Kedaulatan Rakyat dalam Pelaksanaan Pemilihan Umum

Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB II PEMILIHAN UMUM SEBAGAI SARANA PERWUJUDAN

KEDAULATAN RAKYAT

A. Kedaulatan Rakyat dalam Pelaksanaan Pemilihan Umum

Dengan memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia mengumumkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang berdaulat. Kedaulatan yang pada akhirnya menghapuskan penjajahan dari bumi Indonesia. Alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang berbunyi “ Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur” menunjukkan kebanggaan dan penghargaan kita atas perjuangan bangsa Indonesia selama itu. Ini juga berarti adanya kesadaran sekarang tidak dapat dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yang kita ambil sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Dalam alinea itu jelas apa yang dikehendaki atau diharapkan oleh para “pengantar” kemerdekaan, ialah negara Indonesia merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Nilai-nilai itulah yang selalu menjiwai segenap bangsa Indonesia dan terus berusaha untuk mewujudkannya. 27 27 M. Solly Lubis. Op. Cit. Hal 32 Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dengan demikian, kedaulatan adalah pengharapan segenap bangsa Indonesia demi mewujudkan cita-cita nasional. Hal ini kembali ditegaskan dalam Alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menyebutkan “..,maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada,..” secara spesifik telah menyebutkan jenis kedaulatan negara Republik Indonesia yaitu kedaulatan rakyat. Yusril Ihza Mahendra mengemukakan, dalam Penjelasan Umum UUD 1945 dikatakan bahwa kedaulatan rakyat itu berdasar atas kerakyatan dan permusyarawatan perwakilan. Oleh karena itu, sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas permusyawaratan perwakilan. Memang, aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia. 28 28 Yusril Ihza Mahendra.Op.Cit. Hal 203 Pada umumnya negara-negara yang ada di dunia yang mengaku sebagai negara demokrasi telah menjadikan pemilihan umum sebagai alat legitmasi kekuasaan dan pelaksanaan kedaulatannya. Sifat masyarakat Indonesia yang mementingkan rasa persatuan dan kekeluargaan tentu menghasilkan corak pemilihan umum yang berbeda dengan negara-negara demokrasi lainnya di dunia. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan acuan ketentuan dan dasar pemikiran yang jelas mengenai pemilihan umum tersebut. Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 Perubahan ketentuan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dimaksudkan untuk mengoptimalkan dan meneguhkan paham kedaulatan rakyat yang dianut negara Indonesia karena pelaksanaan kedaulatan rakyat tidak lagi dijalankan sepenuhnya oleh sebuah lembaga negara, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat, tetapi melalui cara-cara dan oleh berbagai lembaga negara yang ditentukan oleh Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945. Rumusan baru itu justru merupakan penjabaran langsung paham kedaulatan rakyat yang secara tegas dinyatakan pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, alinea IV. Padahal rumusan sebelum perubahan, kedaulatan rakyat dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang justru telah mereduksi paham kedaulatan rakyat itu menjadi paham kedaulatan negara, suatu paham yang hanya lazim dianut oleh negara yang masih menerapkan paham totalitarian danatau otoritarian. Atas dasar pemikiran bahwa pelaksanaan kedaulatan rakyat ditentukan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Artinya Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menentukan bagian mana dari kedaulatan rakyat yang pelaksanaannya diserahkan kepada badanlembaga yang keberadaan, wewenang, tugas, dan fungsinya ditentukan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu serta bagian mana yang langsung dilaksanakan oleh rakyat. Dengan kata lain, pelaksanaan kedaulatan rakyat tidak diserahkan kepada badanlembaga manapun, tetapi langsung dilaksanakan oleh rakyat itu sendiri melalui pemilu. Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dalam implementasinya pelaksanaan pemilihan langsung sebagai bentuk penggunaan hak kedaulatan juga bisa juga diberikan oleh undang-undang yang bersumber pada Undang-Undang Dasar Negara republik Indonesia Tahun1945 seperti yang telah berlaku untuk pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah dan pemilihan Kepala Daerah. Itu juga mungkin berlaku untuk pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada masa yang akan datang. Jadi, penggunaan hak memilih secara langsung bukan hanya yang ditentukan secara eksplisit di dalam Undang-Undang Dasar, tetapi juga dapat dimuat didalam undang-undang yang bersumber dari konsep dasar yang dianut Undang-Undang Dasar kita. 29 Adanya ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum pemilu sebagaimana tercantum dalam Pasal 22 E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum yang kuat bagi pemilihan umum sebagai salah satu wahana pelaksanaan kedaulatan rakyat, yang sesuai dengan bunyi Pasal 1 ayat 2 yang menyatakan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang- Undang Dasar. Dengan adanya ketentuan ini di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 maka lebih menjamin waktu penyelenggaraan pemilu secara teratur per lima tahun ataupun menjamin proses dan mekanisme serta kualitas penyelenggaraan pemilu yaitu langsung, umum, bebas, rahasia luber serta jujur dan adil jurdil. Sebagaimana dimaklumi 29 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sesuai dengan urutan Bab, Pasal, dan Ayat, 2006, Sekretariat Jenderal MPR RI, Jakarta . Hal 44-47 Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 pelaksanaan pemilu selama ini belum diatur dalam Undang-Undang Dasar. 