Kinerja Keuangan Bank Syariah

24 komponen lain. setelah itu dapat disimpulkan posisi keuangan perusahaan untuk periode tertentu yang pada akhirnya dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan tersebut dikenal dengan rasio keuangan. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau diperhatikan sesuai dengan target perusahaan.

2.1.6.1 Kinerja Keuangan Bank Syariah

Bank Indonesia melakukan sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah melalui beberapa aspek rasio keuangan yang digunakan. Menurut Pandia 2012 : 222 salah satu alasan pentingnya penilaian kesehatan bank adalah untuk menilai apakah kinerja bank tersebut telah dilakukan berdasarkan asas-asas perbankan yang sehat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Beberapa aspek rasio keuangan yang digunakan yaitu permodalan capital, kualitas aset asset quality, manajemen management, rentabilitas earning, likuiditas liquidity.

a. Permodalan capital

Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut: 1. kecukupan, proyeksi trend ke depan permodalan dan kemampuan permodalan dalam mengcover risiko Universitas Sumatera Utara 25 2. kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan untuk mendukun pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham. Penilaian kuantitatif aspek permodalan dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap rasio yaitu kecukupan pemenuhan modal Capital Adequacy Ratio CAR. CAR adalah rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 713PBI2005 telah ditetapkan bahwa setiap bank syariah wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari aktiva tertimbang menurut risiko. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik kemampuan bank dalam memenuhi penyediaan modal minimum.

b. Kualitas aset asset quality

Penilaian terhadap faktor kualitas aset meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut: 1. kualitas aktiva produktif, perkembangan kualitas aktiva produktif bermasalah, konsentrasi eksposur risiko, dan eksposur risiko nasabah inti. 2. kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang review internal, sistem dokumentasi dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. Penilaian kuantitatif aspek kualitas aset dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap rasio yaitu rasio pembiayaan tidak lancar. Rasio NPF digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. Meningkatnya kredit macet menurunkan aset bank, dan dapat menyebabkan bank menjadi kurang sehat insolvent kewajiban lebih Universitas Sumatera Utara 26 besar daripada aset Silvanita, 2009 : 33. Tingkat rasio NPF yang tinggi menunjukkan bahwa adanya tingkat bahaya moral dari pembiayaan yang tidak dapat kembali tepat jumlah dan waktu. Bank dengan tingkat NPF rendah mampu menangani pembiayaan dengan baik, sehingga adanya kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah dan mendorong untuk melakukan pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam mengelola risiko pembiayaan semakin rendah.

c. Rentabilitas earning

Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut: 1. kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung ekspansi dan menutup risiko, serta tingkat efisiensi, 2. diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. Penilaian kuantitatif rentabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap rasio yaitu rasio tingkat pengembalian terhadap aset atau Return On Asset ROA dan Rasio Efisiensi kegiatan Opersional REO. ROA adalah komponen rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. ROA merupakan indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank. ROA dapat diperoleh dengan cara Universitas Sumatera Utara 27 menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva Pandia, 2012 : 71. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh laba semakin baik. REO adalah rasio penunjang yang digunakan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah. Rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank syariah dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah pejumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya Frianto, 2012 : 72. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank sehinga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut: 1. kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek, potensi maturity mismatch, dan konsentrasi sumber pendanaan 2. kecukupan kebijakan pengelolaan likuiditas, akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan. Penilaian kuantitatif aspek likuiditas dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap rasio yaitu rasio antara pinjaman dan titipan atau Financing to Deposit Ratio FDR. FDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan Universitas Sumatera Utara 28 kata lainn seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank dalam memberikan pembiayaan. Perhitungan FDR adalah untuk mengukur jumlah pembiayaan yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah tingkat likuiditas sebuah bank.

d. Leverage

Tingkat leverage adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi krediturnya. Semakin tinggi tingkat leverage rasio hutangaset semakin besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi Belkaoui dan Karpik dalam Yuliani 2010, supaya laba yang dlaporkan tinggi maka manager harus mengurangi biaya-biaya, termasuk biaya untuk pertanggungjawaban sosial. Keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan pada debtholders. Semakin rendah rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajibannya semakin baik. Universitas Sumatera Utara 29

2.1.6.2 Kinerja Sosial Bank Syariah

Bank syariah memeiliki dua fungsi penting pada awal pendiriannya. Yaitu sebagai fungsi bisnis dan fungsi sosial. Kegiatannya tidak hanya berorientasi pada keuntungan tetapi juga pada kesejahteraan sosial masyarakat. Dalam Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, fungsi sosial dari bank syariah ini juga dipertegas. Pada pasal 4 dinyatakan, bahwa selain berkewajiban menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah dapat menjalankan fungsi sosial da;am bentuk lembaga baitul mal. Yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah juga dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf nazhir sesua dengan kehendak pemberi wakaf. Bank syariah melakukan kegiatan sosial melalui berbagai kegiatan, antara lain: a. mempunyai divisi yang menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah b. memberikan pinjaman kebajikan tanpa bunga qardhul hasan; dan c. menyisihkan sebagian laba untuk kegiatan sosial, seperti memberrikan beasiswa. Selain penghimpunan dan penyaluran zakat dan wakaf, memiliki produk pembiayaan qard dana kebajikan. Produk ini juga dapat dikategorikan sebagai wujud tanggung jawab sosial bank syariah yang tidak dapat diperoleh dari bank konvensional. Dengan demikian jelas sekali bahwa fungsi sosial dari bank syariah Universitas Sumatera Utara 30 sangat berpotensi dalam merealisasikan upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui instrumen ekonomi Islam yang lain. Tetapi kemudian permasalahannya, sejauhmana pemenuhan tangungjawab sosial tersebut telah diwujudkan oleh bank syariah. Oleh karena itu sangat penting untuk direview kembali bagaimana pencapaian fungsi sosial atau yang bisa disebut sebagai kinerja sosial bank syariah ini. Pada penelitian ini, beberapa komponen yang akan diteliti dalam kinerja sosial bank syariah antara lain: Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE dan Kontribusi Kepada Masyarakat KKM, dan Kontribusi Untuk Stakeholder KUS Setiawan, 2007. a. Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE Penilaian untuk Kontribusi Pembangunan Ekonomi didasari atas tujuan awal dari kelahiran perbankan syariah yaitu meningkatkan pembangunan ekonomi umat dan masyarakat umum. Untuk mengevaluasi komitmen perbankan syariah terhadap pembangunan ekonomi, Samad, et al. 2000 : 4 telah menggunakan salah satu analisis yaitu perhitungan Mudharabah-Musyarakah Ratio MMR. Bank syariah merupakan bank yang didirikan berdasarkan prinsip bagi hasil seharusnya lebih diutamakan dan dominan dibandingkan dengan pembiayaan non bagi hasil. Rasio intensitas pembiayaan prefit sharing atau Mudharabah- Musyarakah Ratio MMR digunakan untuk mengukur besarnya fungsi intermediasi bank syariah melalui penyaluran dana dengan akad prefit sharing. Pembiayaan di perbankan syariah masih didominasi oleh pembiayaan dengan akad jual beli Murabahah hal ini diakibatkan karena pembiayaan dengan prinsip Universitas Sumatera Utara 31 bagi hasil Mudharabah dan Musyarakah memiliki risiko yang lebih tinggi. Risiko itu antara lain, risiko kegagalan proyek yang dibiayai, dimana bank ikut menanggung kerugian, kemudian risiko dari pelaksana Mudharib yang berpotensi melakukan kecurangan pelaporan sehingga menaikkan biaya dan berakibat pada rendahnya pendapatan atau keuntungan yang akan dibagi antara bank syariah dengan pelaksanaan. Dengan tingginya risiko pada pembiayaan bagi hasil, maka bank syariah harus berhati-hati dalam memberikan pembiayaan jenis tersebut. Sehingga tidak setiap pengusaha atau nasabah yang mengajukan pembiayaan kepada bank syariah akan mendapatkan pembiayaan bagi hasil. Semakin tinggi rasio pembiayaan ini menunjukkan komitmen bank kepada pembangunan komunitas yang lebih tinggi. Dengan demikian secara umum semakin besar hasil rasio ini maka kontribusi bank syariah untuk pengembangan sektor usaha dan pembangunan ekonomi umat semakin besar Samad, et al., 2000 : 4. b. Kontribusi Kepada Masyarakat KKM Penilaian atas Kontribusi Kepada Masyarakat KKM dimaksudkan untuk menilai kontribusi langsung perbankan syariah kepada masyarakat, diantaranya untuk nasabah yang sedang membutuhkan dan masyarakat miskin. Penilaian ini penting mengingat perbankan syariah juga harus menjalankan peran sosialnnya berkaitan dengan memberikan pembiayaan kebajikan Qardh. Pada penelitian ini KKM bank syariah dinilai dari rasio pembiayaan Qardh QR dan rasio kinerja zakat ZR. Universitas Sumatera Utara 32 Dalam aktivitasnya bank syariah juga berkewajiban untuk menjalankan fungsi sosial diantaranya memberikan pembiayaan kebajikan Qardh. Qardh adalah akad yang dikhususkan pada pinjaman harta yang terukur dan dapat ditagih kembali serta merupakan akad saling bantu membantu dan bukan merupakan transaksi bisnis secara komersial. Rasio pembiayaan Qarddh atau Qardh Ratio QR digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi pembiayaan Qardh bank syariah tersebut. Rasio ini dihitung dengan membandingkan pembiayaan Qardh dengan total pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah. Semakin tinggi komponen ini mengindikasikan kepedulian bank syariah yang tinggi kepada piha yang mengalami kesulitan. Kontribusi Kepada Masyarakat juga dapat dinilai dari rasio kinerja zakat atau zakah ratio ZR. Rasio kinerja zakat digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi zakat perusahaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. Zakat menjadi bagian yang penting karena merupakan perintah dalam ajaran agama Islam. Menurut Hameed dalam Setiawan 2007 : 28 untuk melihat kinerja bank syariah harus berbasis pada pembayaran zakat yang dilakukan oleh bank syariah untuk menggantikan indikator kinerja konvensional earning per share EPS. Dalam standar akuntansi internasional lembaga keuangan syariah diwajibkan untuk membayar zakat dengan berbasis pada aset bersih. ZR diperoleh dengan membandingkan zakat yang dibayarkan bank syariah dengan laba sebelum pajak. Semakin tinggi komponen ini mengindikasikan kinerja zakat bank syariah yang baik. c. Kontribusi Untuk Stakeholder KUS Universitas Sumatera Utara 33 Penilaian atas kontribusi untuk stakeholder dimaksudkan untuk menilai kontribusi langsung perbankan syariah bagi stakeholder terdekat. Stakeholder terdekat mencakup pemegang saham shareholdersohibul maal, manajemen dan pegawai bank syariah mudharib, pemilik rekening giro dan tabungan wadiah, dan juga pemerintah. Salah satu tujuan dan fungsi perbankan syariah adalah mengupayakan terwujudnya sosial-ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata. Kontribusi Untuk Stakeholder dapat dilihat dari rasio Kontribusi Untuk Kesejahteraan Sohibul Maal KSM. Rasio kontribusi bank syariah terhadap peningkatan Kesejahteraan Sohibul Maal KSM digunakan untuk mengukur besarnya keuntungan bank syariah yang dinikmati oleh pemegang saham yang akan ditandai dengan meningkatnya laba yang ditahan oleh perusahaan. Hal ini bermakna peningkatan kekayaan dari pemegang saha melalui peningkatan nilai perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kontribusi bank syariah atas peningkatan kesejahteraan Sohibul Maal yang baik. Universitas Sumatera Utara 34

2.2 Penelitian terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Azis Budi Setiawan 2008 Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah Di Indonesia Kesehatan Fiansial: KAP, NPF, NOM, ROA, REO, DP, STM, STMP. Kinerja sosial: MMR, AR KPJP, PFA, QR, ZR, RFS, CSR, KSM, KM, KI, KPW, KPP, P4, RD, PDAN, PDIN, KPLJ. Tingkat kesehatan finansial BMI lebih baik daripada BSM. Tingkat kinerja sosial BSM lebih baik daripada BMI. Sinta Yuliani 2012 Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2006-2010 Variabel independen: Size, ROA, Leverage. Variabel dependen: MMR dan QR Secara bersama-sama ketiga variabel independen berpengaruh terhadap MMR dan QR. Secara parsial Size dan ROA berpengaruh terhadap MMR. Size, ROA dan Leverage berpengaruh terhadap QR. Abdus Samad dan M. Khabir Hassan 1999 The Performance of Malaysia Islamic Bank During 1984- 1997: An Explanatory Study ROA, ROE, PER, CDR, LDR, CR, CAR, DER, DTAR, EM, LTA, GBD, dan MML Hasil penelitian ini menunjukkan rasio ROA, ROE, PER, LTA, GBD, MMLtidak berbeda secara signifikan. Rasio LDR, CR, CAR, DER, DTAR, EM menunjukkan perbedaan signifikan antara bank syariah dan bank konvensional Universitas Sumatera Utara 35 Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Widya Ratna Putri 2013 Analisis pengukuran kinerja keuangan bank syariah menggunakan CAMEL dan Syariah Conformity and Profitability SCnP Mode di Indonesia periode 2009-2012 CAR, RORA, NPM, ROA, FDR. CAMEL dan SCnP Model dapat mengukur kinerja keuangan bank syariah serta dapat menghasilkan suatu rekomendasi investasi bagi manajer keuangan dalam berinvestasi. Rizki Arfani 2012 Pengaruh Manajemen Risiko Pembiayaan Terhadap Bank Umum Syariah di Indonesia Variabel independen: NPF Variabel dependen: Kinerja keuangan KPMM, ROE, ROA, STM, FDR, kinerja sosial MMR dan QR Hasil dengan menggunakan uji t uji parsial menunjukkan NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap KPMM, ROE dan ROA, NPF berpengaruh positif signifikan terhadap FDR dan MMR serta NPF berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel STM dan QR. Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2014

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian. Kerangka konseptual perlu dikemukakan apabila peneliti menghubungkan dua variabel atau lebih dan dapat dibangun setelah melakukan literatur survei. Lanjutan Universitas Sumatera Utara 36 Berikut ini merupakan kerangka gambar hubungan kinerja keuangan dengan kinerja sosial bank syariah. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Kinerja Keuangan dan Kinerja Bank Seiring dengan pesatnya perkembangan yang terjadi di bidang keuangan dan perbankan maka telah terjadi perubahan yang cukup berpengaruh terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan kesehatan bank. Perkembangan dan perubahan dapat terjadi baik di dalam lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perbankan. Untuk itu perbankan khususnya bank syariah perlu untuk melihat adanya keterkaitan antara kinerja yang telah dilakukan terhadap perkembangan baik internal maupun eksternal tersebut. Antonio 2001 : 201-202 menyebutkan bahwa bank syariah selain memiliki fungsi sebagai pengelola investasi dan penyedia jasa-jasa keuangan juga memiliki Kinerja bank Kinerja Keuangan Kinerja Sosial CAR X 1 NPF X 2 ROA X 3 REO X 4 FDR X 5 Leverage X 6 MMR X 7 QR X 8 ZR X 9 KSM X 10 Universitas Sumatera Utara 37 jasa sosial. Dalam pandangannya konsep perbankan Islam mengharuskan bank syariah melaksanakan jasa sosial, salah satunya dengan mengeluarkan pembiayaan. Oleh karena itu penelitian ini membagi kinerja bank ke dalam dua kategori yaitu kinerja keuangan dan kinerja sosial. Pada penelitian ini kinerja keuangan diwakili oleh beberapa rasio diantaranya Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Financing NPF, Return On Assets ROA, Rasio Efisiensi kegiatan Operasional REO, Financing to Deposit Ratio FDR dan Leverage. Kinerja sosial diwakili oleh empat rasio yaitu Mudharabah Musyarakah Ratio MMR, Rasio Pembiayaan Qardh QR, Zakah Ratio ZR, dan Kontribusi Sohibul Maal KSM.

2.4 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah: 1. Terdapat hubungan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA, REO, FDR, dan Leverage dengan kinerja sosial MMR, QR, ZR dan KSM Bank Syariah Devisa 2. Terdapat hubungan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA, REO, FDR, dan Leverage dengan kinerja sosial MMR, QR, ZR dan KSM Bank Syariah Non Devisa 3. Terdapat perbedaan kinerja keuangan CAR, NPF, ROA, REO, FDR, dan Leverage antara bank syariah devisa dan bank syariah non devisa 4. Terdapat perbedaan kinerja sosial MMR, QR, ZR dan KSM antara bank syariah devisa dan non devisa Universitas Sumatera Utara 38

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan menentukan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu penelitian Muhamad, 2008 : 18. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi atau data penelitian diwujudkan dalam bentuk angka yang dianalisis dengan statistik dan hasilnya dideskripsikan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah Bank Indonesia yang terangkum dalam website Bank Indonesia dan website masing-masing Bank yang diteliti dalam penelitian ini yaitu 11 bank syariah yang ada di Indonesia. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2014 sampai April 2014.

3.3 Batasan Operasional

Objek penelitian adalah sepuluh bank umum syariah yang ada di Indonesia yang terdiri dari empat bank syariah devisa, yaitu Bank Syariah Mandiri BSM, Bank Muamalat Indonesia BMI, Bank Syariah BNI, dan Bank Syariah Mega Indonesia BSMI, dan 6 bank syariah non devisa yaitu Bank BRI Syariah, Bank Jabar dan Banten Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Victoria Syariah, dan Bank BCA Syariah. Universitas Sumatera Utara 39 Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari laporan tahunan dan keuangan triwulan periode 2011 sampai September 2013 yang telah dipublikasikan. Laporan keuangan yang digunakan mencakup laporan rasio keuangan.

3.4 Defenisi Operasional

Kinerja keuangan dapat dinilai dari faktor Permodalan, Kualitas Aset, Earning Rentabilitas dan Likuiditas, yaitu: a. Permodalan Modal merupakan sumber dana pihak pertama yang harus disediakan bank dalam jumlah yang cukup, karena selain berfungsi sebagai indikator kepercayaan masyarakat terhadap bank, juga berfungsi sebagai salah satu pengukur tingkat kesehatan suatu bank. Permodalan dipresentasikan oleh rasio Capital Adequacy Ratio CAR. Capital Adequacy Ratio CAR : CAR = Modal Total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR b. Kualitas Aset Aset bank pada dasarnya terbentuk oleh dana yang dapat dihimpun, padahal sebagian besar dana berasal dari titipansimpanan masyarakat. Oleh karena itu pengalokasian dana dalam bentuk aset bank perlu berdasarkan pada prinsip kehati-hatian. Pengelolaan aset bank mempunyai pengaruh terhadap tingkat pendapatan, likuiditas, maupun keamanan usaha bank. Salah satu komponen Universitas Sumatera Utara 40 penilaian terhadap kualitas aset adalah kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. Kualitas aset dipresentasikan oleh rasio Non Performing Financing NPF. Non Performing Financing NPF: NPF = Pembiayaan KL ,D,M Total Pembiayaan Keterangan: Pembiayaan KL, D, M: Pembiayaan yang masuk dalam kategori Kurang Lancar KL, Diragukan D dan Macet M c. Earning Rentabilitas Rentabilitas suatu bank dapat didasarkan pada penilaian kemampuan bank dalam menciptakan laba. Rentabilitas dipresentasikan oleh rasio Return On Assets ROA dan Rasio Efektifitas kegiatan Operasional REO. Return On Assets ROA: ROA = Laba Sebelum Pajak Total Aset rata −rata Rasio Efektifitas kegiatan Operasional REO: REO = Beban Operasional Pendapatan Operasional d. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangaka pendek. Rasio likuiditas juga disebut rasio antara pinjaman dan titipan. Rasio ini menyatakan seberapa jauh bank telah menggunakan uang para penyimpan depositor untuk memberikan pinjaman kepada para nasabahnya. Dengan kata lain jumlah uang yang dipergunakan untuk memberi pinjaman adalah uang yang Universitas Sumatera Utara 41 berasal dari titipan para penyimpan. Likuiditas dipresentasikan oleh rasio Financing to Deposit Ratio FDR. Financing to Deposit Ratio FDR: FDR = Pembiayaan yang diberikan Total Dana Pihak Ketiga

e. Leverage

Leverage adalah kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Leverage dihitung dengan rumus: Leverage = Total Kewajiban Total Aset Kinerja sosial bank syariah dinilai dari dua aspek yaitu: a. Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE Kontribusi Pembangunan Ekonomi KPE yaitu peran bank syariah dalam berkontribusi untuk pembangunan ekonomi umat dan masyarakat umum. Kontribusi Pembangunan Ekonomi dipresentasikan oleh rasio Mudharabah Musyarakah MMR. Mudharabah Musyarakah Ratio MMR: MMR = Mudharabah +Musyarakah Total Pembiayaan b. Kontribusi Kepada Masyarakat KKM Kontribusi Kepada Masyarakat KKM yaitu penilaian kontribusi langsung perbankan syariah kepada masyarakat, di antaranya untuk nasabah yang sedang membutuhkan dan masyarakat miskin. Kontribusi Kepada masyarakat Universitas Sumatera Utara 42 dipresentasikan oleh rasio Qardh QR dan Rasio kinerja zakat atau Zakah Ratio ZR. Qardh Ratio QR: QR = Pembiayaan Qardh Total Pembiayaan Zakah Ratio ZR: ZR = Penyaluran Zakat Perusahaan Laba Sebelum Pajak c. Kontribusi Untuk Stakeholder KUS Kontribusi Untuk Stakeholder merupakan kinerja bank syariah memberikan kontribusi peningkatan dan distribusi pendapatan bagi masing-masing stakeholder Kontribusi untuk Stakeholder dipresentasikan oleh rasio Kontribusi untuk Kesejahteraan Sohibul Maal KSM. KSM = Laba Setelah Pajak Modal inti total ekuitas

3.5 Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran yaitu skala rasio. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak, dan perbandingan konstruk yang diukur, serta skala rasio ini menggunakan nilai absolut Erlina dan Mulyani, 2007 : 53. Universitas Sumatera Utara 43 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi