Analisis Alat Penukar Kalor Dengan Menggunakan Metode Keefektifan-

49 � x , � y, � z = loses kekentalan Persamaan diatas adalah persamaan diferensial umum dari gerakan fluida. Kenyataannya persamaan tersebut dapat diaplikasikan untuk setiap continuum solid atau fluid ketika bergerak ataupun diam. 3. Persamaan Energi Persamaan energi adalah persamaan yang digunakan untuk menganalisa setiap unsur energy yang terdapat pada suatu aliran. Dalam persamaan energi terdapat dua jenis compressible dan incompressible. Persamaan compressible energy yaitu: �� �� ��� � � � � + � �� ��� � � � � � � + � �� ��� � � � � � � + � �� ��� � � � � � � = � �� �� �� � �� � + � �� �� �� � �� � + � �� �� �� � �� � + � � + � � + � � + � + �� �� 2.73 Dimana : C p = panas jenis T o = total temperature K = konduktivitas termal W V = kerja kekentalan Q V = sumber panas volumetrik Φ = kekentalan panas yang terjadi E k = energi kinetik Persamaan incompressible energy yaitu: � �� ��� � �� + � �� ��� � � � �� + � �� ��� � � � �� + � �� ��� � � � �� = � �� �� �� �� � + � �� �� �� �� � + � �� �� �� �� � + � � 2.74 4. Boundary Conditions Dalam menganalisa suatu aliran fluida terdapat dua metode yang dapat digunakan, yang pertama adalah mencari pola aliran secara detail x, y, z pada setiap titik atau yang kedua, mencari pola aliran pada suatu daerah tertentu dengan keseimbangan antara aliran masuk dan keluar dan menentukan secara kasar efek-efek yang mempengaruhi aliran tersebut seperti: gaya atau perubahan energi. Metode pertama adalah metode analisa diferensial sedangkan yang kedua adalah metode integral atau control volume. Boundary conditions adalah kondisi dari batasan sebuah kontrol volume tersebut. Dalam analisa menggunakan CFD seluruh titik dalam kontrol volume tersebut di cari nilainya secara detail, seperti yang telah di jelaskan di awal bab ini, dengan memanfaatkan nilai-nilai yang telah diketahui pada boundary conditions. Secara umum boundary conditions terdiri dari dua macam, inlet dan oulet. Inlet biasanya didefinisikan sebagai tempat dimana fluida memasuki domain control volume yang ditentukan. Berbagai macam kondisi didefinisikan pada inlet ini mulai dari kecepatan, komposisi, temperatur, tekanan, laju aliran. Sedangkan pada outlet biasanya didefinisikan sebagai kondisi dimana fluida tersebut keluar dari domain atau dalam suatu aplikasi CFD merupakan nilai yang didapat dari semua variabel yang didefinisikan dan diextrapolasi dari titik atau sel sebelumnya. Di bawah ini salah satu contoh penerapan boundary conditions. Gambar 2.29 Penerapan Boundary Condition Sumber : https:fauzanahmad.wordpress.com 51 5. Solusi dari persamaan Setelah semua terdefinisi maka seluruh variabel yang diketahui dimasukkan kedalam persamaan dan diselesaikan menggunakan operasi numerik. Ketika iterasi dimulai maka seluruh persamaan konservasi yang didefinisikan diselesaikan secara bersamaan secara paralel. Disinilah peran komputer yang sebenarnya. Berikut ini flow charts dari salah satu aplikasi CFD Fluent dalam penyelesaian persamaan. MULAI LOOP MENGULANGI MENYELESAIKAN MOMENTUM – U MENYELESAIKAN MOMENTUM - V MENYELESAIKAN MOMENTUM - W MENYELESAIKAN PERSAMAAN KONSERVASI ,MENGUBAH KECEPATAN MENYELESAIKAN ENTALPI MENYELESAIKAN PERBEDAAN MENYELESAIKAN ENERGI KINETIK TURBULEN MENYELESAIKAN DISIPASI EDDY MENGUPDATE SIFAT MEMERIKSA KONVERGENSI ULANGI KELUAR DAR LOOP YA TIDAK Gambar 2.30 Flowchart simulasi CFD Sumber : https:fauzanahmad.wordpress.com

2.12 Visual Basic 6.0

Visual Basic 6.0 adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang berbasis grafis GUI-Grapical User Interface. Microsoft Visual Basic merupakan event-driven programming pemrograman terkendali kejadian artinya program menunggu sampai adanya respon dari pemakai berupa event atau kejadian tertentu tombol diklik, menu dipilih, dan lain-lain. Microsoft Visual Basic 6.0 sangat populer pada tahun-tahun terakhir ini. Microsoft Visual Basic 6.0 lebih banyak digunakan sebagai developer dibanding bahasa pemprograman yang lain seperti Pascal misalnya, dimana kita harus menulis program untuk segala sesuatu. Microsoft Visual Basic 6.0 mampu menambahkan sendiri sebagian kode program secara otomatis ke dalam program sehingga pekerjaan programer menjadi semakin mudah. Micrososft Visusal Basic 6.0 memberikan banyak kemudahan bagi para perancang program berbasis windows dalam menuangkan imajinasinya dengan menggunakan objek-objek yang tersedia dalam fasilitas Micrososft Visusal Basic 6.0 serta fasilitas click and drag untuk membuat tampilan semenarik mungkin sesuai dengan keinginan pembuat program. Micrososft Visusal Basic 6.0 juga menyediakan fasilitas yang mungkin untuk menyusun sebuah program dengan memasang objek-objek grafis dalam sebuah form. Selain itu Microsoft Visual Basic 6.0 juga menawarkan berbagai kemudahan dalam mengelola sebuah database. Selain keistimewaan yang handal Micrososft Visusal Basic 6.0 memiliki keistimewaan yang paling utama adalah Object Oriented Programming OOP atau disebut dengan pemrograman yang berorientasi objek yang mempermudah para pemakai dalam membangun sebuah modul aplikasi yang lengkap. 1. Memulai Program Microsoft Visual Basic 6.0 Untuk memulai program Micrososft Visusal Basic 6.0 dapat dilakukan dengan cara a. Klik tombol Start pada Taksbar, kemudian pilih program dari tampilan menu 53 utama. b. Pilih Microsoft Visual Basic 6.0 2. Interface Standar Pada Microsoft Visual Basic 6.0 Menurut Andi 2002 layar microsoft Visual Basic ini adalah suatu lingkungan besar yang terdiri dari beberapa bagian kecil yang kesemuanya memiliki sifat dapat digeser-geser ke posisi mana saja yang anda inginkan, dapat diubah-ubah ukurannya seperti anda mengubah ukuran jendela Windows, dapat menempelkan dengan bagian lain yang berdekatan. a. Control Menu Control menu adalah menu yang digunakan terutama untuk memanipulasi jendela microsoft visual basic. Dari menu kita bisa mengubah ukuran, memindahkan, atau menutup jendela microsoft visual basic atau jendela windows lainnya. Control menu tersebut terdiri dari Restore, Move, Size, Minimize, Maximize, dan Close. b. Menu Bar Menu microsoft visual basic terdiri dari semua perintah microsoft visual basic yang dapat dipilih untuk melakukan tugas tertentu. Isi dari menu ini sebagian hampir sama dengan program-program windows pada umumnya. c. Toolbar Toolbar adalah tombol-tombol yang mewakili suatu perintah tertentu dari microsoft visual basic yang berfungsi untuk pengaksesan perintah secara cepat. Setiap tombol tersebut dapat langsung di klik untuk melakukan perintah tertentu. Biasanya tombol-tombol ini merupakan perintah-perintah yang sering digunakan dan terdapat pula menu microsoft visual basic. d. Form Window Form window atau jendela window adalah daerah kerja utama, dimana kita dapat membuat program-program aplikasi visual basic. Pada form ini kita merancang teks, gambar, tombol-tombol perintah, scrollbar, dan sebagainya. Jendela form ini pada awalnya kelihatan kecil, tetapi ukurannya bisa diubah- ubah sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang kita buat. e. Toolbox Toolbox adalah sebuah kotak piranti yang mengandung semua objek atau control yang dibutuhkan untuk membuat sebuah program aplikasi. f. Jendela Properties Jendela properties adalah jendela yang mengandung semua informasi mengenai objek yang terdapat pada aplikasi microsoft visual basic. Properti adalah sifat sebuah objek, misalnya seperti namanya, warna, ukuran, posisi, dan sebagainya. g. Form Layout Window Form layout window adalah jendela yang menggambarkan posisi dari form yang ditampilkan pada layar monitor. Posisi form pada form layout window inilah yang merupakan petunjuk dimana aplikasi yang dibuat akan ditampilkan. h. Jendela Code Jendela code adalah salah satu jendela yang penting di dalam microsoft visual basic. Jendela ini berisi kode-kode program yang merupakan instruksi-instruksi untuk aplikasi visual basic yang dibuat. Setiap objek pada visual basic dapat ditambahkan dengan kode-kode program untuk melakukan tugas-tugas tertentu seperti menutup aplikasi, membatalkan perintah, dan sebagainya. 3. Mengakhiri Program Microsoft Visual Basic 6.0 Untuk mengakhiri microsoft Visual Basic dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: • Dengan cara mengklik ikon X close pada sudut kanan atas program. • Dengan mengklik pilihan Exit pada menu File. • Dengan mengklik symbol gambar program Visual Basic pada sudut kiri atas, lalu klik pilihan close.[1] 55