30 1. Berkala; yaitu bahwa pemilihan umum itu dilaksanakan secara teratur sesuai dengan kontitusi atau ketentuan yang diatur oleh negara bersangkutan misalnya di Indonesia untuk lima tahun atau untuk negara- negara dengan sistem parlementer sesuai dengan konstitusinya atau pada saat disepakati oleh Perdana Menteri dan Kepala Negara apabila ada mosi dari Parlementer negara tersebut yang menuntut kabinet mundur. Karena itu, sebagai ketentuan organik dari perintah Pasal 22 E tentang Pemilihan Umum maka dibuatlah beberapa paket perundangan yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilihan Umum yakni Undang-Undang No. 22 Tahun 22 Tahun 2007 tentang Penyelengaara Pemilihan Umum, Undang-Undang No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, maupun Undang- Undang No.23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Penyelenggaraan pemilihan umum secara berkala sangatlah penting guna menjaga kedaulatan agar menciptakan dinamika ketatanegaraan maupun politik kebangsaan yang lebih dinamis dan demokratis. Disamping itu, perlu kiranya menjamin pelaksanaan asas-asas pemilihan umum karena tanpa pelaksanaan asas- asas yang ada maka pemilihan umum dapat dimanipulasi dan dijadikan sekedar sebagai rutinitas demokrasi tanpa makna. Adapun asas-asas pemilihan umum yang ada di dunia adalah : 30 Majelis Permusyawaratan Rakyat. Ibid Hal 95 Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 2. Jujur; yaitu tidak boleh terjadi kecurangan-kecurangan dalam pemilihan umum tersebut, baik oleh penyelenggara yang memanipulasikan suara- suara untuk kepentingan partaiorganisasi tertentu, atau untuk menghalang-halangi warganegara yang memberikan hak suaranya dan sebagainya yang senada dengan hal tersebut, atau oleh organisasipartai peserta pemilihan umum yang berbuat kecurangan-kecurangan dengan memberinya janji, data, informasi yang tidak benar kepada pemilih, bahkan oleh pemilih yang mungkin memberikan informasi tentang dirinya yang mungkin belum berhak memilih tetapi sudah memperoleh keterangan yang menyatakan ia berhak memilih atau memperoleh 2 kartu suara karena kelicikannya sehingga dapat memilih di dua tempat suara yang berjauhan tempatnya. Jelasnya pemilihan umum harus berjalan dengan jujur. 3. Rahasia; yaitu kerahasiaan si pemberi suara atas calon atau organisasipartai peserta pemilihan umum yang dipilihnya tidak akan diketahui oleh siapapun, termasuk Panitia Pemungutan Suara. Sehingga sipemilih bebas dari ketakutan atau ancaman dari pihak manapun dalam memberikan suaranya dan setelah dia memberi suaranya. 4. Bebas; yaitu dalam memberikan suaranya, sipemilih tidak ada tekanan dari pihak manapun yang memungkinkan dia memberikan suaranya, sipemilih tidak ada tekanan dari pihak manapun yang memungkinkan dia Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 memberikan suara tidak sesuai dengan hati nuraninya. Dia bebar-benar bebas dalam menentukan pilihannya. 31 Sedangkan dalam Penjelasan Undang-Undang No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat , Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dijelaskan pengertian asas pemilihan umum sebagimana yang dimaksud dalam Pasal 22E ayat 1 Undang- Undang Dasar adalah : a. Langsung Rakyat sebgai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara. b. Umum Pada dasarnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan sesuai dengan undang-undang ini berhak mengikuti pemilihan umum. Pemilihan ini bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan, dan status sosial. c. Bebas Setiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun. Di dalam melaksanakan haknya, setiap warga negara dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani dan kepentingannya. 31 Bintar R. Saragih. Op.Cit. Hal 170-171 Rahmad Fauzi Salim : Hubungan Antara Sistem Pemilihan Umum Dengan Jumlah Kursi Partai Politik Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 d. Rahasia Dalam memberikan suaranya,pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apa pun. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan. e. Jujur Dalam penyelenggaraan pemilihan umum, setiap penyelenggara pemilihan umum, aparat pemerintah, peserta pemilihan umum, pengawas pemilihan umum, pemantau pemilihan umum, pemilih, serta semua pihak yang terkait harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. f. Adil Dalam penyelenggaraan pemilihan umum, setiap pemilih dan pesrta pemilihan umum mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak mana pun. Asas-asas inilah yang kemudian harus ditegakkan dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dengan setiap penyelenggaraan pemilihan umum. Tidak hanya demi menegakkan kedaulatan rakyat, melainkan juga sebagai upaya memperoleh tujuan dan fungsi pemilihan umum yang diinginkan.

B. Tujuan dan Fungsi Pemilihan Umum