Profil Real Madrid FC

wartawan Julio Cesar Iglesias mempopulerkan nama La Quinta del Buitre. Namun, di masa kepemimpinan Florentinao Perez 2000-2006, Real Madrid dikenal dengan nama Los Galacticos. La Quinta del Buitre, julukan ini lenyap bersamaan dengan perginya Butragueno, Michel, dan Martin Vasaquez pada era 90an. Julukan Los Galacticos mengacu pada pemain-pemain bintang yang diboyong selama rezim Florentino Perez, seperti Luis Figo, Roberto Carlos, Zinedine Zidane, Ronaldo, David Beckham, serta satu bintang lokal Raul Gonzales, dan mega bintangnya Cristiano Ronaldo yang dibeli dari Manchester United dengan bandrol pemain termahal dunia. 8

E. Rivalitas Real Madrid dan Barcelona

El Clasico atau perseteruan klasik antara Real Madrid dan Barcelona sering menjadi perbincangan sebelum dan sesudah pertemuan kedua klub Spanyol tersebut dalam lapangan hijau. Banyak cerita yang tersemat dari nama El Clasico tersebut. Rivalitas bermula ketika Madrid dan Barcelona dianggap sebagai dua kota terbesar di negeri Matador Spanyol. Selain itu gengsi dan perbedaan ideologi politik menjadi persaingan Los Blancos julukan Real Madrid dan Blaugrana julukan Barcelona. Permusuhan antara Real Madrid dan Barcelona bermula pada masa Franco seorang Jendral di Spanyol pada tahun 1930. Barcelona adalah sebuah ibukota dari provinsi Catalonia yang sebagian besar sukunya adalah bangsa Catalan dan Basque. Sejak dulu, orang-orang Catalonia ini menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol kemudian Franco melarang penggunaan bendera berwarna 8 Ibid. merah dan kuning dan bahasa daerah Catalan. FC Barcelona kemudian menjadi satu-satunya tempat di mana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan berbicara dalam bahasa mereka Catalan. Warna biru dan merah marun Barcelona menjadi pengganti yang mudah dipahami dari warna merah dan kuning bendera Catalan. Franco kemudian bertindak lebih jauh, pada tahun 1936 presiden Barcelona dibunuh oleh pihak militer dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club pada tahun 1938. Di lapangan sepak bola, titik nadir permusuhan ini terjadi pada tahun 1941 ketika para pemain Barcelona “diinstrusikan” di bawah ancaman militer untuk kalah dari Real Madrid dengan skor mencolok 11-1. Namun, karena Barcelona sengaja memasukkan satu skor tersebut membuat Franco marah. Kipper Barcelona yang bertanding ketika itu dijatuhi tuduhan pengaturan pertandingan dan dilarang bermain sepak bola seumur hidupnya. Sejak saat itu Barcelona menjadi klub yang “anti-Franco” dan menjadi symbol perlawanan Catalonia terhadap Franco, dan secara umum terhadap Spanyol. Sementara klub “kesayangan” Franco adalah Real Madrid yang bermarkas di ibukota Spanyol. FC Real Madrid menjadi simbol perlawanan terhadap masyarakat Catalonia dan FC Barcelona. Pada tahun 1973, seorang pemain Belanda Johan Cruyff bergabung dari Ajax Amsterdam ke Barcelona. Seiring berjalannya waktu, Cruyff mampu membawa Barcelona menyaingi Real Madrid dan bahkan mengalahkan Real Madrid di kandangnya sendiri Santiago Bernabeu dengan skor mencolok 5-0 dan di tahun itu Cruyff dinobatkan sebagai pesepak bola terbaik Eropa. Jauh sebelum kehadiran Cruyff di Barcelona, perseteruan terjadi karena kiper terbaik Barcelona saat itu Ricardo Zamora menapaki jalan transfer pemain yang paling berbahaya di Spanyol: pindah dari Barcelona ke Real Madrid. Di tahun-tahun berikutnya perseteruan itu tetap ada meski tak sesengit tahun-tahun sebelumnya, perseteruan Real Madrid dan Barcelona lebih bersifat sportif pada era sekarang. Bahkan nama Ricardo Zamora telah diabadikan menjadi nama sebuah trofi untuk kiper terbaik setiap tahunnya yang dikenal dengan nama trofi Zamora. Begitulah pertandingan Real Madrid dan Barcelona di lapangan hijau disebut dengan sebutan el clasico yang sarat akan sejarah politik, suku, dan loyalitas pemain. 9 9 Tulisan ini diakses melalui situs: http:www.goal.comid- IDteamsspain125barcelonainfo nama penulis: Ahmad Farouk, dengan judul: Sejarah Berdirinya Klub Barcelona. Tulisan ini diakses pada tanggal 12 Agustus 2013 pukul 14.00 WIB.