Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik Manajemen Pelayanan Publik .1 Penyelenggaraan Manajemen Pelayanan

33 pembentukan “gugus tugas” yang tergabung dalam wadah yang dibentuk seperti “Krisis Center” dalam penanggulangan Bencana.

1.5.2.3 Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Sendi-sendi tatalaksana pelayanan umum, pada hakekatnya merupakan penerapan prinsip-prinsip pokok sebagai dasar yang menjadi pedoman dalam perumusan tatalaksana dan penyelenggaraan kegiatan. Sesuai dengan Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum yang ditetapkan dengan Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993, maka prinsi-prinsip tersebut dapat dipahami melalui,yaitu: 1. Kesederhanaan Prinsip kesederhanaan hakekatnya lebih menekankan pada aspek prosedur kerja penyelenggaraan, termaksud persyaratan maupun pelaksanaan teknis operasional. Prosedur kerja yang dimaksudkan adalah tata urutan pelaksanaan kerja atau tindakan yang dilewatidijalankan dalam proses penyelenggaraan. Dalam menyusun kebijaksanaan atau pengaturan mengenai prosedur pelaksanaan hendaknya dirumuskan atau disusun dalam tata urutan atau mekanisme arus kerja yang sederhana, artinya tidak banyak melibatkan atau melewati meja atau pejabat yang tidak terdapat kaitan dengan fungsi utama dalam proses pelayanan. Namun kesederhanaan prosedur ini, dengan tanpa mengurangi atau mengabaikan unsur legalitas atau keabsahan dari hasil pelaksanaan pelayanan itu sendiri. Prinsip kesederhanaan ini untuk: 34 1 Makin sedikitnya simpul, mejapetugas dalam prosedur birokrasi pelaksanaanPelayanan Umum. 2 Memudahkan masyarakat dalam mengurus, mendapatkan pelayanan, antara lain dengan cara mengurangi kesempatan terjadinya kontak langsung antara petugas dengan masyarakat. 3 Memperkecil terjadi pelayanan yang birokratisprosedur panjang, sehingga akan mempelancar dalam proses serta menciptakan tatalaksana pelayanan yang baik. Hal yang perlu mendapat perhatian dan relevan dalam mendukung ciri prinsip kesederhanaan pelayanan ialah: 1 Mekanisme kerja atau tata urutan pelayanan, artinya jumlah simpulmeja yang dilewati dalam proses prosedur pelayanan harus sederhana. 2 Spesifikasi persyaratan pelayanan, artinya dalam menyusun prosedur pelayanan perlu memperhatikan bagaimana kerumitan mengurus persyaratan yang diperlukan, sedapat mungkin dalam mengurus persyaratan tidak terlalu banyak mengkaitkanmelibatkan dengan instansiunit kerja lain, yang berakibat menambah mata rantai birokrasi. 3 Tertip dalam sistem penataan dan penyimpanan dokumenarsip, antara lain dalam penyelenggaraan pelayanan perlu didukung dengan pengelolaan dokumenarsip yang berkaitan dengan kegiatan pemberian pelayanan, yang tertata secara sistematis, rapi, tertip dan aman. 35 4 Kapasitas loket dan petugas pelayanan yang cukup, artinya dalam penyelenggaraan pelayanan perlu memperhatikan apakah jumlah loket telah memadai dengan bebanvolume permintaan pelayanan. Jika terjadi beban kerja tinggi dan penumpukan antrian kerja, maka dapat dilakukan langkah-langkah, antara lain: a. Menambah sarana loket dan petugasnya. b. Dilakukan desentralisasi pelayanan, melimpahkan kewenangan pelayanan terhadap unitkerja setingkat dibawah kewenangan kerja atau membagi beban tugas dalam kelompok kerja. 5 Koordinasi antara unit kerja yang terkait dalam pelayanan, dalam penyelenggaraan pelayanan perlu memperhatikan sejauh mana dilakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja yang terkait, maupun koordinasi antara komponen kerja didalam kantor yang bersangkutan, sehingga menunjang kelancaran mengurus persyaratan maupun proses penyelesaian pelayanan. 2. Kejelasan dan Kepastian Prinsip mengandung arti adanya kejelasan dan kepastian mengenai: 1. Prosedur tata cara pelayanan. 2.Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyratan administratif. 