menggunakan campur kode intern.Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasa Betawi.
5 Analisis Data 5
Bertumpu pada tabel 31-39 lihat lampiran 1, artinya penulis cerpen menggunakan campur kode kosakata untuk menunjukkan keunikan
penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya
campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Jawa BJ Rumusan pola: BI BJ
Bahasa Indonesia BIke bahasa Betawi BB Rumusan pola: BI BB
Bahasa Indonesia BIke bahasa Inggris BE Rumusan pola: BI BE
Bahasa Indonesia BIke bahasa Arab BA Rumusan pola: BI BA
Bahasa Indonesia BIke bahasa Belanda Bld Rumusan pola: BI Bld
Bahasa Indonesia BIke Batak Btk Rumusan pola: BI Btk
Bahasa Indonesia BIke bahasa Slang Slg Rumusan pola: BI Slg
Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur kode yang dilakukan oleh Annisa Rachmayanti dengan judul cerpen
“Persahabatan X-5”menggunakan campur kode intern dan campur kode ekstern. Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke
bahasaJawabahasaBetawi, bahasa Indonesia ke bahasa Batak, bahasa slang. Sementara campur kode ekstern terjadi dari bahasa Indonesia ke
bahasa Inggris, bahasa Arab, danbahasa Belanda.
6 Analisis Data 6
Bertumpu pada tabel 41-52 lihat lampiran 1, artinya penulis cerpen menggunakan campur kodekosakata untuk menunjukkan keunikan
penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Inggris BE Rumusan pola: BI BE
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Jawa BJ Rumusan pola: BI
BJ Bahasa Indonesia BI ke bahasa Betawi BB
Rumusan pola: BI
BB Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur
kode yang dilakukan oleh Siti Rafidah dengan judul cerpen “Me And My
Best Friend ” menggunakan campur kode intern dan campur kode ekstern.
Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasaJawa dan bahasaBetawi. Sementara campur kode ekstern terjadi dari bahasa
Indonesia ke bahasaInggris.
7 Analisis Data 7
Bertumpu pada tabel 54-61 lihat lampiran 1, artinya penulis cerpen menggunakan campur kodekosakata untuk menunjukkan keunikan
penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan terjadinya campur kode, dengan pola campur kode sebagai berikut:
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Jawa BJ Rumusan pola: BI BJ
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Betawi BB Rumusan pola: BI BB
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Inggris BE Rumusan pola: BI BE
Bahasa Indonesia BI ke bahasa Inggris BS Rumusan pola: BI BS
Berdasarkan rumusan pola, di atas dapat disimpulkan bahwa campur kode yang dilakukan oleh Amallia Apinah dengan judul cerpen
“Pelajaran yang Menguras Ongkos” menggunakan campur kode intern dan campur
kode ekstern. Campur kode intern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasaJawa, bahasa Betawi, dan bahasa Slang. Sementara campur kode
ekstern terjadi dari bahasa Indonesia ke bahasaInggris.
b. Gejala Bahasa
Berangkat darihasil analisis data melaluicampur kode, selanjutnya dilakukan analisis ke-2 yaitu analisis gejala bahasa yang terdapat pada cerpen
siswa. Gejala bahasa yang ditemukan pada penelitian ini diambil dari hasil analisis data yang berupa campur kode. Jadi, setiap gejala bahasa yang
dianalisis berasal dari analisis pertama, yakni analisis campur kode. Bentuk- bentuk gejala bahasa yang terdapat pada cerpen siswa tersebut dapat diketahui
pada tabel berikut.Bentuk-bentuk gejala bahasa yang tertera di dalam tabel kemudian diuraikan satu persatu berdasarkan data yang ditemukan pada
analisis campur kode. Berikut tabel dan penguraiannya.
Tabel. 62 Keunikan Diksi dalam Gejala Bahasa
Gejala Bahasa DATA
1 3
7 9
10 11
15
Protesis √
√ √
√ Epentesis
√ √
√ √
√ Paragos
√ √
√ √
Aferesis √
√ √
√ √
√ √
Sinkope √
√ √
√ √
√ √
Apokop √
√ √
√ √
Kontraksi √
√ √
√ √
Monoftongisasi √
√ √
√ √
√ √
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui gejala bahasa yang muncul dari campur kode pada setiap data yaitu gejala bahasa berupa protesis, epentesis,
paragos, aferesis, sinkope, apokop, kontraksi, dan monoftongisasi. Gejala-
gejala tersebut diijelaskan sebagai berikut: 1
Analisis Protesis Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi
Pengen
Pengen berasal dari kata ingin, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan huruf
awal pada kata tersebut, yakni huruf “p”.
Gitu Gitu berasal dari kata itu, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami
perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan huruf awal pada kata tersebut, yakni huruf “g”.
Gini
Gini berasal dari kata ini, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan huruf awal pada kata
tersebut, yakni hu ruf “g”.
2 Analisis Epentesis
Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi
Sangking
Sangking berasal dari kata saking, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penyisipan bunyi di
tengah kata tersebut, yakni bunyi “ng”.
Semenjak
Semenjak berasal dari kata sejak, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penyisipan bunyi di
tengah kata tersebut, yakni bunyi “men”.
Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Slang
Gaswat
Gaswat berasal dari kata gawat, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penyisipan huruf di
tengah kata tersebut, yakni huruf “s”.
3 Analisis Paragos
Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi
Cuman
Cuman berasal dari kata cuma, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan huruf
akhir pada kata tersebut, yakni huruf “n”.
Apaan Apaan berasal dari kata apa, dalam bahasa Betawi kata tersebut
mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan bunyi di akhir kata tersebut, yakni bunyi “an”.
Pantesan
Pantesan memiliki asal kata pantas, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh penambahan bunyi di
akhir kata tersebut, yakni bunyi “an”.
4 Analisis Aferesis
Gejala bahasa yang muncul dari bahasa Betawi
Abis
Abis berasal dari kata habis, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal
pada kata tersebut, yakni huruf “h”.
Udah Udah berasal dari kata sudah, dalam bahasa Betawi kata tersebut
mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal yakni huruf “s”.
Gak
Gak berasal dari kata enggak, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya bunyi awal
yakni bunyi “eng”.
Aja Aja berasal dari kata saja, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami
perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal yakni huruf “s”.
Gitu
Gitu berasal dari kata begitu, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya bunyi awal
yakni bunyi “be”.
Gimana Gimana berasal dari kata bagaimana, dalam bahasa Betawi kata tersebut
mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya bunyi awal yakni bunyi “ba”.
Entar
Entar berasal dari kata sebentar.Dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya bunyi awal
yakni bunyi “seb”.
Emangnya Emangnya memiliki kata dasar emang, berasal dari kata memang.Dalam
bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal yakni huruf “m”.
Ni
Ni berasal dari kata ini, dalam bahasa Betawi kata tersebut mengalami perubahan fonem yang ditunjukkan oleh hilangnya huruf awal yakni huruf
“i”.