Strategi Bersaing SMA Al-Hasra Depok (Penerapan Strategi Generik Michael R. Porter)

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Muhamad Abi Farhan 1110018200062

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014 M./1436 H.


(2)

Stretegi Generik Micheel

R

Porter)'

disusun oleh Muhamad

Abi

Farhan dengan nomor induk mahasiswa 1110018200062 Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegunran Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta- Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakart4- 19 Desember 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing

I

44,

Akbar Zainudin, MM

I\[IP.

Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd l{IP. 19671020

200rp

I

001


(3)

(4)

NIM Jurusan Alamat

:1110018200062

:

Manajemen Pendidikan

:

Jl. Berlian II No.l

l

RT.04/05 Kp. Curug Gunungsindur Bogor

MEI\IYATAKA}I DENGAIT SESI]NGGI]HI\TYA

Dr. Akbar Zainudb MM

Dra. Nurdelima Waruwu" M.Pd 19671020 200112 r 001

Bahwa skripsi yang berjudul Stategi Bersaing SMA Al-Hasra Depok (Penerapan Sfrat€gi Generik Michael R. Porter) adalah benar hasil karya sendiri

di

bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing I NIP

NamaPembimbing

II

NIP

Demikian surat pernyataa

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakart4 19 Desember 2Ol4

Abi Farhan 1110018200062


(5)

ii

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan strategi bersaing yang diterapkan SMA Al-Hasra Depok dengan fokus pada strategi generik yang dikembangkan oleh Michael R. Porter. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al-Hasra Bojongsari Depok. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan melakukan studi kasus sebenarnya dari fenomena seputar strategi bersaing yang diterapkan di SMA Al-Hasra. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara yang difokuskan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bidang pemasaran dan wali murid.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMA Al-Hasra telah menerapkan strategi bersaing yang unggul dalam sektor-sektor penting di dalam program sekolah, fasilitas sekolah, sumber daya manusia, promosi sekolah dan budaya sekolah. Namun masih terdapat beberapa kelemahan terutama dalam sektor sumber daya manusia yang terbatas dalam promosi sekolah. Selain itu dalam penerapan strategi generik Michael R. Porter, sekolah lebih fokus kepada strategi diferensiasi dan kurang memaksimalkan strategi fokus dan strategi biaya menyeluruh.

Dari kesimpulan tersebut kiranya SMA Al-Hasra perlu memaksimalkan strategi bersaing (strategi generik Michael R. Porter) dengan menerapkan strategi fokus dan biaya menyeluruh agar lebih efektif dalam menghadapi persaingan Selain itu pihak sekolah pun perlu meningkatkan tenaga ahli dalam pengelolaan promosi sekolah baik dengan penambahan jumlah staf ataupun dapat memaksimalkan sumber daya yang telah ada.


(6)

iii

This study aims to determine the effectiveness of competing strategies implemented SMA Al-Hasra Depok with a focus on generic strategies developed by Michael R. Porter. This research was conducted at SMA Al-Hasra Bojongsari Depok. The method used is descriptive analysis with actual case studies from around the phenomenon of competitive strategy applied at SMA Al-Hasra. Data collection techniques using interview techniques, focused on principals, vice-principals, the field of marketing and parents.

The results showed that Al-Hasra High School has implemented a winning competitive strategy in the key sectors in the school program, school facilities, human resources, promotion of school and school culture. However there are still some weaknesses, especially in the sectors of human resources are limited in school promotion. In addition, the application of Michael R. Porter generic strategies, schools focus more on strategy and less differentiation focus strategy and strategies to maximize overall cost.

From these conclusions would SMA Al-Hasra need to maximize competitive strategy (Michael R. Porter generic strategies) to implement a comprehensive strategy to focus and be more cost effective in the face of competition Besides the schools also need to increase expertise in the management of the promotion of good schools with the addition of staff or can maximize existing resources.


(7)

iii

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, yang telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam.

Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta (Zaenudin dan Sumiati, S.Pd), yang dengan bersusah payah telah mengasuh dan mendidik penulis dan berjuang sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah. Semoga Allah SWT selalu memberikan balasan atas kebaikan-kebaikan mereka terhadap penulis. 2. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. H. Salman Tumanggor, M.Pd, Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis kuliah di Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Akbar Zainudin, MM dan Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd., Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan, perhatian dan nasehat yang penulis butuhkan selama membuat skripsi ini dan bantuan yang teramat banyak diberikan selama penulis.

6. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah membimbing dan mendidik penulis.

7. Drs. Wilmar Kepala SMA Al-Hasra Depok beserta guru-guru dan staf TU, yang telah memperkenankan penulis mengadakan penelitian dan membantu


(8)

iv

(khususnya Yandri, Ridwan, Rezky, Barri, Agung, Badrus, Bowo, Alwan, Ramon, Faiz, Cipto), atas semangat dan keceriaan yang tak terlupakan dan indahnya arti sebuah kebersamaan.

9. Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala kebaikan tersebut mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Semoga rahmat, taufiq dan hidayah-Nya selalu dilimpahkan kepada kita semua sepanjang kehidupan kita. Amin.

Jakarta, 19 Desember 2014 Penulis

Muhamad Abi Farhan


(9)

v SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI... 10

A. Kajian Teori... 10

1. Pengertian Strategi dan Strategi Bersaing... 10

a. Definisi Strategi ... 10

b. Definisi Strategi Bersaing... 12

2. Strategi Bersaing Michael R. Porter... 14

a. Porter’s Five Forces Model... 15

b. Strategi Generik Michael R. Porter... 20

1) Overall Cost Leadership... 20

2) Differensiation... 22

3) Focus... 27

3. Strategi Bersaing Sekolah... 28

4. Mendongkrak Keunggulan Bersaing... 35

B. Kerangka Berpikir... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 38


(10)

vi

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 41

G. Kisi-kisi Instrumen ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 47

A. Gambaran Umum SMA Al-Hasra Depok ... 47

1. Sejarah Singkat SMA Al-Hasra Depok ... 47

2. Visi dan Misi SMA Al-Hasra Depok... 48

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 48

1. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data... 48

1) Strategi Bersaing SMA Al-Hasra... 49

a. Program Sekolah... 49

b. Fasilitas Sekolah (Sarana Prasarana)... 58

d. Promosi Sekolah... 63

e. School Culture (Budaya Sekolah)... 66

2) Penerapan Strategi Generik Michael R. Porter... 69

2. Hasil Studi Dokumentasi... 71

C. Keterbatasan Penelitian... 72

BAB V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran-saran ... 74

KEPUSTAKAAN ... 75


(11)

vii Tabel

Tabel 2.1 Pola Pikir Kompetisi... 14

Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi... 34

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara... 40

Tabel 3.3 Daftar Checklist Dokumen... 42

Tabel 4.1 Daftar Checklist Dokumen... 68

Gambar Gambar 2.1 Porter’s Five Forces Model... 13

Gambar 2.2 Strategi Generik Michael R. Porter... 17


(12)

viii

Halaman

Lampiran I Profil Sekolah... 77

Lampiran II Pedoman Wawancara Kepala Sekolah... 81

Lampiran III Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah... 82

Lampiran IV Pedoman Wawancara Wali Murid... 83

Lampiran V Pedoman Wawancara Siswa... 84

Lampiran VI Hasil Wawancara Kepala sekolah... 85

Lampiran VII Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah... 88

Lampiran VIII Hasil Wawancara Wali Murid... 91

Lampiran IX Hasil Wawancara Murid... 92

Lampiran X Hasil Wawancara Murid... 93


(13)

1 A. Latar Belakang Masalah

Selama ini orang melihat, membicarakan dan mengelola dunia pendidikan dari sudut pandang sosial. Sekolah sebagai lembaga sosial, dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah, demi kepentingan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang telah termaktub dalam Undang-undang Dasar 1945.

Namun manakala keuangan pemerintah tidak mampu membiayai pendidikan secara memadai maka akan muncul masalah. Apalagi dalam masa globalisasi saat ini persaingan antar lembaga pendidikan, baik pemerintah maupun swasta hingga lembaga pendidikan luar negeri, semuanya ikut meramaikan kompetisi dalam dunia pendidikan. Semua ini menuntut agar lembaga pendidikan dikelola secara profesional.

Berbicara pengelolaan sekolah yang profesional, manajemen pendidikan memiliki peran penting dalam keberhasilan mencapai kesuksesan dalam mengelola suatu instansi pendidikan. Manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan yang memiliki nilai filosofi tinggi. Ia harus dapat mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Pada hakikatnya upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.1

Lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa murid, siswa, wali murid dan juga masyarakat umum yang dikenal sebagai stakeholder. Lembaga pendidikan pada hakekatnya memberikan layanan. Pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut, karena mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan.2

1

Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 31 2

Buchari Alma, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 30


(14)

Layanan ini dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari layanan dalam bentuk fisik bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang bermutu. Mereka akan memperhatikan keadaan bangunan ruang belajar, kebersihan kelas dan WC, sarana dan prasarana sekolah yang tersedia, dan yang lainnya. Semuanya akan diperhatikan sebagai timbal balik dari pembiayaan yang telah dikeluarkan untuk pendidikan anaknya. Untuk itulah strategi pemasaran perlu dilakukan pada setiap sekolah.

