Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga Negara
mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang
berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu Negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda
pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.
2.4 Tujuan Pajak Penghasilan
Dengan berlandaskan pada arah dan tujuan penyempurnaan Undang – Undang Pajak Penghasilan, Pajak Penghasilan mempunyai tujuan untuk
meningkatkan keadilan pengenaan pajak terhadap Wajib Pajak maka dilakukan perluasan subjek dan objek pajak dalam hal – hal tertentu dan
pembatasan pengecualian atau pembebasan pajak dalam hal lainnya. Selain itu meningkatkan daya saing dengan Negara – Negara lain dengan peningkatan
batas peredaran bruto untuk menggunakan norma yang sejalan dengan realitas dunia.
3. Sistem Pemungutan Pajak
Dalam pelaksanaan pemungutan pajak tentunya jangan sampai menimbulkan hambatan atau masyarakat tidak mau melakukan bantahan
perlawanan dengan catatan pemungutan pajak tersebut harus berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang, maka untuk menghindarkan hambatan dan atau bantahan perlawanan tersebut harus memenuhi syarat yaitu adil, yuridis, ekonomis,
financial, sederhana. Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia sampai sekarang ini yaitu :
a. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya :
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus. 2.
Wajib Pajak bersifat pasif. 3.
Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
b. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang. Ciri-cirinya :
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang. 3.
Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. c.
With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak. Ciri-cirinya : wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang
ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
4. Kepatuhan Wajib Pajak 4.1 Wajib Pajak
Menurut UU No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,
meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan perpajakan. Subjek pajak orang pribadi yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat
bertempat tinggal di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Kepatuhan
Kepatuhan adalah ketaatan, keteladanan, kedisplinan. Kepatuhan terhadap kewajiban perpajakan artinya memenuhi seluruh kewajiban
perpajakan sesuai peraturan perundang – undangan. Sedangkan kepatuhan terhadap Pajak Penghasilan Pasal 25 yaitu teratur dan disiplin
dalam melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 yang sebagaimana diketahui bahwa Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah pembayaran pajak secara
angsuran. Kepatuhan dalam bidang perpajakan dapat didefenisikan sebagai
suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Kepatuhan dalam
bidang perpajakan dibagi 2 dua , yaitu : a.
Kepatuhan Formal Yaitu suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban
perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang – Undang Perpajakan.
b. Kepatuhan Materiil
Yaitu suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara substantif hakikat memenuhi semua ketentuan materiil perpajakan yakni
sesuai isi dan jiwa Undang – Undang perpajakan, kepatuhan materiil meliputi juga kepatuhan formal.
Universitas Sumatera Utara
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam hal ini penulis melaksanakan PKLM di Kantor Pelayanan Pajak pratama Medan Timur dan ingin memperoleh data tentang :
1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melunasi Pajak
Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 2.
Penyebab Wajib Pajak tidak mematuhi kewajiban perpajakannya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
3. Upaya – upaya yang dilakukan oleh aparatur pajak di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur demi meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM 1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis mempersiapkan konsep - konsep yang telah diterima selama masa bangku perkuliahan, menentukan judul tugas akhir, menentukan
tempat diadakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri, serta melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing.
Universitas Sumatera Utara
1. Studi Literatur
Hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku - buku yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri yang berhubungan dengan Pajak Penghasilan Pasal 25 29.
2. Observasi Lapangan
Pengamatan yang dilakukan secara langsung untuk memperolah data - data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur yang
bersangkutan dengan Pajak Penghasilan Pasal 25 29 sesuai prosedur Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
3. Pengumpulan Data