Penyebab Wajib Pajak Tidak Mematuhi dan Mentaati Secara Teratur dan

besarnya PPh yang terutang kepada negara dianggap Wajib Pajak hanyalah kesia-siaan karena tidak adanya jasa timbal balik secara langsung kepada Wajib Pajak. 3. Pajak merupakan beban yang berat. Sejak dahulu hingga sekarang beban pajak sangat berat bagi Wajib Pajak dan ini tetap merupakan tema utama daripada teori perpajakan. Hal ini jelas dan dapat dipahami bahwa akibat dari kewajiban dari membayar PPh tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomis keuangan Wajib Pajak yang harus ditanggung dan dibayar oleh Wajib Pajak merupakan suatu beban berat untuk memenuhinya. Hal ini disebabkan pajak yang dibayar dapat mengurangi pendapatan penghasilan Wajib Pajak.

B. Penyebab Wajib Pajak Tidak Mematuhi dan Mentaati Secara Teratur dan

Disiplin dalam Menghitung dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 29 Sesuai Self Assessment System Yang dimaksud tidak teratur dan disiplin adalah Wajib Pajak tidak memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya, karena Pajak Penghasilan pasal 25 ini menyangkut angsuran bulanan maka tidak teratur berarti Wajib Pajak turut serta dalam pelunasan pajak tetapi dalam mengangsur, Wajib Pajak tidak disiplin yakni mengangsur tidak setiap bulan. Sudah menjadi fenomena umum tidak semua orang menyukai pajak, baik di negara yang sudah maju maupun di negara yang masih berkembang. Ada Wajib Pajak yang menerima dan langsung membayar Pajak Universitas Sumatera Utara Penghasilannya sesuai dengan ketentuan tapi ada juga Wajib Pajak yang membayar dan melaporkan PPh yang terutang secara tidak teratur dan disiplin sehingga timbulnya pembekakan pajak terutang yang harus dibayar.Hal ini disebabkan oleh : 1. Kurangnya tanggapan serius mengenai arti pentingnya pajak. Masyarakat mengetahui bahwa pajak adalah salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai warga negara yang baik, tetapi hal tersebut kurang mendapat reaksi tanggapan yang serius oleh Wajib Pajak bahwa pajak itu sangat penting untuk mengisi kas negara yang dipergunakan dalam pengeluaran rutin negara dan membiayai keseluruhan pembangunan, diman hasil pembangunan tersebut akan dikembalikan lagi kepada rakyat melalui pembangunan sarana-sarana sosial dan tunjangan- tunjangan sosial yang dinikmati oleh seluruh rakyat. Wajib Pajak tidak takut jika tidak membayar pajak, karena tanpa membayar pajak mereka bisa hidup serta dapat menjalankan usaha. 2. Pajak bukan suatu kewajiban yang dianggap serius dan penting. Wajib Pajak menganggap bahwa kewajiban-kewajiban yang lainnya selain pajak merupakan kewajiban yang harus di utamakan daan dilaksanakan karena kewajiban-kewajiban yang berbentuk retribusi merupakan kewajiban yang mendapat kontraprestasi atau jasa timbal balik secara langsung sementara pajak tanpa mendapat kontraprestasi atau jasa timbal balik secara langsung. Universitas Sumatera Utara 3. Kesibukan aktivitas-aktivitas keseharian Wajib Pajak. Wajib Pajak adalah bagian dari masyarakat yang mempunyai dan dipenuhi aktivitas-aktivitas yang beraneka ragam bentuk dan sifatnya. Aktivitas- aktivitas yang dilakukan Wajib Pajak dalam sehari-harinya berpacu dengan waktu, sehingga kewajiban untuk membayar dan melaporkan PPh yang teruttang bukanlah hal yang penting. 4. Kurangnya pengetahuan mengenai perpajakan. Walaupun Wajib Pajak sudah mengetahui mekanisme pembayaran pajak tetapi belum tentu juga Wajib Pajak tersebut mengetahui mekanisme pengisian SPT secara benar, jelas, dan lengkap. SPT terutang yang akan disampaikan oleh Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak untuk melaporkan pajak yang telah dibayarkan terlebih dahulu diisi dengan benar, jelas, lengkap dan ditandatangani. Untuk pengisian SPT terutang agar sesuai dengan petunjuk yang diberikan dan agar berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku Wajib Pajak harus mempunyai pengetahuan yang cukup. Wajib Pajak yang mempunyai pendidikan pajak yang kurang dalam pengisian SPT terutang akan memakan waktu yang lama untuk mempelajari dan membahasnya. Akibatnya tanggal jatuh tempo pelaporan yang telah ditetapkan telah melewati batas pelaporan. Universitas Sumatera Utara

C. Upaya-Upaya yang Dilakukan Aparat Pajak agar Meningkatkan

Dokumen yang terkait

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Klasifikasi Pajak Penghasilan Atas Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

7 87 68

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

3 109 60

Tata Cara Pelaporan Dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 25 Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 55 69

Prosedur Permohonan Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

5 58 55

Tatacara Pelaporan Dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 25 Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1 42 66

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)Pratama Medan Petisah

1 61 61

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

0 13 43

Pengaruh Self Assessment System dan Account Representative Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Pada Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang)

7 67 68

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri - Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

0 0 20