Framing Kategorisasi Dalam Berita “Madrid untuk Palestina, Warga

berimbang. Ini dikarenakan kalimat menjadi sasaran seolah menggiring sebuah kesimpulan tak ada negara lain yang selemah Palestina. Kita tahu bahwa kata sasaran sering diartikan sebagai sebuah bidikan. Sementara bidikan biasanya selalu diperhatikan sepak terjang dan kelemahannya agar si pembidik dapat membidiknya dengan baik. Dengan itulah mengapa sebuah bidikan atau incaran tidak melakukan perlawanan atau bisa jadi melakukan perlawanan tapi tidak bisa menandingi pembidik karena sepak terjang dan kelemahannya telah diketahui lebih dulu oleh si pembidik. Dengan kata lain, Republika memilih kalimat tersebut untuk menyampaikan sebuah pesan yang mengacu pada kata, jajahan. Karena kita ketahui bahwa sebuah jajahan tak bisa melakukan perlawanan yang berarti terhadap penjajahnya untuk itulah sebuah jajahan diartikan lemah dan tak berdaya. Jadi kurang lebih bisa diartikan bahwa Republika mencoba mengatakan, Palestina adalah negara jajahan Israel. Penulis juga menemukan bukti yang penulis ambil saat wawancara terhadap wartawan Republika Endro Yuwanto. Saat penulis menanyakan bagaimana keharmonisan Palestina dan Israel dalam kacamata hukum Islam, maka ia Endro Yuwanto mengatakan bahwa Israel „menjajah Palestina‟, itu dilihat bukan hanya dalam hukum Islam namun dalam aspek kemanusiaan jelas bahwa Israel melanggar hak asasi manusia. Tabel 3 Analisis Pola Kategorisasi Konsep Kategorisasi Frame Setidaknya 10 ribu anak atau siswa akan dididik untuk mempromosikan nilai-nilai pengajaran, kerja tim, kesamaan gender, dan kepemimpinan yang menjadi sasaran agresi militer Zionis Israel itu. Pihak KitaKhalayak Zionis Israel Pihak MerekaMedia Penjajah Palestina Kategorisasi juga terlihat pada kalimat: “Berbeda dengan Madrid yang terus mendukung Palestina, seteru Madrid di Spanyol Barcelona justru berlaku sebaliknya” Kategorisasi dalam kalimat Berbeda dengan Madrid yang terus mendukung Palestina: ada penggiringan opini yang jelas terlihat dalam kalimat ini. Republika seolah sudah menempatkan Palestina sebagai negara jajahan Israel, maka sudah sepatutnya sebuah dukungan harus dilakukan untuk membantu Palestina. Pengakategorisasian terlihat dari kata mendukung Palestina. Dukungan berarti sebuah sikap pada pilihan. Meski sikap yang diambil Madrid adalah sebuah bantuan kemanusiaan yang bersifat olahraga dan bukan militer, maka Republika sudah mengkategorikan bahwa Madrid mendukung Palestina dan menolak penjajahan yang dilakukan Israel dengan agresi militernya. Tabel 4 Analisis Pola Kategorisasi Konsep Kategorisasi Frame Berbeda dengan Madrid yang mendukung Palestina, seteru Madrid di Spanyol Barcelona justru berlaku sebaliknya. Pihak KitaKhalayak Mendukung Palestina Pihak MerekaMedia Menolak penjajahan Kategorisasi juga terjadi pada kalimat: “Presiden Real Madrid Florentino Perez mengatakan, kerja sama dengan membantu warga di tanah Palestina adalah sebuah pintu untuk masa depan” Dalam kalimat sebuah pintu untuk masa depan, terdapat sebuah kategorisasi yang banyak menyiratkan makna tersembunyi. Seperti kita ketahui bahwa bahasa yang digunakan media dalam mengkonstruksi realitas dalam pemberitaan bisa jadi bias. Kita tahu kata „pintu‟ biasa diartikan sebagai sebuah benda yang berfungsi untuk jalan masuk dan keluar dari sebuah ruangan, namun dalam hal ini Republika juga menempatkan kata tersebut bukan diartikan sebagai sebuah jalur masuk dan keluar ruangan seperti halnya fungsi sebuah pintu. Republika