Latar belakang keluarga Biografi Singkat Guntur Sitohang

24 Enam tahun menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar , Guntur Sitohang melanjutkan pendidikannya di Sekolah Guru Biasa SGB di kecamatan Harian Boho. Sekolah Guru Biasa merupakan sekolah kejuruan yang berada satu tingkat diatas Sekolah Dasar, dimana pada masa itu lulusan SGB dapat menjadi tenaga pengajar di Sekolah Dasar.

2.4.2 Latar belakang keluarga

Guntur Sitohang menikah pada tahun 1964 dengan Tiamsah Habeahan yang merupakan teman sekolahnya sejak Sekolah Guru Biasa. Pasangan ini memiliki 11 anak yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 6 orang perempuan , ditambah satu orang anak perempuan yang merupakan anak angkat. Anak pertama adalah seorang wanita yang bernama Megawati Sitohang yang lahir pada tahun 1964 berdomisili, di Jambi pekerjaan ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir tamat SMA. Anak ke dua beliau bernama Baktiar Sitohang yang lahir pada tahun 1966. Namun pada usia 42 tahun mengalami sakit dan akhirnya meninggal. Pendidikan terakhir adalah SMA. Anak ke tiga bernama Lasnur Maya Sitohang yang lahir pada tahun 1968, berdomisili di Jakarta. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan pendidikan terakhir SMA. Anak ke empat bernama Martogi Sitohang yang lahir pada tahun 1970. berdomisili di Jakarta dan menjadi seorang musisi tradisional Batak Toba yang cukup terkenal. Pendidikan terakhir S-1 dari Universitas Sumatera Utara Departemen Etnomusikologi. Anak ke lima bernama Junihar Sitohang lahir pada tahun 1972, berdomisili di Medan. Anak ini memiliki bakat lengkap yang diwariskan ayahnya sebagai pemusik dan pembuat alat musik. Pendidikan terakhir adalah SMA. Anak 25 ke enam bernama Rumonang Sitohang yang lahir pada tahun 1976 berdomisili di Medan dan pendidikan terkhirnya adalah tamatan SMA. Yang berikutnya adalah Hardoni Sitohang yang merupakan anak ke tujuh yang lahir pada tahun 1978 berdomisili di Medan, pendidikan terakhir Sarjana Seni dari Universitas Negeri Medan. Hardoni Sitohang juga telah banyak berkarya dengan mengkolaborasikan alat musik tradisional Batak Toba dengan alat musik Barat. Anak ke delapan bernama Naldy Sitohang yang lahir pada tahun 1980 berdomisili di Jakarta, pekerjaan pengusaha cafe, pendidikan terakhir Sarjana Hukum dari Universitas Riau. Anak ke sembilan bernama Senida Sitohang yang lahir pada tahun 1982 berdomisili di Pangururan, pekerjaan ibu rumah tangga. Kemudian anak kesepuluh bernama Martahan Sitohang yang lahir pada tahun 1984 berdomisili di Medan pekerjaan sebagai pemusik tradisional Batak Toba. Pendidikan terakhir S- 1 dari Universitas Sumatera Utara Departemen Etnomusikologi. Anak bungsu bernama Elfrida Sitohang yang lahir pada tahun 1987 berdomisili di Desa Turpuk Limbong, pekerjaan ibu rumah tangga dan telah menyelesaikan perkuliahannya di Institut Pertanian Bogor d3. Keseluruhan anak beliau mendukung penuh kegiatan orang tua mereka. Mereka sering membantu ayahnya dalam mengerjakan pembuatan alat musik tradisional Batak Toba. Sejak kecil anak-anak dari Guntur Sitohang tidak pernah dimanjakan dan dibiasakan hidup mandiri dan juga diajarkan bermain alat musik tradisional Batak Toba. Sebagai orang Kristen, Guntur Sitohang selalu membawa anak-anaknya ke gereja setiap minggunya.

2.4.3 Latar belakang kemampuan membuat alat musik Batak Toba