Pemilihan Umum di Daerah

Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 g. membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU dan ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU; h. menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemilu kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat serta menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu paling lambat 30 tiga puluh hari setelah pengucapan sumpahjanji pejabat; dan melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan. Dengan pengaturan mengenai kekudukan, tugas dan kewenangan, maupun kewajiban Komisi Pemilihan Umum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelengara Pemilihan Umum inilah maka Komisi Pemilihan Umum sebagai pelaksana pemilihan umum diharapkan mampu menindaklanjuti setiap permasalahan pemilihan umum yang muncul.

C. Pemilihan Umum di Daerah

Pemerintah di daerah merupakan bagian yang internal dalam sistem politik dan pembangunan nasional sehingga garis politik dan perundang-undangan mengenai pemerintah di daerah ini harus konsisten dengan wawasan dan sistem politik nasional. 67 Demikian juga halnya dengan pelaksanaan pemilihan umum di daerah. Selaras dengan perubahan peraturan perundang-undangan pemilihan umum di tingkat pusat, maka pelaksanaan pemilihan umum di daerah menuntut perubahan 67 M. Solly Lubis. Hukum Tata Negara. 2008. Mandar Maju: Bandung. Hal 155 Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 yang sama. Terlebih dengan peningkatan kinerja desentralisasi dalam bentuk otonomi daerah akan diperlukan pemimpin maupun anggota legislatif yang lebih mengenal karater kedaerahan yang akan dipimpinnya. Penyelenggaraan otonomi daerah menekankan pentingnya prinsip-prinsip demokrasi, peningkatan peran serta masyarakat, dan pemerataan keadilan dengan memperhitungkan berbagai aspek yang berkenaan dengan potensi dan keanekaragaman antar daerah. Pelaksanaan otonomi daerah ini dianggap sangat penting, karena tantangan perkembangan lokal, nasional, regional, dan internasional di berbagai bidang ekonomi, politik dan kebudayaan terus meningkat dan mengharuskan diselenggarakannya otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional. Pelaksanaan otonomi daerah itu diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya masing-masing serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, sesuai prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta potensi dan keanekaragaman antar daerah. 68 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dibentuk, baik didaerah propinsi maupun di daerah kabupaten dan kota. Pada umumnya, lembaga perwakilan rakyat ini dipahami sebagai lembaga yang menjalankan kekuasaan legilsatif, dan karena itu biasa disebut dengan lembaga legilsatif di daerah. Akan tetapi, sebenarnya haruslah dicatat bahwa fungsi legislatif di daerah, tidaklah sepenuhnya berada di tangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah seperti fungsi Dewan 68 http:www.theceli.comindex. Makalah Jimly Asshiddiqie. Otonomi Daerah dan Parlemen di daerah. Hal 5 Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 Perwakilan Rakyat dalam hubungan dengan Presiden. Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 20 ayat 1 juncto Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 hasil Perubahan Pertama. Pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945, Dewan Perwakilan Rakyat ditentukan memegang kekuasaan membentuk Undang- Undang, dan dalam Pasal 5 ayat 1 dinyatakan bahwa Presiden berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Sedangkan kewenangan untuk menetapkan Peraturan Daerah Perda, baik daerah propinsi maupun kabupatenkota, tetap berada di tangan Gubernur dan BupatiWalikota dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana ketentuan mengenai pembentukan Undang-Undang di tingkat Pusat dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebelum diamandemen. Karena itu, dapat dikatakan bahwa Gubernur danBupatiWalikota tetap merupakan pemegang kekuasaan eksekutif dan sekaligus legislatif, meskipun pelaksanaan fungsi legislatif itu harus dilakukan dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang merupakan lembaga pengontrol terhadap kekuasaan pemerintahan di daerah. 69 Sejalan dengan tuntutan reformasi, maka keberadaan lembaga perwakilan yang benar-benar mencerminkan representasi kedaulatan rakyat merupakan sebuah kebutuhan yang tak terelakkan. Lembaga Perwakilan yang pengisian keanggotaannya dipilih langsung oleh rakyat adalah bentuk rasionalisasi dari prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat. Terlebih pada masyarakat daerah yang merasakan langsung kinerja anggota legislatif tersbut. 69 Ibid. Hal 17 Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 Pada masa Orde Baru, rekruitmen kepemimpinan pemerintahan daerah dikenal adanya dua sumber yakni lingkungan Tentara Nasional Indonesia- Kepolisian dan birokrasi. Perkembangan tradisi ini, terlihat berifat tertutup sejak Orde Baru terbentuk. Karir yang dibangun tidak bersifat kompetitif dalam arti politik, kemajuan karir diatas, tidak teruji secara publik melalui proses pemilihan. Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk menguji calon dalam sistem rekruitmen sangat terbatas untuk menguji tentang karir, potensi atau jasa yang menonjol. Karena tidak ada kompetisi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang masing-masing calon berbicara di depan sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara formal, apalagi di depan masyarakat. Karena tidak ada kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dengan mempersilahkan masing- masing bakal calon berbicara tentang apa yang diprioritaskan dalam kepemimpinannya, maka Dewan Perwakilan Rakyat Daerah belum berperan secara optimal dalam proses seleksi untuk rekruitmen kepala pemerintahan di daerah. 70 Akan tetapi, setelah reformasi berlangsung maka proses rekruitmen telah mutlak merupakan proses politik. Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah amat begitu menonjol dalam sistem rekruitmen diatas, mulai dari proses penerimaan bakal calon, proses penetapan bakal calon, proses penetapan bakal calon yang 70 Siswanto Sunarso. Hubungan kemitraan Badan Legislatif dan eksekutif di Daerah. 2005. Mandar Baru: Bandung. Hal 23 Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 akan dipilih, proses pemilihan bakal calon, proses penetapan bakal calon, dan proses pengesahan bakal calon. 71 71 Ibid. Hal 24 Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV PEMILIHAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH