disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP atasannya untuk mendapatkan persetujuan.
b. Pemeriksaan Khusus dengan analisi resiko bersifat top down dari atas ke
bawah yaitu Pemeriksaan Khusus yang berdasarkan :
A. Hasil analisis dan pengembangan atas informasi, data, laporan dan
pengaduan yang dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP atau Direktur Intelijen dan Penyidikan.
B. Hasil analisis risiko secara komputerisasi selama ini disebut Kriteria
Seleksi yang berupa skor resiko ketidakpatuhan dengan memperhatikan variabel-variabel tertentu serta adanya data dan informasi.
C. Pertimbangan Direktorat Jenderal Pajak D. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak, baik untuk satu atau beberapa Masa
Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17PMK.032011 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak yang dilakuakn oleh pejabat
terhadap wajib pajak yang diperiksa pada hakikatnya memiliki tujuan yang hendak dicapai.Pejabat pajak dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan, berwenang melakukan pemeriksaan untuk :
Universitas Sumatera Utara
1. Menguji kepatuhan kewajiban wajib pajak.
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban wajib dapat dilakukan dalam hal:
a. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih
bayar, selain yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
b. Wajib Pajak yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak. c.
Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan rugi. d.
Wajib Pajak melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.
e. Wajib Pajak melakukan perubahan tahun buku atau metode pembukuan
atau karena dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap. f.
Wajib Pajak tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam surat teguran yang terpilih
untuk dilakukan Pemeriksaan berdasarkan analisis risiko.
g. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang terpilih untuk
dilakukan Pemeriksaan berdasarkan analisis risiko. 2.
Tujuan lain dalam rangka melaksanakan kepatuhan peraturan perundang- undangan perpajakan., yang dapat dilakukan adalah untuk hal-hal seperti ini :
Universitas Sumatera Utara
a. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP secara jabatanselain yang
dilakukan berdasarkan Verifikasi Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP.
b. Penghapusan Nomor Pokok Pajak selain yang dilakukan berdasarkan
Verifikasi . c.
Pengukuhan atau pencabutanpengukuhan Pengusaha Kena Pajak selain yang dilakukan berdasarkan Verifikasi.
d. Wajib Pajak mengajukan keberatan.
e. Pencocokan data danatau alat keterangan
f. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma penghitungan penghasilan
bruto. g.
Penentuan wajib pajak berlokasi di daerah terpencil. h.
Penentuan salah satu atau tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai PPN. i.
Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak. j.
Penentuan saat mulai berproduksi atau memperpanjang waktu kompensasi kerugian sehubungan dengan fasilitas perpajakan danatau :
k. Penentuan permintaan informasi dari Negara Mitra Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda. Pemeriksaan untuk tujuan lain merupakan pemeriksaan yag dilakukan
untuk melaksanakan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undanga perpajakan dan bukan untuk menuji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
Universitas Sumatera Utara
Wajib Pajak serta tidak dimaksudkan untuk menerbitkan surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak.
E. Jenis Pemeriksaan