Hery Bajora Nasution : Potensi Dan Perkembangan Pariwisata Di Kabupaten Mandailing Natal, 2009. USU Repository © 2009
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Konsep dan Definisi Pariwisata 2.1.1 Konsep Pariwisata
Sebagai suatu konsep, pariwisata dapat ditinjau dari beberapa segi yang berbeda. Pariwisata dapat dilihat sebagai suatu kegiatan melakukan perjalanan dari rumah dengan
maksud tidak melakukan usaha, melainkan bersantai. Pariwisata dapat juga dilihat sebagai suatu bisnis, yang berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa bagi
wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran oleh wisatawan atau pengunjung dalam perjalanan.
Institute of tourist in Britain sekarang Tourism Society in Britain di tahun 1967
mendefinisikan pariwisata sebagai : kepergian orang-orang untuk sementara waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggaldan tempat bekerja sehari-hari,
serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat tujuan tersebut. Ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud kunjungan sehari atau darmawisata.
Dari definisi tersebut, Robert Mc Intosh bersama Shasikant Gupta mencoba
merumuskan suatu konsepsi mengenai pariwisata yang dapat dipergunakan sebagai pegangan untuk membangun industri, yang kita namakan ondustri pariwisata. Dan
mereka mengungapkan bahwa pariwisata adalh gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan
rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan serta pengunjung lainnya.
Pendit, 1990;30 .
2.1.2 Ruang Lingkup Kepariwisataan
Secara global komponen yang terlibat di dalam industri pariwisata ada beberapa bagian antara lain : wisatawan, industri pariwisata termasuk tenaga kerjanya, lembaga-
lembaga pendidika penghasil tenaga kera, dan pemerintah. a. Wisatawan
Fokus terhadap wisatawan menyangkut karakter demografi dari wisatawan tersebut, prilaku, psikografk. Karakteristik wisatawan dapat diteliti baik dalam maupun
luar negeri, berdasarkan jenis kelamin, umur, tempat asal pekerjaan, dan sebagainya. Hal
Hery Bajora Nasution : Potensi Dan Perkembangan Pariwisata Di Kabupaten Mandailing Natal, 2009. USU Repository © 2009
tersebut dapat dikaitkan dengan jenis atraksi wisata yang disukai, lama tinggal, jenis akomodasi yang diinginkan, dan sebagainya.
Pengetahuan tentang karakter wisatawan akam membantu penyelenggaraan pariwisata dan pemerintah, untuk mengembangkan industri pariwisata sesuai dengan
permintaan pasar.
b. Industri Pariwisata Ruang lingkup industri pariwisata menyangkut berbagai sektor ekonomi. Adapun
aspek-aspek yang tercakup dalam industri pariwisata antara lain : 1.
Restoran 2.
Penginapan 3.
Pelayanan Perjalanan 4.
Transportasi 5.
Pengembangan daerah tujuan wisata 6.
Fasilitas rekreasi 7.
Atraksi wisata
c. Lembaga-Lembaga Pelatihan dan pendidikan Lembaga pendidikan sebagai penyedia tenaga kerja terampil di industri pariwisata
merupakan fokus dari penelitian. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pengembangan ini adalah penyempurnaan kurikulum mata kuliah kepariwisataan, efektifitas pengajaran, dan
relevansi program pendidikan dengan kebutuhan industri pariwisata.
d. Sektor Pemerintahan Sebagai pengkoordinir kegiatan pariwisata, pemerintah mempunyai peranan yang
sangat besar dalam mengembangkan pariwisata. Kebijakan jangka pendek maupun jangka panjang, memerlukan penelitian. Penelitian oleh pemerintah terhadap bidang
perhotelan menyangkut perizinan, tingkat penyerapan tenaga kerja oleh industri pariwisata, didistribusi pendapatan, strategi promosi wisata seperti tahun kunjungan
wisata, festival, dan lain-lain.
Hery Bajora Nasution : Potensi Dan Perkembangan Pariwisata Di Kabupaten Mandailing Natal, 2009. USU Repository © 2009
Pada thun 1963, PBB telah mensponsori suatu konferensi mengenai travel dan pariwisata yang diadakan di Roma. Konferensi ini berhasil merekomendasikan definisi
untuk pengunjung dan wisatawan untuk dipergunakan dalam statistik internasional.
2.2 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata