Epoh = Maxepoh 1 Epoh akan di-increment dengan jarak 1 Epoh=Epoh + 1 2 Algoritma Pelatihan

Ferdinand Sinuhaji : Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Prediksi Keputusan Medis Pada Penyakit Asma, 2009. USU Repository © 2009 77 Proses Pelatihan ini diawali input maxs imum epoh, Learning rate dan target error dari pengguna program dengan level kuasa “Tenaga Ahli”. Selanjutnya Bobot Awal input ke hidden, bias ke hidden, hidden ke output dan bias ke output di-assign dengan nilai random dengan nilai 0 sampai 1. Setelah tahap assign bobot awal, tahap selanjutnya adalah membuka data pelatihan, dimana data pelatihan ini merupakan keputusan diagnosis dokter terdahulu dan saran dokter terhadap waktu yang tepat untuk meminta pertolongan dokter yang terdahulu. Data pelatihan dapat diinputkan menggunakan fasilitas input data pembelajaran pada program aplikasi. Dimana data pelatihan untuk JST Ketepatan Diagnosa menurut Klasifikasi Asma adalah tabel belajar masukkan 1 dan tabel belajar keluaran 1, data pelatihan untuk JST Ketepatan Penilaian Beratnya Serangan Asma adalah tabel belajar masukkan 2 dan tabel belajar keluaran 2, data pelatihan untuk JST Ketepatan Waktu dalam Meminta Pertolongan Dokter adalah tabel belajar masukkan 3 dan tabel belajar keluaran 3. Tahap berikutnya adalah peng-assign-an epoh dengan nilai 0. Setelah tahap tersebut, maka ada tes percabangan yang mempuyai 2 kondisi sebagai berikut :

a. Epoh = Maxepoh

Jika kondisi ini terpenuhi maka : a.1 Epoh akan di-increment dengan jarak 1 Epoh=Epoh + 1 a.2 Algoritma Pelatihan Pada Algoritma pelatihan ini terdapat 3 tahap, yaitu : 1. Tahap Feedforward Data pelatihan dari tabel belajar digunakan sebagai data masukkaninput x i bagi unit masukkan X i yang akan diteruskan ke setiap unit tersembunyi Z j yang terhubung dengannya, kemudian setiap unit tersembunyi Z j menjumlahkan setiap sinyal input terboboti yang masuk padanya. Hasilnya digunakan untuk Ferdinand Sinuhaji : Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Prediksi Keputusan Medis Pada Penyakit Asma, 2009. USU Repository © 2009 78 menghitung sinyal keluaran Z j dengan menggunakan fungsi aktifasinya, kemudian mengirimkan ke setiap keluaran Y k . Pada setiap unit keluaran menjumlahkan setiap sinyal input terboboti yang masuk padanya. Hasilnya digunakan untuk menghitung sinyal keluaran Y k dengan menggunakan fungsi aktifasinya. Dimana tabel belajarnya pada masing-masing JST berbeda, tabel berikut menunjukan tabel-tabel belajar yang digunakan masing-masing JST : Tabel 3.14 Nama JST berikut Tabel Belajar yang digunakan Nama JST Tabel Belajar yang Digunakan JST Ketepatan Diagnosa menurut Klasifikasi Asma tabel belajar masukan 1 tabel belajar keluaran 2 JST Ketepatan Penilaian Beratnya Serangan Asma tabel belajar masukan 2 tabel belajar keluaran 2 JST Ketepatan Waktu dalam Meminta Pertolongan Dokter tabel belajar masukan 3 tabel belajar keluaran 3 2. Tahap Backpropagation Setiap unit keluaran Y k menerima target pola t k . Dimana pola t k tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.15 Tabel Pola Output pada masing-masing JST Ferdinand Sinuhaji : Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Prediksi Keputusan Medis Pada Penyakit Asma, 2009. USU Repository © 2009 79 JST Ketepatan Diagnosa menurut Klasifikasi Asma Asma Episodik Jarang Asma Episodik Sering Asma Episodik BeratPersisten 1 1 1 1 JST Ketepatan Penilaian Beratnya Serangan Asma Serangan Ringan Serangan Sedang Serangan Berat 1 1 1 1 JST Ketepatan Waktu dalam Meminta Pertolongan Dokter Hubungi dokter untuk instruksi lebih lanjut Hubungi dokter segera hari ini untuk instruksi lebih lanjut Rujuk ke Ruang Gawat Daurat 1 1 1 1 Dengan menggunakan pola tersebut, hitung faktor kesalahan k dari unit tersebut. Dengan menggunakan faktor kesalahan tersebut, hitung koreksi bobot dan koreksi biasnya. Faktor kesalahan ini kemudian didistribusikan kembali ke semua unit pada lapisan sebelumya lapisan tersembunyi. Setiap unit tersembunyi Z j menjumlahkan delta input dari unit-unit keluaran. Nilai yang didapatkan kemudian digunakan untuk menghitung faktor kesalahan j . dengan menggunakan faktor kesalahan tersebut, hitung koreksi bobot dan koreksi biasnya. 3. Tahap Penyesuaian Bobot Ubah bobot dan bias untuk setiap unit masukkan dan unit tersembunyi. Bobot untuk semua lapisan disesuaikan, berulang-ulang sebanyak maksimal siklus yang ditentukan. Ferdinand Sinuhaji : Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Prediksi Keputusan Medis Pada Penyakit Asma, 2009. USU Repository © 2009 80 Setelah melalui tahap penyesuaian bobot, maka program akan melakukan perhitungan MSE tiap-tiap unit pada lapisan keluaran. Setelah melakukan penghitungan MSE maka program akan menemui percabangan, jika MSE1 target error dan MSE2 target error, maka program akan menghentikan proses pembelajaran dan langsung menyimpan bobot-bobot ke dalam tabel hasil belajar. Akan tetapi jika kondisi sebaliknya maka program akan terus melakukan proses pembelajaran.

b. Epoh Maxepoh