Setiap sekolah memiliki strategi pemasarannya masing-masing, dalam hal ini adalah sebagai ajang persaingan dengan lembaga pendidikan lainnya baik swasta maupun negeri yang semakin banyak dan memiliki berbagai macam keunggulan yang ditonjolkan. Pemasaran yang variatif, berkualitas dan mengikuti perkembangan zaman sangat dibutuhkan untuk saat ini. Karena persaingan dalam dunia pendidikan menjadi tidak terelakkan lagi. Banyak lembaga pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya karena ketidakmampuan dalam bersaing dengan sekolah baru yang lebih unggul. Untuk itu kemampuan administrator untuk memahami pemasaran pendidikan menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan lembaganya.3

Dalam kaitannya dengan uraian di atas, salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan setiap sekolah dalam pemasaran pendidikan adalah dengan menyusun strategi bersaing. Strategi bersaing merupakan suatu alat yang dapat membantu sekolah atau lembaga pendidikan untuk menganalisa secara keseluruhan, dan menganalisa pesaing dan posisinya serta seberapa besar kekuatan persaingan mempengaruhi sekolah tersebut. Dengan adanya penerapan strategi bersaing di sekolah bukan tidak mungkin sekolah berada di urutan pertama dalam persaingan pemasaran sekolah yang saat ini sangat ketat.

Munculnya persaingan dalam pemasaran sekolah merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka sekolah dihadapkan

3

Yoyon Bahtiar Irianto & Eka Prihatin, Manajemen Pendidikan: Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 334


(15)

pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam sekolah yang akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kelangsungan hidup sekolah itu sendiri. Untuk itu setiap sekolah dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi dalam masyarakat atau pasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di lingkungan sekitar sehingga mampu bersaing dengan sekolah lainnya dan berupaya untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki.

Strategi bersaing dapat menonjolkan keunggulan sekolah menjadi sebuah “senjata” dalam mengungguli setiap persaingan. Sekolah menjadi lebih fokus dalam mengembangkan setiap produk serta layanannya. Sehingga brand image sekolah lebih berkualitas, inovatif dan pelayanan yang ada memang sangat disukai oleh pasar atau siswa.

Dalam strategi bersaing di lembaga pendidikan ini peneliti tertarik untuk meneliti strategi yang digunakan SMA dalam bersaing dengan para pesaing lainnya. Seperti yang diketahui Sekolah Menengah Atas (SMA) banyak bermunculan saat ini. SMA menjadi salah satu pilihan masyarakat karena output yang dihasilkan cukup menjanjikan untuk kedepannya. Ditambah dengan banyaknya SMA yang bermunculan baik latar belakangnya adalah sekolah negeri maupun swasta. Semuanya menjual produk kepada para orang tua siswa dengan menawarkan mutu serta fasilitas yang berkualitas.

Setiap SMA sekarang ini lebih sensitif terhadap kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Sehingga dapat kita lihat banyak SMA yang memiliki keunggulan bersaing yang inovatif dan dari keunggulan tersebut dijadikan sebagai keunggulan di dalam dunia persaingan dalam pemasaran jasa pendidikan.

Mulai menjamurnya SMA yang hadir dalam persaingan dunia pendidikan, harus direspon tanggap pihak sekolah sebagai ancang-ancang dalam persaingan kedepannya. Sekolah SMA harus respon terhadap kebutuhan masyarakat sekitar, harus peka melihat kebutuhan kerja yang saat


(16)

ini sedang dibutuhkan. Strategi bersaing harus dirancang dan disusun sebagai masterplan menghadapi persaingan kedepannya yang semakin ketat. Karena makin baik pelayanan dan kualitas lulusannya maka akan berdampak baik bagi sekolah untuk kedepannya.

Selain itu SMA sendiri sekarang memiliki pesaing baru yaitu sekolah SMK yang lebih menggiurkan dengan tawaran siap kerja bagi setiap lulusannya. Melihat hal ini SMA perlu melakukan strategi baru yang perlu dirancang untuk menyambut persaingan yang sudah di depan mata. Persaingan akan membuat sekolah dapat lebih maju atau sebaliknya. Sekolah harus bisa melihat sasaran pasar (masyarakat) dan lokasi geografis dengan melihat keadaan ekonomi masyarakat sekitar. Bukan hanya persaingan dengan SMK yang saat ini muncul sebagai pesaing baru. Adanya sekolah negeri dan swasta juga harus diperhitungkan. Sekolah Negeri masih jadi pilihan masyarakat hingga saat ini. SMAN menjadi pilihan masyarakat karena biaya pendidikan yang lebih murah dan gratis untuk masyarakat.

Menurut website resmi Pemerintah Kota Depok, saat ini jumlah SMA dan SMK baik negeri maupun swasta yang ada di wilayah Kota Depok berjumlah 154 sekolah, 54 SMA (9 Negeri) dan 104 SMK (3 Negeri). Ini membuktikan bahwa SMK saat ini lebih diunggulkan dan banyak bermunculan ketimbang SMA. Salah satu faktor banyak bermunculan SMK adalah kebutuhan akan masyarakat yang menginginkan anaknya dapat dengan mudah mencari pekerjaan setelah lulus nanti.

Melihat itu, SMA Negeri ataupun Swasta harus terus berbenah agar tidak kalah bersaing dengan SMK. Dan yang harus dilakukan sekolah diantaranya dengan membuat solusi dan rencana strategis untuk menghadapi persaingan. Dengan menyesuaikan biaya pendidikan dengan keadaan ekonomi masyarakat, terus meningkatkan kualitas mutu guru dan pembelajaran sekolah, memberikan fasilitas sarana prasarana yang memadai dan memenuhi seluruh kebutuhan siswa, dan yang terpenting adalah memiliki strategi bersaing yang unggul dalam pemasaran dan memiliki keunggulan lulusan yang berkompeten.


(17)

Peneliti melakukan penelitian di SMA Swasta yang ada di wilayah Depok yaitu SMA Al-Hasra. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah ini karena beberapa hal. Pertama, sekolah ini mengalami kemajuan yang cukup pesat 5 tahun belakangan ini. Terbukti dengan perubahan yang cukup signifikan pada kondisi fisik sekolah yang terus mengalami pembaruan dan penambahan sarana prasarana yang ada. Selain itu jumlah siswa tiap tahunnya terus bertambah seiring dengan kepercayaan masyarakat serta kegiatan promosi yang dilakukan sekolah. Kedua, peneliti tertarik dengan visi dan misi sekolah yang ingin mewujudkan lulusan yang islami (memiliki akidah islam, menjalankan ibadah dan berakhlak karimah) dan menciptakan lulusan mampu bersaing di perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Jika dilihat, visi dan misi SMA Al-Hasra memiliki keunggulan yang berbeda dari sekolah lain dan ini tentunya dapat menjadikan sekolah memiliki strategi bersaing yang cukup unggul untuk dapat menarik minat siswa dan menciptakan sekolah favorit.

Saat ini SMA Al-Hasra sedang berkembang pesat dan memiliki keunggulan-keunggulan yang ditawarkan kepada para siswanya. SMA Al-Hasra sendiri menjadi sekolah favorit di sekitar wilayah Bojongsari Depok karena masyakarat menilai sekolah ini memiliki keunggulan dibandingkan sekolah lainnya. Mulai dari kurikulum pembelajarannya yang islami, kegiatan ekstrakulikulernya yang variatif, dan fasilitas penunjang pembelajaran yaitu sarana prasarana yang memadai dan berkualitas. Maka tidak heran jika murid yang berminat masuk disini sangat banyak. Begitupun dengan minat orang tua murid yang antusias memasukkan anak mereka ke sekolah ini.

Terdapat banyak keunggulan bersaing yang ada di sekolah ini, di antaranya memiliki produk unggulan yang ditawarkan kepada siswanya yaitu kelas Plus yang dibagi ke dalam program studi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Setiap kelas sudah dilengkapi sarana prasarana penunjang pembelajaran yang lengkap seperti tersedianya proyektor disetiap kelas, AC, ruang kelas yang nyaman, dilengkapi CCTV dan lain sebagainya.


(18)

Keunggulan lainnya adalah SMA Al-Hasra sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dengan mengimplementasikannya melalui pembelajaran islami yang menitik beratkan pada aspek sikap dan mental siswa. Seperti rutinitas sholat zuhur dan ashar berjamaah, melaksanakan sholat dhuha, tadarus Al-Qur’an, kegiatan pengajian guru dan siswa, pelaksanaan PHBI dan lain-lain.

Tenaga pengajar yang ada juga berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara maksimal dan dapat mencapai KKM yang sudah ditetapkan sekolah. Seragam yang dikenakan oleh guru dan siswa sangat variatif dan setiap harinya menggunakan seragam yang berbeda. Untuk sarana prasarana yang ada cukup lengkap juga dapat menunjang seluruh kegiatan belajar dan ekstrakulikuler siswanya.

Dari beberapa keunggulan yang ada di SMA Al-Hasra pastinya terdapat pula beberapa masalah yang ada di dalamnya baik itu internal maupun eksternal. Peneliti melihat beberapa permasalahan yang perlu dievaluasi ke depannya. Saat ini SMA Al-Hasra sedang berkembang pesat dan menjadi salah satu sekolah favorit pilihan masyarakat di wilayah depok. Akan tetapi perlu adanya suatu strategi diferensiasi yang dapat membuat brand image sekolah di hati masyarakat selalu baik dan memiliki kualitas serta mutu pendidikan yang baik pula. Hal ini perlu dilakukan agar dapat menyentuh hati atau menarik minat konsumen agar mereka tertarik untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah ini.

Selanjutnya, adanya kelas Plus seharusnya bisa menjadi produk unggulan yang dapat menarik calon siswa baru yang akan masuk ke SMA Al-Hasra. Jika produk unggulan ini dipromosikan dengan maksimal, hasilnya pun akan sangat memuaskan, siswa yang ingin masuk akan sangat terpuaskan dengan segala fasilitas penunjang yang lengkap dan nyaman. Serta yang perlu diperhatikan adalah tenaga pengajar harus yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Ada staf pengajar khusus yang disediakan untuk


(19)

kelas Plus bisa menjadi nilai tambah yang positif untuk meningkatkan strategi bersaing sekolah.