2.13 Persamaan Yang Digunakan Dalam Perhitungan

• Andaikan Tho dan Tco • Diperoleh sifat – sifat kedua fluida pada suhu Th dan Tc

A. Aliran didalam Pipa bagian dalam

Persamaan yang digunakan yaitu : 1. Mencari kecepatan aliran fluida, Reynold dan laju aliran massa diameter yang digunakan adalah diameter pipa bagian dalam Q = A.V Re = ρ V D μ ṁ h = ρ Q 2. Bila Reynold yang didapat adalah aliran laminar maka persamaan yang digunakan untuk mencari bilangan Nusselt pada aliran di dalam tabung adalah Nu = 3,66 + 0,065 DL Re Pr 1 + 0,04 [DL Re Pr] 23 3. Bila Aliran transisi atau aliran turbulen maka digunakan persamaan Gnielinski 1976 untuk mendapatkan bilangan Nusselt Nu = f8 Re – 1000 Pr 1 + 12,7 f8 0,5 Pr 23 – 1 f = 0,790 ln Re – 1,64 -2 Persamaan Gnielinski ini berlaku untuk rentang Re 2300Re5.10 6 4. Koefisien konveksi pada bagian dalam aliran pipa diperoleh denggan persamaan : h i = k Nu D

Dokumen yang terkait

Analisis Dan Simulasi Keefektifan Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Dengan Variasi Kapasitas Aliran Fluida Panas, Kapasitas Aliran Fluida Dingin, Dan Suhu Masukan Fluida Panas Dengan Aliran Sejajar

2 84 112

Analisis dan simulasi keefektifan alat penukar kalor tabung sepusat dengan variasi kapasitas aliran fluida panas, kapasitas aliran fluida dingin, dan suhu masukan fluida panas dengan aliran sejajar

0 35 126

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

5 28 150

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 27

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 2

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 4

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 53

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 1

Analisis Dan Simulasi Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan Dengan Variasi Temperatur, Kapasitas Aliran Pada Fluida Panas (Air) dan Fluida Dingin (Metanol)

0 0 13

Analisis Dan Simulasi Keefektifan Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Dengan Variasi Kapasitas Aliran Fluida Panas, Kapasitas Aliran Fluida Dingin, Dan Suhu Masukan Fluida Panas Dengan Aliran Sejajar

0 0 13