Memberikan konsultansi keahlian, seseorang menggunakan pendekatan Memberikan konsultansi proses, sebuah metode yang menyediakan Memberikan konsultansi kalau diperlukan, tujuan dari memberikan

Dengan menggunakan pendekatan kategorikal, Tugas Layanan Jasa Konsultansi dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok tugas yang bersifat makro dan kelompok tugas yang bersifat mikro.

a. Kelompok tugas makro adalah kelompok tugas yang memuat jenis dan bentuk

Layanan Jasa Konsultansi yang sifatnya berkelanjutan dalam suatu skema keseluruhan kebutuhan Layanan Jasa Konsultansi. Contohnya adalah studi kelayakan feasibility study. Ia tidak senantiasa bersifat berkelanjutan, karena dalam hal-hal khusus ia bersifat final.

b. Kelompok tugas mikro adalah kelompok tugas yang memuat jenis dan bentuk

Layanan Jasa Konsultansi yang bersifat final. Kalaupun terjadi tindak lanjut, hal itu lebih bersifat insidental kausalistik, yang menurut jenisnya terbagi atas: i proyek fisik, ii proyek non fisik, dan iii program pendidikan dan bimbingan penyuluhan 9 .

4. Pendekatan Konsultansi

Mengenai pendekatan dalam memberikan konsultansi, Bob Garratt membedakan tiga macam gaya dalam praktik memberikan konsultansi, yaitu:

a. Memberikan konsultansi keahlian, seseorang menggunakan pendekatan

memberikan konsultansi keahlian kalau keahlian yang diakui dalam bidang 8 Renville Siagian, Peran Konsultan Manajemen di Bidang Perkebunan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997, h.10. 9 Rissard Pehiadang, Konsultan Indonesia dalam Perspektif, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997, h.7-8. tertentu diminta oleh suatu organisasi untuk memberikan pemecahan masalah yang sudah diidentifikasi. Misalnya, keperluan untuk mendesain dan memasang sistem pengolah kata word processing atau sistem akunting yang baru. Pendekatan ini mungkin juga dalam bentuk kursus, disitu orang yang mempunyai keahlian akan membagikan pengetahuan atau keterampilannya kepada sekelompok orang, baik khusus dalam sebuah perusahaan atau dalam program yang terbuka untuk publik.

b. Memberikan konsultansi proses, sebuah metode yang menyediakan

keseimbangan dari logika, rasional, dan sering kali gaya memberikan konsultansi keahlian yang menjaga jarak. Hal ini melibatkan orang lebih banyak dalam proses sosial, artinya perasaan dan tingkah laku yang berkaitan dengan jajaran proses pemecahan masalah manajerial. Mereka sering kali berpengalaman melepaskan energi yang sebelumnya tidak mereka kenal. Bekerja dengan emosi dalam cara ini mungkin mendalami lebih jauh daripada keterangan yang dipertimbangkan oleh klien semula serta meninggalkan peserta yang disulut dengan ide, serta dengan penuh percaya diri dan antusias bahwa organisasi tidak dapat mengendalikan atau mengakomodasi ditempat kerja. Hubungan antara konsultan dan pemilik masalah menjadi cukup erat selama mereka bekerja bersama.

c. Memberikan konsultansi kalau diperlukan, tujuan dari memberikan

konsultansi kalau diperlukan adalah membuat konsultan itu sendiri tidak diperlukan lagi secepat mungkin. Ini bertentangan dengan keyakinan yang dipegang oleh beberapa klien dan konsultan bahwa konsultan bekerja agar bayaran yang diterimanya akan sebesar mungkin. Memberikan konsultansi kalau diperlukan berusaha keras untuk mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang sudah ada dalam sebuah organisasi dalam bentuk karyawan dan pengalaman mereka. Pendekatan memberikan konsultansi kalau diperlukan juga menyajikan masalah kepada klien yang mengharapkan tenggapan tradisional dari konsultan mer eka yaitu ‘saya akan memberi tahu Anda apa yang harus dikerjakan, dan Anda dapat mulai melakukannya’ 10 . Sedangkan syarat utama berhasilnya sebuah kontrak kegiatan konsultan terdiri dari beberapa faktor, antara lain: 1. Calon Pengguna Jasa harus menyadari bahwa suatu masalah telah terjadi atau akan terjadi. 2. Harus ada kesungguhan dan kesediaan calon Pengguna Jasa untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai hasil penemuan konsultan mengenai kelemahan-kelemahan yang ada. 3. Calon Pengguna Jasa secara terbuka harus bersedia memberikan semua informasi penting yang diperlukan konsultan. 4. Sebagai tantangan untuk mewujudkan kerjasama yang baik, harus ada kesediaan Pengguna Jasa untuk membayar biaya yang mesti dikeluarkan. 5. Dapat tercapai keserasian antara Pengguna Jasa dan konsultan 11 . 10 Sally Garratt, Kiat Menjadi Seorang Konsultan Ulung, Jakarta : Binarupa Aksara, 1996, h.3-6. 11 Renville Siagian, Peran Konsultan Manajemen di Bidang Perkebunan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997, h.42-43. Pola hubungan kerja yang bersifat sinergi akan terwujud apabila semua pihak yang terkait telah mempunyai cara berfikir dan bertindak yang seirama diantaranya: 1 Adanya rasa saling membutuhkan saling ketergantungan 2 Adanya komitmen bersama dalam hal pengembangan potensi nasional untuk bidang jasa konsultansi. 3 Bersikap dan berfikir secara menang-menang win-win, mau memahami terlebih dahulu kepentingan mitranya, sebelum menginginkan untuk dipahami juga kepentingannya. 4 Sukses kemitraan adalah sukses semua pihak yang terkait. 5 Secara komersil harus saling menguntungkan semua pihak. 6 Adanya kemandirian bersikap dan bertindak dalam pola kerja kemitraan yang didasarkan kepada sikap profesional, bukan bersikap seperti dalam hubungan antara Tuan dan Budak 12 .

5. Siklus Kerja Konsultan danatau Lembaga Konsultan