BAB IV UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH KONSUMEN
DALAM MEMPEROLEH PERLINDUNGAN TERHADAP HAKNYA
Dalama usaha meraih calon konsumen, sering kali pelaku usaha kurang memperdulikan akan hak-hak konsumen, yaitu hak atas informasi, keamanan
dan keselamatan, sehingga dapat merugikan konsumenmasyarakat pengguna produk makanan dan minuman tersebut. Upaya-upaya yang dapat dilakukan
konsumen dalam memperoleh perlindungan terhadap haknya adalah sebagai berikut:
A. Penyelesaian Langsung Kepada Produsen.
Yang dimaksud penyelesaian sengketa secara langsung kepada produsen yaitu konsumen dapat mengajukan komplain kepada pelaku usaha
produsen untuk menyelesaikan masalah produk pangan dalam kemasan tanpa label halal, dengan menunjukkan bukti-bukti yang kuat berupa barangproduk,
kwitansi pembelian,
dan keterangan
saksi-saksi. Dengan
mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri berarti konsumen telah menerapkan hak dan
kewajibannya. Disamping itu juga menunjukkan sikap kritis konsumen terhadap pelaku usaha.
B. Melapor keYayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI.
Perlindungan terhadap konsumen pada hakikatnya berarti pula bahwa dorongan terhadap produsen untuk menghasilkan barang yang terjamin
mutunya. Dengan demikian konsumen tidak akan mengalihkan perhatiannya pada produk luar negeri. Kepercayaan konsumen yang diterima oleh produsen
52
dengan sendirinya membuat produsen memperbesar volume produksinya. Ini berarti bahwa produsen akan menambah jumlah tenaga kerjanya yang akan
mengurangi jumlah pengangguran di masyarakat. YLKI sebagai lembaga sosial dapat berperan aktif sebagai lembaga mediasi dalam melindungi konsumen,
menumbuhkan kesadaran konsumen atas haknya, memberikan masukan kepada produsen atas kewajibannya, serta berbagai masukan kepada pemerintah dalam
mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban bagi produsen dan perlindungan konsumen. Cara pengaduan konsumen melalui
YLKI adalah sebagai berikut :
a. Langsung lisan dan tulisan, yaitu konsumen datang langsung ke YLKI dengan mengisi formulir pengaduan dengan menyertakan bukti-bukti yang
diperlukan; b. Melalui surat, yaitu konsumen dapat mengirimkan surat keluhan kepada
YLKI dengan disertai barang bukti; Adapun isi surat pengaduan secara tertulis itu berisi:
1. Kronologis kejadian yang dialami sehingga merugikan konsumen.
2. Wajib mencantumkan identitas dan alamat lengkap konsumen.
3. Menyertakan barang bukti atau fotocopy dokumen pelengkap lainnya
kwitansi pembelian, kartu garansi, surat perjanjian, dll. 4.
Apakah konsumen sudah pernah melakukan komplain ke pelaku usaha. Jika belum pernah, maka konsumen dianjurkan untuk melakukan
komplain secara tertulis ke pelaku usaha terlebih dahulu. 5.
Cantumkan tuntutan dari pengaduan konsumen tersebut.
c. Melalui telepon, e-mail, fax; Pengaduan melalui telepon dikategorikan menjadi dua yaitu:
1. Hanya minta informasi atau saran advice, maka telepon itu cukup
dijawab secara lisan pula dan diberikan advica pada saat itu dan selesai. 2.
Pengaduannya untuk di tindak lanjuti. Jika konsumen meminta pengaduannya ditindak lanjuti, maka si penelepon diharuskan mengirim
surat pengaduan secara tertulis ke YLKI. d. Melalui media cetak dan elektronik dimana sarana ini efektif karena
diketahui oleh masyarakat dan pelaku usaha yang bersangkutan, dan YLKI juga akan membantu menyelesaikan pengaduan tersebut. Salah satu media
cetak yang rutin menampung pengaduan dari konsumen yang merasa dirugikan yaitu Warta Konsumen terbitan YLKI.
Atas aduan yang diterima oleh YLKI, maka YLKI akan meneliti kebenarannya terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan sebagai bukti bahwa
pembelaan YLKI terhadap konsumen bukan dilandasi oleh keinginan untuk menjatuhkan pelaku usaha, tetapi untuk menegakkan kebenaran dan membela
konsumen yang dirugikan. Setelah pengaduan konsumen tersebut diyakini kebenarannya, maka
atas pengaduan tersebut akan dibuatkan surat kuasa dan Berita Acara Pengaduan yang berisi biodata konsumen dan pelaku usaha, barang-barang
bukti dan materi pengaduan. Selanjutnya pengaduan tersebut siap untuk diselesaikan. Banyak cara yang ditempuh, dan cara mana yang digunakan
tergantung pada jenis dan sifat pengaduannya. Beberapa cara yang ditempuh YLKI yaitu:
1. Melalui mediasi.
Pada forum ini YLKI menghadirkan konsumen dan pelaku usaha, kemudian YLKI sebagai mediator memberikan kesempatan kepada
masing-masing pihak untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya dan mengajukan tuntutan yang diinginkan, kemudian para pihak
melakukan negosiasi atas tuntutan yang tersebut untuk mencapai kesepakatan. Jika telah dicapai kata sepakat, maka YLKI akan
menuangkannya dalam Berita Acara Kesepakatan. Tahap akhir dari proses mediasi yaitu pelaksanaan hasil kesepakatan.
2. Penyelesaian dengan cara ke lembaga atau instansi tertentu, baik lembaga
peradilan maupun diluar pengadilan.
C. Penyelesaian Melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM.