Pengaruh Pemberian Perlakuan Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Sawi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Pemberian Perlakuan Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Sawi

Pemberian perlakuan terhadap pertumbuhan sawi tidak memberikan pengaruh yang nyata untuk pengukuran vegetatifnya α : 5 . Perlakuan yang memberikan pengaruh besar terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, masing-masing ditunjukkan oleh P4 yaitu BPF sebesar 40,48 dan 11,4, panjang daun ditunjukkan oleh P3 sebesar 16,54 yaitu perlakuan dengan pemberian bakteri fotosintetik anoksigenik. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman sawi pada masing-masing perlakuan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.1 berikut : Universitas Sumatera Utara 5 10 15 20 P0 P1 P2 P3 P4 P5 2.36 2.41 2.42 2.39 2.32 2.21 13.48 15.44 16.46 16.54 15.68 13.88 P an jan g D au n c m Perlakuan Hari ke-0 Hari ke-15 panen 2 4 6 8 10 12 P0 P1 P2 P3 P4 P5 3.99 4.82 5.33 5.52 5.39 4.94 8.12 9.72 10.8 11.36 11.4 10.92 Ju m lah D au n c m Perlakuan Hari ke-0 Hari ke-15 panen Gambar 4.1 Histogram Pertumbuhan Vegetatif Sawi Grafik Tinggi Tanaman, Grafik Panjang Daun dan Grafik Jumlah Daun Universitas Sumatera Utara Menurut Dewi 2007 pertumbuhan tanaman adalah proses terjadinya peningkatan jumlah dan ukuran daun dan batang. Hasil pertumbuhan tanaman adalah produk yang dapat dikonsumsi atau dimanfaatkan menjadi produk lain, atau hanya bersifat estetis. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa pemberian BPF yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tidak berbeda nyata. Menurut Elfiati 2005 pada jenis-jenis tertentu, mikroba pelarut fosfat dapat memacu pertumbuhan tanaman karena menghasilkan zat pengatur tumbuh, serta menahan penetrasi patogen akar karena sifat mikroba yang cepat mengkolonisasi akar dan menghasilkan senyawa antibiotik. Menurut Ginting et al., 2006 fosfat diperlukan dalam proses metabolisme tanaman antara lain untuk merangsang pertumbuhan tanaman, perkembangan akar, pertumbuhan buah, ikut dalam pembelahan sel, memperkuat batang, meningkatkan ketahanan terhadap rebah, memperbaiki kualitas dan memperkuat daya tahan terhadap hama dan penyakit. Efektivitas BPF dalam melarutkan unsur P yang terikat juga sangat berkaitan erat dengan cara beradaptasi dari BPF dengan lingkungannya. Akibatnya produksi tanaman segar meningkat, meskipun tanaman tersebut ditanam dalam media tanah yang tidak subur Widawati, 2005. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa pemberian BFA yang mempengaruhi panjang daun tidak berbeda nyata. Menurut Seumahu 1997 pada umumnya tanaman padi yang diberi perlakuan inokulasi BFA menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dari pada tanaman kontrol yang tidak diberi nitrogen terikat. Kontribusi nitrogen terikat tidak dapat diabaikan dalam menentukan kesuburan tanaman.

4.2 Analisis Sifat Kimia Tanah