Novozyme Potensi Ekonomi Biodiesel dari RBDPO

12 dipulihkan dan dimurnikan dari kaldu yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup, sedangkan lipase intraselular tersisa baik di dalam sel ataupun di dinding sel yang memproduksinya. Mikroorganisme produsen utama untuk lipase ekstraseluler adalah Mucor miehei, Rhizopus oryzae, Candida antarctica dan Pseudomonas cepacia [35]. Lipase merupakan kelompok enzim alami yang dapat melakukan reaksi di air. Reaksi esterifikasi menggunakan lipase dapat dilakukan dalam media air, tidak hanya meningkatkan kelarutan substrat dan pereaksi dalam campuran reaksi, tetapi juga melakukan reaksi dalam arah sebaliknya, dan mudah untuk memulihkan produk dalam fasa organik dalam sistem kesetimbangan dua fase. Oleh karena itu mencari enzim yang sesuai telah menjadi bidang penelitian ekstensif. Lipase dapat mengalami penonaktifan dalam reaksi sintetis karena suhu yang berubah, tegangan geser, dan denaturasi kimia, yang umumnya hadir dalam sistem reaksi esterifikasi baik sebagai substrat atau produk. Penonaktifan enzim terjadi baik karena perubahan fisik dalam struktur enzim atau perubahan kimia [36].

2.5 Novozyme

® 435 Sejumlah besar lipase dari berbagai sumber telah dianalisa untuk sintesis biodiesel. Candida antarctica B merupakan enzim yang paling banyak dipelajari untuk memproduksi biodiesel di berbagai sistem reaksi. Enzim tersebut mengkatalisis reaksi transfer asil dari berbagai minyak dan asil akseptor alkohol atau ester yang menunjukkan stabilitas yang tinggi dan spesifisitas substrat yang luas [12]. Novozyme ® 435 menunjukkan konversi jauh lebih tinggi pada lemak tanaman dalam metanol di bawah kondisi optimum, yang pada saat yang sama memiliki suhu optimum yang lebih rendah dan stabilitas yang lebih rendah pada suhu yang lebih tinggi [11]. Di antara lipase, Candida rugosa memiliki keuntungan dapat diperoleh secara komersial yang baik. Yang paling umum digunakan sebagai biokatalis untuk memproduksi biodiesel adalah lipase yang dihasilkan oleh sejumlah spesies jamur, bakteri dan ragi [27]. Novozyme ® 435 mampu mengkatalisis berbagai reaksi kimia organik [37]. Universitas Sumatera Utara 13

2.6 Potensi Ekonomi Biodiesel dari RBDPO

RBDPO Refined Bleached Deodorized Palm Oil merupakan minyak sawit kasar yang telah mengalami beberapa proses yaitu netralisasi, dekolorisasi, dan deodorisasi. Produksi RBDPO yang merupakan fraksi turunan dari CPO di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. RBDPO memiliki potensi yang cukup besar untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel dan diharapkan dapat menjadi sumber bahan baku utama untuk pembuatan biodiesel guna mencukupi kebutuhan bahan bakar dalam negeri yang semakin tinggi. Adapun peluang untuk mengembangkan potensi biodiesel sendiri di Indonesia cukup besar, mengingat bahan baku RBDPO tersedia cukup banyak. Demikian pula dengan penggunaan bahan bakar minyak yang jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, konsumsi premium sebesar 14,44 juta kiloliter, minyak tanah sebesar 0,46 juta kiloliter dan juga solar sebesar 8 juta kiloliter. Untuk substitusi minyak solar mengingat saat ini penggunaan minyak solar mencapai sekitar 40 dari total penggunaan BBM untuk sektor transportasi. Sementara penggunaan solar pada industri dan PLTD adalah sebesar 74 dari total penggunaan BBM pada kedua sektor tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian potensi ekonomi biodiesel dari RBDPO. Namun, dalam tulisan ini hanya akan dikaji potensi ekonomi secara sederhana. Sebelum melakukan kajian tersebut, perlu diketahui harga bahan baku yang digunakan dalam produksi dan harga jual biodiesel. Dalam hal ini, harga biodiesel mengacu pada harga komersial RBDPO dan biodiesel. Harga RBDPO = Rp 8700 liter [38] Harga Biodiesel = Rp 10.900 liter [38] Harga jual RBDPO sebagai bahan baku hampir sama dengan harga jual biodiesel sebagai produk dimana biaya produksi belum termasuk dalam perhitungan. Tentu hal ini agaknya membawa nilai ekonomis dalam pembuatan biodiesel dari RBDPO. Harga baru biodiesel tersebut merevisi harga sebelumnya yang merujuk pada Keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Energi ESDM Nomor 218512MEM 2014. Peraturan pemerintah tersebut menetapkan bahwa untuk Bahan Bakar Nabati BBN dilakukan pencampuran biodiesel hingga 15. ESDM juga berencana meningkatkan porsi penggunaan BBN Universitas Sumatera Utara 14 sebagai campuran bahan bakar minyak BBM dari 10 bertahap menjadi 20. Sehingga harga biodiesel yang cukup mahal jika dibandingkan dengan harga bahan bakar solar yang hanya Rp. 8.500,00liter dapat teratasi. Kementerian mencatat realisasi implementasi biodiesel tahun lalu meningkat 69,67 dibandingkan tahun sebelumnya. Volume pemanfaatan biodiesel sebagai campuran bahan bakar mencapai 1,16 juta kilo liter, yang merupakan 65 dari total pemanfaatan bahan bakar nabati. Kementerian ESDM berusaha meningkatkan subsidi biodiesel menjadi Rp. 4.000,00liter dalam APBNP 2015 dari sebelumnya hanya sebesar Rp. 3.000,00liter. Dengan adanya kebijakan pemerintah yang ditetapkan oleh peraturan menteri ESDM, penetapan harga jual biodiesel sendiri bisa fleksibel mengikuti harga bahan baku serta biaya produksi saat ini yang ditutupi dengan subsidi, sehingga produksi biodiesel menggunakan bahan baku RBDPO dapat tetap menguntungkan dan berpotensi untuk menjadi industri yang berkembang ke depannya menjadikan Indonesia sebagai penghasil terbesar biodiesel dan pelaku ekspor biodiesel di dunia. Universitas Sumatera Utara 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN