Perkembangan Belanja Modal BM pada KabupatenKota di

40 Kab. Toba Samosir 0,03 0,03 0,02 0,04 0,03 Kota Binjai 0,05 0,08 0,05 0,11 0,07 Kota Medan 1,06 2,13 2,02 4,56 2,44 Kota Pematang Siantar 0,05 0,11 0,08 0,18 0,10 Kota Sibolga 0,03 0,04 0,03 0,07 0,04 Kota Tanjung Balai 0,03 0,05 0,04 0,08 0,05 Kota Tebing Tinggi 0,03 0,07 0,04 0,09 0,06 Kota Padang Sidempuan 0,03 0,05 0,03 0,10 0,05 Kab. Pakpak Barat 0,009 0,01 0,008 0,02 0,01 Kab. Nias Selatan 0,03 0,02 0,02 0,19 0,06 Kab.Humbang Hasundutan 0,03 0,04 0,01 0,03 0,03 Kab. Serdang Bedagai 0,05 0,09 0,05 0,13 0,08 Kab. Samosir 0,04 0,05 0,02 0,05 0,04 Kab. Batu Bara 0,03 0,04 0,02 0,09 0,04 Kab. Padang Lawas 0,02 0,04 0,04 0,06 0,04 Kab. Padang Lawas Utara 0,01 0,03 0,02 0,04 0,02 Kab. Labuhanbatu Selatan 0,01 0,02 0,02 0,33 0,10 Kab. Labuhanbatu Utara 0,01 0,02 0,018 0,06 0,02 Kab. Nias Utara 0,003 0,005 0,007 0,03 0,01 Kab. Nias Barat 0,002 0,005 0,008 0,02 0,009 Kota Gunung Sitoli 0,005 0,01 0,01 0,05 0,02 Rata-rata 0,15 Sumber : Data diolah

4.3 Perkembangan Belanja Modal BM pada KabupatenKota di

Provinsi Sumatera Utara Belanja modal digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah berupa penambahan asset tetap yang manfaatnya lebih dari satu tahun anggaran. Penggunaan anggaran belanja modal diperuntukkan untuk pembangunan dan pengembangan di sektor-sektor produktif, seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, dan infrastruktur dalam upaya peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah. Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 4.4 Perkembangan Belanja Modal BM pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013 dalam milliar rupiah KabupatenKota 2010 2011 2012 2013 Kab. Asahan 76,156 143,834 178,858 152,417 Kab. Dairi 43,141 67,903 92,917 142,118 Kab. Deli Serdang 227,207 345,695 415,159 528,873 Kab. Tanah Karo 48,718 136,486 178,860 196,765 Kab. Labuhan Batu 82,928 128,549 178,617 197,527 Kab. Langkat 116,556 197,719 263,694 365,774 Kab. Mandailing Natal 58,981 81,173 79,839 114,294 Kab. Nias 128,451 150,863 180,361 202,039 Kab. Simalungun 156,404 164,295 335,421 143,494 Kab. Tapanuli Selatan 129,908 130,515 199,595 295,529 Kab. Tapanuli Tengah 68,782 127,960 117,582 295,213 Kab. Tapanuli Utara 29,222 113,807 168,314 172,108 Kab. Toba Samosir 89,226 65,156 109,900 154,487 Kota Binjai 65,664 84,892 153,616 196,688 Kota Medan 384,107 538,560 873,176 1,201,667 Kota Pematang Siantar 69,181 108,507 99,133 159,086 Kota Sibolga 44,776 106,138 66,910 121,776 Kota Tanjung Balai 78,690 80,560 117,835 185,913 Kota Tebing Tinggi 39,734 72,335 20,434 104,332 Kota Padang Sidempuan 22,739 52,665 51,986 142,706 Kab. Pakpak Barat 42,796 65,797 73,996 129,937 Kab. Nias Selatan 127,833 120,453 189,520 363,937 Kab.Humbang Hasundutan 67,425 100,926 137,668 210,173 Kab. Serdang Bedagai 144,810 130,215 134,482 253,236 Kab. Samosir 44,839 95,109 99,675 186,891 Kab. Batu Bara 100,233 156,666 185,601 238,534 Kab. Padang Lawas 136,203 162,422 170,202 172,606 Kab. Padang Lawas Utara 92,141 135,904 229,691 276,030 Kab. Labuhanbatu Selatan 78,178 140,287 135,120 324,466 Kab. Labuhanbatu Utara 95,750 105,535 109,607 148,102 Kab. Nias Utara 40,836 140,972 103,767 170,358 Kab. Nias Barat 60,155 154,754 156,945 170,355 Kota Gunung Sitoli 22,261 142,198 152,792 151,576 Sumber : Data diolah Perkembangan belanja modal pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2010-2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali Universitas Sumatera Utara 42 pada Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai mengalami penurunan belanja modal pada tahun 2011. Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Kota Pematangsiantar dan Kota Tebing Tinggi mengalami penurunan belanja modal pada tahun 2012. Sedangkan Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun, dan Kota Gunung Sitoli mengalami penurunan belanja modal pada tahun 2013. Perkembangan belanja modal tertinggi terjadi pada Kota Medan, sedangkan perkembangan belanja modal terendah terjadi pada Kota Tebing Tinggi.

4.3.1 Rasio Belanja Modal Share Terhadap APBD

Porsi belanja modal dalam APBD merupakan komponen belanja yang sangat penting karena realisasi belanja modal akan memiliki multiplier effect dalam menggerakkan roda perekonomian daerah. Oleh karena itu, semakin tinggi angka rasionya, diharapkan akan semakin baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, semakin rendah angkanya,semakin berkurang pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Alokasi Belanja Modal terhadap Total APBD mencerminkan porsi penerimaan yang dibelanjakan untuk membiayai Belanja Modal. Belanja Modal ditambah Belanja Barang dan Jasa merupakan belanja pemerintah daerah yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah, di samping pengaruh dari sektor swasta, rumah tangga, dan luar negeri. Universitas Sumatera Utara 43 Dari Tabel 4.5 di bawah memberikan gambaran bahwa secara keseluruhan kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara total APBD yang digunakan dalam membelanjai kebutuhan belanja modal masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari relatif rendahnya rasio belanja modal terhadap APBD kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara, dimana secara rata-rata memiliki rasio 0,35 . Dari 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara, sebanyak 20 provinsi masih memiliki rasio belanja modal di bawah rata-rata, sedangkan 13 provinsi lainnya berada di atas rata-rata. Dari keseluruhan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara, yang memiliki rasio terendah adalah Kota Tebing Tinggi, yaitu sebesar 0,14 , sedangkan Kota Medan memiliki rasio tertinggi, yaitu sebesar 1,64 . Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara masih menganggarkan belanja modal dengan porsi yang kecil, sisanya digunakan untuk belanja lainnya seperti Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi hasil kepada ProvinsiKabupatenKota dan Pemerintah desa, Belanja Bantuan keuangan kepada ProvinsiKabupatenKota dan Pemerintah desa, Belanja Tidak Terduga, dan Belanja Barang dan Jasa. Universitas Sumatera Utara 44 Tabel 4.5 Rasio Belanja Modal Terhadap APBD KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara KabupatenKota RASIO 2010 RASIO 2011 RASIO 2012 RASIO 2013 RASIO RATA-RATA Kab. Asahan 0,16 0,37 0,25 0,39 0,29 Kab. Dairi 0,09 0,17 0,13 0,36 0,19 Kab. Deli Serdang 0,49 0,89 0,59 1,37 0,83 Kab. Tanah Karo 0,10 0,35 0,25 0,51 0,30 Kab. Labuhan Batu 0,18 0,33 0,25 0,51 0,32 Kab. Langkat 0,25 0,50 0,37 0,94 0,52 Kab. Mandailing Natal 0,12 0,20 0,11 0,29 0,18 Kab. Nias 0,27 0,38 0,25 0,52 0,36 Kab. Simalungun 0,34 0,42 0,47 0,37 0,40 Kab. Tapanuli Selatan 0,28 0,33 0,28 0,76 0,41 Kab. Tapanuli Tengah 0,14 0,32 0,16 0,76 0,35 Kab. Tapanuli Utara 0,06 0,29 0,24 0,44 0,26 Kab. Toba Samosir 0,19 0,16 0,15 0,40 0,23 Kota Binjai 0,14 0,21 0,21 0,51 0,27 Kota Medan 0,83 1,38 1,24 3,12 1,64 Kota Pematang Siantar 0,15 0,27 0,14 0,41 0,24 Kota Sibolga 0,09 0,27 0,09 0,31 0,19 Kota Tanjung Balai 0,17 0,20 0,16 0,48 0,25 Kota Tebing Tinggi 0,08 0,18 0,02 0,27 0,14 Kota Padang Sidempuan 0,04 0,13 0,07 0,37 0,15 Kab. Pakpak Barat 0,09 0,16 0,10 0,33 0,17 Kab. Nias Selatan 0,27 0,31 0,27 0,94 0,45 Kab.Humbang Hasundutan 0,14 0,26 0,19 0,54 0,28 Kab. Serdang Bedagai 0,31 0,33 0,19 0,65 0,37 Kab. Samosir 0,09 0,24 0,14 0,48 0,24 Kab. Batu Bara 0,21 0,40 0,26 0,61 0,37 Kab. Padang Lawas 0,29 0,41 0,24 0,44 0,35 Kab. Padang Lawas Utara 0,20 0,35 0,32 0,71 0,39 Kab. Labuhanbatu Selatan 0,17 0,36 0,19 0,84 0,39 Kab. Labuhanbatu Utara 0,20 0,27 0,15 0,38 0,25 Kab. Nias Utara 0,08 0,36 0,14 0,44 0,26 Kab. Nias Barat 0,13 0,39 0,22 0,44 0,29 Kota Gunung Sitoli 0,04 0,36 0,21 0,39 0,25 Universitas Sumatera Utara 45 Rata-rata 0,35 Sumber : Data diolah

4.4 Estimasi dengan Generalized least square GLS

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Luas Wilayah terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 85 80

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh

1 80 82

Analisis Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

2 47 77

Flaypaper Effect pada Dana Alokasu umum (DAU),dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 42 76

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 15

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Luas Wilayah terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 16

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh

0 2 11