9 melalui senar yang dipetik ataupun digesek. Untuk menentukan tinggi rendahnya
nada, senar dapat dikencangkan dan dikendorkan dengan alat putar kupingan yang ada dikepala hasapi tersebut.
1.4.2 Teori
Teori dianggap sebagai sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial yang ingin diteliti dan juga merupakan alat dari
ilmu tool of science. Tanpa teori, penemuan tersebut akan menjadi keterangan- keterangan empiris yang berpencar Moh. Nazir, 1983:22-25.
Di lain pihak, teori juga merupakan alat penolong, yang mempunyai peranan sebagai: a orientasi utama dari ilmu, b konseptualisasi dan klasifikasi,
c meringkas fakta, d memprediksi faktafakta, dan e memperjelas celah kosong.
5
Dalam skripsi ini, penulis akan membahas tentang organologi alat musik hasapi Batak Toba yang mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Susumu
Khasima di dalam APTA Asia Performing Traditional Art, 1978:74, yaitu dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk membahas alat musik, yakni teori
struktural dan fungsional. Secara struktural yaitu aspek fisik instrumen musik, pengamatan, mengukur, merekam, serta menggambar bentuk instrumen,
ukurannya, konstruksinya, dan bahan yang dipakai. Di sisi lain, secara fungsional, yaitu : fungsi instrumen sebagai alat untuk
memproduksi suara, meneliti, melakukan pengukuran dan mencatat metode,
5
Skripsi Beri Pana Sitepu tentang kajian organologi kulcapi
10 memainkan instrumen, penggunaan bunyi yang diproduksi, dalam kaitannya
dengan komposisi musik dan kekuatan suara. Mengenai klasifikasi alat musik hasapi dalam tulisan ini penulis mengacu
pada teori yang di kemukakan oleh Curt Sachs dan Hornbostel 1961 yaitu: ”Sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama
bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu: idiofon, penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri, aerofon,
penggetar utama bunyinya adalah udara, membranofon, penggetar utama bunyinya adalah kulit atau membran, kordofon, penggetar utama bunyinya adalah
senar atau dawai. Kajian organologi atau kebudayaan material musik dalam etnomusikologi
telah dikemukakan oleh Merriam 1964 sebagai berikut. Wilayah ini meliputi kajian terhadap alat musik yang disusun oleh peneliti dengan klasifikasi yang
biasa digunakan, yaitu: idiofon, membranofon, aerofon, dan kordofon. Selain itu pula, setiap alat musik harus diukur, dideskripsikan, dan digambar dengan skala
atau difoto; prinsip-prinsip pembuatan, bahan yang digunakan, motif dekorasi, metode dan teknik pertunjukan, menentukan nada-nada yang dihasilkan, dan
masalah teoretis perlu pula dicatat. Merriam mengatakan salah satu perhatian etnomusikologi adalah studi
tentang peralatan musik yang dipakai sebagai media ekspresi dari sebuah kebudayaan musikal. Hal ini dipertegas lagi dengan pendapat bahwa kajian
etnomusikologi bukan hanya dari aspek yang berhubungan dengan bunyi musikal, aspek sosial, konteks budaya psikologis dan estetika melainkan juga paling sedikit
11 ada enam aspek yang menjadi perhatiannya. Salah satu diantaranya adalah materi
kebudayaan musikal 1964:45. Bagian ini merupakan lahan dalam penelitian ilmu organologi yang
merupakan bagian dari Etnomusikologi itu sendiri. Pembahasan bidang ilmu ini meliputi semua aspek yang berkaitan dengan alat musik, seperti bentuk dan
ukuran fisiknya, bahan dan metode pembuatan, cara memainkannya, nada dan wilayah nada yang dihasilkan serta aspek sosial budaya yang berkaitan. Karena
organologi tidak hanya membahas teknik memainkan, fungsi musikal, dekorasi fisik melainkan termasuk di dalamnya sejarah dan deskripsi alat musik tersebut.
Hood 1982;124.
1.5 Metode Penelitian