Selanjutnya adalah masih terbatasnya tenaga ahli yang dimiliki sekolah dalam melaksanakan promosi sekolah. Tenaga ahli diperlukan untuk dapat memaksimalkan kegiatan promosi sekolah demi memaksimalkan daya saing sekolah. Tenaga ahli bisa berasal dari seluruh karyawan sekolah, untuk itu seluruh SDM yang ada di sekolah harus mampu serta terbiasa dalam menjalankan kegiatan promosi sekolah.

Permasalahan lainnya adalah masih terdapat beberapa guru yang belum terbiasa dengan pembelajaran multimedia. SMA Al-Hasra membuat program pembelajaran multimedia ini agar dapat menyesuaikan kemajuan teknologi yang ada saat ini dengan kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasilnya pembelajaran akan lebih variatif dan sangat membantu guru serta sekolah menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif dan lebih maju. Tentunya dengan adanya program ini dapat meningkatkan daya tarik sekolah serta menciptakan citra yang unggul bagi sekolah.

Melihat dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah bersangkutan dengan judul penelitian “Strategi Bersaing SMA Al-Hasra Depok (Penerapan Strategi Generik Michael R. Porter)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan utama dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Kurang maksimalnya sekolah dalam membuat brand image atau pembeda dari sekolah pesaing yang lain

2. Kurang maksimalnya promosi kelas plus sebagai kelas unggulan yang ada di SMA Al-hasra

3. Masih terbatasnya tenaga ahli dalam melaksanakan kegiatan promosi sekolah


(20)

4. Masih terdapat guru yang belum terbiasa dalam menjalankan pembelajaran multimedia

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah terdapat beberapa faktor yang berkontibusi dalam strategi bersaing sekolah, namun mengingat keterbatasan peneliti dalam hal kemampuan akademik, waktu, biaya dan tenaga maka penelitian ini hanya difokuskan pada perencanaan, penerapaan dan evaluasi terhadap strategi bersaing yang dijalankan SMA Al-Hasra.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan yaitu: Efektifkah Strategi Bersaing yang digunakan SMA Al-Hasra Depok dalam menghadapi persaingan?

E. Tujuan Penulisan

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti mempunyai tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk :

1. Mengetahui strategi bersaing yang diterapkan SMA Al-Hasra 2. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam

menghadapi persaingan

3. Mengetahui keunggulan yang membedakan SMA Al-Hasra dengan SMA lainnya

4. Mengetahui pengaruh strategi generik (Overall Cost Leadership, Differensiation & Focus) terhadap keunggulan bersaing SMA Al-Hasra

5. Mengetahui cara yang diterapkan sekolah dalam memaksimalkan keunggulan SMA Al-Hasra


(21)

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan nilai manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis

1. Bagi penulis sebagai bahan untuk menambah wawasan pengalaman mengenai kegiatan strategi bersaing yang diterapkan di sekolah

2. Bagi ilmu pengetahuan, sebagai sumbangan data ilmiah dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi SMA Al-Hasra sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi sekolah sebagai strategi bersaing agar dapat terus bersaing dan menjadi pilihan masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas.


(22)

10

A. Kajian Teori

1. Pengertian Strategi dan Strategi Bersaing a. Definisi Strategi

Pada umumnya suatu pendidikan memiliki tujuan dan untuk mencapainya memerlukan strategi. Menurut Buchari Alma strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya.1

Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono, strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.2

Sedangkan menurut Pearce dan Robinson strategi adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan atau lembaga. Strategi merupakan rencana permainan perusahaan atau lembaga. Dan rencana tersebut menjadi kerangka bagi keputusan manajerial. Strategi mencerminkan pengetahuan lembaga mengenai bagaimana, kapan dan dimana lembaga akan bersaing, dengan siapa perusahaan sebaiknya bersaing dan untuk tujuan apa perusahaan harus bersaing.3

Landasan perumusan dan penerapan strategi untuk mencapai tujuan atau kinerja yang tinggi tidak cukup hanya bersumber dari input lingkungan internal atau lingkungan eksternal saja. Strategi yang hanya

1

Buchari Alma, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidik an, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 64

2

Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), cetakan kelima, h. 31

3


(23)

didasarkan pada lingkungan internal atau sumber daya internal tidak cukup efektif untuk mencapai tujuan dan atau kinerja yang tinggi tanpa diarahkan atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan eksternal.4

Strategi yang baik akan menghasilkan buah yang manis, yaitu keberhasilan mencapai tujuan lembaga dalam bersaing dengan lembaga lainnya. Dan untuk mencapai strategi yang baik dibutuhkan pengendalian yaitu dengan manajemen strategis.

Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan orgasnisasi dapat mencapai tujuannya.5 Manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Tujuan manajemen strategis adalah untuk mengekploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang (perencanaan jangka panjang).

Dalam prosesnya manajemen strategis terdiri atas tiga tahap yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Formulasi strategi termasuk pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal lembaga, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Implementasi strategi mensyaratkan lembaga untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis. Evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi. Semua strategi dapat dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan faktor eksternal.

4

Buchari Alma, op. cit., h. 66

5


(24)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah sebuah program atau rencana yang memiliki jangkauan yang luas dan skala yang besar serta diprioritaskan sebagai rencana jangka panjang dalam menghadapi berbagai persaingan dan peluang yang ada untuk mencapai tujuan suatu lembaga khususnya pendidikan.

Dan untuk melaksanakan strategi yang baik perlu adanya manajemen strategi yang dalam prosesnya terdapat tiga tahapan yaitu membuat formula strategi, implementasi strategi yang telah disusun dan terakhir adalah evaluasi strategi.

b. Definisi Strategi Bersaing

Setiap sekolah yang terjun dalam dunia pendidikan pasti akan merasakan kerasnya persaingan dalam bertahan hidup dan meraih keuntungan. Ada sekolah yang baru didirikan dengan produk dan kurikulum baru diluncurkan, namun gagal dalam bersaing atau tidak laku dipasaran. Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya adalah sekolah tidak memiliki strategi bersaing yang jelas dalam menghadapi persaingan yang ada.

Menurut Michael R Porter strategi bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri, arena fundamental tempat persaingan terjadi.6

Strategi bersaing merupakan cara untuk menarik perhatian konsumen dan dalam pelaksanaannya, perusahaan (sekolah) dihadapkan pada situasi dan lingkungan pasar spesifik yang memerlukan berbagai variasi.7

Jadi jika ditarik kesimpulan dalam kaitannya tentang pendidikan pengertian strategi bersaing adalah bagaimana upaya yang dilaksanakan oleh sebuah sekolah dalam memenangkan sebuah pasar yang menjadi

6

Michael R Porter, Keunggulan Bersaing Menciptak an dan mempertahank an k inerja unggul, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1994), h. 1

7

Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi memenangk an perang bisnis, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 100


(25)

pasar sasarannya dengan cara memberikan keunggulan-keunggulan dalam bersaing, menganalisis pesaing serta melaksanakan strategi bersaing yang efektif.

Dalam ajaran Islam, semua aktivitas kehidupan perlu perlu dilaksanakan dengan perencanaan yang baik dan matang. Begitupun dalam strategi bersaing yang memerlukan strategi yang unggul dan syarat akan persaingan yang keras. Dalam arti yang lebih luas, strategi menyangkut persiapan menyususn rancangan untuk setiap kegiatan. Konsep modern tentang perencanaan, yang harus dipahami dalam arti terbatas, diakui dalam Islam. Karena perencanaan seperti itu mencakup pemanfaatan sumber yang disediakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dengan sebaik-baiknya untuk kehidupan dan kesenangan manusia.8

Dalam Al-Qur’an tercantum QS Al-Jumu’ah ayat 10, Allah Swt berfirman:























































Artinya : “Apabila telah telah ditunaikan sembahyang maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. Q.S Al -Jumu’ah ayat : 10

Berdasarkan ayat ini dapat dijelaskan makna dalam kata “carilah karunia Allah” yang digunakan di dalamnya dimaksudkan untuk segala usaha halal yang melibatkan orang untuk memenuhi kebutuhannya. Dan janganlah persaingan antara dua pihak atau lebih dijadikan hal untuk memperbanyak hiasan duniawi serta usaha untuk memilikinya sebanyak mungkin tanpa menghiraukan norma dan nilai-nilai agama

8

Majalah Pengusaha Muslim. Pemasaran dalam Perspek tif Islam.

http://majalah.pengusahamuslim.com/pemasaran-dalam-perspektif-islam/. Diakses pada pukul 11.45 Wib 11/01/2015


(26)

2. Strategi Bersaing Michael Porter (Strategi Kompetitif)

Dalam praktiknya, Porter mengingatkan bahwa persaingan terdiri dari banyak bentuk di dalam industri. Salah satu yang ekstrem adalah persaingan untuk menjadi yang terbaik. Sementara di sisi lain adalah kutub yang berlawanan, yaitu persaingan untuk menjadi unik.9

Tabel 2.1

Pola Pikir yang Benar untuk Kompetisi10

MENJADI YANG TERBAIK MENJADI UNIK

Menjadi nomor 1 Memperoleh laba lebih tinggi Berfokus pada pangsa pasar Berfokus pada keuntungan Melayani konsumen “terbaik”

dengan produk “terbaik”

Bertemu kebutuhan konsumen target yang berbeda Bersaing dengan peniruan Bersaing dengan inovasi

TANPA HASIL (ZERO SUM) perlombaan di mana tidak ada satu pun yang dapat menang

HASIL POSITIF (POSITIVE SUM) banyak pemenang, banyak

peristiwa

Jalan yang diambil dari masing-masing industri baik menjadi yang terbaik ataupun menjadi unik merupakan hasil pilihan-pilihan strategis para manager untuk bersaing. Dan pilihan yang baik akan mendorong persaingan, inovasi, dan pertumbuhan yang sehat.

Begitupun dalam pendidikan yang saat ini menjadi sebuah bisnis, pilihan-pilihan ini harus diambil agar dapat terus bersaing dan dapat dijadikan strategi kompetitif sekolah. Namun, tidak berarti bahwa strategi itu suatu pemikiran/pemahaman yang bebas aturan. Ada prinsip-prinsip mendasar yang dapat digunakan untuk menganalisis situasi kompetitif dan menentukan pilihan mana yang masuk akal. Dan berikut beberapa strategi kompetitif Michael R. Porter:

9

Joan Magretta, Understanding Michael R. Porter, Panduan Paling Penting Tentang Kompetisi dan Strategi, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2012), h. 35

10


(27)

a. Porter’s Five Forces Model

Model Porter ini sebenarnya adalah alat strategi bisnis, yang membantu kita dalam menilai intensitas persaingan dan dengan demikian menganalisis daya tarik sebuah struktur lembaga. Khususnya, di dalam dunia pendidikan (sekolah). Ini memungkinkan kita untuk menilai kekuatan posisi kompetitif sekolah sekarang, serta kekuatan posisi sekolah yang direncanakan untuk dapat dicapai nantinya.

Strategi kompetitif model Michael E. Porter ini dapat kita implementasikan dalam strategi bersaing sekolah. Strategi kompetitif merupakan suatu alat yang dapat membantu sekolah atau lembaga pendidikan untuk menganalisa secara keseluruhan, dan menganalisa pesaing dan posisinya serta seberapa besar kekuatan persaingan mempengaruhi sekolah tersebut.

Michael E. Porter menerjemahkan analisa tersebut menjadi strategi kompetitif berdasarkan 5 (lima) kekuatan persaingan yaitu :

1) Ancaman dari produk-produk pengganti (substitute products)

2) Ancaman dari pendatang baru (new entrants)

3) Persaingan yang sengit di antara para pelaku bisnis yang sudah ada (existing players)

4) Kekuatan tawar dari pemasok (bargaining power of suppliers)

5) Kekuatan tawar dari konsumen, pelanggan, atau pembeli (bargaining power of buyers)11

11

Satrio Arismunandar, Strategi dalam Industri (sebuah contoh penerapan model 5 competitive forces Porter), Academia.Edu, h. 2


(28)

Gambar 2.1. Porter’s Five Forces Model

1) Ancaman dari pendatang baru (New Entrants)

Dari strategi kompetitif ini, sekolah harus memiliki sasaran, peluang dan sumber daya yang dapat menunjang posisi sekolah dalam persaingan. Sekolah harus mampu menggunakan kekuatan-kekuatan tersebut untuk meraih keuntungan dan keunggulan.

Keseriusan dari ancaman pendatang baru yang potensial tergantung dari dua faktor, rintangan untuk masuk dan reaksi dari sekolah yang lebih dahulu kepada pendatangnya. Ada beberapa jenis dari rintangan saat pendatang baru masuk; dari segi ekonomi, biaya dan sumber daya, pengalaman, ketidakmampuan pandatang baru dalam menggunakan teknologi, preferensi brand tertentu dan kesetiaan pelanggan, besarnya modal yang

Porter’s

Five Forces Model (Subtitute Products) Produk Pengganti

(New Entrants) Pendatang

Baru

(Existing Players) Pemain Lama (Bargaining

Power of Suppliers) Tawaran dari

Produsen (Bargaining

Power of Buyers) Tawaran dari


(29)

dibutuhkan, kerjasama dengan para distributor yang minim, peraturan kebijaksanaan, dan pembatasan tarif.

2) Kekuatan tawar menawar pembeli (bargaining power of buyers) Tekanan persaingan dari pihak pembeli kuat ketika pembeli (masyarakat) mampu melaksanakan pembelian dan meningkatkan kekuatan tawar menawar melebihi harga, kualitas, service atau atribut lainnya dalam penjualan tersebut. Para pembeli yang kuat akan memaksa agar harga turun atau menuntut lebih banyak nilai dalam produk, sehingga mereka dapat menangkap lebih banyak nilai bagi diri mereka sendiri.12 Di dalam prakteknya, setiap kegiatan pemasaran pendidikan atau lebih tepatnya pada saat PSB (Penerimaan Siswa Baru) masyarakat memiliki andil penting dalam (membeli) memasukkan anak mereka ke sekolah yang bersangkutan. Mereka akan memikirkan, memilih dan melihat berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk sekolah anaknya. Apakah biaya yang dikeluarkan pantas terhadap jasa pendidikan yang akan diterima anaknya? menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi dan melihat sekolah lain yang memiliki kelebihan lain dan biaya yang lebih murah.

3) Kekuatan tawar menawar pemasok (Sekolah/bargaining power of suppliers)

Tekanan persaingan dari pihak penyedia kuat atau lemah tergantung dari apakah penyedia dapat melaksanakan kekuatan tawar menawar yang cukup mempengaruhi hubungan dan kondisi untuk menyediakan barang yang diminati, dan dapat memperluas kolaborasi penyedia-penjual dalam industri tersebut.

12


(30)

Kegiatan pemasaran yang menarik dan bagus akan menarik minat konsumen (masyarakat) tertarik menyekolahkan anak mereka. Kekuatan tawar menawar (promosi) terletak pada strategi kompetitif yang dirancang dengan brilian.

4) Ancaman dari produk pengganti (substitute products)

Ancaman dari barang pengganti kuat ketika barang pengganti sudah siap tersedia dan memiliki harga yang menarik dan relatif lebih rendah dari barang yang sudah ada dan terjangkau oleh pelanggan, pelanggan merasa barang pengganti tersebut dapat dibandingkan atau memiliki karakteristik yang lebih baik, dan biaya yang dikeluarkan untuk produk pengganti tersebut murah. Dalam persaingan sekolah, ancaman yang sering muncul adalah sekolah lain atau pesaing terdekat yang memiliki program unggulan yang dapat menggantikan program yang telah ada di sekolah. Baik itu berupa program akselerasi, kelas plus (premium) dan kelas reguler, program bahasa dan lain sebagainya.

5) Intensitas dari persaingan dalam industri (lembaga pendidikan) /(existing players)

Dalam intensitas persaingan yang terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut, strategi yang terbaik dari sebuah sekolah tergantung pada kemampuan kompetitif dan strategi yang dimiliki oleh sekolah kompetitor. Seperti keadaan saling tergantung berati dimanapun sebuah sekolah membuat strateginya untuk dapat dilaksanakan, sekolah kompetitor sering membuat langkah pembalasan dengan cara membuat benteng pertahanan ataupun penyerangan baliknya. Intensitas persaingan antar sekolah merupakan fungsi dari beberapa faktor, di antaranya :

a) Ada beberapa pesaing yang seimbang b) Pertumbuhan sekolah yang lambat


(31)

c) Pertambahan kapasitas yang tinggi d) Pesaing yang berbeda – beda

Kelima analisis Porter di atas merupakan alat yang akan digunakan nantinya untuk melakukan analisa persaingan terhadap para pesaing-pesaing yang ada baik dalam wilayah geografis sekolah maupun di luar wilayah. Melihat seberapa besar dan kuatnya kekuatan para pesaing dan akan dibedah menggunakan analisis SWOT. Wawasan yang diperoleh dari jenis analisis ini harus mengarah pada keputusan-keputusan secara langsung mengenai di mana dan bagaimana untuk dapat bersaing.

b. Strategi Generik Michael Porter

Michael Porter telah mengemukakan tiga strategi umum yang memberikan awal yang bagus bagi pemikiran para manajer dalam menyusun sebuah strategi bersaing khususnya pada bidang pendidikan, ketiga bentuk strategi bersaing tersebut di antaranya, Kepemimpinan biaya menyeluruh (overall cost leadership), strategi diferensiasi (differentiation), dan strategi fokus (focus).13

Menurut porter, jika perusahaan (sekolah) ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan (sekolah) harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga tinggi atau produk dengan biaya rendah, bukan kedua-duanya.14 Berdasarkan prinsip ini, Porter menyatakan terdapat tiga strategi generik yaitu Overall cost leadership, Diffrensiation, dan Focus.

13

Farida Jasfar, Manajemen Jasa : Pendek atan Terpadu, h. 104.

14

Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), cetakan kelima, h. 34


(32)

Gambar 2.2. Strategi Generik Michael. R. Porter

1) Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost Leadership). Ciri dari strategi ini adalah perusahaan lebih memperhitungkan pesaing daripada pelanggan dengan cara memfokuskan harga jual produk yang murah, sehingga biaya produksi, promosi maupun riset dapat ditekan, bila perlu produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk dari perusahaan lain.15

Strategi ini memperhitungkan biaya yang lebih rendah dengan memperkuat posisi suatu lembaga ataupun perusahaan di antara para pesaing, karena pesaing yang kurang efisien akan kalah dengan lembaga atau perusahaan dengan biaya yang lebih murah karena dapat menahan serangan pesaing.

Untuk dapat menerapkan strategi biaya rendah, biasanya membutuhkan biaya investasi yang besar, terutama investasi pada barang-barang modal dan peralatan besar lainnya. Berikut beberapa strategi biaya rendah yang dapat diterapkan:

15

Husein umar, op, cit., h. 35

Strategi Generik Michael. R.

