kedua belah pihak. Suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga SBI
Variabel ini diukur dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Suku Bunga = 12
Σ suku bunga SBI bulanan selama 1 tahun
2.1.3 Tingkat Inflasi
2.1.3.1 Konsep Tingkat Inflasi
Inflasi selalu identik dengan kenaikan harga tetapi tidak berarti bahwa berbagai harga berbagai macam tersebut mengalami kenaikan dengan persentasi
yang sama. Kenaikan harga barang umum tersebut terjadi secara terus menerus dalam periode waktu tertentu dan diukur dengan menggunakan indeks harga
terutama Indeks Harga Konsumen IHK.
Ni Nyoman Aryaningsih 2008:56-67 Inflasi merupakan perubahan
harga yang cenderung meningkat, tanpa diimbangi perubahan daya beli masyarakat yang meningkat. Dalam kenyataan jarang terjadi suatu kondisi,
dimana inflasi yang tinggi menyebabkan hasil output tertentu, sehingga tingkat output berubah dari waktu ke waktu mengikuti perubahan laju inflasi yang
diperkirakan. Bisa saja terjadi kondisi, bahwa kenaikan inflasi yang tinggi bahkan menurunkan tingkat output tertentu.
Arifin 2004 menjelaskan pengertian inflasi secara sederhana adalah
kenaikan harga barang-barang secara umum atau penurunan daya beli dari sebuah satuan mata uang.
2.1.3.2 Macam- Macam dalam Inflasi
Berdasarkan penyebab terjadinya, Inflasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu; 1 demand pull inflation dan; 2 cost push inflation. Demand pull inflation
adalah inflasi yang bermula dari kenaikan permintaan total aggregate demand sedangkan cosh push inlation adalah inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan biaya
produksi yang ditandai dengan turunnya produksi. Dilihat dari konsep lain, inflasi dapat pula disebabkan karena perbedaan suku bunga nominal dengan suku bunga
riil. Penyesuaian suku bunga nominal terhadap tingkat inflasi inilah yang biasa disebut sebagai efek Fisher Fisher effect yaitu dengan suku bunga riil yang
tetap, suku bunga nominal akan naik dengan meningkatnya inflasi Dornbush dan Fisher, 1994.
Ada berbagai cara untuk menggolongkan jenis inflasi, diantaranya dengan cara menggolongkan inflasi berdasarkan parah atau tidaknya suatu inflasi
Dornbusch Fischer, 1992 :
a. Inflasi ringan 10 setahun b. Inflasi sedang 10-30 setahun
c. Inflasi berat 30-100 setahun d. Hiper inflasi 100 setahun .
2.1.3.3 Aspek-Aspek dalam Inflasi
1. Tendency, yaitu berupa kecenderungan harga-harga untuk meningkat, artinya dalam suatu waktu tertentu dimungkinkan terjadinya penurunan harga tetapi
secara keseluruhan mempunyai kecenderungan trend meningkat.
2. Sustained, kenaikan harga yang terjadi tidak hanya berlangsung dalam waktu tertentu saja, melainkan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
3. General level of price, harga dalam konteks inflasi dimaksudkan sebagai harga barang-barang secara umum, bukan dalam artian satu atau dua jenis barang saja.
2.1.4 Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
2.1.4.1
Konsep Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Indeks harga saham gabungan seluruh saham menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh
saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut.
Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di
bursa efek. Indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang
digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat disuatu bursa efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang
dimasukan dalam perhiungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut
Sunariyah, 2011:140 Menurut Wikipedia.com, Indeks Harga Saham Gabungan didefinisikan
sebagai berikut: “Indeks Harga Saham Gabungan IHSG merupakan salah satu indeks pasar
saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia BEI, dahulu Bursa Efek