3. Unit kerjapejabat berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan. 36 4. Rincian biayatarif pelayanan dan tata cara pelayanan. 5. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan. Untuk mendukung prinsip kejelasan atau kepastian dalam prosedur tatakerja, maka dalam proses pelaksanaan pelayanan perlu dilakukan: a. Pencatatan secara rapi dan tertib setiap langkah, tahapan kegiatan pelayanan. b. Harus didukung dengan kelengkapan perangkat administrasi yang sesuai kebutuhan untuk pelaksanaan pelayanaan. c. Tatacara pengolahan biaya, antara lain menekankan bahwa dalam penyelenggaraan pelayanan perlu dilakukan pengelolaan danabiaya yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan secara tertib, jelas dan lengkap dengan tanda bukti maupun rincian biaya. d. Biaya yang menyangkut kewajiban yang harus dipenuhi oleh masyarakat hendaknya harus dinyatakan dan dicatat secara jelas, rinci dan pasti jumlahnya. e. Konsistensi pelaksanaan dan jadwal penyelesaian, dalam arti bahwa proses pelaksanaanpemberian pelayanan harus memberikan ketegasan dan kepastian sesuai prosedur dan jadwal pelaksanaan pelayanan secara jelas dan dapat dilaksanakan secara konsisten. 37 3. Keamanaan Proses serta hasil pelayanan dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan dapat memberikan kepastian hukum bagi masyarakat. Dengan memperhatikan faktor-faktor: 1 Keamanan; Memberikan rasa aman bagi masyarakat, meliputi: Produk Pelayanan Administratif dokumen, surat, kartu, gambar, tiket, dll; Produk Pelayanan Barang air bersih, tegangan listrik, tindakan perawatan, dll; Produk Pelayanan Jasa perhubungan darat, laut dan udara. 2 Nyaman; Kondisi dan mutu dalam proses pelaksanaan pelayanan hendaknya diciptakan, meliputi: Kondisi tempatruang pelayanan yang dapat memberikan rasa nyaman, Terpenuhi secara lancar bagi kepentingan urusan pelayanan, serta; Mutu produk pelayanan yang diberikan pada masyarakat tersebut dapat memenuhi ukuran yang standart, sehingga dapat memenuhi rasa nyaman bagi masyarakat. 3 Tertib, proses penyelenggaraan pelayanan hendaknya dapat diciptakan pelaksanaan yang rapi, berjalan sesuai prosedur, urutan pemberian pelayanannya rutin tidak semrawut sesuai alur tahapan penyesuaian pekerjaan. Pemberian pelayanan dilakukan secara konsisten sesuai dengan antrian, dan menurut tatakerja yang berlaku. 4. Keterbukaan Prosedurtatacara, persyaratan, satuan kerjapejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian 38 biayatarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat. 5. Efesiensi Prinsip efesiensi ini mengandung arti: 1Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetapmemperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang diberikan. 2Dicegah dengan adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal proses pelayanan masyarakat yang bersangkutan memasyarakatkan adanya kelengkapan persyaratan dan kesatuan kerjainstansi pemerintah yang terkait. 6. Ekonomis Pengenaan biaya dalam penyelengaraan pelayanan hatus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan; a. Nilai barang dan jasa pelayanan masyarakat tidak terlalu tinggi diluar kewajaran. b. Kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar. c. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Keadilan yang Merata Cangkupanjangkauan pelayanan harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diberlakukan secara 39 adil bagi seluruh lapisan masyarakat. 8. Ketetapan Waktu Pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. a dalam penyelenggaraan pelayanan perlu menjaga konsistensi pelaksanaan jadwal waktu pemberian pelayanan, b Mengefektifkan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian oleh pimpinanatasan langsung.

1.5.2.4 Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik