34. Heru
Wibowo, S.Pd.I
L Guru
Bimbingan Konseling
35. Frida
Agusta, S.Pd
P Guru
Bimbingan Konseling
B. PEMBAHASAN
Berangkat dari analisis campur kode yang dibuat dalam bentuk tabel, pada bagian ini dikemukakan data yang telah dianalisis. Hasil analisis tersebut dibagi
menjadi dua, yaitu hasil dianalisis data melalui konsep campur kode dan hasil analisis data dengan konsep gejala bahasa. Analisis dibuat beradasarkan tabel
yang berupa lampiran. Setelah hasil analisis data selesai dilakukan, kemudian peneliti melakukan pembahasan berdasarkan hasil analisis data. Sama halnya
seperti analisis, pembahasan pun dibagi menjadi dua, yakni pembahasan hasil analisis data melalui campur kode dan pembahasan hasil analisis data gejala
bahasa. Analisis dan pembahasan pada penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:
1. Hasil Analisis Data Penelitian
a. Campur kode
Berangkat dari penelitian ini, diperoleh hasil analisis data dari cerpen siswa berupa campur kode dari bahasa Indonesia ke bahasa asing dan bahasa
daerah. Hasil data yang berupa campur kode tersebut dianalisis per kalimat dan menggunakan tabel agar lebih mudah dipahami. Satu judul cerpen yang
dibuat oleh satu orang siswa dibagi ke dalam beberapa tabel. Setiap tabel terdiri dari nomor urut, kutipan per kalimat, campur kode yang terjadi, dan
asal data. Nomor urut tabel, nama penulis cerpen dan judul cerpen berada di atas tabel. Hasil analisis yang berupa campur kode tersebut sebegai berikut:
1 Analisis Data 1
Bertumpu pada tabel 1-3 lihat lampiran 1, artinya penulis cerpen menggunakan campur kodekosakata untuk menunjukkan keunikan
penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya
campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Jawa BJ Rumusan pola: BI BJ
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Betawi BB Rumusan pola: BI BB
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Inggris BE Rumusan pola: BI BE
Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur kode yang dilakukan oleh Muhammad Ridwan Audhityas dengan judul
cerpen “Serba Serbi LDKS” menggunakan campur kode intern dan campur kode ekstern. Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke
bahasa Jawa dan bahasa Betawi. Sementara campur kode ekstern terjadi dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.
2 Analisis Data 2
Bertumpu pada tabel 5-15 lihat lampiran 1, artinya, penulis cerpen menggunakan campur kodekosakata untuk menunjukkan keunikan
penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya
campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Inggris BE Rumusan pola: BI BE
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Betawi BB Rumusan pola: BI
BB Bahasa Indonesia BI ke bahasa Slang BS
Rumusan pola: BI
BS Bahasa Indonesia BI ke bahasa Arab BA
Rumusan pola: BI
BA Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur
kode yang dilakukan oleh Intan Rahmadany dengan judul cerpen “Ini
Ceritaku, Apa Ceritamu” menggunakan campur kode intern dan campur kode ekstern. Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasa
Betawi dan bahasa Jawa. Sementara campur kode ekstern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan bahasa Arab.
3 Analisis Data 3
Bertumpu pada tabel 17-22 lihat lampiran 1, artinya, penulis cerpen menggunakan campur kode kosakata untuk menunjukkan keunikan
penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya
campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Betawi BB Rumusan pola: BI BB
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Jawa BJ Rumusan pola: BI
BJ Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur
kode yang dilakukan oleh Anne Rifaidah dengan judul cerpen “Mancing di
Kolam Orang ”menggunakan campur kode intern dan campur kode ekstern.
Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasa Betawi dan bahasaJawa. Sementara campur kode ekstern terjadi dari bahasa Indonesia
ke bahasa Inggris dan bahasa Arab.
4 Analisis Data 4
Bertumpu pada tabel 24-29lihat lampiran 1, artinya penuliscerpen menggunakancampur kode kosakata untuk menunjukkan keunikan
penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya
campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Betawi BB Rumusan pola: BI
BB Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur
kode yang dilakukan oleh Desvia Nursita dengan judul cerpen “Kehilangan Cinta Bukan Berarti Kehilangan Sahabat” hanya
menggunakan campur kode intern.Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasa Betawi.
5 Analisis Data 5
Bertumpu pada tabel 31-39 lihat lampiran 1, artinya penulis cerpen menggunakan campur kode kosakata untuk menunjukkan keunikan
penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya
campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Jawa BJ Rumusan pola: BI BJ
Bahasa Indonesia BIke bahasa Betawi BB Rumusan pola: BI BB
Bahasa Indonesia BIke bahasa Inggris BE Rumusan pola: BI BE
Bahasa Indonesia BIke bahasa Arab BA Rumusan pola: BI BA
Bahasa Indonesia BIke bahasa Belanda Bld Rumusan pola: BI Bld
Bahasa Indonesia BIke Batak Btk Rumusan pola: BI Btk
Bahasa Indonesia BIke bahasa Slang Slg Rumusan pola: BI Slg
Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur kode yang dilakukan oleh Annisa Rachmayanti dengan judul cerpen
“Persahabatan X-5”menggunakan campur kode intern dan campur kode ekstern. Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke
bahasaJawabahasaBetawi, bahasa Indonesia ke bahasa Batak, bahasa slang. Sementara campur kode ekstern terjadi dari bahasa Indonesia ke
bahasa Inggris, bahasa Arab, danbahasa Belanda.