Tantangan Pengembangan Perbankan Syariah

4 Penduduk Mayoritasnya Muslim, kapasitas penduduk Muslim bukan saja menjadi objek pasar tapi juga sebagai objek Islamisasi ekonomi Bank Syariah sehingga dengan semakin banyak masyarakat yang mempunyai kesadaran tentang ekonomi Islam semakin banyak pula penduduk yang menjadi nasabah Bank Syariah.

b. Tantangan Pengembangan Perbankan Syariah

25 1 Peningkatan Purifikasi Praktik Perbankan Syariah, penyimpangan dari konsepsi Bank Syariah akan menghilangkan jati diri dan keunikan Bank Syariah, yang pada gilirannya akan menghilangkan eksistensi Bank Syariah. Berdasarkan riset DPNP-BI 2000, ada kecenderungan kekecewaan pengguna jasa Perbankan Syariah karena masih ada praktik-praktik yang dinilai tidak sejalan dengan prinsip Syariah, sehingga berakibat loyalitas dan kontinuitas penggunaan jasa bank tersebut tidak dapat dipertahankan lagi. Penyimpangan prinsip Syariah dapat terjadi dalam berbagai derajat, misalnya hanya sekedar melakukan benchmarking tingkat bagi hasil atau marjin jual beli dengan tingkat bunga bank Konvensional yang berlaku hingga penempatan dana menganggur pada bank-bank Konvensional dengan motif memperoleh pendapatan bunga. Dampak dari sosialisasi dan meningkatnya pengetahuan masyarakat pengguna jasa Perbankan Syariah membuat masyarakat 25 A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, Jakarta : UIN Press, 2009, h. 161-167. lebih kritis dan menuntut agar bank-bank Syariah dapat melakukan purifikasi kegiatan usahanya sehingga terhindar dari keragu-raguan adanya pelanggaran prinsip Syariah dalam kegiatannya. 2 Pemilikan Bank Umum Syariah oleh Asing, tantangan utama dari UU Perbankan Syariah adalah pembebasn pemilikan Bank Umum Syariah oleh badan hukum Indonesia dengan warga negara asing danatau badan hukum asing secara kemitraan langsung Pasal 9 maupun melalui bursa efek. Demikian pula pembebasan penggunaan tenaga kerja asing Pasal 33 Ayat 1 dapat merupakan tantangan besar bagi warga negara Indonesia sebagai pengelola dan atau pekerja di Perbankan Syariah. 3 Fatwa Dewan Syariah Nasional DSN – MUI, tantangan lainnya adalah prinsip Syariah yang menjadi dasar produkjasa Perbankan Syariah dituangkan dalam PBI oleh Komite Perbankan Syariah berdasarkan fatwa DSN-MUI Pasal 26. Hal ini dapat membatasi produkjasa yang dapat dilakukan Perbankan Syariah di Indonesia. Suatu produkjasa Perbankan Syariah yang dapat dilakukan Perbankan Syariah didunia internasional bisa saja tidak dapat dilakukan di Indonesia. Implikasi dari hal ini adalah kurangnya inovasi produk dari industri Perbankan Syariah terutama dalam menyikapi kebutuhan pasar. Sebab banyak inovasi produk yang dilakukan oleh Bank Syariah ditolak oleh DSN-MUI, hal ini pada akhirnya banyak Bank Syariah yang bermain aman dengan produk yang ada tanpa berusaha melakukan inovasi produk yang berarti. 4 Perpajakan untuk Transaksi Berbasis Syariah, meskipun UU Perbankan Syariah telah disahkan, tetapi pengenaan pajak berganda double taxation pada transaksi berbasis Syariah masih menjadi kendala. Kerena pajak berganda inilah yang mengakibatkan produk murabahah Bank Syariah menjadi mahal dari bank Konvensional. 5 Kekurangan Sumber Daya Manusia, secara jumlah kebutuhan SDM diperkirakan berdasarkan data Biro Perbankan Syariah BI 2009, dalam jangka waktu sepuluh tahun kedepan dibutuhkan tidak kurang dari 10 ribu SDM. Namun jumlah sebanyak ini tidak mampu dipasok oleh perguruan tinggi yang mengajarkan ekonomi Syariah. Sehingga akhirnya harus dipasok oleh perguruan tinggi umum. 6 Permodalan Belum Kuat, hal ini salah satunya disebabkan umur Perbankan Syariah yang masih muda dibandingkan dengan perbankan Konvensional. Pemerintah harus membantu undustri Perbankan Syariah agar mampu tumbuh setara dengan pertumbuhan perbankan Konvensional. Pembukaan modal asing untuk masuk dalam industri Perbankan Syariah merupakan salah satu cara untuk mengatasi permodalan Bank Syariah yang belum kuat. 45

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG KARIM BUSINESS CONSULTING

A. Profil dan Sejarah Singkat

Karim Business Consulting KBC adalah lembaga bisnis yang bergerak dalam bidang jasa konsultasi syariah untuk lembaga bisnis keuangan perbankan, asuransi, multifinance dan lembaga bisnis non keuangan MLM, property, dll. Karim Business Consulting KBC didirikan pada tanggal 9 Agustus 2001 berdasarkan Akta Notaris Ny. Sastriany Josoprawiro no. 5,-. , berkantor di Sequis Plaza dh Plaza DM lt. 18 Jl. Jendral Sudirman Kav. 25 Jakarta 12920. Saat ini Karim Business Consulting KBC mempunyai 21 dua puluh satu orang karyawan yang terdiri dari 17 tujuh belas orang sebagai team konsultan dan 4 empat orang team supporting 1 . Karim Business Consulting KBC percaya bahwa untuk lebih mengembangkan dan mempromosikan keuangan dan perbankan Islam, pelatihan di bidang Perbankan Syariah dan Keuangan sangat penting. Karim Business Consulting KBC percaya bahwa pengembangan potensi sumber daya manusia sangat diperlukan. Kami, di Karim Business Consulting KBC, membantu pelopor Pemikiran Islam melalui kegiatan kami di Universitas-universitas besar di Indonesia. Kami 1 Wawancara Pribadi dengan Farida, “Gambaran Umum KARIM Business Consulting KBC” , data wawancara diakses pada 08 November 2010 dari faridakarimconsulting.com.