dan pelaku medianya berusaha menyampaikan bahwasanya kerja sama dan bantuan kemanusiaan yang dilakukan manajemen Real Madrid FC kepada Palestina merupakan babak baru yang harus dilihat sebagai sebuah kepentingan sepihak. Bisa jadi kepentingan itu merupakan kepentingan politik pemerintah kota Madrid yang notabene bersinergi penuh dengan Real Madrid FC. Kemungkinan kepentingan politik itu bisa saja terjadi demi menaikkan pamor pemerintah kota Madrid agar terlihat menjunjung kepentingan sosial dan umat beragama di mata dunia. Di samping kepentingan politik, Republika juga seolah ingin menyampaikan bahwa Real Madrid mempunyai kepentingan mengangkat pamor klub atau liga Spanyol di mata dunia. Kita ketahui bahwa Real Madrid dan Barcelona memiliki rivalitas yang cukup besar dari tahun 1930-an. Faktornya beragam, mulai dari loyalitas pemain antara kedua klub tersebut sampai pada faktor politik. Barcelona juga bisa dikatakan pada tahun 1930-an tersebut sebagai sebuah klub yang „terjajah‟ oleh Real Madrid secara aspek kemanusiaan. Lalu mengapa justru sekarang berlaku sebaliknya? Real Madrid menyatakan dukungan kepada Palestina yang notabene sebagai negara „jajahan‟ Israel? Dari penjelesan tersebut, mulai tersirat makna dari kata „pintu‟ yang digunakan Republika dalam pemberitaannya. Republika berusaha menyampaikan pesan dalam pemberitaan agar bantuan dari Real Madrid FC kepada Palestina jangan hanya diartikan sebuah bantuan murni yang tanpa sebuah kepentingan. „Pintu‟ yang „dimasuki‟ Real Madrid FC untuk menemui atau membantu Palestina mungkin hanya digunakan sesaat, karena „pintu‟ tersebut bisa juga digunakan Real Madrid untuk „keluar‟ dari Palestina. Tentunya setelah kepentingan tersebut telah didapat. Penulis juga mendapatkan fakta konstruksi realitas dalam suatu pemberitaan yang dilakukan media dan pelakunya. Dalam wawancara terhadap wartawan Republika yang penulis lakukan. Wartawan yang penulis wawancarai berusaha memasukkan ide dan gagasannya dalam berita yang ia tulis tersebut. Ia memiliki pandangan bahwa sebuah konspirasi telah terjadi dalam bantuan yang dilakukan Real Madrid FC kepada Palestina. Mungkin bisa jadi kepentingan media Spanyol demi menaikkan pamor La Liga di mata dunia, mungkin bisa juga kepentingan politik pemerintah kota Madrid agar terlihat menjunjung kemanusiaan dan toleransi umat beragama. Kategorisasi kalimat tersebut bisa dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 5 Analisis Pola Kategorisasi Konsep Kategorisasi Frame Presiden Real Madrid Florentino Perez mengatakan, kerja sama dengan membantu warga di Palestina adalah sebuah pintu untuk masa depan. Pihak KitaKhalayak Sebuah pintu untuk masa depan Pihak MerekaMedia Bantuan masuk lalu keluar dari Palestina Kategorisasi berikutnya juga terlihat dalam kalimat berikut: “La Blaugrana dilaporkan mengundang mantan tentara Israel Gilad Shalit untuk menonton El Clasico Barca kontra Madrid di Nou Camp pada Ahad 710 waktu setempat” Dalam kata mengundang terdapat sebuah kategorisasi, berikut ini penjelasannya: secara arti, kata mengundang berarti sebuah permohonan kepada seseorang untuk datang atau menghadiri sebuah acara pada jadwal dan waktu yang telah ditentukan oleh pemohon. Namun „mengundang‟ bukan hanya diartikan sebagai sebuah undangan yang bersifat personal. Jika ada sebuah konser musik Jazz dalam sebuah event maka para promotor dalam event tersebut akan mempromosikan dan menyosialisasikan agar event tersebut didatangi penonton yang membeli tiket, atribut musik, atau pernak-pernik yang berbau Jazz. Kegiatan promosi dan sosialisasi tersebut juga dikategorikan sebagai kata mengundang. Namun jika menggunakan kata „mengundang‟ saja maka akan berkonotasi lain, seolah ada penekanan khusus yang mengesankan arti menjadi „undangan personal‟. Republika menggunakan kata mengundang seolah menyiratkan pesan bahwa undangan yang dilakukan oleh Barcelona atau La Blaugrana julukan Barcelona adalah bersifat personal. Padahal di dalam paragraf akhir dalam berita tersebut ditulis: “Wakil presiden Barcelona Carles Villarubi membantah bahwa kopal Angkatan Bersenjata Israel IDF itu diundang secara resmi” Ini jelas terjadi kategorisasi dalam paragaraf pertama yang menyatakan kata mengundang yang bisa jadi menggiring khalayak tentang adanya undangan secara khusus dan personal terhadap kopral Angkatan Bersenjata Israel Gilad Shalit. Padahal di paragraf akhir dijelaskan bahwa Shalit tak diundang secara resmi. Mengapa tidak ditulis saja kata mengundang secara resmi pada paragraf pertama agar terjadi singkronisasi makna dengan paragraf sesudahnya. Ini menunjukkan Republika mencoba menangkap pengambilan momen pertama yang boleh jadi membawa khalayak pada sebuah kesimpulan tentang „diundangnya Shalit oleh pihak Barcelona secara pribadi ‟. B. Kesalahan Rubrikasi dalam Berita “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada Rubrik Kick Off Edisi 29 September 2012 Seperti yang telah penulis jabarkan tentang profil dari rubrik Kick Off di bab 2, rubrik Kick Off merupakan bagian dari rubrik sepak bola di dalam rubrik Rekor. Semua berita yang bersifat olahraga termasuk sepak bola ada di dalamnya. Untuk itu, dari hasil penelitian yang penulis lakukan, setidaknya ada indikasi yang menunjukkan sebuah kesalahan rubrikasi. Kesalahan rubrikasi terlihat pada kalimat berikut: “Shalit sempat diculik oleh pasukan bersenjata Hamas pada Juni 2006. Ia ditahan selama lima tahun sebelum dibebaskan sebagai opsi pertukaran tahanan yang melibatkan pejuang Palestina pada Oktober 2011” Dalam kalimat tersebut terang sekali terdapat sebuah wacana politik dan agama. Kita ketahui bahwa di dalam olahraga khususnya sepak bola dikenal dengan sebuah permainan yang sportif atau fair play. Segala isu mengenai suku, agama, ras, dan antargolongan SARA tidak dibenarkan di dalam dunia sepak bola, baik di dalam maupun di luar lapangan hijau apalagi sebuah kepentingan politik. Di dalam kalimat tadi, kata yang mengacu pada wacana politik yaitu: diculik, pasukan bersenjata, Hamas sebuah partai pejuang Palestina, ditahan, dibebaskan, dan tahanan. Kata-kata tadi mengacu pada sebuah wacana politik karena sering didengar dalam sebuah pemberitaan politik. Sementara itu, kata selanjutnya yang mengacu pada wacana agama adalah kata pejuang. Karena dalam hal ini Republika memposisikan Palestina sebagai negara „terjajah‟ yang berusaha mempertahankan tanah mereka dan hak-hak hidup serta kebebasan beragama. Maka kata pejuang yang digunakan Republika mengacu pada sebuah pengorbanan agamis dan nasionalis yang dilakukan oleh Palestina. Kita tahu bahwa Palestina sering mengklaim seseorang yang membela agama dan negaranya dengan istilah, pejuang. Republika membingkai kalimat tadi sebagai sebuah berita olahraga yakni di dalam rubrik Kick Off. Inilah kesalahan rubrikasi yang seharusnya mungkin Republika bisa meletakkan berita tersebut pada rubrik- rubrik lain. Kesalahan rubrikasi ini akan menyebabkan khalayak merasa bahwa berita yang diberitakan akan menjadi