LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

2 mengidentifikasi kebutuhan informasi pemakainya. Dengan keadaan tersebut perpustakaan hendaknya menerapkan teknologi informasi. Menurut Haag dan Keen 1996 Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. 4 Kebutuhan akan teknologi informasi sangat berhubungan dengan peran perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan, tempat rujukan bagi para pencari ilmu dan pengembangan karya-karya ilmiah. 5 Dan dengan perkembangan teknologi informasi seperti saat ini telah mengubah paradigma pengelolaan perpustakaan yang semula hanya berbasis pada pengelolaan secara manual atau tradisional menjadi terotomasi. Otomatisasi pada perpustakaan makin berkembang setelah tahun lima puluhan dengan makin berkembangnya sifat perpustakaan yang mula- mula pasif menjadi pusat informasi yang aktif, dimana dibutuhkan informasi literatur yang lebih cepat, tepat dan obyektif penilaiaannnya. 6 Hal tersebut ditandai dengan adanya penggunaan komputer di perpustakaan-perpustakaan. Untuk itu komputer sangat berguna bagi perpustakaan, Seperti yang kita ketahui bersama teknologi komputer pada dasarnya adalah teknologi pengolahan dan pengelolaan informasi teknologi yang bekerja berdasarkan masukan informasi dan menghasilkan luaran berupa informasi pula. 7 Menurut Masuda 1990 Komputer merupakan alat tools utama dalam masyarakat informasi. 8 Alasan penggunaan komputer menurut Line 1972 yaitu penyediaan jasa dengan biaya murah dan perolehan keuntungan dengan pengeluaran yang minimal. 9 Namun pada umumnya permasalahan potensial terhadap penerapan 4 Kadir, Abdul Triwahyuni, Terra Ch. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi, 2003. Hal. 2. 5 Supriyanto, Wahyu dan Muhsin, Ahmad, Teknologi Informasi Perpustakaan, Yogyakarta: Kanisius, 2008. hal. 16-17. 6 Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Khusus: Pengantar Keorganisasian dan Administrasi. Jakarta: Pusat Reproduksi PDIN, 1971. Hal. 101. 7 Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007. Hal. 5. 8 Romanus, Beni. Sekapur Sirih Pendidikan Perpustakaan di Indonesia 1952- 2002:Kumpulan Artikel Alumni dan Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok: Alumni dan Mahasiswa Prog. Ilmu Perpustakaan PPS FIB-UI, 2002. hal. 44-45. 9 Qayulbi, Syihabuddin, dkk. Op. Cit. hal. 365. 3 sistem perpustakaan berbasis komputer dapat digolongkan kedalam beberapa tajuk antara lain: perangkat keras, perangkat lunak, manusia, dan keuangan. 10 Keempat tajuk diatas sangat penting dalam proses penerapan sistem otomasi dalam suatu perpustakaan, apalagi untuk perangkat lunak dan keuangannya yang memegang peranan sangat besar dalam penerapan sistem perpustakaan berbasis komputer. Saat ini telah banyak perangkat lunak atau software untuk perpustakaan dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan maupun dengan biaya murah dan bahkan gratis. Salah satunya adalah CDS ISIS dari UNESCO. Banyak kalangan pustakawan dan staf perpustakaan memilih CDS ISIS karena tergolong murah dan dapat men-cover sistem yang dikembangkan di perpustakaan selama ini. 11 Selain itu juga ada WINISIS yang mudah didapat dan gratis dari Unesco. Dan banyak perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia yang sudah membuat dan mengembangkan sendiri perangkat lunak perpustakaannya, antara lain ada SIPUS 2000 dari UGM, SIPISIS dari IPB, Lontar dari UI, dan sebagainya. Model dan kegunaan dari setiap perangkat lunak perpustakaan berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Kegunaan-kegunaan tersebut antara lain untuk pekerjaan operasional perpustakaan, yaitu pengadaan, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, sirkulasi, dan lain sebagainya. Dalam menentukan penggunaan perangkat lunak, ada yang mengembangkan sendiri, mengontrakan keluar dan membeli software yang sudah jadi di pasaran. 12 Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir dahulu menggunakan sistem semi otomasi buatan Staf Pengelolaan Data data Badan Pengawas Tenaga Nuklir, sebut saja sistem otomasi Bapeten, disebut semi otomasi karena tidak semua pekerjaan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir dikerjakan secara otomatis, hanya untuk administrasi bibliografi dan OPAC saja. Sedangkan untuk sirkulasi masih dilakukan secara manual. Namun 10 Ibid. Hal. 366-367. 11 Ibid. hal. 369 12 Arif, Ikhwan, Makalah Seminar dan Workshop Sehari “ Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan “ UMM 4 Oktober 2003. Hal. 7 4 sistem otomasi Bapeten ini pada akhir tahun 2008 diganti dengan sistem otomasi Senayan. Senayan adalah program otomasi yang dapat diperoleh secara gratis yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional RI. Senayan adalah Open Source Software OSS berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan Library Automation skala kecil hingga skala besar.13 Secara bahasa jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia open source adalah keterbukaan kode. Kode disini berarti kode program source code. Open source ialah sebuah ide dimana semua program yang dibuat disebarkan sekaligus dengan source code nya. Tentu saja dengan tujuan untuk dikembangkan, diubah, diuji atau apapun dengan suatu kesimpulan bahwa open source ialah bebas. Perkembangan open source tidak bisa lepas dari pesatnya perkembangan linux. Linux adalah open source. Filosofi open source yang dipegang teguh pengguna linux ialah tidak untuk komersial apapun. 14 Untuk memperoleh perangkat lunak otomasi Perpustakaan Senayan yaitu dengan mendownload perangkat lunak SENAYAN di http:Senayan.diknas.go.id. Dari uraian diatas penulis tertarik mencoba melakukan penelitian mengenai evaluasi perbandingan kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Dengan demikian penulis memilih judul “EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM OTOMASI SENAYAN DI PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR” B. PERUMUSAN MASALAH Bagaimana perbandingan kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan sebagai perangkat lunak otomasi di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir?

C. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari peninjauan yang terlalu luas terhadap masalah- masalah yang akan diteliti, maka penulis melakukan pembatasan masalah pada: 1. Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. 13 ________, Manual SENAYAN versi 2 berdasar SENAYAN 3-stable 7. Jakarta:-, 2009. Hal. 13. 14 Syafii, M. Tip dan Trik Linux. Yogyakarta: Andi, 2005. Hal. 2-3. 5 2. Masalah yang diteliti adalah evaluasi perbandingan kualitas perangkat lunak sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir dari aspek kebenaran, reliabilitas, integritas, dan usabilitas.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kualitas perangkat lunak sistem otomasi dengan sistem otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Memberikan informasi mengenai kondisi riil Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. 2. Menambah pengetahuan Penulis tentang bagaimana perbandingan kualitas perangkat lunak sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. 3. Menambah khazanah ilmu pengetahuan dibidang perpustakaan khususnya yang terkait dengan perangkat lunak otomasi perpustakaan.

F. METODE PENELITIAN

1. Bentuk penelitian Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk penyusunan penulisan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 15 Pendekatannya menggunakan pendekatan evaluasi. 2. Jenis dan sumber data a Data Sekunder yaitu data yang bersumber dari kepustakaan, yang terdiri dari literatur-literatur dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. b Data Primer yaitu data yang bersumber wawancara dengan Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Pustakawan Fakultas Geologi UGM 15 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Hal 13.