Sunan al-Baihaqî Hadis Kedua

Nama lengkapnya ialah Abû Dâwud Sulaiman bin As’ab al-Sajastânî al- Azdî. Dalam skema nama tersebut akan di tulis dengan 1.Sunan Abû Dâwud.

c. Kritik Sanad

1. Sunan al-Baihaqî

Dalam kegiatan penelitian kritik sanad ini, penulis memulainya dari periwayat terakhir mukharij, yaitu 1.Sunan al-Baihaqî, yakni yang melalui jalur Ustmân ibn Affân. Kemudian diikuti oleh periwayat-periwayat sesudahnya dan seterusnya sampai periwayat pertama sahabat. 1. Al-Baihaqî Nama lengkapnya ialah Abû Bakar Ahmad ibn al-Husain ibn Ali al- Baihaqî. Beliau adalah seorang ulama besar dari Khurasan desa kecil di pinggiran kota Baihaq dan seorang penulis buku terkenal. Al-Baihaqî meninggal dunia di NaisAbûr, Iran, tanggal 10 Jumadilawal 458 H 9 April 1066. Dia lantas dibawa ke tanah kelahirannya dan dimakamkan di sana. Penduduk kota Baihaq berpendapat, bahwa kota merekalah yang lebih patut sebagai tempat peristirahatan terakhir seorang pecinta hadisdan fikih, seperti Imam Baihaqî. Guru-gurunya: Imam Abû al-Hassan Muhammad ibn Al-Hussein Al Alawi, Abû Tahir Al-Ziyadi, Abû ‘Abdullâh Al-Hakim, penulis kitab Al Mustadrik of Sahîh Muslim and Sahîh Al-Bukhari , Abû Abdur-Rahman Al-Sulami, Abû Bakr ibn Furik, Abû Ali Al- Rutabari, Halal ibn Muhammad Al-Hafâr, dan Ibn Busran. Pendapat Ulama: As-Subkî menyatakan: Imam Baihaqî merupakan satu di antara sekian banyak imam terkemuka dan memberi petunjuk bagi umat Muslim. Dialah pula yang sering kita sebut sebagai Tali Allah dan memiliki pengetahuan luas mengenai ilmu agama, fikih serta pengafal hadis. Abdul Gaffâr Al-Farsi Al-Naisaburi dalam bukunya Tail Tarîkh Naisaburi: Abû Bakr Al-Baihaqî Al Hafidz, Al Usul al-Din, mengabiskan waktunya untuk mempelajari beragam ilmu agama, dan ilmu pengetahuan lainnya. Dia belajar ilmu aqidah dan bepergian ke Irak serta Hijaz Arab Saudi kemudian banyak menulis buku. 2. ‘Ali ibn Ahmad ibn ‘Abdan Setelah melakukan analisis dari berbagai macam kitab al-Rijâl, penulis tidak menemukan identitas nama tersebut diatas. 3. Ahmad ibn ‘Ubaid al-Saffar Setelah melakukan analisis dari berbagai macam kitab al-Rijâl, penulis tidak menemukan identitas nama tersebut diatas. 4. Ibrâhîm ibn ‘Abdillâh Setelah melakukan analisis dari berbagai macam kitab al-Rijâl, penulis tidak menemukan identitas nama tersebut diatas. 5. Muhammad ibn Gâlib ibn Harbi Setelah melakukan analisis dari berbagai macam kitab al-Rijâl, penulis tidak menemukan identitas nama tersebut diatas. 6. ‘Alî ibn Abdillâh ibn Ja’far Nama lengkapnya: ‘Alî ibn ‘‘Abdullâh ibn Ja’far ibn Najih al-Sa’di, Nama lainnya adalah Abû al-Hasan ibn al-Madini al-Basri, Maula ‘Urwah ibn ‘Atiyah al-Sa’di. Beliau lahir di Basrah pada tahun 261. H, dan wafat pada tahun 234.H Guru-gurunya: Azhâr ibn Sa’d al-Saman, Ismâ’îl ibn ‘Aliyah, al-Aswad ibn ‘Amir Syadzan, Hisyâm ibn Yûsuf al-San’ani, Umayyah ibn Khâlid. Abî Dhamrah Anas ibn ‘Iyadh. Murid-murid: Bukhâri, Abû Dâwud, Ibrâhîm ibn al-Harits al-Bagdadi, Ibrâhîm ibn Ya’qûb al-Juzjani, Ahmad ibn Hanbal, Ahmad ibn Mansur al- Rumadi. Pendapat Ulama: Ibn Hajar berkata: Tsiqah tsabit. Berkata Abû Hatim al-Razi bahwa: “Ali adalah seorang Ulama pada zamannya, yang ahli dalam bidang hadisdan kecacatannya. Adz-Zahabî berkata: al-Bukhari pernah berkata, bahwa: Dia adalah gurunya Ibn Mahdi, dan Ali adalah termasuk salah seorang yang paling Alim tantang hadispada zamannya. Ibrâhîm ibn ‘Abdillâh Dari pendapat para kritikus di atas nampaknya tidak ada seorangpun yang mencela dirinya, periwayatan bahwa dirinya telah meriwayatkan dari Hisyâm ibn Yûsuf dapat di percaya. Ada hubungan murid dan guru antara ‘Alî ibn ‘‘Abdullâh ibn Ja’far dengan Hisyâm ibn Yûsuf. Karena dapat di lihat dari sanad ini bahwa di antara mereka memang bertemu dan bersambung. 7. Hisyâm ibn Yûsuf Nama lengkapnya:Hisyâm ibn Yûsuf al-San’ani, Dan nama lainnya Abû ‘Abdurrahmân al-Abnawa, al-Qâdhi, beliau tegolong Tabi’in kecil, wafat pada tahun 197.H. Guru-gurunya: Ibrâhîm ibn ‘Amr ibn Kisan, ‘Umayah ibn Syibl, Bakar ibn ‘Abdillâh ibn Wahhâb ibn Munabbih, Dâwud ibn Qais, ‘Abdullâh ibn Bahîr ibn Risan, Rabbah ibn ‘‘Abdullâh ibn ‘Amr al-‘Umri. Murid-muridnya: Ibrâhîm ibn Mu’awiyah al-Nasri, Ibrâhîm ibn Mûsâ al- Râzi, Ishâq ibn Abî Isrâ’îl, Ishâq ibn Rahawaih, Pendapat Ulama: Ibn Hajar berkata: Tsiqah al-Dzahabî ketika beliau ditanya, tidak berkomentar Berkata al-Husain ibn al-Hasan al-Râzi: “Aku telah bertanya kepada Yahyâ ibn Mu’în tentangnya, Maka beliau berkomentar: “Tidak ada masalah, dan dia termasuk Dabit, menurut Ibn Juraij dari ‘Abd al-Razzâq. Dari pendapat para kritikus di atas nampaknya tidak ada seorangpun yang mencela dirinya, periwayatan bahwa dirinya telah meriwayatkan dari ‘‘Abdullâh ibn Bahîr dapat di percaya. Ada hubungan murid dan guru antara Hisyâm ibn Yûsuf dengan ‘‘Abdullâh ibn Bahîr. Karena dapat di lihat dari sanad ini bahwa di antara mereka memang bertemu dan bersambung. 8. ‘‘Abdullâh ibn Bahîr Nama lengkapnya: ‘Abdillâh ibn Bahîr ibn Risan al-Maradi, Nama lainnya adalah Abû Wa’il al-Qas, Nama lainnya juga al-Yamâni al-San’ani Guru-gurunya: ‘Abdurrahman ibn Yâzid al-Qas, ‘Urwah ibn Muhammad al-Sa’di, Hani Maula ‘Utsmân . Murid-muridnya: Ibrâhîm ibn Khâlid, Rabbah ibn Zaid, ‘Abd al-Razzâq ibn Hamam, Muhammad ibn al-Hasan ibn Atasy, Hisyâm ibn Yûsuf al-San’ani. Pendapat Ulama: Ibn Hajar