Hery Bajora Nasution : Potensi Dan Perkembangan Pariwisata Di Kabupaten Mandailing Natal, 2009. USU Repository © 2009
1.8 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma III Pariwisata Universitas Sumatera Utara.
Selain itu juga bertujuan : a.
Untuk megetahui seberapa besar potensi wisata yang dapat dikembangkan di Kabupaten Mandailing Natal.
b. Untuk mengetahui seberapa besar peranan pemerintah, pihak pengelola
dan juga masyarakat setempat dalam upaya pengembangan segenap potensi wisata.
c. Agar kertas karya ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan masukan
bagi siapa saja yang berkepentingan, khususnya dalam dunia kepariwisataan.
1.9 Metode Penelitian
Dalam penelitian kertas karya ini, metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah :
a. Library Research
Yaitu pengumpulan data-data yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari berbagai buku yang berkenaan dengan judul kertas karya ini.
b. Field Research
Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan penelitian lagsung kelapangan secara observasi guna memperoleh informasi yang lebih
banyak.
1.10 Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan dalam menuliskan kertas karya ini, penulis menguraikan 5 bab dan pada setiap bab dibagi menjadi beberapa sub-bab, antara lain sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
Hery Bajora Nasution : Potensi Dan Perkembangan Pariwisata Di Kabupaten Mandailing Natal, 2009. USU Repository © 2009
BAB II KAJIAN TEORITIS
Dalam bab ini penulis akan menguraikan beberapa hal atau pengertian yang brhubungan dengan dunia kepariwisataan seperti pengertian
pariwisata, sarana dan prasarana kepariwisataan, pengertian wisatawan dan pengertian produk indutri pariwisata.
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang gambaran umum kabupaten tersebut, ysng mencakup letak geografis, keadaan alam,
kependudukan, sosial, budaya.
BAB IV POTENSI WISATA
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai potensi wisata, pengembangan potensi wisata, hambatan-hambatan yang timbul dalam
pengembangannya. BAB V
PENUTUP Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang kesimpulan dan saran.
Hery Bajora Nasution : Potensi Dan Perkembangan Pariwisata Di Kabupaten Mandailing Natal, 2009. USU Repository © 2009
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Konsep dan Definisi Pariwisata 2.1.1 Konsep Pariwisata
Sebagai suatu konsep, pariwisata dapat ditinjau dari beberapa segi yang berbeda. Pariwisata dapat dilihat sebagai suatu kegiatan melakukan perjalanan dari rumah dengan
maksud tidak melakukan usaha, melainkan bersantai. Pariwisata dapat juga dilihat sebagai suatu bisnis, yang berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa bagi
wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran oleh wisatawan atau pengunjung dalam perjalanan.
Institute of tourist in Britain sekarang Tourism Society in Britain di tahun 1967
mendefinisikan pariwisata sebagai : kepergian orang-orang untuk sementara waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggaldan tempat bekerja sehari-hari,
serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat tujuan tersebut. Ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud kunjungan sehari atau darmawisata.
Dari definisi tersebut, Robert Mc Intosh bersama Shasikant Gupta mencoba
merumuskan suatu konsepsi mengenai pariwisata yang dapat dipergunakan sebagai pegangan untuk membangun industri, yang kita namakan ondustri pariwisata. Dan
mereka mengungapkan bahwa pariwisata adalh gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan
rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan serta pengunjung lainnya.
Pendit, 1990;30 .
2.1.2 Ruang Lingkup Kepariwisataan
Secara global komponen yang terlibat di dalam industri pariwisata ada beberapa bagian antara lain : wisatawan, industri pariwisata termasuk tenaga kerjanya, lembaga-
lembaga pendidika penghasil tenaga kera, dan pemerintah. a. Wisatawan
Fokus terhadap wisatawan menyangkut karakter demografi dari wisatawan tersebut, prilaku, psikografk. Karakteristik wisatawan dapat diteliti baik dalam maupun
luar negeri, berdasarkan jenis kelamin, umur, tempat asal pekerjaan, dan sebagainya. Hal
Hery Bajora Nasution : Potensi Dan Perkembangan Pariwisata Di Kabupaten Mandailing Natal, 2009. USU Repository © 2009
tersebut dapat dikaitkan dengan jenis atraksi wisata yang disukai, lama tinggal, jenis akomodasi yang diinginkan, dan sebagainya.
Pengetahuan tentang karakter wisatawan akam membantu penyelenggaraan pariwisata dan pemerintah, untuk mengembangkan industri pariwisata sesuai dengan
permintaan pasar.
b. Industri Pariwisata Ruang lingkup industri pariwisata menyangkut berbagai sektor ekonomi. Adapun
aspek-aspek yang tercakup dalam industri pariwisata antara lain : 1.
