PENUTUP Analisis semiotik pada poster anti merokok Departemen Kesehatan R.I
Semiologi menurut Saussure, didasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi
sebagai tanda, harus ada dibelakangnya sistem pembedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu. Dimana ada tanda disana ada sistem.
8
Ada lima pandangan Saussure tentang prinsip dasar semiotika yaitu pertama, signifier penanda dan signified petanda; kedua, form bentuk dan
content isi; ketiga, langue bahasa dan parole tuturan, ujaran; keempat, synchronic sinkronik dan diachronic diakronik; dan kelima, syntagmatik
sintagmatik dan associative paradigmatik.
9
Sedangkan Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika semiotics. Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan
lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam fikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada
segal amacam tanda Berger, 2001:11-22. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah semiotika lebih populer dibanding semiologi. Semiotika menurut Pierce
adalah tidak lain dari sebuah nama lain dari logika yakni doktrin formal tentang tanda-tanda.
10
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda sign, berfungsinya tanda, dan produlsi makna. Tanda adalh sesuatu yang bagi seseorang
berarti sesuatu yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda tidaklah
terbatas pada benda. Adanya peristiwa, tidak adanya peristiwa, struktur yang
8
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,hal. 12
9
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 hal.12
10
Kris Budiman, Semiotika Visual, Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004, hal.3
ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan, semua ini dapat disebut tanda. Sebuah bendera kecil, sebuah isyarat tangan, sebuah kata, suatu keheningan, suatu
kebiasaan makan, sebuah gejala mode, suatu gerak syaraf, peristiwa memerahnya wajah, suatu kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu sikap, setangkai
bunga, rambut uban, sikap diam membisu, gagap, berbicara cepat, berjalan sempoyongan, menatap, api, putih, bentuk, bersudut tajam, kecepatan, kesabaran,
kegilaan, kekhawatiran, kelengahan, semuanya itu dianggap sebagai tanda.
11
Sampai sejauh ini, bidang-bidang study semiotika sangatlah beragam, mulai dari kajian perilaku komunikasi hewan zoosemiotics sampai dengan
analisis atas sistem-sistem pemaknaan seperti komunikasi tubuh kinesik dan proksemik, tanda-tanda bebauan olfactory signs, teori estetika, retorika, dan
seterusnya lihat Eco, 1979: 9-14; Hawkes, 1978: 124. Ruang lingkup studi semiotika, dengan demikian, sangatlah luas sehingga mungkin akan menimbulkan
kesan sebagai suatu ilmu dengan, meminjam istilah Umberto Eco 1979: 6, “imperialisme” yang arogan. Sementara itu, bila kita mengkuti Charles Morris
1938: 6; dalam Levinson, 1983: 1,seorang filsuf yang juga menaruh perhatian atas ilmu tentang tanda-tanda, semiotika pada dasarnya dapat dibedakan kedalam
tiga cabang penyelidikan branches of inquiry, yakni sintaktik, semantik, dan pragmatik.
1. Sintaktik syntactics atau sintaksis syntax: Suatu cabang penyelidikan semiotika yang mengkaji “hubungan formal diantara
satu tanda dengan tanda-tanda yang lain”. Dengan kata lain, karena hubungan-hubungan formal ini merupakan kaidah-kaidah yang
11
Sumbo Tinarbuko, Komunikasi Visual, hal.12