59
4. Supervisi Sarana Pendidikan
Nazir Nadin mengemukakan bahwa fungsi administrasi pendidikan adalah: “Mengatur dan menata seluruh input berupa tenaga personil, murid,
kurikulum, peralatan dan uang sehingga setiap input benar terlihat dan berperan secara optimal dalam rangkaian kegiatan yang teratur dan integral.”
6
Pendapat tersebut di atas, pada dasarnya berkaitan denagn fungsi administrasi yang dikemukakan oleh George R Terry yaitu: “
Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.”
7
Keempat fungsi dasar tersebut menurut George R. Terry sangat fundamental dalam setiap proses administrasi.
Secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Kegiatan dalam fase pertama adalah perencanaan. Perancanaan adalah menetapkan apa yang harus dilaksanakan oleh anggota-anggota
organisasi untuk menyelesaikan pekerjaan, dan juga ditetapkan oleh pimpinan bila dan bagaimana pekerjaan harus dilaksanakan.
2. Pengorganisasian adalah mendistribusikan atau mengalokasikan tugas-
tugas kepada para anggota kelompok, mendelegasikan kekuasaan dan menetapkan hubungan anggota kerja kelompok.
6
Nazir Nadin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: IKIP, 1989, h. 17
7
Sarwito, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, h. 65
60 3.
Pergerakan dalam arti pimpinan harus dapat menggerakkan kelompok sehingga organisasi berjalan.
4. Pengawasan yang dimaksud adalah pimpinan harus selalu mengadakan
pengawasan atau pengendalian agar gerak atau jalannya organisasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik mengenai arahnya
maupun mengenai caranya. Dengan rangkaian yang tercakup dalam empat fungsi dasar tersebut di
atas POAC pimpinan dapat membawa organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hubungan dengan fungsi-fungsi administrasi, para sarjana
mempunyai pendapat yang saling berbeda satu sama lainnya baik mengenai pengelompokannya, klasifikasinya, maupun istilah-istilah yang digunakan
untuk menyebut fungsi-fungsi administrasi. Sebagai contoh rumusan Luther Gulick yang mengemukakan bahwa fungsi administrasi meliputi:
planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting.
8
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses kegiatan administrasi pendidikan melaksanakan fungsi administrasi, yaitu
perencanaan, pengelompokan dan pengawasan terhadap segala komponen lembaga pendidikan. Untuk memperjelas perangkat komponen-komponen
lembaga pendidikan Nazir nadin mengemukakan: 1.
Administrasi siswa 2.
Administrasi personalia pendidikan
8
Sarwito, Ibid., h.66
61 3.
Administrasi akademik program pendidikan 4.
Administrasi sarana dan perlengkapan 5.
Administrasi keuangan.
9
Pembidangan oleh Nazir Nadin memperjelas bahwa sarana pendidikan
merupakan salah satu komponen dari suatu lembaga pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaannya. Tanpa sarana pendidikan yang baik, tidak akan
menghasilkan output yang optimal. Menurut pendapat Supandi dan Rustana Adiwinarta bahwa yang dimaksud
dengan sarana pendidikan adalah: “segala hal yang diperlukan untuk menyelenggarakan proses pendidikan khususnya di sekolah-sekolah termasuk ke
dalam sarana pendidikan ialah tanah, bangunan, perabot atau meubiler, perlengkapan dan perkakas pendidikan.”
10
Tujuan pelaksanaan supervisi pendidikan ini adalah upaya supervisor mengadakan suatu penilaian tentang kegiatan pengelolaan sekolah telah berjalan
dengan baik atau belum. Untuk mengetahui apakah kegiatan pengelolaan sekolah mencapai sasaran
atau tidak, perlu dilihat pada beberapa komponen pendidikan. Komponen-komponen yang perlu diperhatikan meliputi: Administrasi sekolah, kelembagaan, ketenangan,
pengajaran, siswa, sarana pendidikan dan situasi umum.
9
Tim Dosen Administrasi Pendidikan IKIP Jakarta, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
Jakarta: IKIP, 1989, h. 19
10
Suspandi Rustana Adiwinata, Materi Pokok Administrasi Pendidikan, Jakarta: Depdikbud
dan UT, 1992, h. 155
62
Khususnya dalam supervisi sarana pendidikan, maka sasaran dan kriteria penilaian antara lain:
1. Kesesuaian luas ruangan kelas dengan jumlah murid apakah telah sesuai
dengan standar. 2.
Ruangan keterampilanprakteklaboratoriumperpustakaan apakah semuanya ada, lengkap peralatannya, terpelihara dan berfungsi dengan baik.
3. Ruangan khusus kepala sekolah, apakah ukuran dan kualitas memenuhi syarat
serta peralatan lengkap. 4.
Ruangan khusus guru-guru dan tata usaha, apakah semuanya ada dan terpisah. Ukuran dan peralatan cukup baik menurut keperluan.
5. Kamar mandiWC, apakah kamar mandi guru dan siswa jumlahnya sesuai
dengan keperluan dan terpelihara dengan baik, termasuk air bersih untuk keperluan tersebut.
6. Perabot dan kelengkapan tiap ruangan kelas, apakah meja, kursibangku,
lemari, papan tulis lengkap dan terpelihara dengan baik. 7.
Keamanan sekolah, apakah penjaga telah sesuai dengan keperluan dan berfungsi dengan baik. Apakah pagar cukup kuat dan pintu ruangan dapat
dikunci dengan baik. 8.
Kebersihan sekolah, apakah tersedia air bersih, bak sampah sekolah sesuai dengan keperluan dan berfungsi, jumlah petugas kebersihan memenuhi
keperluan dan berfungsi dan peralatan kebersihan tiap kelas memenuhi keperluan.
63
9. Ketertiban sekolah, apakah tata tertib sekolah dilaksanakan dengan baik
melaksanakan upacara bendera dan senam pagi secara teratur. 10.
Keindahan sekolah, apakah pekarangan sekolah, ruang kelas tampak bersih, indah dan serasi. Melaksanakan usaha penghijauan pekarangan sekolah
dengan baik.
5. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Sekolah sebagai lembaga pendidikan, memiliki sistem penjenjangan dan
sistem mobilitas yang sejalan dengan keseluruhan program pendidikan nasional. Hal ini memberikan kesadaran bahwa sekolah dalam seluruh kegiatannya harus selalu
berusaha melakukan perbaikan dan penyempurnaan, baik dalam program maupun pelaksanaannya.
Upaya tersebut dimaksudkan agar tujuan pendidikan, baik tujuan institusional maupun tujuan nasional tercapai dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian maka
perbaikan, penyempurnaan dan pengembangan sistem pengelolaan sekolah perlu mendapat perhatian.
Dengan pengelolaan yang baik dan sempurna, diharapkan tercapai suatu kondisi belajar yang maksimal. Oleh karena itulah keterampilan seluruh unsur yang
ada di sekolah sangat penting artinya. Program sekolah tidak akan berjalan baik, apabila setiap unsur atau salah satu
unsur tidak mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya, sesuai dengan maksud dan tujuan dari pengelolaan sekolah tersebut. Apalagi situasi dan kondisi sekolah pada
64
umumnya masih efektif. Adapun tujuan yang akan dicapai dari pengelolaan sekolah adalah:
a. Agar kegiatan sekolah dapat dilakukan secara dinamis, artinya kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh sekolah tidak hanya sekedar sebagai pekerjaan rutin dari hari ke hari, atau dari tahun ke tahun, akan tetapi
dilaksanakan dengan program-program sesuai dengan tuntutan dan harapan, baik dari sekolah maupun dari masyarakat yang semakin maju.
b. Agar proses belajar mengajar pada sekolah dapat dilaksanakan secara
optimal, dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. c.
Agar pengelolaan pendidikan pada sekolah mencapai standar sebagai lembaga pendidikan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan
nasional. Dari penjabaran tujuan yang akan dicapai dari pengelolaan sekolah tersebut di
atas, maka jelas bahwa tanggung jawab diletakkan sepenuhnya kepada kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, komponen-komponen dan aspek-aspek pengelolaan sekolah yang harus dipenuhi oleh sekolah adalah:
a. Pengelolaan organisasi sekolah
b. Kegiatan administrasi pengajaran
c. Kegiatan administrasi sekolah
d. Hal-hal yang berkaitan dengan sarana pendidikan
e. Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian kegiatan sekolah
65
f. Hal-hal yang berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan pengelolaan sekolah.
Dari pokok–pokok uraian tersebut di atas, maka jelas bahwa kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting baik dalam mengelola sekolah maupun
kepala sekolah sebagai supervisor. Kegiatan kepala sekolah sebagai supervisor inilah yang akan dititikberatkan pada pembahasan ini.
Baharudin Harahap mengemukakan bahwa: “Supervisor adalah orang yang menciptakan situasi belajar dan mengajar yang relevan dan atas dasar kelebihan dan
kepemimpinan yang dimiliki mengadakan bimbingan atau pemeriksaan dalam situasi interaksional.”
11
Dari uraian tersebut maka kepala sekolah mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam membina, mengarahkan dan memotivasi. Hal ini disebabkan
karena kepala sekolah dapat digolongkan ke dalam kelompok supervisor yang mempunyai kelebihan dan kepemimpinan yang diharapkan dapat melaksanakan
tujuan pendidikan sebagaimana yang telah ditetapkan. Menurut pendapat Kimball Young, pengertian kepemimpinan yang telah
dikutip oleh Kartini Kartono, dijelaskan sebagai berikut: “Kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan ekseptansipenerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus.”
12
11
Baharudin Harahap, Supervisi yang Efektif Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jakarta: IKIP,
1979, h. 29