36 Kota Tebing Tinggi
228,058 262,131
262,131 368,587
Kota Padang Sidempuan 270,129
308,201 364,923
423,251 Kab. Pakpak Barat
167,780 198,405
232,990 273,599
Kab. Nias Selatan 277,887
319,189 378,606
422,368 Kab.Humbang Hasundutan 279,893
313,663 376,847
440,920 Kab. Serdang Bedagai
404,836 458,450
554,245 628,900
Kab. Samosir 243,042
283,202 331,413
384,761 Kab. Batu Bara
337,600 386,180
452,227 517,734
Kab. Padang Lawas 241,107
249,724 331,754
371,650 Kab. Padang Lawas Utara
243,566 262,768
348,056 387,955
Kab. Labuhanbatu Selatan 253,282
267,177 334,512
400,567 Kab. Labuhanbatu Utara
303,658 346,964
400,602 457,715
Kab. Nias Utara 108,563
231,858 267,283
294,072 Kab. Nias Barat
63,068 193,665
227,861 251,632
Kota Gunung Sitoli 95,768
251,781 305,725
356,043
Sumber : Data diolah
Perkembangan DAU pada kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2010-2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan tabel 4.1
perkembangan DAU tertinggi terjadi pada Kota Medan. Hal ini berarti Kota Medan memiliki kebutuhan daerah melebihi dari potensi penerimaan daerah yang
ada, sehingga distribusi dana alokasi umum DAU kepada Kota Medan relatif besar. Sedangkan perkembangan DAU terendah terjadi pada Kabupaten Nias
Barat. Semakin banyak Dana Alokasi Umum yang diterima maka berarti daerah tersebut masih tergantung terhadap pemerintah pusat dalam memenuhi
belanjanya, ini menandakan bahwa daerah tersebut belumlah mandiri, dan begitu juga sebaliknya.
4.2 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah PAD pada KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara
Pendapatan asli daerah adalah suatu pendapatan yang menunjukkan kemampuan suatu daerah untuk menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan
daerah Sutrisno, 1984.
Universitas Sumatera Utara
37
Tabel 4.2 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah PAD pada KabupatenKota di
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013 dalam milliar rupiah
KabupatenKota 2010
2011 2012
2013
Kab. Asahan
23,590 26,612
31,887 54,038
Kab. Dairi
9,100 14,504
20,508 37,323
Kab. Deli Serdang
115,879 300,134
380,055 465,000
Kab. Tanah Karo
26,500 31,150
46,826 48,166
Kab. Labuhan Batu
35,658 48,921
50,000 66,557
Kab. Langkat
32,441 38,637
59,280 68,972
Kab. Mandailing Natal
12,462 25,000
45,000 47,000
Kab. Nias
7,850 10,092
24,008 30,533
Kab. Simalungun
38,761 58,441
113,095 63,738
Kab. Tapanuli Selatan
33,419 38,126
56,283 64,087
Kab. Tapanuli Tengah
16,000 16,709
26,000 26,660
Kab. Tapanuli Utara
9,370 13,528
14,303 36,138
Kab. Toba Samosir
14,853 12,032
18,913 19,007
Kota Binjai
23,257 33,043
35,179 46,140
Kota Medan
486,826 829,794
1,416,229 1,758,788
Kota Pematang Siantar
24,087 43,648
60,032 71,612
Kota Sibolga
16,649 17,840
21,100 30,587
Kota Tanjung Balai
17,650 22,146
31,855 32,035
Kota Tebing Tinggi
17,642 27,991
28,939 36,273
Kota Padang Sidempuan
16,200 19,755
23,159 42,180
Kab. Pakpak Barat
4,379 5,045
6,271 9,335
Kab. Nias Selatan
14,075 10,000
15,008 75,541
Kab.Humbang Hasundutan
14,203 18,244
10,745 15,213
Kab. Serdang Bedagai
26,418 35,710
40,969 53,785
Kab. Samosir
20,994 20,569
14,063 20,008
Kab. Batu Bara
18,035 16,316
17,590 35,362
Kab. Padang Lawas
13,007 18,135
28,177 25,905
Kab. Padang Lawas Utara
9,061 15,083
14,677 15,498
Kab. Labuhanbatu Selatan
5,215 10,053
18,726 130,288
Kab. Labuhanbatu Utara
5,137 7,809
13,065 23,207
Kab. Nias Utara
1,631 2,000
5,000 12,500
Kab. Nias Barat
1,000 2,000
6,000 8,200
Kota Gunung Sitoli
2,500 4,000
7,888 20,478
Sumber : Data diolah
Perkembangan PAD pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2010-2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kecuali pada Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
38 Toba Samosir, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Batubara
mengalami penurunan pada tahun 2011. Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Lawas Utara mengalami penurunan PAD pada tahun 2012 serta
Kabupaten Simalungun mengalami penurunan pada tahun 2013. Peningkatan PAD terbesar terjadi pada Kota Medan, hal ini berarti bahwa Kota Medan
memiliki sumber pendapatan asli daerah yang lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya. Salah satu sumber pendapatan asli daerah banyak didapat dari pajak
daerah. Sedangkan peningkatan PAD terendah terjadi pada Kabupaten Nias Barat.