wajar dipahami sebagai sebuah berita olahraga, bukan sebagai berita politik maupun agama. Kesalahan rubrikasi juga terlihat pada kalimat berikut: “Bagaimana bisa sebuah klub terhormat yang pada masa lalu telah membela multikulturalisme dan humanisme mengundang pembunuh dan kriminal seperti Shalit dan menunjukkan padanya rasa hormat?” Sebuah kalimat tadi adalah pernyataan dari The Prisoner Club of Gaza, sebuah klub sepak bola yang berafiliasi pada Hamas. Isu politik juga tersirat dalam kalimat tersebut. Sebuah kepentingan-kepentingan politik berusaha diperlihatkan dengan kata membela multikulturalisme dan humanisme. Republika seolah ingin menyampaikan bahwa seharusnya sebuah klub sepak bola harus menjunjung tinggi nilai multikulturalisme yang dalam kasus ini, Barcelona memiliki rekam jejak yang baik tentang nilai multikulturalisme namun sekarang seolah sebaliknya. Kita tahu di dalam sepak bola tak pernah terjadi bunuh-membunuh antarpemain dan ofisial klub karena ricuh dalam pertandingan di lapangan, namun Republika seolah ingin menunjukkan bahwasanya Barcelona seolah telah ikut „membunuh‟ rakyat Palestina dengan mengundang Shalit yang dalam berita tersebut juga ditulis sebagai seorang pembunuh dan kriminal. Jelas ini terdapat unsur politik dan kemanusiaan yang seharusnya tidak diletakkan di dalam rubrik olahraga. Karena khalayak akan menganggap bahwa hal tersebut sah saja sebagai sebuah nilai berita olahraga. Kesalahan rubrikasi juga terlihat pada kalimat berikut: “Partai politik Palestina Hamas yang memiliki wewenang mengatur jalur Gaza merilis sebuah pernyataan untuk mendorong warga Gaza memboikot Barcelona.‟ Pernyataan tersebut dikutip dari AS.com oleh Republika. Di dalam kalimat tersebut terjadi sebuah kesalahan dalam meletakkan isu di dalam sebuah rubrik. Wacana politik yang dimainkan oleh media Spanyol AS.com yang dalam hal ini dikutip oleh Republika dan dimasukkan ke dalam sebuah rubrik olahraga terlihat jelas dalam kalimat tersebut. Setidaknya ada indikasi yang menunjukkan kesalahan rubrikasi yaitu, berusaha mengajukan pendapat dari sebuah partai politik Palestina, melakukan sebuah propaganda politik atas nama olahraga. Memboikot Barcelona karena sebuah tindakan yang di luar olahraga adalah sebuah tindakan anarkis meskipun berbentuk wacana. Federasi sepak bola dunia Federation of International Football Association atau FIFA, hanya akan memberi hukuman pada pelaku sepak bola dan pemangku-pemangku kepentingan serta pelaku dalam sebuah sepak bola jika melakukan sebuah tindakan yang dilarang oleh aturan FIFA. Jika dilihat dalam kasus Barcelona mengundang awak media termasuk salah satunya adalah mantan Kopral Angkatan Bersenjata Israel Gilad Shalit dikategorikan sebagai sebuah kejahatan oleh Hamas, lalu kemudian Hamas membuat pernyataan untuk memboikot Barcelona maka sebuah tindakan anarkis telah dilakukan oleh Hamas berupa wacana propaganda. Karena dalam hal tersebut FIFA tidak melarang sebuah klub mengundang awak media apapun latar belakang wartawannya meliput sebuah pertandingan sepak bola. Dalam penjelasan tersebut jelas berita itu salah jika dimasukkan ke dalam sebuah rubrik olahraga. Pernyataan tersebut lebih mengacu pada wacana politik. Terlebih lagi, pernyataan tersebut dikutip dari AS.com yang bermarkas di Madrid. Tentu dalam hal ini pemberitaan tersebut patut dicurigai mengandung nilai subyektifitas dan bisa jadi pemberitaan tersebut adalah permainan dari media Spanyol untuk mendukung kemajuan dan pamor La Liga Spanyol.

C. Framing Ideologi Dalam Berita “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza

Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada Rubrik Kick Off Edisi 29 September 2012 Republika merupakan sebuah Harian Umum, bukan Harian Islam atau lain sebagainya. Namun Republika sudah sangat terkenal dengan sebuah Koran yang bernafaskan Islam, ini terbukti dari adanya rubrik-rubrik keislaman yang diterbitkan melalui jadwal yang telah ditentukan. Ideologi Republika sendiri terlihat pada visi dan misi yang telah penulis tuliskan pada bab 3. Ada keterkaitan ideologi dalam membingkai berita yang dilakukan oleh Republika. Ideologisasi Republika terlihat pada kalimat berikut: “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca” Kalimat tersebut diletakkan sebagai judul dalam berita. Kebanyakan pembaca biasanya cenderung hanya membaca judul berita karena berbagai alasan. Pasalnya, membaca judul seakan sudah mengerti maksud yang disampaikan dalam berita. Padahal belum tentu berlaku begitu, inilah kekuatan dari judul berita. Dalam hal ini Republika meletakkan kalimat itu dalam judul berita yang seolah menyimpulkan keberpihakannya kepada Palestina yang notabene negara Islam. Republika menyampaikan ideologinya tentang keberpihakannya yang memiliki nilai kesamaan pandangan dengan Palestina. Nilai kesamaan dalam hal ini adalah sebuah agama, yakni Islam. Bukan rahasia lagi jika Republika adalah koran yang bernafaskan Islam, ini terbukti dari rubrik-rubrik yang banyak membahas tentang aspek hukum Islam, nilai-nilai etika menurut Islam, dan lain sebagainnya. Karena dalam berita ini Madrid digambarkan sebagai sebuah klub yang membela Palestina dan Barcelona sebagai sebuah klub yang justru membela Israel, Republika kemudian menulis judul tersebut dengan sebuah pandangan yang bernilai subyektif. Di sinilah ideologi Republika berperan, membingkai isu tersebut dengan porsinya. Bahkan tak tanggung-tanggung meletakkan pandangan tersebut di dalam judul berita. Rivalitas dua klub Spanyol ini Real Madrid dan Barcelona memang cukup menyimpan magnet tersendiri. Liga Spanyol memang tidak terlalu popular dibanding Liga Inggris, namun dua klub dari liga Spanyol itu memiliki kemampuan yang menyaingi klub-klub papan atas di liga Inggris. Salah satu daya tarik dari liga Spanyol adalah rivalitas dua klub yang menjadi musuh bebuyutan dari zaman ke zaman baik di dalam maupun luar lapangan, Real Madrid dan Barcelona. Dalam hal ini Republika mencoba mengambil peran ideologisasinya dengan memasukkan keberpihakannya pada Real Madrid sebagai sebuah klub yang „membela‟ Palestina lalu menuliskan di dalam judul berita tersebut bahwa seolah warga Gaza membenci Barcelona. Jika dirunut melalui jumlah umat muslim di Indonesia, jelas Islam adalah agama mayoritas di Indonesia dan bahkan Indonesia adalah negara yang penduduknya beragama Islam terbesar di dunia. Lalu fans dari Real Madrid di Indonesia juga cukup signifikan melebihi jumlah fans Barcelona, ini terbukti dari jumlah followers di Twitter masing-masing komunitas pecinta kedua klub tersebut terdapat pada lampiran. Hal ini menjadi menarik karena akan memacu rivalitas yang lebih sengit lagi antara dua fans klub tersebut di Indonesia. Rivalitas yang terjadi di antara fans dua klub itu mungkin akan saling mengacu pada sebuah ejekan dari fans Real Madrid di Indonesia kepada fans Barcelona Indonesia dengan dalih bahwa Barcelona adalah sebuah klub yang tidak membela Islam, antek-antek Israel, dan lain sebagainya. Dalam perkembangannya, segmentasi pembaca Republika kebanyakan dari kalangan usia empat puluh tahun ke atas. Pasalnya, jika usia di atas empat puluh tahun ini telah habis maka siapa lagi yang akan membaca Republika? Ini menyebabkan kekhawatiran Republika untuk mendapatkan pembaca usia muda semakin menjadi, untuk itulah berbagai inovasi dikembangkan, mulai dari Republika Online, Twitter, dan lain sebagainya sebagai eksistensi Republika sebagai sebuah media yang memiliki visi mencerdaskan bangsa. Di samping berbagai inovasi tadi, Republika juga melirik adanya peluang untuk bisa mendapatkan pembaca muda dengan cara yang cukup digemari kalangan muda bahkan berbagai usia, yakni berita olahraga. Sebuah rubrik Rekor hadir di Republika setiap sabtu dan minggu, di dalam rubrik Rekor terdapat sebuah rubrik yang menjadi fokus penelitian penulis, yakni rubrik Kick Off. Berita olahraga dalam hal ini penulis akan lebih fokus pada sepak bola, sejatinya sudah memiliki rangkaian berita yang mudah ditebak. Karena setiap minggu jadwal pertandingan antara klub dalam sebuah liga sudah terjadwal seluruhnya. Maka ini akan memudahkan media untuk menentukan kerangka dan