mengatakan tsiqah menurut pendapat Ibn Mu’în al-Dzahabî berkata: Tsiqah dan tidak ada masalah. Ishâq ibn Mansûr berkata dari Yahyâ ibn Mu’în: Tsiqah Dan Ibn Hibbân menyebutkan dalam kitabnya: Tsiqah Dari pendapat para kritikus di atas nampaknya tidak ada seorangpun yang mencela dirinya, periwayatan bahwa dirinya telah meriwayatkan dari Hâni Maula ‘Utsmân ibn Affân dapat di percaya. Ada hubungan murid dan guru antara ‘‘Abdullâh ibn Bahîr dengan Hâni Maula ‘Utsmân ibn Affân. Karena dapat di lihat dari sanad ini bahwa di antara mereka memang bertemu dan bersambung. 9. Hâni Maula ‘Utsmân ibn ‘Affân Nama lengkapnya: Hâni al-Barbara, ada yang mengatakan Abû Sa’îd, Maula ‘Utsmân ibn ‘Affân, beliau termasuk pertengahan tabi’in. Guru-gurunya: Jara ibn al-Harits Maula ‘‘Umâr ibn al-Khattab, ‘Utsmân ibn ‘Affân Maulanya, Murid-muridnya: Sulaimân ibn Yatsribi, ‘Amr ibn Yatsribi, Abû Wa’il ‘‘Abdullâh ibn Bahîr Risan al-Qas, Pendapat Ulama Ibn Hajar berkata: Saduq al-Dzahabi berkata : Tsiqah al-Nasa’i berkata: Tidak ada masalah Ibn Hibbân dalam kitabnya: Tsiqah Dari pendapat para kritikus di atas nampaknya tidak ada seorangpun yang mencela dirinya, periwayatan bahwa dirinya telah meriwayatkan dari ‘Utsmân ibn Affân dapat di percaya. Ada hubungan murid dan guru antara Hâni Maula ‘Utsmân ibn Affân dengan ‘Utsmân ibn Affân. Karena dapat di lihat dari sanad ini bahwa di antara mereka memang bertemu dan bersambung. 10. ‘Utsmân ibn ‘Affân Nama lengkapnya ‘Utsmân ibn ‘Affân ibn Abî al-‘As ibn Umayyah al- Qursîi al-Amwa Abû ‘Amru, dan ada yang menyebutnya Abû ‘Abdillâh, dan ada juga mengatakan Abû Laila, Dzu al-Nurin. Beliau wafat pada tahun 35.H di Madinah. Guru-guru beliau diantaranya: Nabi Muhammad Saw, Abî Bakar al- Siddîq, ‘Abdillâh ibn Abî Quhafah dan ‘Umâr ibn al-Khattab. Sedangkan Murid-murid beliau diantaranya; Abân ibn ‘Utsmân ibn ‘Affân, al-Ahnif ibn Qaisy, Abû Umâmah As’ad ibn Sahl ibn Hanif, Anas ibn Mâlik dan Hânni al-Barbara maula ‘Utsmân Pendapat Ulama Berkata Abû Hilâl al-Rasibi, Qatadah telah bercerita kepada kami, ia berkata: “Ketika terjadi peristiwa Jaisy al-‘Usra Utsmân membawa seribu unta dan tujuh puluh kuda untuk kaum Muslimin. Abû Hilal al-Rasibi berkata lagi bahwa Muhammad ibn Sirin suatu ketika pernah berkata: ‘Utsmân selalu mengidupkan waktu malamnya dengan membaca al-Qur’an dalam dua rakaat salâtnya. Dari pendapat para kritikus di atas nampaknya jelas bahwa ‘Utsmân ibn Affân adalah sahabat Nabi Saw. periwayatan bahwa dirinya telah meriwayatkan dari Nabi Saw. Ada hubungan murid dan guru antara keduanya. Dapat di lihat dari sanad ini bahwa di antara mereka memang bertemu dan bersambung.

2. Sunan Abû Dâwud