M.T Simanjuntak : Biofarmasi Sediaan Yang Diberikan Melalui Kulit, 2005
USU Repository ©2006
6
2. BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES LDA OBAT PADA
PEMBERIAN SECARA PERKUTAN
2.1 PENYERAPAN ABSORBSI
Sampai saat ini secara keseluruhan dari proses penyerapan secara perkutan obat, belum diketahui. Kajian yang telah dilakukan hanya terbatas pada faktor-faktor yang dapat mengubah
ketersediaan hayati zat aktif yang terdapat dalam sediaan yang dioleskan pada kulit, seperti ;
2.1.1 Lokalisasi Sawar
Barrier
Kulit mengandung sejumlah tumpukan lapisan spesifik yang dapat mencegah masuknya bahan-bahan kimia dan hal ini terutama disebabkan oleh adanya lapisan tipis lipida pada
permukaan, lapisan tanduk dan lapisan epidermis malfigi. Pada daerah ini, ditemukan juga suatu celah yang berhubungan langsung dengan kulit bagian dalam yang dibentuk oleh
kelenjar sebasea yang membatasi bagian luar dan cairan ekstraselular, yang juga merupakan sawar tapi kurang efektif, yang terdiri dari sebum dan deretan sel-sel germinatif
Peranan lapisan lipids yang tipis dan tidak beraturan pada permukaan kulit 0,4 - 4 m terhadap proses penyerapan absorpsi dapat diabaikan. Peniadaan dari lapisan tersebut oleh
eter, alkohol atau sabun-sabun tertentu tidak akan mengubah secara nyata permeabilitas kulit Tregear, R, T. thn 1966, keadaan yang sama juga terjadi setelah pengolesan pada permukaan
kulit yang mempunyai sebum setebal 30 m Eligman, A, M. thn 1963. Lapisan lipida dapat ditembus senyawa-senyawa lipofilik dengan cara difusi dan adanya kolesterol menyebabkan
senyawa yang larut dalam air dapat teremulsi. Peniadaan secara bertahap lapisan seluler pada lapisan tanduk stratum corneum
dengan bantuan suatu plester akan menghilangkan lapisan malfigi dan menyebabkan peningkatan permeabilitas kulit secara nyata terhadap air Monash, S. dkk, thn 1963, etanol
Wepiere. dkk, thn 1968 dan kortikosteroid Malkinson F,. D. thn 1958. Peningkatan permeabilitas tersebut tidak terjadi untuk semua jenis senyawa, misalnya; perhidroskualen
tidak dapat menembus kulit tikus yang lapisan tanduknya telah dihilangkan Wepiere, thn 1967.
M.T Simanjuntak : Biofarmasi Sediaan Yang Diberikan Melalui Kulit, 2005
USU Repository ©2006
7 Sehingga lapisan malfigi dapat menghalangi penembusan senyawa tertentu, tetapi tidak
spesifik. Lapisan ini menunjukkan selektivitas tertentu terhadap senyawa yang lipofil, misalnya perhidroskualen Wepierre, thn 1967, atau hidrofil : Natrium dodesil sulfat yang
tidak atau sangat sedikit diserap Emberry G,. dkk, thn 1969. Sawar barrier kulit terutama disusun oleh lapisan tanduk stratum corneum, namun
demikian pada cuplikan lapisan tanduk stratum corneum terpisah, juga mempunyai permeabilitas yang sangat rendah dan kepekaan yang sama seperti kulit utuh Sprott W, E,. thn
1965 dan Scheuplein R, J,. dkk, thn 1669. Lapisan tanduk berperan melindungi kulit Tregear R, T, thn 1966; Blank I. H, dkk, thn1969. Deretan sel-sel pada lapisan tanduk saling berikatan
dengan kohesi yang sangat kuat dan merupakan pelindung kulit yang paling efisien. Sesudah penghilangan lapisan tanduk stratum corneum, impermeabilitas kulit dipengaruhi oleh
regenerasi sel; dalam 2 dua atau 3tiga hari meskipun ketebalan lapisan tanduk stratum
corneum yang terbentuk masih sangat tipis, namun lapisan tersebut telah mempunyai
kapasitas perlindungan yang mendekati sempurna Matoltsy A, G, dkk, thn 1962; Monash S,
dkk, thn 1963.
Dengan demikian epidermis mempunyai 2 dua jenis pelindung, yang pertama adalah
pelindung sawar spesifik yang terletak pada lapisan tanduk stratum corneum yang salah satu
elemennya berasal dari kulit dan bersifat impermeabel, dan pelindung yang kedua terletak di sub-junction dan kurang efektif, dibentuk oleh epidermis hidup yang permeabilitasnya dapat
disamakan dengan membran biologis lainnya. Pada sebagian besar kasus, proses pergantian kulit diatur oleh lapisan tanduk stratum corneum yang impermeabel dan akan membentuk
suatu pelindung terbatas.
2.1.2 Jalur Penembusan Absorbsi