STUDI DIFUSI IN VITRO STUDI PENYERAPAN

M.T Simanjuntak : Biofarmasi Sediaan Yang Diberikan Melalui Kulit, 2005 USU Repository ©2006 32 Jika senyawa yang diteliti merupakan senyawa yang umum terdapat di dalam tubuh misalnya vitamin dan hormon, maka tidak mungkin untuk dapat ditentukan secara langsung dan tentunya memerlukan penggunaan runutan radioaktif Dalam hal-hal tertentu, senyawa yang tidak berubah dapat ditentukan kadamya secara radioimunologik Mizuchi A, dkk, thn 1976 yang selalu harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati untuk mencegah terjadinya reaksi samping, dan hanya dapat diterapkan untuk molekul-molekul tertentu yang peka terhadap pembentukan antibodi spesifik. Selain itu kromatografi gas dan imunoenzimologi juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah analisis.

4.1 STUDI DIFUSI IN VITRO

Berdasarkan dari penilaian biofarmasetik obat-obatan yang diberikan melalui kulit, maka sesudah dilakukan uji kekentalan bentuk sediaan, ketercampuran, pengawetan, selanjutnya dilakukan uji pelepasan zat aktif in vitro, dengan maksud agar dapat ditentukan bahan pembawa yang paling sesuai digunakan untuk dapat melepaskan zat aktif di tempat pengolesan. Ada beberapa metoda, yang dapat dilakukan di antaranya adalah - Difusi sederhana dalam air Bandelin F, J, dkk, thn 1946; Foster S, dkk, thn 1951; Mutiner M, N, dkk, thn 1956 atau difusi dalam gel Paulsen B, J, dkk, thn 1968; Lockie L, D, dkk, thn 1949; Plein M, dkk, thn 1957. - Dialysis melalui membran kolodion Jurist A, E, thn 1953 atau selofan Mutiner M, N, dkk, thn 1956; Stark J, F, dkk, thn 1958; Nakano M, dkk, thn 1970.

4.2 STUDI PENYERAPAN

ABSORBSI Penyerapan perkutan dapat diteliti berdasarkan dua aspek utama yaitu penyerapan sistemik dan lokalisasi senyawa dalam strukiur kulit. Dengan cara in vitro dan in vivo dapat dipastikan lintasan penembusan dan tetapan permeabilitas, serta membandingkan efektivitas dari berbagai bahan pembawa Weppierre J, dkk, thn 1979. Absorbsi perkutan telah lama diteliti baik secara in vivo dengan mempergunakan senyawa radioaktip atau dengan tehnik in vitro mempergunakan sayatan kulit manusia. Peralatan yang umum digunakan untuk penelitian in vitro dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9. 33 M.T Simanjuntak : Biofarmasi Sediaan Yang Diberikan Melalui Kulit, 2005 USU Repository ©2006 M.T Simanjuntak : Biofarmasi Sediaan Yang Diberikan Melalui Kulit, 2005 USU Repository ©2006 34 Dalam sistim ini, keseluruhan kulit atau epidermis diperlakukan sebagai membran semipermiabel yang memisahkan 2 dua media cairan. Kecepatan transpor dari partikel obat dievaluasi dengan mengetahui jumlah obat yang terdapat dalam larutan pada sisi stratum corneum dari membran kemudian menentukan penetrasi dengan melakukan sampling secara periodik dan menganalisa cairan yang melalui membran kulit. Saat ini berbagai peneliti menyarankan bahwa transpor melalui perendaman, bentuk hydrat secara sempurna dari stratum corneum tidak mungkin diperoleh pada sistim absorbsi atau kecepatan yang diamati pada penelitian in vivo. Absorbsi perkutan melalui stratum corneum dalam bentuk hydrat yang sempurna mungkin hanya berupa suatu pernyataan yang berlebihan. Hal ini mungkin lebih mewakili peningkatan absorbsi yang terlihat sesudah kulit secara in vivo mengalami hidrasi oleh pembungkus yang oklusip. Mempergunakan kulit epidermis terpisah yang ditempelkan pada sel difusi, Scheuplein R, J dan Ross L, W, thn 1974 melakukan variasi dari udara yang terdapat diatas lembaran kulit dengan mempergunakan Drierite untuk menstimulasi kondisi kering dan lembaran kertas basah untuk menstimulakasi efek efek oklusi, dan ditemukan terjadi penurunan yang nyata pada penetrasi cortisone dibawah konsisi kering, tetapi penetrasi sangat dipercepat dalam stratum corneum yang lembab Sejumlah metoda penelitian telah dilakukankan. Untuk memperjelas hal tersebut, maka prinsip metoda penyerapan perkutan dirangkum dalam tabel II, 111 dan IV yang mencantumkan pemakaian,, kemampuan serta keterbatasan dari setiap metoda. Tergantung pada kemungkinan percobaan tersebut dapat dilakukan dan zat aktif yang dipakai, maka untuk menyempurnakan penelitian dapat dilakukan sejumlah perubahan pola penelitian. .

4.3 Pembuktian Mekanisme Absorpsi Perkutan Dari Sifat Fisiko Kimia