Di Luar Lembaga Pemasyarakatan, 2009.
USU Repository © 2009
mantan narapidana kembali ke masyarakat untuk hidup normal. Tidak banyak pula lapangan pekerjaan untuk mantan narapidana. Masyarakat menganggap bahwa mantan
narapidana tidak begitu mudah untuk mengubah cara hidupnya, hal ini disebabkan karena gen yang melekat tidak akan berubah. Masyarakat sering menganggap bahwa
sifat seorang mantan narapidana yang kurang sopan, dan kasar akan selalu melekat dalam dirinya Suryanto, 2008.
1.2 Permasalahan
Pola sidik jari setiap orang berbeda. Penyelidikan tentang kriminalitas sering menggunakan sidik jari. Sidik jari merupakan salah satu peranan genetis, sehingga
perwarisan sifat seseorang dapat terlihat dari sidik jarinya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian guna melihat kecenderungan pola sidik jari tertentu pada narapidana.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui pola sidik jari dan menghitung jumlah setiap pola sidik jari di narapidana Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan LP PriaKlas IA, LP
AnakKlas IIB dan pria normal di luar Lembaga Pemasyarakatan. b.
Untuk membandingkan pola sidik jari narapidana tiap strata dan pria normal di luar Lembaga Pemasyarakatan.
c. Untuk mengetahui, menghitung, dan membandingkan pola sidik jari untuk setiap
strata tindak kriminal.
1.4 Hipotesis
Ada kecenderungan pola sidik jari tertentu pelaku tindak kejahatan.
1.5 Manfaat Penelitian
Eva Beatrice : Perbandingan Pola Multifaktor Sidik Jari Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan Dengan Pria Normal Di Luar Lembaga Pemasyarakatan, 2009.
USU Repository © 2009
Manfaat penelitian ini adalah sebagai salah satu sumber data untuk penyelidikan tindak pelaku kejahatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dermatoglifi
Dermatoglifi adalah ilmu tentang bentuk atau pola sidik jari. Penelitian tentang sidik jari telah dilakukan sejak 200 tahun lalu. Sidik jari mempunyai bentuk yang tetap,
tidak akan mengalami perubahan dan berbeda antara individu yang satu dengan yang lain Nurlchaq, 2008.
Dermatoglifi diturunkan secara poligenik. Sekali suatu pola dermatoglifi telah terbentuk, maka pola itu tetap selamanya, tidak dipengaruhi oleh umur, pertumbuhan
dan perubahan lingkungan. Pola dasar dermatoglifi manusia semuanya berpola loop ulnar, tetapi ada tujuh gen lain yang turut berperan sehingga terjadi variasi pola
dermatoglifi. Dermatoglifi sangat kuat ditentukan secara genetik tapi selama periode kritis, dermatoglifi dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan prenatal Hall and
Kimura, 1994.
Menurut Yustina 2008, sidik jari pada telapak tangan dermatoglifi dapat menjadi patokan beberapa penyakit turunan. Dermatoglifi merupakan gambaran
tentang sulur dan alur pada ujung jari dan telapak tangan serta ujung jari dan telapak kaki. Gambaran ini khusus sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu identifikasi.
Dermatoglifi diyakini memiliki pautan dengan beberapa penyakit dan karakteristik lain yang diturunkan Triana, 2003.
Eva Beatrice : Perbandingan Pola Multifaktor Sidik Jari Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan Dengan Pria Normal Di Luar Lembaga Pemasyarakatan, 2009.
USU Repository © 2009
2.2 Variasi Sidik Jari