BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 29 DI KANTOR
PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR
A. Cara Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 29
Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar pajak penghasilan yang
terutang menurut SPT PPh tahun pajak yang lalu dikurangi dengan pajak penghasilan yang dipotog dan dipungut yang tidak bersifat final serta
pajakpenghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21, pasal 22, pasal 23, dan pasal
24 dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam tahun pajak. Cara perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah sebagai berikut :
PPh terutang menurut SPT tahun lalu – PPh Pasal 21,22,23,24,24 tahun lalu
PPh Pasal 25 = 12
Universitas Sumatera Utara
Contoh : Berdasarkan SPT Tahunan PPh Tahun 2011 PT. JULFIAN atas PPh terutang
adalah Rp. 50.000.000,00. Pajak yang telah dipotong atau dipungut oleh pihak ketiga, dan PPh yang terutang atau dibayar di luar negeri dalam tahun 2011
adalah sebagai berikut : -
Pemungutan PPh Pasal 22 oleh pihak lain sebesar Rp 10.000.000,00 -
Pemotongan PPh Pasal 23 oleh penyelenggara kegiatan sebesar Rp 2.500.000,00
- Pembayaran Pajak di luar negeri yang dapat dikreditkan PPh Pasal 24
sebesar Rp 7.500.000,00 Angsuran PPh Pasal 25 untuk tahun 2010 adalah :
Berdasarkan SPT PPh tahun 2011 PT. XYZ atas PPh terhutangRp 50.000.000,00 Kredit Pajak:
PPh Pasal 22 Rp. 10.000.000,00
PPh Pasal 23 Rp. 2.500.000,00
PPh Pasal 24 Rp. 7.500.000,00
Universitas Sumatera Utara
Total Kredit Pajak Rp. 20.000.000,00-Dasar
penghitungan angsuran Rp. 30.000.000,00
Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak setiap bulan PPh Pasal 25 dalam tahun 2010 adalah:
Rp 30.000.000,00 : 12 = Rp 2.500.000,00
Pembayaran pajak oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan dapat dilakukan dengan cara Wajib Pajak membayar sendiri pajaknya melalui angsuran
setiap bulan PPh Pasal 25 dan dapat juga melalui pemotongan pemungutan oleh pihak ketiga maupun dibayar atau terutang di luar negeri PPh Pasal
21,22,23, dan 24 Pajak Penghasilan Pasal 25merupakan angsuran PPh Pasal 21 yang harus
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. Pembayaran angsuran setiap bulan itu sendiri dimaksudkan untuk
meringankan beban Wajib Pajak dalam membayar pajak terutang.Angsuran PPh Pasal 25 tersebut dapat dijadikan kredit pajak terhadap pajak yang terutang atas
seluruh penghasilan Wajib Pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan SPT Tahunan PPh.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan bunyi dari Pasal 29 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yaitu : “Apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun
pajak ternyata lebih besar daripada kredit pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat 1, kekurangan pembayaran pajak yang terutang harus dilunasi
sebelum Surat Pembertitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan. Ketentuan ini mewajibkan Wajib Pajak untuk melunasi kekurangan
pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan Undang-Undang ini sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan dan paling lambat
pada batas akhir penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan. Apabila tahun buku selambat-lambatnya tanggal 25 Maret setelah tahun pajak berkahir,
sedangkan apabila tahun buku tidak sama dengan tahun takwim, misalnya dimulai tanggal 1 Juli sampai dengan 30 Juni, maka kekurangan pajak wajib
dilunasi selambat-lambatnya tanggal 25 September. Menurut Pasal 25 ayat 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2011,
apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak SKP untuk tahun pajak yang lalu, besarnya angsuran pajak dihitung kembali
berdasarkan SKP tersebut dan berlaku mulai bulan setelah bulan penerbitan SKP. Contoh :
Berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2004 yang disampaikan Wajib Pajak dalam bulan Maret 2005, perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus
dibayar adalah sebesar Rp. 1.250.000,00. Dalam bulan Juni 2005 diterbitkan
Universitas Sumatera Utara
SKP tahun pajak 2004 yang menghasilkan besarnya angsuran pajak setiap bulan sebesar Rp. 2.000.000,00. Berdasarkan ketentuan yang berlaku, maka besarnya
angsuran pajak mulai bulan Juli 2005 adalah sebesar Rp. 2.000.000,00. Penetapan besarnya angsuran pajak berdasarkan SKP tersebut bisa sama, lebih
besar atau lebih kecil dan angsuran pajak sebelumnya berdasarkan SPT.
B. Data-Data di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur