Syariah bahkan belum mencapai 3 miliar 2,917,726 juta atau bertambah lebih dari 21 kali lipat dalam kurun waktu kurang dari delapan tahun
23
.
3. Peluang dan Tantangan Pengembangan Bank Syariah ke depan
a. Peluang Pengembangan Perbankan Syariah
1 Dengan dukungan kurang lebih 88 persen penduduk Muslim, diperkirakan size market yang bisa digarap jauh lebih besar.
2 Dengan dukungan sumberdaya alam yang melimpah, proyek-proyek yang bisa dibiayai dengan skim Syariah pun lebih banyak dari infrastruktur, perkebunan,
dan migas. 3 Meskipun share Perbankan Syariah masih terlalu kecil dibandingkan dengan
negara-negara lain yang sudah lebih dulu mengembangkan industri ini, namun dilihat dari tren pengembangannya, Bank Syariah di Indonesia jauh lebih pesat.
4 Dukungan dari Pemerintah maupun Bank Sentral mulai kongkrit. Lolosnya UU Perbankan Syariah dan UU SBSN misalnya, menjadi tanda Pemerintah cukup
serius mendukung perkembangan lembaga keuangan Syariah termasuk Perbankan Syariah. Demiikian pula dengan berbagai langkah pengembangan terobosan yang
dilakukan BI, seperti Office Channeling yang membuat jaringan Perbankan Syariah semakin cepat berkembang.
23
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah SPSSeptember 2010, diakses pada tanggal 10 Nopember 2010 dari
http:www.bi.go.idwebidStatistikStatistik+PerbankanStatistik+Perbankan+Syariahsps_0910.htm.
5 Dukungan Pemerintah dan Bank Indonesia saja tidak cukup, bila masyarakat sendiri apatis dan tidak bergairah terhadap penggunaan Bank Syariah. Karena itu
menjadi penting ketika dukungan pun mengalir dari ormas keagamaan seperti yang dilakukan baru-baru ini oleh ormas keagamaan terbesar baik Nahdhatul
Ulama maupun Muhammadiyah
24
. Peluang yang dapat diraih Perbankan Syariah terutama pasca disahkannya UU
No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah:
1 Perluasan Market Share Perbankan Syariah, dengan UU Perbankan Syariah
yang terbaru maka peluang memperluas market share Perbankan Syariah sangat
terbuka karena beberapa alasan berikut;
a BUS dan BPRS tidak dapat dikonversi menjadi Bank Konvensional, sementara Bank Konvensional dapat dikonversi menjadi Bank Syariah Pasal
5 Ayat 7, b apabila terjadi penggabungan merger atau peleburan akuisisi yang terjadi
antara Bank Syariah dengan Bank Non-Syariah, maka bentuk badan hukumnya wajib berubah menjadi Bank Syariah Pasal 17 Ayat 2,
c Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS harus melakukan pemisahan spin off apabila UUS telah mencapai asset paling sedikit 50 dari total nilai
asset bank induknya; atau 15 tahun sejak berlakunya UU Perbankan Syariah.
24
A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, Jakarta : UIN Press, 2009, h. 104- 105.
Hal lain yang dapat membuka peluang perkembangan Bank Syariah lebih cepat adalah dimungkinkannya warga negara asing danatau badan hukum
asing yang tergabung secara kemitraan dengan badan hukum Indonesia untuk mendirikan danatau memiliki BUS Pasal 9 Ayat 1 butir b.
2 Keunggulan Usaha Bank Syariah, terdapat usaha-usaha yang bisa dilakukan
oleh sebuah BUS dan tidak dapat dilakukan oleh Bank Konvensional. Dengan demikian, Perbankan Syariah dapat menawarkan jasa-jasa lebih dari yang
ditawarkan oleh sebuah investment banking, karena jasa-jasa Bank Syariah merupakan suatu kombinasi yang dapat diberikan oleh commercial bank, finance
company, dan merchant bank. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh sebuah BUS lebih luas dibandingkan dengan UUS dari sebuah Bank Konvensional.
Disamping usaha komersial, Bank Syariah dapat pula menjalankan fungsi sosial dalam bentuk: Lembaga Baitul Mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat,
infak, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan kemudian menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat Pasal 4 Ayar 2; kemudian dapat pula
menghimpun dana sosial dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada lembaga
pengelola wakaf nazhir sesuai kehendak pemberi wakaf wakif Pasal 4 Ayat3.
3 Kualifikasi Sumber Daya Manusia, menurut data Biro Perbankan Syariah BI
2009, dalam jangka waktu sepuluh tahun kedepan dibutuhkan tidak kurang dari
10 ribu SDM yang memiliki kualifikasi dan keahlian dibidang ekonomi Syariah.
4 Penduduk Mayoritasnya Muslim, kapasitas penduduk Muslim bukan saja
menjadi objek pasar tapi juga sebagai objek Islamisasi ekonomi Bank Syariah sehingga dengan semakin banyak masyarakat yang mempunyai kesadaran tentang
ekonomi Islam semakin banyak pula penduduk yang menjadi nasabah Bank
Syariah.
b. Tantangan Pengembangan Perbankan Syariah