Harian Umum Republika GAMBARAN UMUM

sumber daya ekonomi, dan mempromosikan prinsip-prinsip etika dan moralitas dalam bisnis. Pada bidang kebudayaan Republika mendukung sikap yang terbuka dan apresiatif terhadap bentuk-bentuk kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, darimanapun datangnya, mempromosikan bentuk-bentuk kesenian dan hiburan yang sehat, mencerdaskan, menghaluskan perasaan, mempertajam kepekaan nurani; serta bersikap kritis terhadap bentuk-bentuk kebudayaan yang cenderung mereduksi manusia dan mendangkalkan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam bidang agama, republika mendorong sikap beragama yang terbuka sekaligus kritis terhadap realitas sosial-ekonomi kontemporer, mempromosikan semangat toleransi yang tulus, mengembangkan penafsiran ajaran-ajaran ideal agama dalam rangka mendapatkan pemahaman yang segar dan tajam, serta mendorong pencarian titik temu diantara agama-agama. Corak Jurnalisme Republika dilandasi keinginan untuk menyajikan informasi yang selengkapnya bagi para pembacanya. Republika berupaya mengembangkan corak jurnalisme yang “enak dibaca” readable. Bahasa dan gaya penuturannya diupayakan popular, renyah dan tidak kaku tanpa mengabaikan kaidah bahasa. Sejak terbit sejak 4 januari 1993, penjualan oplahnya terus meningkat. Hanya dalam sepuluh hari sejak terbit, oplah koran ini sudah mencapai 100.000 eksemplar. Ini berarti peningkatan 2,5 kali lipat dari rencana awal terbit dengan oplah rata-rata 40.000 eksemplar perhari pada semester pertama tahun 1993. Hingga akhir semester kedua, pada Desember 1993, oplah Republika sudah mencapai 130.000 eksemplar perhari. Rubrik Kick Off adalah sebuah rubrik olahraga yang dibuat pertama kali pada tahun 2010. Rubrik ini merupakan subrubrik dari rubrik Rekor yang tentunya bersifat olahraga. Sejarah dari rubrik Rekor pertama kali dimulai tahun 1995, kemudian dalam perkembangannya rubrik Rekor ini begitu pesat mengalami kepopuleran sehingga dibuatlah tabloid yang berisi 16 halaman dan dibagikan secara gratis setiap sabtu dan minggu. Kemudian pada tahun 2005 Rekor menjadi majalah yang berisi 32 halaman namun Rekor bukan lagi milik Republika melainkan Mahaka Group Holding Republika. Pada tahun 2011 Republika mencoba mengembalikan Rekor. Dan baru muncul rubrik Kick Off yang menjadi bagian dari rubrik Kick Off. Rubrik Kick Off sendiri merupakan rubrik olahraga yang mengulas perihal olahraga „santai‟ namun beritanya sedang populer. Sedangkan Rekor merupakan rubrik yang mencakup keseluruhan berita dari dunia olahraga. c. Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia ICMI Di Malang pada tanggal 6 Desember 1990 diselenggarakan Simposium Nasional Ce ndikiawan Muslim dengan tema, “Membangun Masyarakat Indonesia Abad 21”. Dari simposium tersebut dilahirkanlah sebuah organisasi bernama, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia pada 7 Desember 1990. Dan tak lama kemudian, diputuskan tampuk Ketua Umum dipegang oleh Menristek B.J. Habibie. ICMI didirikan sebagai wadah bagi kalangan Islam untuk bergerak memajukan masyarakat. Seperti umumnya orang-orang Indonesia kebanyakan lainnya, mereka merupakan kaum terpelajar menurut keahlian masing-masing dari berbagai ragam ilmu. Tugas cendikiawan terhadap bangsa sangat besar, terutama untuk membangun Indonesia untuk masa depan dengan menyumbangkan kreasi dan ide-ide yang brilian. 4 Salah satu langkah ICMI adalah mendirikan sebuah Yayasan Abdi Bangsa pada 7 Agustus 1992 dan tak lama kemudian mendirikan sebuah Harian bernafas Islam, Republika. d. Mahaka Media PT. Mahaka Media Tbk adalah sebuah grup media yang berdiri sejak tahun 1992 dan salah satu pendirinya adalah seorang pengusaha muda bernama Erick Thohir yang juga pemilik klub sepak bola asal Italia, Inter Milan. Di bidang media cetak, Mahaka Media memiliki majalah Golf Digest Indonesia, Majalah Parents Indonesia, dan Republika. Di media elektronik, Mahaka Media memiliki Radio Jak FM, Radio Delta FM, Gen FM, FeMale Radio, dan Prambors serta stasiun televisi Jak tv dan Alif tv. 5 Mahaka Media membeli Republika pada tahun 2001 saat diambang kebangkrutan. Setelah berada di bawah kendali Mahaka, Republika mulai bangkit dari keterpurukan. Media menurut Erick Thohir adalah sebuah bisnis, dan bisnis baginya harus menghasilkan keuntungan meski ada kalanya ancaman kerugian selalu membayangi, namun hal itu bukan masalah karena di situlah tantangan bagi seorang pembisnis. Namun meski begitu, Erick Thohir berusaha tidak 4 Muhammad Abrar, ICMI dan Harapan Umat, Jakarta: YPI Ruhama, 1991, h. 5-7. 5 Tulisan ini diakses melalui website: Wikipedia.com dengan judul tulisan: Mahaka Media. Tulisan ini diakses pada 4 Mei 2014. mengenyampingkan idealisme Republika dan kaidah-kaidah jurnalistik yang berlaku. 6

