Tujuan Penelitian Kegunaan atau Manfaat Penelitian Tinjauan kepustakaan

3. Bagaimana pemahaman hadis tentang talqîn mayit setelah penguburan? Dan bisakah hadis tersebut dijadikan Hujjah dalam beramal?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kualitas hadis yang menjadi pembahasan 2. Bisakah hadis tersebut dijadikan hujjah dalam beramal 3. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam S.Th.I, program Strata satu S1 dari jurusan Tafsir Hadis Fakultas Usuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Kegunaan atau Manfaat Penelitian

Penulis berharap skripsi ini sangat berguna serta bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya perihal tentang talqîn mayit, karena dalam agama Islam kita sangat dianjurkan ketika dalam setiap menjalankan ibadah harus memiliki landasan bahwa ibadah yang sedang kita jalankan itu memang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah hadis Rasulullah Saw. Mudah-mudahan dengan adanya skripsi ini dapat memberikan sumbangsih keilmuan kepada masyarakat bahwa talqîn mayit setelah penguburan yang selama ini mereka jalankan itu bukan hanya sekedar adat istiadat belaka tetapi memang benar-benar ada sumber rujukannya berupa hadis Nabi Saw. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna khususnya buat pribadi penulis sendiri yang sekarang sedang mengarungi bahtera keilmuan, juga bagi para pelajar Mahasiswa yang sedang menekuni atau mendalami ilmu hadis mudah-mudahan dalam penulisan skripsi ini bisa menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembacanya.

E. Tinjauan kepustakaan

Untuk mengindari duplikasi penelitian, sebelumnya penulis melakukan survey atau pengecekan terhadap judul-judul skripsi yang telah ada di Perpustakaan Fakultas Usuluddin dan Filsafat serta di Perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, setelah penulis melakukan pengecekan terhadap judul-judul skripsi yang telah ada, ternyata penulis Hanya menemukan satu judul skripsi melalui katalog yang ada di PU Perpustakaan Utama yang kayaknya pembahasannya hampir mirip dengan judul yang penulis angkat, yaitu Arat al-Fuqâhâ fî talqîn al-Mayyît wa ziarah al-Qubur. Karya Zainuri, Tahun 2004. Tetapi sayangnya setelah melakukan pencarian lebih lanjut penulis tidak menemukan skripsi tersebut untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan. Akantetapi secara sepintas kalau kita melihat kepada judul skripsi diatas seolah-olah penelitiannya lebih cenderung kepada hukum talqin itu sendiri, berbeda halnya dengan judul yang penulis buat, penelitiannya Hanya terfokus kepada analisis sanad dan matan hadis talqîn setelah penguburan. Adapun dari buku-buku edaran pun sebenarnya penulis masih sedikit kesulitan dalam mencari buku-buku khusus yang Hanya memuat satu tema sesuai dengan judul diatas. Akan tetapi ada beberapa buku yang sudah penulis temukan yang diantara salah satu bagian dari babnya membahas tentang talqîn, diantaranya: “ TRADISI ORANG-ORANG NU” karya Munawir Abdul Fattah. Di dalam buku ini beliau menjelaskan bahwa men-talqîn-kan mayit itu hukumnya sunnah, karena hal tersebut pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw., ketika anak kesayangannya yang bernama Ibrâhîm meninggal dunia kemudian beliau men- talqîn- kannya dengan disaksikan oleh para sahabat beliau diantaranya ‘Umâr bin Khattab r.a. Pendapat beliau ini merujuk kepada pendapat Imam Al-Suyûtî dalam salah satu kitabnya Al-Hawî li al-Fatâwâ li al-Suyûtî, Juz.2, h.176-177.

F. Metodologi Penelitian