Restoran 2.
Penginapan 3.
Pelayanan Perjalanan 4.
Transportasi 5.
Pengembangan daerah tujuan wisata 6.
Fasilitas rekreasi 7.
Atraksi wisata
c. Lembaga-Lembaga Pelatihan dan pendidikan Lembaga pendidikan sebagai penyedia tenaga kerja terampil di industri pariwisata
merupakan fokus dari penelitian. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pengembangan ini adalah penyempurnaan kurikulum mata kuliah kepariwisataan, efektifitas pengajaran, dan
relevansi program pendidikan dengan kebutuhan industri pariwisata.
d. Sektor Pemerintahan Sebagai pengkoordinir kegiatan pariwisata, pemerintah mempunyai peranan yang
sangat besar dalam mengembangkan pariwisata. Kebijakan jangka pendek maupun jangka panjang, memerlukan penelitian. Penelitian oleh pemerintah terhadap bidang
perhotelan menyangkut perizinan, tingkat penyerapan tenaga kerja oleh industri pariwisata, didistribusi pendapatan, strategi promosi wisata seperti tahun kunjungan
wisata, festival, dan lain-lain.
Hery Bajora Nasution : Potensi Dan Perkembangan Pariwisata Di Kabupaten Mandailing Natal, 2009. USU Repository © 2009
Pada thun 1963, PBB telah mensponsori suatu konferensi mengenai travel dan pariwisata yang diadakan di Roma. Konferensi ini berhasil merekomendasikan definisi
untuk pengunjung dan wisatawan untuk dipergunakan dalam statistik internasional.
2.2 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Pada literatur luar negeri tidak pernah ditemukan objek dan daya terik wisata seperti yang kita kenal di Indonesia, namun mereka hanya menggunakan istilah “ tourist
attraction “ saja dengan segala sesuatu yang menjadi daya tarik untuk mengunjungi daerah tertentu, dimana tourist attraction itu juga merupakan salah satu unsur pokok
dalam pembangunan kepariwisataan yang keberadaannya akan mendorong wisatawan untuk mengunjunginya.
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup yang memiliki daya tarik untuk mengunjungi suatu daerah. Hal-hal tersebut adalah :
1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang termasuk dalam
kelompok ini seperti iklim, bentuk tanah dan pemandangan, flora dan fauna, pusat kesehatan.
2. Hasil ciptaan manusia yang berupa benda-benda bersejarah, kebudayaan dan
Keagamaan. 3.
Tata cara hidup masyarakat. Membicarakan objek dan atraksi wisata ada baiknya dikaitkan dengan pengertian
produksi dari pariwisata itu sendiri. Hal ini dianggap perlu karena sampai sekarang ini masih dijumpai perbedaan pendapat antara para ahli mengenai pengertian produk industri
pariwisata dari satu pihak dan atraksi di pihak lain. Terdapat perbedaan yang prinsipil antara pengertian produk industri pariwisata
dengan objek dan atraksi wisata. Produk industri wisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan atau dinikmati wisatawan, semenjak ia meninggalkan rumah
dimana ia biasa tinggal, sampai kedaerah tujuan wisata yang dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia berangkat semula. Jadi objek dan atraksi wisata itu sebenarnya sudah
termasuk dalam produk industri wisata, karena kalau tidak motivasi untuk berkunjung kedaerah tujuan wisata tidak ada, padahal kita yakin bahwa pada suatu daerah tujuan
Hery Bajora Nasution : Potensi Dan Perkembangan Pariwisata Di Kabupaten Mandailing Natal, 2009. USU Repository © 2009
wisata sudah pasti ada objek dan atraksi wisata. Adapun alasannya wisatawan berkunjung ke daerah tersebut bila mereka merasa manfaat kepuasan atau pelayanan yang diberikan.
Jadi kita hanya dapat mengatakan suatu obek wisata bila untuk melihat objek tersebut tidak ada persiapan terlebih dahulu dimana seorang saja dapat menikmatinya
tanpa bantuan orang lain, karena memang sifat monumental. Contohnya, pemandangan alam, bangunan bersejarah. Lain halnya dengan atraksi wisata yang dipersiapkan terlebih
dahulu agar dapat dilihat dan dinikmati. Atraksi wisata ini sifatnya entertainment atau hiburan yang diperagakan oleh manusia seperti tari-tarian, upacara adat, dan lain-lain.
2.5 Sarana Kepariwisataan