B. Biografi Endro Yuwanto Penulis Berita “Madrid untuk Palestina, Warga

Gaza Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada Rubrik Kick Off Edisi 29 September 2012 Endro Yuwanto. Menulis, menulis, dan terus menulis, menjadi kesibukan sehari-hari alumnus Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia ini. Wajar bila ia kerap menghasilkan cerpen, puisi, ficer, dan juga buku. Selain menulis, ia masih disibukkan dengan tugas sehari-hari sebagai jurnalis di salah satu koran nasional terbesar di Indonesia, Harian Umum Republika sejak 2001 silam. Sebelum bergabung di Republika, selama 2000 hingga 2001, pria yang gemar menyantap tempe ini bergabung di Tabloid Peluang alm. Endro juga kerap menjadi editor beragam buku yang di antaranya menjadi best-seller di Indonesia, misalnya Bait- Bait Cinta dan „Ketika Rembulan Tenggelam di Wajah- Mu‟ Penerbit Grafindo. Penghargaan jurnalistik berkat tulisan-tulisannya di Republika juga kerap disandangnya. Buku „Bolehkah Aku Mati di Sini?‟ Bisa dibilang sebagai buku fiksinya yang pertama. Namun, sebelumnya cerpen-cerpennya juga sempat tergabung dalam buku antologi cerpen „Jika Cinta‟ Senayan Abadi Publishing, 2004, dan „Tarian dari Langi t‟ Penerbit Republika, 2007. Adapun buku-buku non-fiksi yang telah diterbitkannya, antara lain „Melampaui Batas Spiritualitas: Pengalaman Rohani 18 Atlet Muslim Dunia Penerbit Teras, 2004, „Rooney: Si „Setan‟ dari Setan Merah‟ Penerbit Vision03, 6 Ibid. 2008, Cry With Rasulullah Penerbit Dekadeku Pustaka, 2009, dan Rahasia Sukses Valentino Rossi Grafindo, 2010.

C. Profil FC Barcelona

FC Barcelona didirikan pada 1899 oleh 12 pemain sepak bola berasal dari Swiss, Inggris, dan Spanyol dibawah pimpinan Joan Gasper. Dia membentuk klub sepak bola yang berisi pemain-pemain dari Swiss, Inggris, dan Catalan satu suku bangsa di Spanyol. Seiring waktu, Barcelona menjadi klub yang cukup gemilang dan menjadi klub yang disegani. FC Barcelona memiliki motto Barca bukan hanya sekadar klub El Barca, es mes que un club serta memiliki himne yang berjudul El Cant del Barca yang diciptakan oleh Jaume Picas dan Josep Maria Espinas. Tidak seperti klub sepak bola pada umumnya, FC Barcelona benar-benar milik dan dioperasikan oleh para suporternya. Stadion utamanya berada di Camp Nou, Barcelona. Klub ini masuk menjadi peserta Primera Division Divisi Utama sejak tahun 1928, dan bersama-sama Real Madrid dan Athletic Bilbao menjadi tim yang tak pernah terdegradasi ke Segunda División Divisi Dua. Klub ini juga menjadi klub yang menjuarai liga Spanyol pertama kali. Dengan persembahan 20 gelar Liga Spanyol, 25 gelar Copa del Rey, 7 gelar Piala Super Spanyol, 3 gelar Liga Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA, 2 gelar Piala Super Eropa, Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa, dan dunia. Bersama dengan rivalnya Real Madrid, keduanya adalah dua klub sepak bola Spanyol yang paling terkenal di dunia. Fans Barca juga sering dipanggil cules. Barca dikenal selalu menolak memasang logo sponsor pada seragam sepak bolanya karena Barca dianggap sebagai simbol Katalonia, dan segala macam tawaran sponsor yang “bersifat mengganggu” akan ditolak. Meskipun begitu, tim bola basket Barca diizinkan memasang logo sponsor pada seragamnya. Dan pada musim 2013 pihak manajemen Barcelona memasang iklan komersial di jersey depan, Qatar Airways. Pada 7 September 2006, klub mengumumkan kesepakatan 5 tahun dengan UNICEF yang mengizinkan logo UNICEF untuk ditempatkan di kaos. Barcelona kemudian akan menyumbangkan 0,7 dari total pendapatan per tahun kepada UNICEF selama lima tahun. Barcelona merupakan satu-satunya klub di Eropa yang presidennya dipilih oleh pemegang tiket musiman pendukung paling murni, bukan pula oleh dewan direktur dan bukan pemegang modal. Calon Presiden klub berdebat di televisi, berkampanye mengajukan program layaknya pemilihan Presiden sebuah negara. Manuel Vazquez Montalban, seorang penulis terkenal dari Spanyol menyebutkan, Barcelona sebagai senjata pamungkas bagi sebuah bangsa tanpa negara. Karena misi yang dianggap suci oleh orang Katalonia itulah, Barcelona selalu menjaga kemurnian tujuan klub. Mereka tidak mau disamakan dengan klub lain, dan tidak mau tunduk dengan nilai-nilai komersial. Karena itulah sampai sekarang Barcelona merupakan satu-satunya klub yang tidak mengijinkan kostumnya ketika itu dipasangi iklan. Klub ini dijuluki „Barca‟ dan „Los Azulgranas‟ karena berkostum warna biru dan merah tua, yang konon warna biru merah secara sengaja diambil dari bendera Prancis sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Spanyol di Madrid dan warna biru merah ini juga menjadi bendera kaum Katalan.