Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah”. Q.S Lukman: 17 Para dai islam di jaman modern ini tidak lagi hanya berbicara melalui mimbar tetapi telah melirik media cetak dan elektronik. Hal ini mengimbangi sajian media yang semakin terbuka untuk menyajikan tayangan manca negara khususnya barat yang tentu saja bertolak belakang dengan norma-norma islam, disampang meluaskan objek dakwahnya. Salah satu cara media berkomunikasi dengan khalayak ialah dengan pemasangan iklan. Ketika seseorang telah melihat iklan, maka ia diyakini telah memasukkan iklan itu sebagai informasi tambahan dalam ingatannya. Di masa mendatang, ia berpotensi besar untuk bertindak dan mengambil keputusan atas dasar informasi tersebut. iklan memang sangat efektif dalam mempengaruhi persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak, remaja dan dewasa muda. Yang menjadi targetnya adalah kebanyakan anak--anak, remaja dan dewasa muda, Karena pola pikir mereka belum terlalu matang, cenderung labil sehingga masih mudah dipengaruhi. Dan poster merupakan salah satu iklan dalam bentuk media cetak. Departemen Kesehatan RI depkes merupakan badan yang bergerak khusus menangani masalah kesehatan juga melakukan berbagai cara untuk menyehatkan bangsa Indonesia. Diantara nya ialah dengan pemasangan iklan akan bahaya suatu penyakit, seperti halnya mengenai bahaya dari penggunaan merokok. Depkes telah memberikan informasi mengenai bahaya merokok dalam bentuk iklan menggunakan media poster. Menggunakan poster sebagai media iklan untuk memberikan informasi mengenai bahaya dari merokok dianggap penting karena rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang. Dari sisi kesehatan bahaya rokok sudah tidak terbantahkan lagi bukan hanya menurut WHO, tetapi, lebih dari 70 artikel ilmiah membuktikan itu. Dalam kepulan asap rokok terkandung 4000 racun kimia berbahaya, dan 43 di antaranya bersifat karsinogenik merangsang tumbuhnya kanker. Berbagai zat berbahaya itu, adalah tar, karbon monoksida CO, dan nikotin. Akibatnya berbagai penyakit kanker mengintai, seperti: kanker paru- paru 90 pada laki-laki disebabkan oleh rokok, dan 70 untuk perempuan, kanker mulut, kanker bibir, asma, kanker leher rahim, jantung koroner, darah tinggi stroke, kanker darah, kanker hati, bronchitis, mati mendadak pada bayi, impotensi pada pria, bahkan rusaknya kesuburan wanita. Yang aneh adalah dampak rokok agak unik. Tidak ada yang mati mendadak karena rokok. Dampaknya tidak instan, beda dengan narkoba atau minuman keras. Dampak rokok nanti terasa setelah 10- 20 tahun pasca penggunaannya. Bahaya rokok tidak hanya dirasakan oleh perokok aktif saja, tapi juga pada perokok pasif. Efeknya itu sendiri ada dua macam, efek langsung dan tidak langsung. Efek langsungnya seperti iritasi mata, batuk-batuk, pusing, dan mual- mual. Buat penderita asma bahkan bisa membuat penurunan fungsi paru-paru walaupun baru sebentar kena asapnya. Efek tidak langsung lebih mengerikan. Secara umum, perokok pasif memiliki peningkatan risiko untuk terkena kanker sebanyak 25. Buat bayi, ada yang namanya Sudden Infant Death Syndrome atau kematian mendadak bayi, biasanya yang umurnya kurang dari 1 tahun. Jangankan bayi yang belum lahir saja bisa terkena dampaknya, calon ibu yang merokok atau terpapar asap rokok saat mengandung bisa menyebabkan berbagai kelainan saat melahirkan, seperti kekurangan berat badan, posisi janin yang tidak benar, dan lain-lain. Menurut Setyo Budiantoro dalam makalahnya yang berjudul “Epidemi Tembakau” rokok dapat membunuh 1 dari 2 pengguna jangka panjang, kematian dini dan kehilangan 20-25 tahun masa produktif. Jumlah perokok di dunia mencapai 1.3 milyar sedangkan Indonesia sendiri adalah salah satu negara pengkonsumsi rokok tertinggi di dunia dengan rangking ke 3. Jumlah perokok Indonesia di dunia mencapai 4,8 dan jumlah perokok indonesia di ASEAN mencapai 46 3 . Bila diteliti lebih jauh maka media massa mempunyai andil yang sangat besar dalam meningkatkan kecendrungan masyarakat untuk rokok, seperti tayangan iklan rokok di televisi. Yang lebih memprihatinkan, iklan-iklan rokok semakin lihai menjerat konsumen. Tidak jarang, hal-hal positif diselipkan dan disalahgunakan untuk menanamkan persepsi tentang merokok yang sebenarnya menjerumuskan. 3 Set yo Budiant oro Widyast ut i Soerojo, M akalah Berjudul:Epidemi Tem bakau, dipr esent asikan di seminar kesehat an at as kerjasama Tobacco Cont rol Support Cent er TCSC- Ikat an Ahli Kesehat an M asyarakat Indonesia IAKM I. Kanada salah satu negara yang sukses mengurangi konsumsi rokok setelah pemasangan gambar seram di bungkus Seorang remaja tampak melongo memperhatikan gambar yang terpampang pada bungkus rokok Marlboro. Pada bungkus rokok itu, persis di atas tulisan Marlboro, terlihat gambar mulut dengan gigi-gigi menguning, sebagian hitam membusuk. Bibir pada gambar itu berwarna merah kehitaman dan melepuh. Negara-negara tetangga seperti: Singapura, Filipina atau Thailand, sangat mudah menemukan rokok- rokok bergambar menyeramkan itu. Di Indonesia sendiri akan sangat sulit untuk menggunakan media massa khususnya elektronik sebagai alat kampanye anti rokok, karena iklan rokok merupakan salah satu iklan yang besar keuntungannya untuk industri media. Banyak lembaga yang mengeluarkan poster mengenai anti rokok, namun saya lebih menyoroti poster yang diedarkan oleh Departemen Kesehatan DEPKES, karena selain mengandung unsur pendidikan poster yang itu pun berisikan gambar yang menarik. Karena begitu besarnya jumlah penduduk yang mengkonsumsi rokok di Indonesia, padahal dampak negatif merokok cukup mengerikan. Maka depkes membuat poster dengan tujuan sebagai peringatan dan kepedulian kepada masyarakat akan ancaman kesehatan yang akan dirasakan jika terus menerus merokok. Oleh karena itu, tepat kira nya penulis melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK DEPARTEMEN KESEHATAN RI”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah Poster yang diteliti yakni poster yang bertemakan anti merokok yang di produksi oleh Departemen Kesehatan RI yakni hanya sebanyak 3 buah poster, dan ketiga poster ini saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Penelitian ini menggunakan teori kode dari Roland Barthes yang terdiri dari lima kode, dan kelima kode tersebut terkandung didalam masing-masing poster yang diteliti. 2. Rumusan masalah Mengacu pada batasan masalah, maka perumusan masalahnya adalah: Apa makna yang terkandung dalam poster anti merokok Departemen Kesehatan RI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui makna dibalik gambar dan kata-kata pada poster Departemen Kesehatan terhadap anti merokok sehingga dapat mengatasi kesalahpahaman dalam mengartikan poster. Dengan tujuan di atas maka penulis berharap dapat memahami makna pada poster dan dapat mempelajari cara yang benar dalam menentukan gambar serta kata-kata yang tepat pada poster. 2. Manfaat Penelitian: a. Manfaat Akademis Penulis ingin mengaplikasikan teori atau model dan metode yang digunakan penulis agar dapat menjadi suatu teori yang memberikan pemahaman kepada penulis akan menganalisis media massa. Analisis ini berguna sebagai wacana positif dalam rangka menerapkan suatu bentuk pesan dalam media cetak yang sesuai dengan keajuan teknologi yang dan guna memnuhi kebutuhan masyarakat. b. Manfaat Praktis Penulis dapat memberikan gambaran sebelum membuat poster dan dapat mengetahui makna secara jelas tentang poster. Penulis juga berharap penelitian dapat memberikan masukan pada Departemen Kesehatan dalam pembuatan poster mengenai anti rokok, selain agar poster Departemen Kesehatan dapat memberikan pengetahuan yang luas kepada masyarakat mengenai penyebab meningkatnya kecendrungan merokok di masyarakat.

D. Metodologi penelitian

1. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor 1975:5 Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. 4 2. Unit analisis Unit analisis pada penelitian ini adalah poster yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan terhadap anti merokok bahaya rokok. Unit pengamatannya adalah pesan yang terdapat pada poster, bagaimana tanda yang digunakan oleh Departemen Kesehatan dalam menyatukan pesan ke dalam poster anti merokok sehingga terbentuk makna. Makna yang diteliti dalam poster meliputi penanda dan petanda. Penanda merupakan aspek material tanda yang bersifat sensoris atau dapat diindrai yang berkaitan dengan sebuah konsep. Substansi penanda senantiasa bersifat material, entah berupa bunyi-bunyi, objek- objek, imaji-imaji. Sementara itu petanda merupakan aspek mental dari tanda-tanda, yang biasa disebut juga sebagai konsep, petanda bukanlah sesuatu yang diacu oleh tanda, melainkan semata-mata representasi mentalnya. 5 3. Pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap: 4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD Bandung, ALFABETA, 2009 hal.9 5 Kris Budiman, Semiotika Visual,Yogyakarta: Buku Bik, hal. 47