Porter

Overall Cost Leadership

Differensiation


(33)

a. (Seeking out low customer) mencari konsumen yang bisa ditangani dengan biaya yang relatif murah. Contoh : mengadakan event bazzar atau pameran.

b. (Standardizing a custom service) membuat segala sesuatunya lebih mudah sehingga akhirnya menjadi lebih murah. Contoh : Penjualan dan pembelian via online.

c. (Reducing the personal element in service delivery) mengurangi risiko dengan pengurangan peranan personel dalam pelayanan demi meningkatkan kenyamanan. Contoh : Penawaran ATM sebagai pengganti fungsi teller.

Tujuan dari strategi ini adalah agar perusahaan (sekolah) mempunyai keunggulan biaya yang terus-menerus atas pesaing dan menggunakan keunggulan biaya rendah tersebut sebagai dasar untuk menekan harga pesaing dan mendapatkan pangsa pasar atas dasar biaya pesaing atau memperoleh profit marjin yang lebih tinggi dengan harga jual yang berjalan.16

Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi biaya rendah merupakan salah satu cara yang efektif untuk diterapkan dalam strategi bersaing khususnya pada sekolah. Biaya yang rendah tapi tidak mengurangi kelebihan yang ada dapat menjadi pilihan masyarakat, dengan kata lain sekolah dapat memenangkan persaingan yang ada. Selain itu, memudahkan segala sesuatu menjadi lebih mudah dan murah dapat diterapkan pada sekolah seperti penerapan sistem bayaran SPP yang tidak lagi lewat bagian TU tapi bisa melalui ATM.

16


(34)

2) Strategi Diferensiasi (Differensiation)

Hal pokok yang mendasari strategi diferensiasi adalah tersedianya pelayanan, yang menurut penilaian konsumen bersifat unik atau berbeda dengan pelayanan-pelayanan lain yang sejenis. Strategi diferensiasi bukan mengabaikan biaya, tapi setiap usaha diarahkan untuk mendapatkan konsumen yang loyal.

Beberapa cara strategi diferensisasi yang dapat dijalankan diantaranya sebagai berikut:

a. (Making the Intangible Tangible) membuat sesuatu yang dapat terus diingat konsumen secara nyata setelah mengkonsumsi suatu jasa. Seperti mencantumkan nama atau label yang jelas pada setiap produk yang ditawarkan

b. (Customizing the Standard Product) memberikan sesuatu yang menyentuh perasaan konsumen agar dapat diingat walaupun tidak memerlukan biaya yang besar. Seperti memberikan suasana yang nyaman, relax, tertib, bersih dan menyenangkan

c. (Reducing Perceived Risk) memberikan penjelasan serta spesifikasi pada setiap fasilitas, produk ataupun jasa kepada konsumen dengan ramah. Konsumen akan memberikan persepsi yang baik dan senang akan pelayanan yang telah diberikan

d. (Giving Attention to Personal Training) memberikan pelatihan berupa keterampilan dan keahlian kepada para karyawan. Karyawan atau staf merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan para pelanggan atau konsumen

e. (Controling Quality) pemberian kualitas pelayanan yang konsisten dengan terus mengedepankan kualitas


(35)

Perusahaan (sekolah) akan menggunakan strategi diferensiasi bila ingin bersaing dengan pesaingnya dalam hal keunikan produk dan jasa yang ditawarkan. Konsumen akan rela membayar dengan harga premium bagi produk-produk yang dipersepsikan sebagai produk yang unik dan berbeda.

Dari keunikan dan perbedaan ini, diferensiasi dapat dilakukan dalam banyak bentuk, seperti diferensiasi dalam :

1. Gengsi dan brand image 2. Teknologi

3. Inovasi 4. Fitur

5. Jasa pelayanan pelanggan 6. Jaringan/dealer17

Ke-enam bentuk di atas, bisa dijadikan sebagai sumber-sumber diferensiasi yang nantinya dapat kita jadikan referensi dari mana saja diferensiasi muncul.

1) Gengsi dan Brand Image

Brand image penting dan harus ada pada sekolah yang ingin memiliki citra yang baik dan terkenal di mata masyarakat. Citra dan identitas diri adalah cara sekolah dalam mempersepsikan produknya. Dapat berupa sekolah favorit, kurikulum internasional, kelas akselerasi, fasilitas premium dan lain sebagainya.

Para konsumen memiliki tanggapan berbeda dalam menilai setiap produk yang memiliki sesuatu hal yang ekslusif dan berkualitas. Lambat laun gengsi akan muncul sebagai pembeda dari yang lain akibat dari brand image itu sendiri.

17

Mudrajat kuncoro, Strategi: Bagaimana meraih k eunggulan k ompetitif?, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 93


(36)

2) Teknologi

Penerapan teknologi pendidikan di sekolah memiliki andil penting dalam kemajuan sekolah dalam berbagai bidang, baik kurikulum, kegiatan pembelajaran, administrasi sekolah, sarana prasarana dan meningkatkan daya saing.

Sekolah yang memiliki perangkat dan tenaga ahli IT mumpuni yang menunjang semua kegiatan KBM, akan disukai para konsumen. Selain itu dengan kemajuan teknologi yang kian pesat, dapat dimanfaatkan sekolah sebagai ajang promosi dan memasarkan sekolah.

3) Inovasi

Menurut Peter Drucker berpendapat bahwa inovasi adalah cara-cara yang digunakan pengusaha untuk menciptakan sumber daya baru yang memproduksi kekayaan atau mendayagunakan sumber daya yang sudah ada dengan meningaktakan potensinya, untuk menghasilkan kekayaan.18

Inovasi merupakan sumber kompetitif bagi lembaga yang ingin eksis bersaing dalam persaingan antar lembaga pendidikan. Menurut Rosabeth Moss Kanter “menjadi pemenang dalam bisnis saat ini menuntut inovasi. Perusahaan yang melakukan inovasi mendapatkan imbalannya sebagai penggerak utama”19

Inovasi bukan hanya menyangkut penciptaan suatu produk seperti komputer, pesawat, TV, radio, dan mobil, tetapi juga meliputi banyak hal lainnya. Inovasi bisa terjadi pada banyak aspek, yakti inovasi proses, inovasi metode, inovasi struktur, inovasi hubungan,

18

Michael A. Hitt, Manajemen Strategis: Daya saing & Globalisasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), Buku 2, h. 216

19


(37)

inovasi strategi, inovasi pola pikir, inovasi produk, dan inovasi pelayanan. Semua jenis inovasi ini pada ujungnya akan bermuara pada keunggulan organisasi di dalam memberikan pelayanan kepada pengguna produk dan jasa.20

Sekolah yang bisa menghadirkan inovasi yang berkesinambungan, bisa dalam inovasi pelayanan TU yang berkualitas, Inovasi produk dengan menghadirkan kelas akselerasi atau kelas bahasa dan lain sebagainya. Bukan tidak mungkin sekolah dapat memimpin dan menjadi penggerak utama di antara para pesaing lainnya. Sehingga sekolah dapat memenangkan persaingan yang ada dengan sumber diferensiasi yang beda dari yang lain.

4) Fitur

Produk yang dimiliki sekolah harus memiliki fitur pendukung yang dapat menarik minat konsumen. Sebagai contoh kelas unggulan yang memiliki fitur akselerasi, kedisiplinan yang bagus, kemampuan dual language, sarana prasarana yang nyaman, proyektor, LCD, dll.

5) Jasa Pelayanan Pelanggang

Salah satu cara utama perusahaan jasa untuk dapat membedakan dirinya sendiri adalah dengan secara konsisten menyampaikan mutu pelayanan lebih tinggi ketimbang para pesaingnya. Mutu pelayanan yang luar biasa dapat memberikan keunggulan bersaing yang kuat.21

20

Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h. 36

21

M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), edisi ke-2, h. 83


(38)

Dapat dipahami jika sekolah ingin memiliki keunggulan bersaing, pelayanan bagi pelanggan harus diberikan dengan sebaik mungkin, dan tetap konsisten selalu menyampaikan mutu pelayanan yang terbaik bagi para konsumen yaitu para siswa dan orang tua agar tingkat kepuasan yang diperoleh sangat memuaskan. Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan TU (Tata usaha) dengan memberikan informasi dan layanan sebaik mungkin.

6) Jaringan Dealer

Banyak jaringan yang dimiliki sekolah dapat dijadikan sebagai sumber diferensiasi. Sekolah dapat dengan mudah menyalurkan lulusannya pada tingkatan pendidikan yang lebih tinggi atau menyalurkan siswanya pada lapangan pekerjaan yang sudah bekerja sama pun bisa dijadikan keunggulan daya saing sekolah.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi diferensiasi dapat dijadikan salah satu strategi yang bagus untuk diterapkan di sekolah. Sekolah yang memiliki sesuatu yang berbeda dan menarik dari sekolah lain akan menjadi prioritas konsumen. Masyarakat akan menyukai sekolah yang memiliki kelebihan yang berbeda dari sekolah lainnya. Seperti kelebihan pada pelayanan, fasilitas, para guru dan staf, suasana sekolah yang nyaman, kantin yang bersih, kegiatan ekstrakulikuler yang lengkap dan unggul serta masih banyak yang lainnya yang dapat dijadikan sesuatu pembeda dari para pesaing lainnya.

Sekolah yang memiliki strategi ini dapat dikatakan memiliki murid yang banyak ketimbang sekolah yang tidak


(39)

ada sesuatu yang berbeda dari sekolah lain, atau dengan kata lain sekolah tidak kreatif.

