Persyaratan Surat Izin Usaha Perdagangan Prosedur Pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan

188 Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pelayanan Jasa Usaha pada BPPT Kota Gunungsitoli, Ya’aro Telaumbanua Sebagaimana hasil penelitian tersebut, maka penulis telah merampungkan bahwa dalam permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan, maka ada beberapa dokumen atau berkas yang dipenuhi oleh si pemohon izin.

4.1.1 Persyaratan Surat Izin Usaha Perdagangan

Sesuai dengan hasil penelitian dan wawancara dalam penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, sehingga ada kelengkapan berkasdokumen yang diperlukan dalam penerbitan SIUP tersebut, antara lain sebagai berikut: 1. Mengisi formulir SIUP; 2. Fotokopi PimpinanPenanggungjawab; 3. Fotokopi tanda lunas PBB tempat usaha tahun terakhir; 4. Fotokopi Izin Gangguan IGSITUSurat Izin Tempat Usaha; 5. Dokumen lainnya yang ditentukan untuk pembuktian kelayakan terhadap tempat usaha danatau ketentuan lain yang mengikat; 6. Kelengkapan berkas: a. Pasphoto uk. 3 x 4 cm berwarna sebanyak 2 lembar; b. Materai Rp. 6000 sebanyak 1 lembar; c. Map biasa; d. Asli izin lama bila perpanjanganperubahan. 7. Khusus untuk : 1 Persero Terbatas PT: a. Fotokopi akta pendirian danatau perubahan perusahaan dan Fotokopi lembar pengesahan Menkumhan RI; 189 b. Fotokopi SK Pimpinan apabila memiliki Perusahaan Induk; c. Perusahaan Kantor Cabang melampirkan Fotokopi Izin Kantor Pusat Perusahaan. 2 CV dan Firma: Fotokopi akta pendirian danatau perubahan perusahaan. 3 Koperasi: Fotokopi Anggaran Dasar beserta lembar pengesahan dan Instansi berwenang; 4 Bentuk Usaha Lainnya: Fotokopi akta dokumen pendirian danatau perubahan. Didalam pelaksanaan pemberian izin usaha perdagangan ada persyaratan yang dibutuhkan yaitu pengisian formulir pendaftaran sebagaimana tertera di atas dalam kelengkapan berkasdokumen, si pemohon izin harus membayar harga formulir tersebut sebesar Rp.6000,-set. Pembiayaan ini merupakan pendapatan bagi daerah sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Walikota Gunungsitoli No.970242DPPKAD2009 tanggal 27 November 2009 tentang penerbitan perizinan dan penyetoran pajakretribusi tahun 2010 di Pemerintah kota Gunungsitoli.

4.1.2 Prosedur Pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan

Melalui hasil wawancara dan penelitian yang telah dilaksanakan bahwa prosedur pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu, sebagai berikut: 190 1. Pemohon mencari informasi dengan membawa berkasdokumen dan diterima jika semua persyaratan telah lengkap di Front Office; 2. Pemohon mengisi formulir yang telah diberikan oleh Front Office; 3. Berkas yang telah diterima oleh Front Office diperiksa dan dibuat tanda terima berkas; 4. Berkas diproses dengan melakukan verifikasi, seleksi, pembuatan surat, peninjauan lapangan dan pembuatan SK Izin yang dilaksanakan di bidang Pelayanan Jasa Usaha; 5. Kemudian dilakukan verifikasi SK Izin oleh Kepala Bagian Tata Usaha sebelum diserahkannya ke Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Gunungsitoli; 6. Setelah verifikasi yang dilakukan oleh Kepala Bagian Tata Usaha BPPT, maka Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu melakukan penandatanganan sehingga berkas tersebut dikembalikan ke bagian Tata Usaha. 7. SK Izin Usaha Perdagangan yang telah dikembalikan di bagian Tata Usaha dilakukan pemberian nomor SK Izin Usaha Perdagangan. 8. Berkas yang telah diselesaikan, maka dikembalikan ke Front Office dan pertinggalnya dijadikan arsip di bagian Tata Usaha BPPT Kota Gunungsitoli. 9. Front Office memberikan Surat Izin Usaha Perdagangan yang telah selesai pemrosesannya kepada si pemohon Izin. Prosedur pelayanan adalah rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukkan adanya tahapan secara jelas dan pasti 191 serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu pelayanan. Prosedur pelayanan publik harus sederhana, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan, serta diwujudkan dalam bentuk Bagan alir Flow Chart: Bagan Alir sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik karena berfungsi sebagai: 1. Petunjuk kerja bagi pemberi pelayanan; 2. Informasi bagi penerima pelayanan; 3. Media publikasi secara terbuka pada semua unit kerja pelayanan mengenai prosedur pelayanan kepada penerima pelayanan; 4. Pendorong terwujudnya sistem dan mekanisme kerja yang efektif dan efesien. 5. Pengendalian dan acuan bagi masyarakat dan aparat pengawasan untuk melakukan penilaianpemeriksaan terhadap konsistensi pelaksanaan kerja.

4.1.3 Waktu Penyelesaian