Perkembangan Talqîn Pada Masa Kini

2. Perkembangan Talqîn Pada Masa Kini

Berbicara tentang sejarah perkembangan talqîn di Indonesia, pada dasarnya penulis belum mendapatkan informasi yang valid dari beberapa sumber buku yang penulis dapatkan, khususnya mengenai kapan dan pada tahun berapa awal mulanya talqîn di Indonesia itu mulai berkembang, akan tetapi disini penulis akan mencoba mengambil beberapa data dan informasi yang ada yang sudah penulis temukan dari berbagai macam sumber. Bila kita mempelajari sejarah, maka kita dapatkan bahwa dalam kurun waktu yang panjang, ajaran Islam telah dipentaskan diatas panggung dunia dengan berbagai macam keragaman dan konpleksitasnya. Tercatat dalam sejarah semenjak masa Nabi Muhammad Saw., sampai dengan sekarang bahwa pelaksanaan dari ajaran Islam tidak mengambil dari satu bentuk tetapi secara dinamis berkembang dan berimprovisasi. Islam Hanya memberikan prinsip- prinsip saja sedangkan tatanan operasional diserahkan sepenuhnya pada umat Islam dengan tetap berpegang pada semangat al-Qur’an dan hadîs. Islam telah memberikan hukum yang konprehensif untuk membimbing umat manusia. Hukum ini secara aktual dan dominan telah mengontrol dan membimbing kehidupan berbudaya diatas dunia lebih dari seribu lima ratus tahun lamanya dan sampai saat ini masih memberikan bimbingan kepada lebih dari satu milyar penduduk dunia. 31 31 Mustafa, “Tradisional atau Modern adalah rahmat” Sebuah Pengatardalam Syarif Rahmat, Menimbang Amalan Tradisional, Jakarta: CBA Cahaya Bintang Suara,, 2006 h.vii Dalam kehidupan sehari-hari kaum muslimin khususnya di Indonesia, banyak kita temukan tradisi keberagamaan yang sudah begitu memasyarakat, sehingga kita terkadang sulit membedakan antara tradisi yang diberi nilai-nilai syari’at dengan syari’at yang sudah menjadi tradisi kehidupan masyarakat 32 , salah satu contoh misalnya talqîn mayit setelah acara penguburan, yang sampai sekarang masih diamalkan oleh masyarakat kita, bahkan hampir semua pelosok daerah di Indonesia melakukannya ketika ada salah seorang dari keluarga mereka meninggal dunia. Sebagian besar masyarakat Muslim Indonesia sudah mengenal dan mereka mempraktikkan acara talqîn setelah penguburan tersebut. Acara itu diselenggarakan oleh sebagian besar masyarakat Muslim sebagai salah satu bentuk kepedulian dan kasih sayang mereka terhadap saudaranya yang telah mendahuluinya. Tetapi tidak Hanya itu, bagi mereka, acara ini juga merupakan salah satu bentuk ibadah untuk menuntun dan mendo’akan orang yang baru meninggal agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan diakhirat kelak. Pada perkembangan berikutnya, acara ini mendapat tanggapan keras dari sebagian Muslim Indonesia yang lain karena dianggap sebagai satu bentuk penyimpangan dari aqidah dan syari’at Islam yang tidak seharusnya diamalkan oleh segenap kaum Muslimin di Indonesia, akan tetapi tanggapan tersebut telah mendapat jawaban dari sebagian ulama dari kaum Nahdiyyîn, bahwa sebetulnya Umat Islam di Indonesia sudah mendapatkan referensi sekaligus justifikasi atas 32 M. Siddiq Fauzie “Kata Sambutan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Madya Jakarta Selatan” dalam Syarif Rahmat, Menimbang Amalan Tradisional, Jakarta: CBA Cahaya Bintang Suara,, 2006 h.v model perjumpaan antara tradisi dan ajaran Islam dalam bentuk dalil-dalil yang sudah disepakati oleh para ulama, terutama kalangan Ahli sunnah wa al-Jamâ’ah, sebagai mayoritas muslim di Indonesia dan dunia. 33 Dan akhirnya sampai sekarang pun hampir semua masyarakat kita masih tetap mengamalkan acara talqîn tersebut.

C. Pendapat Ulama Tentang Talqîn