3) Strategi Fokus (Focus)

Strategi fokus didasarkan kepada ide untuk melayani suatu target konsumen yang mempunyai kebutuhan yang sangat spesifik. Strategi ini beranggapan, bahwa lembaga atau perusahaan yang memfokuskan seluruh rancangannya untuk kelompok konsumen tertentu akan lebih efektif dan lebih efisien daripada lembaga atau perusahaan yang mencoba melayani seluruh jenis konsumen. Dengan memahami secara khusus apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, maka perusahaan akan lebih berhasil dari perusahaan lain yang tidak mempelajarinya secara khusus.

Strategi fokus dapat dilakukan untuk melayani pasar yang tipis dan sangat ekslusif. Konsumen yang dilayani sangat perduli terhadap kualitas dan gengsi, tapi jauh lebih perduli terhadap privasi. Konsumen dari kelas ini umumnya memang sangat cerewet. Tapi, mereka akan royal dan loyal selama layanan yang diberikan sangat memuaskan.22

Menurut Husein Umar mencirikan strategi ini mengkonsentrasikan pada pangsa pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan menggunakan strategi kepemimpinan biaya menyeluruh dan strategi diferensiasi.23

Dapat disimpulkan bahwa Strategi fokus adalah suatu strategi bersaing yang dibuat di sekitar konsep pelayanan bagi target pasar tertentu yang lebih ekslusif, yang bertujuan untuk memenuhi keinginan spesifik konsumen. Konsumen yang

22

Bambang Hariadi, op. cit., h. 115

23


(40)

dilayani sangat memperhatikan kualitas layanan yang diberikan kepada mereka.

Strategi ini pun penting untuk diterapkan di sekolah sebagai salah satu senjata dalam strategi bersaing. Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelumnya agar sekolah bisa dibilang siap bersaing dan menyaring pangsa pasar ini. Sarana prasarana, kurikulum, guru, lulusan, serta kegiatan ekstrakulikuler lainnya harus berkualitas. Sekolah dapat menyaring para konsumen yang mencari pelayanan yang berkualitas dan bergengsi bagi anaknya.

3. Strategi Bersaing Sekolah

Persaingan antar lembaga pendidikan merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan dan berlangsung semakin ketat. Kondisi demikian semestinya disikapi lembaga pendidikan dengan berbagai langkah antisipatif jika mereka menginginkan eksistensi dan pengembangan secara berkelanjutan. Beberapa strategi sebenarnya dapat dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan jika ingin memenangkan persaingan antar lembaga.

Beberapa faktor secara dominan mempengaruhi daya saing sebuah lembaga pendidikan antara lain:

1) Lokasi, secara umum lembaga pendidikan akan berupaya mencari lokasi yang mudah dijangkau dan memiliki akses terhadap sektor lainnya sehingga faktor ini merupakan salah satu keunggulan komparatif untuk bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.

2) Keunggulan nilai, misalnya kelebihan kurikulum yang diterapkan, sumber daya manusia, sarana prasarana, hingga keunggulan kerjasama.

3) Kebutuhan masyarakat, pada beberapa kasus umum terdapat beragam alasan orangtua menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan tertentu, salah satu alasan yang paling mengemuka adalah faktor kualitas menyangkut proses pembelajaran dan hasilnya, termasuk kepastian setelah anak mereka


(41)

menamatkan pendidikan dari sebuah lembaga pendidikan. Masyarakat menilai keterserapan mereka di sekolah berkualitas pada tingkat di atasnya merupakan salah satu alasan mereka rela menyekolahkan anaknya berbondong-bondong ke kota.24

Ketiga faktor di atas menjadi alasan utama masyarakat dalam memilih sebuah lembaga pendidikan bagi anak mereka. Lokasi menjadi pilihan utama karena memang pada kenyataannya saat ini lokasi yang strategis dan dekat dengan rumah menjadi pilihan pertama dibenak para orang tua dengan alasan keselamatan bagi anaknya. Keunggulan nilai selaras dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Orang tua mencari keunggulan yang ada di setiap sekolah dengan harapan anak mereka mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Oleh karena itu, sekolah membutuhkan strategi bersaing untuk memenangkan persaingan antar lembaga pendidikan. Persaingan antar lembaga pendidikan yang sedemikian ketat secara nyata memunculkan minat pemilik modal untuk berinvestasi pada sektor ini. Komersialisasi pendidikan memang tidak tepat, namun pengelolaan secara professional semakin mendesak untuk dilakukan, kecuali lembaga tersebut hanya ingin bertahan hidup saja tanpa motivasi untuk berkembang, sehingga mereka cenderung pasrah. Kondisi demikian banyak ditemui terutama di pedesaan yang relatif jauh dari informasi dan terbatas aksesnya.

Untuk itu para penyelenggara pendidikan harus memiliki spirit selalu berada di depan dan memiliki sikap kompetitif dalam menjalankan tugas kelembagaannya. Sikap-sikap tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Memiliki komitmen untuk tetap melakukan yang terbaik dan tetap memperjuangkan keunggulan dan titik “kesempurnaan” b. Berpegang teguh pada prinsip kejujuran, profesionalisme, dan

keterpercayaan

c. Memiliki prinsip selalu berada di depan karena persaingan adalah adu cepat mencapai garis finis

d. Visioner dan mampu memetakan gambaran masa depan ke meja kerja hari ini

24


(42)

e. Cermat, penuh perhitunngan, dan selalu menghindari terjadinya kesalahan

f. Berorientasi pada prinsip-prinsip kebaikan, keadilan, kejujuran, dan kebermanfaatan

g. Peka terhadap tuntutan aspirasi dan selalu meyakini bahwa semua pihak telah terlayani dengan baik

h. Cermat, tepat, dan cepat dalam mengambil keputusan serta bertanggung jawab dalam menghadapi risiko

i. Bersikap demokratis, kritis, dan terbuka serta tidak bersikap mutlak terhadap suatu hal

j. Tidak sekedar menjual jasa, barang, ilmu, dan keterampilan, tapi selalu menjual kepercayaan dan kepuasan pada semua pihak

k. Mencintai pekerjaan, yang ditunjukkan dengan semangat bekerja keras, ulet, dan tanpa mengenal menyerah dalam menghadapi berbagai pekerjaan

l. Mengelola diri dan mengelola waktu

m. Bersikap objektif dan tidak memberikan nilai lebih terhadap diri sendiri

n. Selalu hangat dan bersahabat dengan siapapun dan menghargai sekecil apapun prestasi dan kebaikan orang.25

Selanjutnya, strategi bersaing di dalam kompetisi pendidikan harus dilakukan secara sistematis dan terencana. Strategi yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:

1) Lembaga pendidikan harus mengetahui pangsa pasarnya 2) Strategi diferensiasi (pembeda)

3) Diversifikasi 4) Mengelola inovasi

5) Mengelola kultur organisasi 6) Mengelola perubahan26

a. Lembaga Pendidikan harus Mengetahui Pangsa Pasar

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah menentukan pangsa pasar. Sekolah dapat melihat kolompok masyarakat sekitar sekolah baik yang tidak mampu, menengah dan mampu.

25

Dedy Mulyasana, Pendidik an Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 185

26


(43)

Kelompok masyarakat tidak mampu, sangat peka terhadap biaya pendidikan, sehingga golongan ini memilih lembaga pendidikan berdasarkan pada kemampuan ekonomi keluarga. Mereka cenderung berpikir rasional mendasarkan pada kemampuan ekonomi, sehingga faktor kualitas adalah alasan berikutnya.

Kelompok masyarakat menengah, cenderung bersifat situasional dan mereka berasumsi jika pendidikan berkualitas sangat penting, namun mereka relative masih rasional di dalam melihat besaran biaya pendidikan yang harus dibayar sehingga cenderung berhati-hati di dalam memilih lembaga pendidikan yang menurut mereka cukup baik.

Kelompok terakhir adalah kelompok masyarakat mampu, mereka cenderung menutup mata terhadap biaya pendidikan yang harus ditanggung dengan alasan kualitas. Kelompok ini tidak peka terhadap masalah biaya pendidikan dan cenderung memilih lembaga yang telah teruji, terkenal, dan faktor unggul lainnya. Lembaga pendidikan perlu melihat pagsa pasarnya sehingga mereka perlu tahu komsumsi lembaganya termasuk sumber dana pendidikan yang diperlukan. Lembaga yang memiliki pangsa pasar golongan tidak mampu, tentu perlu mencari sumber dana alternatif guna mencukupi operasional lembaganya.

Dengan melihat ketiga kelompok masyarakat di atas sekolah dapat mengambil keputusan dan membuat rencana strategis agar dapat menyaring dari berbagai kalangan.

b. Strategi Diferensiasi

Langkah ini dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan potensi lembaga pendidikan yang ada. Strategi diferensiasi dapat dijadikan salah satu strategi yang bagus untuk diterapkan di sekolah. Sekolah yang memiliki sesuatu yang berbeda dan menarik dari sekolah lain akan menjadi prioritas konsumen. Masyarakat akan menyukai sekolah yang memiliki keunggulan yang berbeda dari sekolah lainnya.


(44)

Keunggulan yang dapat dimunculkan bisa dari program pendidikan dan kurikulum, fasilitas sekolah, layanan, kemudahan akses, guru-guru yang berkompeten dan masih banyak lainnya. c. Diversifikasi

Strategi diversifikasi merupakan tindakan untuk mengembangkan lembaga pendidikan dengan cara perluasan layanan dan upaya peningkatan secara berkelanjutan. Diversifikasi yang dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan, meliputi:

1) Menambah jenis layanan yang diberikan kepada masyarakat

2) Perluasan pangsa pasar, misalnya dengan membuka lembaga pendidikan ditempat lainnya tetapi melalui upaya peningkatan jenis layanan dan penyesuaian dengan kultur setempat.27

Upaya diversifikasi yang paling jelas terletak pada perluasan pangsa pasar dengan mengedepankan pada jenis layanan yang memuaskan masyarakat dan berkesinambungan.

Sudah banyak lembaga pendidikan yang melakukan strategi ini. Mayoritas sudah memiliki nama besar dan alumni yang berloyalitas tinggi terhadap almamaternya.

d. Mengelola Inovasi

Agar dapat menjaga persaingan secara maksimal perlu adanya pengelolaan inovasi. Dan agar terus berkembang harus dilakukan secara berkesinambungan. Jika terdapat lembaga yang tidak mampu memunculkan dan mengelola inovasi maka akan semakin tertinggal. Masalahnya adalah tidak semua sekolah dapat membuat inovasi, itu semua tergantung dari sumber daya manusia yang dimiliki setiap sekolah. SDM yang berkompeten dan kreatif akan banyak memunculkan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan keunggulan bersaing sekolah. Dan bersaing melalui inovasi akan

27


(45)

diterapkan oleh lembaga yang percaya pada percobaan dan pengambilan risiko.

Untuk itu sekolah harus mampu mengelola inovasi dengan baik agar dapat terus berkembang dan dapat terus bersaing. Inovasi-inovasi dapat dimunculkan dari berbagai aspek, diantaranya: dari program pendidikan yang ada, media pembelajaran, metode pembelajaran, bahan ajar dan lainnya.

e. Mengelola Kultur Organisasi

Organisasi lembaga pendidikan sangat menentukan kemajuan sebuah lembaga, termasuk dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Organisasi lembaga pendidikan yang sehat terlihat dari dinamis dan utuhnya sebuah lembaga sehingga mereka memiliki kesatuan langkah untuk menuju kemajuan dan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya.

Organisasi yang sehat pada sebuah lembaga antara lain ditentukan oleh kepemimpinan yang baik. Salah satu bentuk kepemimpinan yang tepat untuk sebuah organisasi pendidikan untuk menghadapi persaingan adalah kepemimpinan yang transformasional.

Menurut Burns (1978) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai “a process in which leaders and followers raise to higher levels of morality and motivation”. Gaya kepemimpinan ini akan mampu membawa kesadaran bagi para pengikutnya dengan memunculkan ide-ide produktif, edukasional serta cita-cita bersama, memiliki visi ke depan, mampu mentranformasikan setiap perubahan, dan dapat memberikan motivasi dan inspirasi kepada para karyawan agar lebih kreatif dan inovatif.28

Tipe kepemimpinan yang transformasional akan dapat mengelola kultur organisasi sesuai dengan arah visi serta misi sekolah. Pemimpin menjadi contoh untuk semua karyawannya untuk dapat terus

28

Tatty Rosmiati & Achmad Kurniadi, Manajemen Pendidik an: Kepemimpinan pendidik an


(46)

menciptakan inovasi terbaru dalam meningkatkan keunggulan bersaing sekolah.

f. Mengelola Perubahan

Berbagai perubahan harus disikapi secara professional sehingga sebuah lembaga dapat eksis, terlebih persaingan semakin ketat dan membutuhkan inovasi dalam berbagai hal. Lembaga pendidikan memiliki kekhususan dalam hal input dan prosesnya karena produknya pun berbeda dengan produksi pabrik sehingga sangat spesifik dan unik. Mengelola perubahan harus dimulai dari dalam organisasi lembaga pendidikan sehingga mampu bersaing ke luar dengan baik. Ketika di dalam organisasi tidak sehat, maka organisasi lembaga pendidikan hampir dapat dipastikan akan semakin tertinggal dan tidak mampu bersaing.

Kebanyakan organisasi yang berhasil adalah mereka yang memfokus pada mengerjakan apa saja yang menerima perubahan kondisi. Organiasi yang sukses dalam mendapatkan, menanamkan, dan menerapkan pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk membantu menerima perubahan dinamakan learning organizations.29 Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi bersaing sekolah amat penting dan wajib dimiliki sekolah yang ingin melakukan perubahan dan pengembangan sekolah untuk dapat memenangi persaingan yang semakin ketat. Perlu adanya satu komando yaitu pemimpin yang strategis yang dapat mengelola dan memimpin semua sektor kearah tujuan yang telah ditetapkan yaitu menjadi sekolah unggulan. Jika pemimpin dapat membuat pergerakan internal lembaga yang bagus menuju perubahan maka rencana strategi bersaing yang dibentuk menjadi sebuah masterkey sekolah sebagai alat kemenangan menjadi sekolah unggulan.

29


(47)

4. Mendongkrak Keunggulan Bersaing

Untuk dapat mendongkrak keunggulan bersaing sekolah, perlu adanya SDM yang berkompeten dan konsisten dalam menjalankan strategi bersaing yang dimiliki sekolah. Selain itu perlu juga suatu konsep keunggulan bersaing yang bisa dijadikan acuan untuk pengembangan.

Menurut Keegan dan Green sebagaimana dikutip oleh Jajat Kristanto mengemukakan tiga konsep dalam membangun keunggulan bersaing yaitu (1) mengacu pada strategi generik dari Michael E. Porter yaitu kepemimpinan dalam biaya (cost leadership), diferensiasi, dan fokus; (2) model kapal pemimpin (flagship model) dari Rugman dan D’Cruz; dan (3) konsep strategic intent dari hamel dan Prahalad.30

Terdapat tiga konsep dari para pakar konsep strategi bersaing yang memiliki keunggulan masing-masing. Namun menurut penulis konsep Generik Michael E. Porter sangat cocok untuk diterapkan pada sekolah yang ingin meningkatkan keunggulan bersaing. Dengan strategi kepemimpinan biaya dengan menekankan pada harga yang berkompeten dan bersahabat dengan kebutuhan masyarakat, sangat cocok diterapkan untuk masyarakat saat ini. Dengan alasan masyarakat kita sekarang sedang dalam masa ekonomi berkembang dan cerdas. Masyarakat lebih banyak memilih sekolah yang pas dengan kantong keluarganya dengan tidak menyampingkan kualitas serta mutu yang ada di sekolah. Maka sekolah harus bisa menyisir wilayah ini agar dapat menarik konsumen yang banyak.

Selanjutnya adalah dengan strategi diferensiasi yang saat ini sudah banyak sekolah-sekolah yang mengembangkannya. Karena semakin banyak yang memunculkannya, perlu adanya pengembangan inovasi agar faktor pembeda ini dapat terus ada dan terus dilirik oleh masyarakat yang suka mencari faktor ini. Sekolah yang memiliki kelebihan yang berbeda dari sekolah lainnya akan banyak masyarakat yang menyukainya.

30

Jajat Kristanto, Manajemen Pemasaran Internasional: sebuah pendek atan strategi, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 133


(48)

Dan terakhir adalah strategi fokus. Sekolah harus bisa melirik pangsa pasar yang ekslusif ini. Karena sebagian orang mencari sekolah melihat dari kualitas serta mempunyai nama yang sudah besar untuk dijadikan pilihan utama mereka. Terkadang sekolah lupa akan hal-hal kecil yang ternyata bisa menjadi sangat penting bagi sekolah itu sendiri. Sekolah yang fokus terhadap pangsa pasar tertentu akan dapat menyaring siswa lebih baik dari sekolah lainnya.


(49)

B. Kerangka Berpikir

1. Persaingan antar sekolah semakin ketat 2. Banyak bermunculan

sekolah baru dengan berbagai penawaran yang menarik

3. Kurang maksimalnya strategi bersaing yang diterapkan sekolah 4. SDM yang kurang

mendukung

STRATEGI BERSAING SEKOLAH

Diperlukan strategi bersaing sekolah yang tepat untuk mengahadapi

berbagai permasalahan yang ada

Evaluasi

Mengukur strategi yang telah diterapkan apakah dapat berjalan efektif dan mampu

mengatasi permasalahan

ANALISIS

SWOT

HASIL 1. Apakah strategi yang diterapkan sekolah sudah efektif

2. Keunggulan bersaing sekolah sudah kuat/belum 3. Langkah-langkah rekomendasi bagi sekolah dari hasil

analisis SWOT

Perencanaan

Menyusun strategi yang bagus untuk diterapkan dalam

bersaing

Pengimplementasian

Menerapkan strategi yang sudah dirancang sebelumnya

Masalah Penyelesaian Masalah


(50)

38

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam hal ini peneliti mengambil lokasi penelitian di SMA AL-HASRA Bojongsari Depok yang beralamat Jl. Raya Ciputat-Parung KM. 24 Bojongsari kota Depok. Waktu Penelitian akan dilaksanakan mulai dari bulan September sampai dengan Desember 2014 dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.1

Rencana Penyusunan Skripsi

NO. KEGIATAN BULAN KET

9 10 11 12 1 Obervasi Pendahuluan

2 Penyerahan Izin Penelitian

3 Wawancara dengan Kepala Sekolah

4 Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum

5 Wawancara dengan Wali murid dan siswa

6 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada perencanaan, penerapaan dan evaluasi terhadap strategi bersaing yang dijalankan SMA Al-Hasra. Dan sub fokus penelitian ini adalah efektifitas strategi generik Michael R. Porter (overall cost leadership, differensiation, focus) dalam menghasilkan strategi bersaing yang unggul di sekolah.


(51)

C. Metode Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan melakukan studi kasus sebenarnya dari fenomena seputar strategi bersaing yang diterapkan di SMA Al-Hasra.

D. Sumber Data

Sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan di pilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi dan bidang / obyek yang diteliti, sehingga mampu membukakan pintu kemana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data.1

Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala Sekolah SMA Al-Hasra

2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Al-Hasra 3. Staf administrasi SMA Al-Hasra

4. Orang Tua Murid/Wali Murid 5. Siswa

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Teknik pengumpulan data bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan. Subjek informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mengetahui, berkaitan dan atau

1


(1)

UJI

REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan

slaipsi

yang

berjudul

Strategi Bersaing

SMA

Al-Hasra

Depok (Penerapan Strategi Generik

Michael R.

