24 komponen lain. setelah itu dapat disimpulkan posisi keuangan perusahaan untuk
periode tertentu yang pada akhirnya dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan tersebut dikenal dengan rasio keuangan.
Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan evaluasi hal-hal
yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau diperhatikan sesuai dengan target perusahaan.
2.1.6.1 Kinerja Keuangan Bank Syariah
Bank Indonesia melakukan sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah melalui beberapa aspek rasio keuangan yang digunakan. Menurut Pandia
2012 : 222 salah satu alasan pentingnya penilaian kesehatan bank adalah untuk menilai apakah kinerja bank tersebut telah dilakukan berdasarkan asas-asas
perbankan yang sehat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Beberapa aspek rasio keuangan yang digunakan yaitu permodalan capital,
kualitas aset asset quality, manajemen management, rentabilitas earning, likuiditas liquidity.
a. Permodalan capital
Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut:
1. kecukupan, proyeksi trend ke depan permodalan dan kemampuan permodalan dalam mengcover risiko
Universitas Sumatera Utara
25 2. kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari
keuntungan, rencana permodalan untuk mendukun pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham.
Penilaian kuantitatif aspek permodalan dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap rasio yaitu kecukupan pemenuhan modal Capital
Adequacy Ratio CAR. CAR adalah rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko. Dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 713PBI2005 telah ditetapkan bahwa setiap bank syariah wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari
aktiva tertimbang menurut risiko. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik kemampuan bank dalam memenuhi penyediaan modal minimum.
b. Kualitas aset asset quality
Penilaian terhadap faktor kualitas aset meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut:
1. kualitas aktiva produktif, perkembangan kualitas aktiva produktif bermasalah, konsentrasi eksposur risiko, dan eksposur risiko nasabah inti.
2. kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang review internal, sistem dokumentasi dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
Penilaian kuantitatif aspek kualitas aset dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap rasio yaitu rasio pembiayaan tidak lancar. Rasio
NPF digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. Meningkatnya kredit macet menurunkan aset bank,
dan dapat menyebabkan bank menjadi kurang sehat insolvent kewajiban lebih
Universitas Sumatera Utara
26 besar daripada aset Silvanita, 2009 : 33. Tingkat rasio NPF yang tinggi
menunjukkan bahwa adanya tingkat bahaya moral dari pembiayaan yang tidak dapat kembali tepat jumlah dan waktu. Bank dengan tingkat NPF rendah mampu
menangani pembiayaan dengan baik, sehingga adanya kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah dan mendorong untuk melakukan pembiayaan. Semakin
tinggi rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam mengelola risiko pembiayaan semakin rendah.
c. Rentabilitas earning
Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut:
1. kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung ekspansi dan menutup risiko, serta tingkat efisiensi,
2. diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan prinsip
akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. Penilaian kuantitatif rentabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
melakukan penilaian terhadap rasio yaitu rasio tingkat pengembalian terhadap aset atau Return On Asset ROA dan Rasio Efisiensi kegiatan Opersional REO.
ROA adalah komponen rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat
efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. ROA merupakan indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas
sejumlah aset yang dimiliki oleh bank. ROA dapat diperoleh dengan cara
Universitas Sumatera Utara
27 menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva Pandia, 2012 :
71. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh laba semakin baik.
REO adalah rasio penunjang yang digunakan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah. Rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank syariah dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasional dihitung berdasarkan
penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah pejumlahan dari total pendapatan bunga dan total
pendapatan operasional lainnya Frianto, 2012 : 72. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank sehinga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut:
1. kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek, potensi maturity mismatch, dan konsentrasi sumber pendanaan
2. kecukupan kebijakan pengelolaan likuiditas, akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan.
Penilaian kuantitatif aspek likuiditas dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap rasio yaitu rasio antara pinjaman dan titipan atau
Financing to Deposit Ratio FDR. FDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan
Universitas Sumatera Utara
28 kata lainn seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank dalam memberikan
pembiayaan. Perhitungan FDR adalah untuk mengukur jumlah pembiayaan yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang
digunakan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah tingkat likuiditas sebuah bank.
d. Leverage
Tingkat leverage adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Perusahaan yang
mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi krediturnya. Semakin tinggi tingkat leverage rasio
hutangaset semakin besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi
Belkaoui dan Karpik dalam Yuliani 2010, supaya laba yang dlaporkan tinggi maka manager harus mengurangi biaya-biaya, termasuk biaya untuk
pertanggungjawaban sosial. Keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan
pendapatan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab
sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan pada debtholders. Semakin rendah rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyelesaikan
kewajibannya semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
29
2.1.6.2 Kinerja Sosial Bank Syariah
Bank syariah memeiliki dua fungsi penting pada awal pendiriannya. Yaitu sebagai fungsi bisnis dan fungsi sosial. Kegiatannya tidak hanya berorientasi pada
keuntungan tetapi juga pada kesejahteraan sosial masyarakat. Dalam Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, fungsi
sosial dari bank syariah ini juga dipertegas. Pada pasal 4 dinyatakan, bahwa selain berkewajiban menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat, Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah dapat menjalankan fungsi sosial da;am bentuk lembaga baitul mal. Yaitu menerima dana yang berasal dari
zakat, infak, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah juga
dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf nazhir sesua dengan kehendak pemberi wakaf.
Bank syariah melakukan kegiatan sosial melalui berbagai kegiatan, antara lain:
a. mempunyai divisi yang menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah b. memberikan pinjaman kebajikan tanpa bunga qardhul hasan; dan
c. menyisihkan sebagian laba untuk kegiatan sosial, seperti memberrikan beasiswa.
Selain penghimpunan dan penyaluran zakat dan wakaf, memiliki produk pembiayaan qard dana kebajikan. Produk ini juga dapat dikategorikan sebagai
wujud tanggung jawab sosial bank syariah yang tidak dapat diperoleh dari bank konvensional. Dengan demikian jelas sekali bahwa fungsi sosial dari bank syariah
Universitas Sumatera Utara
30 sangat berpotensi dalam merealisasikan upaya mewujudkan kesejahteraan
masyarakat melalui instrumen ekonomi Islam yang lain. Tetapi kemudian permasalahannya, sejauhmana pemenuhan tangungjawab sosial tersebut telah
diwujudkan oleh bank syariah. Oleh karena itu sangat penting untuk direview kembali bagaimana pencapaian fungsi sosial atau yang bisa disebut sebagai
kinerja sosial bank syariah ini. Pada penelitian ini, beberapa komponen yang akan diteliti dalam kinerja
sosial bank syariah antara lain: Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE dan Kontribusi Kepada Masyarakat KKM, dan Kontribusi Untuk Stakeholder KUS
Setiawan, 2007. a. Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE
Penilaian untuk Kontribusi Pembangunan Ekonomi didasari atas tujuan awal dari kelahiran perbankan syariah yaitu meningkatkan pembangunan ekonomi umat dan
masyarakat umum. Untuk mengevaluasi komitmen perbankan syariah terhadap pembangunan ekonomi, Samad, et al. 2000 : 4 telah menggunakan salah satu
analisis yaitu perhitungan Mudharabah-Musyarakah Ratio MMR. Bank syariah merupakan bank yang didirikan berdasarkan prinsip bagi hasil
seharusnya lebih diutamakan dan dominan dibandingkan dengan pembiayaan non bagi hasil. Rasio intensitas pembiayaan prefit sharing atau Mudharabah-
Musyarakah Ratio MMR digunakan untuk mengukur besarnya fungsi intermediasi bank syariah melalui penyaluran dana dengan akad prefit sharing.
Pembiayaan di perbankan syariah masih didominasi oleh pembiayaan dengan akad jual beli Murabahah hal ini diakibatkan karena pembiayaan dengan prinsip
Universitas Sumatera Utara
31 bagi hasil Mudharabah dan Musyarakah memiliki risiko yang lebih tinggi.