4.2.1 Rasio PAD Share Terhadap APBD
Desentralisasi fiskal dalam otonomi daerah ditujukan untuk menciptakan kemandirian daerah. Sidik 2002 menyatakan bahwa dalam era otonomi daerah,
pemerintah daerah diharapkan mampu menggali dan mengoptimalkan potensi daerahnya keuangan lokal, khususnya sumber-sumber pendapatan asli daerah
PAD. Dengan demikian pemerintah daerah diharapkan mampu mengurangi ketergantungannya terhadap pemerintah pusat.
Dari Tabel 4.3 di bawah memberikan gambaran bahwa secara keseluruhan kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara belum mampu untuk membiayai
sendiri seluruh kebutuhan belanjanya dari PAD. Hal ini dapat dilihat dari relatif rendahnya peranan share PAD terhadap APBD kabupatenkota di Provinsi
Sumatera Utara, dimana secara rata-rata memiliki rasio 0,15 . Ini menggambarkan bahwa kemampuan masing-masing kabupatenkota di Provinsi
Sumatera Utara hanya mampu membiayai kegiatan belanja rutin dan belanja pembangunan dari sumber-sumber pendapatan daerahnya hanya sebesar 0,15
Universitas Sumatera Utara
39 dan sisanya lebih banyak dari subsidi pemerintah pusat berupa dana perimbangan
Dana Bagi Hasil, DAU, DAK. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian Insukrindro, dkk 1994 dimana
sumbangan PAD terhadap total penerimaan anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD masih relatif rendah. Sedangkan studi Mulyono 2005
menunjukkan kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara masih memperlihatkan ketergantungannya dengan trasnfer pemerintah pusat, dimana derajat otonomi
fiskalnya masih dibawah 10 . Begitupun studi yang dilakukan Hidayat dan Sirozujilam 2006 yang menemukan bahwa peranan PAD kota Medan masih
dibawah 30 terhadap APBD. Hal ini menunjukkan bahwa peranan transfer dana yang berasal dari pemerintah pusat masih mendominasi dalam struktur APBD
kota Medan.
Tabel 4.3 Rasio PAD Terhadap APBD KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2010-2013
KabupatenKota RASIO
2010 RASIO
2011 RASIO
2012 RASIO
2013 RASIO
RATA- RATA
Kab. Asahan
0,05 0,06
0,04 0,14
0,07
Kab. Dairi
0,01 0,03
0,02 0,09
0,04
Kab. Deli Serdang
0,25 0,77
0,54 1,20
0,69
Kab. Tanah Karo
0,05 0,08
0,06 0,12
0,08
Kab. Labuhan Batu
0,07 0,12
0,07 0,17
0,11
Kab. Langkat
0,07 0,09
0,08 0,17
0,10
Kab. Mandailing Natal
0,02 0,06
0,06 0,12
0,06
Kab. Nias
0,01 0,02
0,03 0,07
0,03
Kab. Simalungun
0,08 0,15
0,16 0,16
0,14
Kab. Tapanuli Selatan
0,07 0,09
0,08 0,16
0,10
Kab. Tapanuli Tengah
0,03 0,04
0,03 0,06
0,04
Kab. Tapanuli Utara
0,02 0,03
0,02 0,09
0,04
Universitas Sumatera Utara
40 Kab. Toba Samosir
0,03 0,03
0,02 0,04
0,03
Kota Binjai
0,05 0,08
0,05 0,11
0,07
Kota Medan
1,06 2,13
2,02 4,56
2,44
Kota Pematang Siantar
0,05 0,11
0,08 0,18
0,10
Kota Sibolga
0,03 0,04
0,03 0,07
0,04
Kota Tanjung Balai
0,03 0,05
0,04 0,08
0,05
Kota Tebing Tinggi
0,03 0,07
0,04 0,09
0,06
Kota Padang Sidempuan
0,03 0,05
0,03 0,10
0,05
Kab. Pakpak Barat
0,009 0,01
0,008 0,02
0,01
Kab. Nias Selatan
0,03 0,02
0,02 0,19
0,06
Kab.Humbang Hasundutan
0,03 0,04
0,01 0,03
0,03
Kab. Serdang Bedagai
0,05 0,09
0,05 0,13
0,08
Kab. Samosir
0,04 0,05
0,02 0,05
0,04
Kab. Batu Bara
0,03 0,04
0,02 0,09
0,04
Kab. Padang Lawas
0,02 0,04
0,04 0,06
0,04
Kab. Padang Lawas Utara
0,01 0,03
0,02 0,04
0,02
Kab. Labuhanbatu Selatan
0,01 0,02
0,02 0,33
0,10
Kab. Labuhanbatu Utara
0,01 0,02
0,018 0,06
0,02
Kab. Nias Utara
0,003 0,005
0,007 0,03
0,01
Kab. Nias Barat
0,002 0,005
0,008 0,02
0,009
Kota Gunung Sitoli
0,005 0,01
0,01 0,05
0,02
Rata-rata
0,15
Sumber : Data diolah
4.3 Perkembangan Belanja Modal BM pada KabupatenKota di