Porter) yang disusun oleh Muhamad

Abi

Farhan,

NIM:

1110018200A62, Program Studi

Manajemen Pendidikan

Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan

Kegunran

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakart4 telah

diujikan

kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 20 Desembet 2014.

Jakart4 20 Desember 2A14 Pembimbing

II

Akbar Zainudin,

MM

NIP.

Dra.

Nurdelima Waruwu, M.Pd

NIP.

19671020 200112 1 001


(2)

Nama

NIM

JurusanlProdi Judul Skripsi

Sfiategi Generik Michael R. Porter) Dosen

Pembimbing

:

1. Akbar Zainudin,

MM

UJI

REF'ERENSI

MuhamadAbi

Farhan I I 10018200062

Manajemen Pendidikan

Stategi

Bersaing

SMA

Al-Hasra Depok

(Penerapan

z.Dra.

Nrndelima Waruwu" M.Pd

No

Referensi

Ilaleman Skripsi

Hahmen

Referensi

Paraf

I)osen Pembim

bins

BAB I

Pendahuluen

I

Rohiat

Manajemen

Sekalah:

Teori

Dasar

dan

PraHik,

@andung:

Refika

Aditama"

200e) t

3l

)

Buchari

Almq

Manajemen

Corporate

&

Strategi

Pemasaran

Jasa

Pendidikan,

@andung: Alfab€ta" 2008) I 30

J

Yoyon Bahtiar Irianto

&

Eka

Prihatin,

Manajemen Pendidikan:

Tim

Dosen

Adminismsi

Pendidikan

UPI,

@andung:

Alfabet4

2009)

2 334

IF

No

Referensi

Halamln

SlriFi

Hrhnan

Rcfercnsi

Parsf

Dosen

Pembim

bine

BAB

II

Kajian Teori

I

Buchari

Alma,

Manajemen

Corporate

&

Strategt Pemasaran

Jasa

Pendidikan,

(Bandung:

Alfabeta

2008) 9

&

M

2

Husein

Umar,

Strategic

Management

in

Aetion, (Jakarta: Gramedia Fustaka

Utamq

2008), cetakan kelima 9

3l

tu

-t

PearcelRobinsoq Manajemen S*otegic:

Formulasi,

hrtplementasi.

dan pengendalian,200S


(3)

4

Buchari

Alma,

Manajemen

Corporate

&

Strategi

Pemasaran

iasa

Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008)

11 66

tu

5

Fred

R.

David,

Manalemen

Strategis

Konsep. 11 5

6

Michael

R Porter,

Keunggulan Bersaing

Menciptakan

dan

memPertahankan kinerja unggul, (Jakarta: Binarupa Aksara,

1994)

t2

I

7

Bambang

Hariadi, Strategi

Manaiemen,

Strategi

memenangknn

perang

bisnis,

(Malang: Bayumedia Publishing, 2005)

t2

100

E

Majalah

Pengusaha

Muslim.

Pemasaran

dalam

Perspektif

Islam. http : / / maialah. pengusahamuslim' com/pem

asaran-dal am-perspektif-i sl ami

13 I

Joan Magretla,

llnderstanding

Michael R.

Porter,

Panduan

Paling Penting

Tentang

Kompetisi

dan

Strategi.,

(Yogyakarta: Penerbit

ANDI,

2012)

t4

35

Joan Magretla, (JnderstanJing Michael R.

Porter,

Panduan

Paling Penting

Tentang

Kompetisi

dan

Strategi,

(Yogyakarta: Penerbit

ANDI,

2012)

14 35

8

Satrio

Arismunaudar,

Strategi

dalam

Industri

(sebuah contoh penerapan model

-5

competitive

.forces

Porter), Academia.Edu

l5

2

Joan Magretta, (Jnderstanding

Michael

R'

Porter,

Panduan

Paling Penting

Tentang

Kompefisi

dan

Strategi,

(Yogyakarta: Penerbit

ANDI,

2012)

T7 46

9

Farida Jasfar,

Manaiemen

Jasa

Pendekatan Terpadu

t9

104

M

l0

Husein

lJmar,

Sn'ategic

llanagement

in

Action,

(Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2008), cetakan kelima

19 34

+

1l

Husein umar,

Strategic

Management in

Action,

(Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2008), cetakan kelima


(4)

t2

Bambang

Hariadi, Strategi

Manaiemen,

Strategi

memenangkan

perang

bi,snis, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005)

21 101

,M

l3

Mudrajat

kuncoro,

Stretegi:

Bagaimana

meraih

keunggulan

kompetiti/?,

(Jakarta: Erlangga,2006)

23 93

tu

14

Michael

A.

Hitt,

Manajemen

Strategis.

Daya

saing

&

Globalisasl,

(Jakarta Salemba Empat, 2002), Buku 2

?4

2t6

&

l5

Michael

A.

Hitt,

Manaiemen

Strategis:

Daya

saing

&

Globalisasi,

(Jakarta: Salemba Empat, 2002), Buku 2

24

2t7

h

Djamaludin

Ancok,

Psikologi

Kepemimpinan

dan

Inovasi,

(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012)

25 36

16

lvl.N

Ntiution,

Manaiemen

Mutu

Terpadu

(fotat

Quality

Mnagement), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), edisi

ke-2

25 83

T7

Barnbang

Hariadi, Strategi

Manaiemen,

Strategi

memenangkan

perang

bisnis,

(Malang: Bayumedia Publishing, 2005)

27, 115

+

l8

Husein

umar,

Strategic

Management m

Action,

(Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2008), cetakan kelima

27 35

+

T9

Jurnal

Staff.uny.ac.id,

Strategi

Bersaing

dalam B isnis P endidikan 29 3

20

Dedy

Mulyasana,

Pendidikan

Bermutu

dan

Berdaya

Saing,

(tsandung: Remaja

Rosdakarya,2}ll)

'

30 18s

21

Jurnal

Staff.uny.ac.id,

Strategi

Bersaing

dalam

Bisnis P endidil"an 30 4-8

ha

22

Jurnal

Staff.uny.ac.id,

Strategi

Bersaing

dalam

Bisnis P endidikan 32 5

pft

23

T"tty

Rosmiati

&'

Achmad

Kurniadi,

Manajemen

Pendidikan:

Kepemimpinan

p e ndi di kan (Bandung : Alfabeta, 2009)


(5)

24

Wibowo,

Manajemen

Perubahan,

(Jakarta: Rajagrafindo

Persada,

2011) Edisi ketiga

34 104

E

25

Jajat Kristanto,

Manajemen

Pemasaran

Internasional:

sebuah

pendekatan

strategi, (Jakarta: Erlangga, 201 l ) 35 133

b

No

Referensi

BAB

III

Metodelogi Penelitian

Halaman Skripsi

Halaman Referensi

Paraf

Dosen Pembim

bine

Sugiyono.

Metode Penelitian Kuntitatif

Kualitatif

dan

R&D

38 293

2

Burhan bungin, Penelitian

Kualitatif,

(Jakarta: Predana Media Group, 2009) 39 108

6

J

Burhan bungin, Penelitian

Kualitatif,

(Jakarta: Predana Media Group, 2009) 40

t22

4

Mudrajad Kuncoro, Strategi:

Bagaimana

Mer aih Keunggul an Komp et

iti/?,

(J aka*a: Erlanssa,2005)

4l

51

5

e-book

elearning

Gunadarma University.

Materi

4

Analisis SWOT.

Hlm

:

3

b1"tU//-etearnjng,eu

m@

Diakses

Pada

tansgal 26 Januari 2014 pukui 17.46 Wib

42 220

6

Husein

Umar,

Strategic

Management in

Action,

(Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama,2008)

43 224

Pembimbing

I

*Orrfu,r*,

NIP.

Jakart4 20 Desemb er 2014

Dra. Nurdelima

Waruwu, M.Pd

r{IP.

19671020 200112 1 001


(6)

YAYASANAL-HASRA

SMAAL-HASRA

Terwajudnya luluan yang Islami dan manpu bnaing dt Pergw nnggi teftnik ili Indonesia NPSN : 20229140

Nomor

Lamp. Hal

Kepada

SURAT PENBRIMAAN

IZIN PBNBLITIAN

: 052/SMA-ALHSR/XV20 I 4

: Penerimaan Permohonan Izin Penelitian

Yth : Bapak/lbu Dekan FITK

UIN Jakarta

Di

Tempat

Menildak lanjuti Surat dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Permohonan Izin

mengadakan penelitian guna menyusun Skripsi dan mengadakan penelitian, dengan judul

Strategi Bersaing SMA Al-Hasra Depok (Penerapan Strategi Generik Michael R. Porter). Atas nama :

Terakreditasi

A

BAN-SA,IJAWABARAT

NO. 02.00/3BAAP-Slvl/)(V2013 Tanggat 14 November 2013

NSS :302020505056

Nama

NIM

.Iurusan Semester

: Ivluhamad Abi Farhan

: I I 10018200062 : Manajemen Pendidikan : IX (Sembilan)

Kami memberikan izin kepada mahasiswa terserbut di atas. Semoga hasil penelitiannya

menjadikan sekolah kami lebih maju lagi'

Demikian surat penerimaan dan ntemberikan izin kami buat semoga bisa melaksanakannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku

Tembusan

l.

Direktur Sekolah

2.

Arsip Sekolah

Depok, l8 November 2014 Sekolah SMA Al-Hasra

Jl. Royo t - Porung KM. 24, Kel. Boru. Kec. Bojongsori - Koto Depok 16516