Hasil Analisi Regresi Linear Berganda

4.3.3 Uji Asumsi Klasik Regresi Linear Berganda Setelah Model Regresi

Diperbaiki Asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda multiple linear regression sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti, terdiri atas :

a Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov terhadap data residual hasil taksiran model regresi. Hasil perhitungan untuk model yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Taksiran Model Regresi X –Y One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 160.68610819 Most Extreme Differences Absolute .122 Positive .085 Negative -.122 Kolmogorov-Smirnov Z .943 Asymp. Sig. 2-tailed .336 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Lampiran Output SPPS 18 Hasil perhitungan nilai Kolmogorov untuk model regresi yang diperoleh adalah sebesar 0,122 dengan probabiliti p-value sebesar 0,336. Karena nilai probability uji Kolmogorov model lebih besar dari tingkat kekeliruan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual dari model regressi berdistribusi normal. Gambar 4.12 Grafik Normal P-Plot Asumsi Normalitas Sedangkan grafik normal plot terlihat titik - titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Grafik ini menunjukkan model model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. b Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independe. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal variabel. Ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Hasil perhitungan nilai tolerance serta Variance Inflation faktor VIF untuk model regresi adalah sebagai berikut Tabel 4.10 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 KursRupiahUSDRp .312 3.203 SBI .169 5.920 Tingkat Inflasi .312 3.204 IHSGT1 .169 5.903 a. Dependent Variable: IHSG Sumber: Lampiran Output SPPS 18 Hasil perhitungan Tolerance menunjukkan tidak ada nilai variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen yang nilainya sangat kuat mendekati satu. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Faktor VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. c Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan pendekatan uji Gletser menunjukkan bahwa varians dari residual homogen tidak terdapat heteroskedastisitas. Hal ini ditunjukan oleh hasil regresi X dengan nilai absolut dari residual error tidak signifikan pada level 5.Diperoleh nilai signifikansi untuk keempat variabel lebih besar dari 0,05.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dolar AS Dan SUku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2015

0 12 1

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, LAJU INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2001 - 2010

0 10 206

Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005 2009

1 5 62

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 14

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA 2003 – 2006.

0 0 8

Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Tingkat SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 1

Pengaruh Kurs Rupiah per Dollar AS dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

0 0 25

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 2 85

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI , TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 8

PENGARUH NILAI TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AS, DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BEI PERIODE 2005-2008 SKRIPSI

0 0 13