Risiko itu antara lain, risiko kegagalan proyek yang dibiayai, dimana bank ikut menanggung kerugian, kemudian risiko dari pelaksana Mudharib yang
berpotensi melakukan kecurangan pelaporan sehingga menaikkan biaya dan berakibat pada rendahnya pendapatan atau keuntungan yang akan dibagi antara
bank syariah dengan pelaksanaan. Dengan tingginya risiko pada pembiayaan bagi hasil, maka bank syariah
harus berhati-hati dalam memberikan pembiayaan jenis tersebut. Sehingga tidak setiap pengusaha atau nasabah yang mengajukan pembiayaan kepada bank syariah
akan mendapatkan pembiayaan bagi hasil. Semakin tinggi rasio pembiayaan ini menunjukkan komitmen bank kepada pembangunan komunitas yang lebih tinggi.
Dengan demikian secara umum semakin besar hasil rasio ini maka kontribusi bank syariah untuk pengembangan sektor usaha dan pembangunan ekonomi umat
semakin besar Samad, et al., 2000 : 4. b. Kontribusi Kepada Masyarakat KKM
Penilaian atas Kontribusi Kepada Masyarakat KKM dimaksudkan untuk menilai kontribusi langsung perbankan syariah kepada masyarakat, diantaranya
untuk nasabah yang sedang membutuhkan dan masyarakat miskin. Penilaian ini penting mengingat perbankan syariah juga harus menjalankan peran sosialnnya
berkaitan dengan memberikan pembiayaan kebajikan Qardh. Pada penelitian ini KKM bank syariah dinilai dari rasio pembiayaan Qardh QR dan rasio kinerja
zakat ZR.
Universitas Sumatera Utara
32 Dalam aktivitasnya bank syariah juga berkewajiban untuk menjalankan
fungsi sosial diantaranya memberikan pembiayaan kebajikan Qardh. Qardh adalah akad yang dikhususkan pada pinjaman harta yang terukur dan dapat ditagih
kembali serta merupakan akad saling bantu membantu dan bukan merupakan transaksi bisnis secara komersial. Rasio pembiayaan Qarddh atau Qardh Ratio
QR digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi pembiayaan Qardh bank syariah tersebut. Rasio ini dihitung dengan membandingkan pembiayaan Qardh
dengan total pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah. Semakin tinggi komponen ini mengindikasikan kepedulian bank syariah yang tinggi kepada piha
yang mengalami kesulitan. Kontribusi Kepada Masyarakat juga dapat dinilai dari rasio kinerja zakat atau
zakah ratio ZR. Rasio kinerja zakat digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi zakat perusahaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. Zakat menjadi
bagian yang penting karena merupakan perintah dalam ajaran agama Islam. Menurut Hameed dalam Setiawan 2007 : 28 untuk melihat kinerja bank syariah
harus berbasis pada pembayaran zakat yang dilakukan oleh bank syariah untuk menggantikan indikator kinerja konvensional earning per share EPS. Dalam
standar akuntansi internasional lembaga keuangan syariah diwajibkan untuk membayar zakat dengan berbasis pada aset bersih. ZR diperoleh dengan
membandingkan zakat yang dibayarkan bank syariah dengan laba sebelum pajak. Semakin tinggi komponen ini mengindikasikan kinerja zakat bank syariah yang
baik. c. Kontribusi Untuk Stakeholder KUS
Universitas Sumatera Utara
33 Penilaian atas kontribusi untuk stakeholder dimaksudkan untuk menilai
kontribusi langsung perbankan syariah bagi stakeholder terdekat. Stakeholder terdekat mencakup pemegang saham shareholdersohibul maal, manajemen dan
pegawai bank syariah mudharib, pemilik rekening giro dan tabungan wadiah, dan juga pemerintah. Salah satu tujuan dan fungsi perbankan syariah adalah
mengupayakan terwujudnya sosial-ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata. Kontribusi Untuk Stakeholder dapat dilihat dari rasio
Kontribusi Untuk Kesejahteraan Sohibul Maal KSM. Rasio kontribusi bank syariah terhadap peningkatan Kesejahteraan Sohibul
Maal KSM digunakan untuk mengukur besarnya keuntungan bank syariah yang dinikmati oleh pemegang saham yang akan ditandai dengan meningkatnya laba
yang ditahan oleh perusahaan. Hal ini bermakna peningkatan kekayaan dari pemegang saha melalui peningkatan nilai perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan kontribusi bank syariah atas peningkatan kesejahteraan Sohibul Maal yang baik.
Universitas Sumatera Utara
34
2.2 Penelitian terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel
Hasil Penelitian
Azis Budi Setiawan
2008 Kesehatan
Finansial dan Kinerja Sosial
Bank Umum Syariah Di
Indonesia Kesehatan Fiansial:
KAP, NPF, NOM, ROA, REO, DP,
STM, STMP. Kinerja sosial:
MMR, AR KPJP, PFA, QR, ZR, RFS,
CSR, KSM, KM, KI, KPW, KPP, P4,
RD, PDAN, PDIN, KPLJ.
Tingkat kesehatan finansial BMI lebih
baik daripada BSM. Tingkat kinerja sosial
BSM lebih baik daripada BMI.
Sinta Yuliani 2012
Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Kinerja Sosial Bank
Umum Syariah di Indonesia Tahun
2006-2010 Variabel
independen: Size, ROA, Leverage.
Variabel dependen: MMR dan QR
Secara bersama-sama ketiga variabel
independen berpengaruh terhadap
MMR dan QR. Secara parsial Size dan ROA
berpengaruh terhadap MMR. Size, ROA dan
Leverage berpengaruh terhadap QR.
Abdus Samad dan M. Khabir
Hassan 1999
The Performance of Malaysia
Islamic Bank During 1984-
1997: An Explanatory
Study ROA, ROE, PER,
CDR, LDR, CR, CAR, DER, DTAR,
EM, LTA, GBD, dan MML
Hasil penelitian ini menunjukkan rasio
ROA, ROE, PER, LTA, GBD,
MMLtidak berbeda secara signifikan. Rasio
LDR, CR, CAR, DER, DTAR, EM
menunjukkan perbedaan signifikan
antara bank syariah dan bank konvensional
Universitas Sumatera Utara
35
Nama Peneliti Judul Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
Widya Ratna Putri 2013
Analisis pengukuran
kinerja keuangan bank syariah
menggunakan CAMEL dan
Syariah Conformity and
Profitability SCnP Mode di
Indonesia periode 2009-2012
CAR, RORA, NPM, ROA, FDR.
CAMEL dan SCnP Model dapat
mengukur kinerja keuangan bank
syariah serta dapat menghasilkan suatu
rekomendasi investasi bagi
manajer keuangan dalam berinvestasi.
Rizki Arfani 2012
Pengaruh Manajemen Risiko
Pembiayaan Terhadap Bank
Umum Syariah di Indonesia
Variabel independen: NPF
Variabel dependen: Kinerja
keuangan KPMM, ROE,
ROA, STM, FDR, kinerja
sosial MMR dan QR
Hasil dengan menggunakan uji t
uji parsial menunjukkan NPF
berpengaruh negatif signifikan
terhadap KPMM, ROE dan ROA,
NPF berpengaruh positif signifikan
terhadap FDR dan MMR serta NPF
berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel STM dan QR.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2014
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian. Kerangka konseptual perlu
dikemukakan apabila peneliti menghubungkan dua variabel atau lebih dan dapat dibangun setelah melakukan literatur survei.
Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
36 Berikut ini merupakan kerangka gambar hubungan kinerja keuangan dengan
kinerja sosial bank syariah.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Kinerja Keuangan dan Kinerja Bank
Seiring dengan pesatnya perkembangan yang terjadi di bidang keuangan dan perbankan maka telah terjadi perubahan yang cukup berpengaruh terhadap
berbagai aspek yang berkaitan dengan kesehatan bank. Perkembangan dan perubahan dapat terjadi baik di dalam lingkungan internal maupun lingkungan
eksternal perbankan. Untuk itu perbankan khususnya bank syariah perlu untuk melihat adanya keterkaitan antara kinerja yang telah dilakukan terhadap
perkembangan baik internal maupun eksternal tersebut. Antonio 2001 : 201-202 menyebutkan bahwa bank syariah selain memiliki
fungsi sebagai pengelola investasi dan penyedia jasa-jasa keuangan juga memiliki Kinerja bank
Kinerja Keuangan Kinerja Sosial
CAR X
1
NPF X
2
ROA X
3
REO X
4
FDR X
5
Leverage X
6
MMR X
7
QR X
8
ZR X
9
KSM X
10
Universitas Sumatera Utara
37 jasa sosial. Dalam pandangannya konsep perbankan Islam mengharuskan bank
syariah melaksanakan jasa sosial, salah satunya dengan mengeluarkan pembiayaan. Oleh karena itu penelitian ini membagi kinerja bank ke dalam dua
kategori yaitu kinerja keuangan dan kinerja sosial. Pada penelitian ini kinerja keuangan diwakili oleh beberapa rasio diantaranya Capital Adequacy Ratio
CAR, Non Performing Financing NPF, Return On Assets ROA, Rasio Efisiensi kegiatan Operasional REO, Financing to Deposit Ratio FDR dan
Leverage. Kinerja sosial diwakili oleh empat rasio yaitu Mudharabah Musyarakah Ratio MMR, Rasio Pembiayaan Qardh QR, Zakah Ratio ZR,
dan Kontribusi Sohibul Maal KSM.
2.4 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah: 1. Terdapat hubungan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA, REO, FDR, dan
Leverage dengan kinerja sosial MMR, QR, ZR dan KSM Bank Syariah Devisa
2. Terdapat hubungan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA, REO, FDR, dan Leverage dengan kinerja sosial MMR, QR, ZR dan KSM Bank Syariah Non
Devisa 3. Terdapat perbedaan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA, REO, FDR, dan
Leverage antara bank syariah devisa dan bank syariah non devisa 4. Terdapat perbedaan kinerja sosial MMR, QR, ZR dan KSM antara bank
syariah devisa dan non devisa
Universitas Sumatera Utara
38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan menentukan hubungan antara dua variabel atau
lebih dalam suatu penelitian Muhamad, 2008 : 18.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi atau data
penelitian diwujudkan dalam bentuk angka yang dianalisis dengan statistik dan hasilnya dideskripsikan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah Bank Indonesia yang terangkum dalam website Bank Indonesia dan website masing-masing Bank yang diteliti dalam penelitian
ini yaitu 11 bank syariah yang ada di Indonesia. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2014 sampai April 2014.
3.3 Batasan Operasional
Objek penelitian adalah sepuluh bank umum syariah yang ada di Indonesia yang terdiri dari empat bank syariah devisa, yaitu Bank Syariah Mandiri BSM,
Bank Muamalat Indonesia BMI, Bank Syariah BNI, dan Bank Syariah Mega Indonesia BSMI, dan 6 bank syariah non devisa yaitu Bank BRI Syariah, Bank
Jabar dan Banten Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank
Victoria Syariah, dan Bank BCA Syariah.
Universitas Sumatera Utara
39 Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari laporan
tahunan dan keuangan triwulan periode 2011 sampai September 2013 yang telah dipublikasikan. Laporan keuangan yang digunakan mencakup laporan rasio
keuangan.
3.4 Defenisi Operasional
Kinerja keuangan dapat dinilai dari faktor Permodalan, Kualitas Aset, Earning Rentabilitas dan Likuiditas, yaitu:
a. Permodalan Modal merupakan sumber dana pihak pertama yang harus disediakan bank dalam
jumlah yang cukup, karena selain berfungsi sebagai indikator kepercayaan masyarakat terhadap bank, juga berfungsi sebagai salah satu pengukur tingkat
kesehatan suatu bank. Permodalan dipresentasikan oleh rasio Capital Adequacy Ratio CAR.
Capital Adequacy Ratio CAR : CAR =
Modal Total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR
b. Kualitas Aset Aset bank pada dasarnya terbentuk oleh dana yang dapat dihimpun, padahal
sebagian besar dana berasal dari titipansimpanan masyarakat. Oleh karena itu pengalokasian dana dalam bentuk aset bank perlu berdasarkan pada prinsip
kehati-hatian. Pengelolaan aset bank mempunyai pengaruh terhadap tingkat pendapatan, likuiditas, maupun keamanan usaha bank. Salah satu komponen
Universitas Sumatera Utara
40 penilaian terhadap kualitas aset adalah kinerja
penanganan aktiva produktif bermasalah.
Kualitas aset dipresentasikan oleh rasio Non Performing Financing NPF.
Non Performing Financing NPF: NPF =
Pembiayaan KL ,D,M Total Pembiayaan
Keterangan: Pembiayaan KL, D, M: Pembiayaan yang masuk dalam kategori Kurang Lancar
KL, Diragukan D dan Macet M c. Earning Rentabilitas
Rentabilitas suatu bank dapat didasarkan pada penilaian kemampuan bank dalam menciptakan laba. Rentabilitas dipresentasikan oleh rasio Return On Assets
ROA dan Rasio Efektifitas kegiatan Operasional REO. Return On Assets ROA:
ROA =
Laba Sebelum Pajak Total Aset rata
−rata
Rasio Efektifitas kegiatan Operasional REO: REO =
Beban Operasional Pendapatan Operasional
d. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangaka pendek.
Rasio likuiditas juga disebut rasio antara pinjaman dan titipan. Rasio ini menyatakan seberapa jauh bank telah menggunakan uang para penyimpan
depositor untuk memberikan pinjaman kepada para nasabahnya. Dengan kata lain jumlah uang yang dipergunakan untuk memberi pinjaman adalah uang yang
Universitas Sumatera Utara
41 berasal dari titipan para penyimpan. Likuiditas dipresentasikan oleh rasio
Financing to Deposit Ratio FDR. Financing to Deposit Ratio FDR:
FDR =
Pembiayaan yang diberikan Total Dana Pihak Ketiga
e. Leverage
Leverage adalah kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Leverage dihitung dengan rumus:
Leverage =
Total Kewajiban Total Aset
Kinerja sosial bank syariah dinilai dari dua aspek yaitu: a. Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE
Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE yaitu peran bank syariah dalam berkontribusi untuk pembangunan ekonomi umat dan masyarakat umum.
Kontribusi Pembangunan Ekonomi dipresentasikan oleh rasio Mudharabah Musyarakah MMR.
Mudharabah Musyarakah Ratio MMR: MMR =
Mudharabah +Musyarakah Total Pembiayaan
b. Kontribusi Kepada Masyarakat KKM Kontribusi Kepada Masyarakat KKM yaitu penilaian kontribusi langsung
perbankan syariah kepada masyarakat, di antaranya untuk nasabah yang sedang membutuhkan dan masyarakat miskin. Kontribusi Kepada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
42 dipresentasikan oleh rasio Qardh QR dan Rasio kinerja zakat atau Zakah Ratio
ZR. Qardh Ratio QR:
QR =
Pembiayaan Qardh Total Pembiayaan
Zakah Ratio ZR: ZR =
Penyaluran Zakat Perusahaan Laba Sebelum Pajak
c. Kontribusi Untuk Stakeholder KUS Kontribusi Untuk Stakeholder merupakan kinerja bank syariah memberikan
kontribusi peningkatan dan distribusi pendapatan bagi masing-masing stakeholder Kontribusi untuk Stakeholder dipresentasikan oleh rasio Kontribusi untuk
Kesejahteraan Sohibul Maal KSM. KSM =
Laba Setelah Pajak Modal inti total ekuitas
3.5 Skala Pengukuran
Penelitian ini menggunakan skala pengukuran yaitu skala rasio. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak, dan
perbandingan konstruk yang diukur, serta skala rasio ini menggunakan nilai absolut Erlina dan Mulyani, 2007 : 53.
Universitas Sumatera Utara
43
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi