Pada primigravida frekuensi preeklampsia lebih tinggi jika dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda. Sudinaya 2000 mendapatkan angka
kejadian preeklampsia dan eklampsia di RSU Tarakan Kalimantan Timur sebesar 74 kasus 5,1 dari 1431 persalinan selama periode 1 Januari 2000 sampai 31
Desember 2000, dengan preeklampsia sebesar 61 kasus 4,2 dan eklampsia 13 kasus 0,9. Dari kasus ini terutama dijumpai pada usia 20-24 tahun dengan
primigravida 17,5. Diabetes melitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas merupakan faktor predisposisi untuk
terjadinya preeklampsia Trijatmo, 2005. Peningkatan kejadian preeklampsia pada usia 35 tahun mungkin disebabkan karena adanya hipertensi kronik yang tidak
terdiagnosa dengan superimposed PIH Deborah E Campbell, 2006.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan suatu penelitian deskriptif terhadap gambaran kejadian preeklampsia-eklampsia serta karakteristik ibu
penderita preeklampsia seperti usia ibu hamil, jumlah paritas, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan sosio ekonomi, serta perbandingan angka kejadiannya di
kawasan dalam kota dan luar kota bagi menjawab pertanyaan penelitian yaitu “Karakteristik Ibu Penderita Preeklampsia Berat dan Eklampsia Serta Hubungannya
Dengan Faktor Risiko”.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik daripada ibu penderita preeklampsia berat PEB serta Eklampsia E di RSU Haji Adam Malik,Medan dari tahun 2008-2010.
1.32 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dengan lengkap predisposisi karakteristik faktor
risiko preeklampsia terhadap kejadian preeklampsia.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sahaja yang meningkatkan
kejadian Preeklampsia. 3.
Untuk mengetahui persentase penderita preeklampsia dan eklampsia berdasarkan usia ibu hamil, tingkat pendidikan, sosioekonomi,
penempatan luar mahupun dalam kota, jumlah paritas, riwayat hipertensi serta DM, dan multigravida.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti
Sebagai sarana pengembangan diri dan penerapan pengetahuan yang diperoleh penulis tentang metodologi penelitian.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Bisa dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakaan besar Universitas Sumatera Utara, yang diharapkan bermanfaat sebagai data awal dan
referensi untuk penelitian lebih lanjut.
1.4.3 Bagi Institusi Rumah Sakit
Sebagai bahan evaluasi dan satu dasar memiliki langkah yang tepat dalam upaya melakukan asuhan dan pengobatan yang komprehensif terhadap
penderita preeklampsia.
1.4.4 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan tambahan informasi yang terbaru mengenai preeklampsia dalam kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Preeklampsia
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah dan proteinuria Cunningham et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005. Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu,
paling banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang dari
preeklampsia yang ringan sampai preeklampsia yang berat George, 2007.
2.2 Epidemiologi Preeklampsia 2.2.1 Insiden Preeklampsia
Frekuensi preeklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak faktor yang mempengaruhinya; jumlah primigravida, keadaan sosial ekonomi, tingkat
pendidikan, dan lain-lain. Di Indonesia frekuensi kejadian preeklampsia sekitar 3- 10 Triatmojo, 2003, sedangkan di Amerika Serikat dilaporkan bahwa kejadian
preeklampsia sebanyak 5 dari semua kehamilan, yaitu 23,6 kasus per 1.000 kelahiran Dawn C Jung, 2007. Pada primigravida frekuensi preeklampsia lebih
tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda, Sudinaya 2000 mendapatkan angka kejadian preeklampsia dan eklampsia di RSU Tarakan
Kalimantan Timur sebesar 74 kasus 5,1 dari 1431 persalinan selama periode 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2000, dengan preeklampsia sebesar 61 kasus
4,2 dan eklampsia 13 kasus 0,9. Dari kasus ini terutama dijumpai pada usia 20-24 tahun dengan primigravida 17,5. Diabetes melitus, mola hidatidosa,
kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia Trijatmo, 2005. Peningkatan
Universitas Sumatera Utara
kejadian preeklampsia pada usia 35 tahun mungkin disebabkan karena adanya hipertensi kronik yang tidak terdiagnosa dengan superimposed PIH Deborah E
Campbell, 2006.
Di samping itu, preeklampsia juga dipengaruhi oleh paritas. Surjadi, dkk 1999 mendapatkan angka kejadian dari 30 sampel pasien preeklampsia di RSU Dr.
Hasan Sadikin Bandung paling banyak terjadi pada ibu dengan paritas 1-3 yaitu sebanyak 19 kasus dan juga paling banyak terjadi pada usia kehamilan diatas 37
minggu yaitu sebanyak 18 kasus. Wanita dengan kehamilan kembar bila dibandingkan dengan kehamilan tunggal, maka memperlihatkan insiden hipertensi
gestasional 13 : 6 dan preeklampsia 13 : 5 yang secara bermakna lebih tinggi. Selain itu, wanita dengan kehamilan kembar memperlihatkan prognosis
neonatus yang lebih buruk daripada wanita dengan kehamilan tunggal Cunningham, 2003.
2.2.2 Faktor Risiko Preeklampsia
Walaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya preeklampsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor yang
mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Faktor risiko tersebut meliputi;
1 Riwayat preeklampsia.
Seseorang yang mempunyai riwayat preeklampsia atau riwayat keluarga dengan preeklampsia maka akan meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia
2 Primigravida,
karena pada primigravida pembentukan antibodi penghambat blocking antibodies belum sempurna sehingga meningkatkan risiko terjadinya
preeklampsia. Perkembangan preeklampsia semakin meningkat pada umur
Universitas Sumatera Utara
kehamilan pertama dan kehamilan dengan umur yang ekstrem, seperti terlalu muda atau terlalu tua.
3 Kegemukan 4 Kehamilan ganda.
Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempuyai bayi kembar atau lebih.
5 Riwayat penyakit tertentu.
Wanita yang mempunyai riwayat penyakit tertentu sebelumnya, memiliki risiko terjadinya preeklampsia. Penyakit tersebut meliputi hipertensi kronik,
diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degeneratif seperti reumatik arthritis atau lupus.
2.3 Etiologi Preeklampsia
Etiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit teori”; namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai
penyebab preeklampsia adalah teori “iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini Rustam, 1998. Adapun
teori-teori tersebut adalah ;
i. Peran Prostasiklin dan Tromboksan