Karakteristik Penatalaksanaan Pasien HASIL DAN PEMBAHASAN

41

4.4. Karakteristik Penatalaksanaan Pasien

Tabel 4.18. Tatalaksana Cairan pada Pasien DBD di RSUD Cengkareng Tahun 2014 Jenis Cairan Frekuensi n=67 Persentase Kristaloid 67 100,0 Koloid 6 8,95 Cairan kristaloid diberikan pada semua pasien DBD. Bila dilihat di dalam pedoman tatalaksana yang menyatakan bahwa cairan kristaloid isotonis seharusnya diberikan paada pasien DBD. 4 Selain kristaloid, cairan koloid juga diberikan pada 6 pasien 8,95, hal ini mungkin dikarenakan kondisi pasien yang mengalami kebocoran plasma yang masif, karena dalam pedoman tatalaksana, penggunaan koloid diindikasikan pada pasien dengan kebocoran plasma yang masif. 4,27 Tabel 4.19. Jenis dan Frekuensi Tindakan yang Dilakukan pada Pasien DBD di RSUD Cengkareng Tahun 2014 Tindakan Frekuensi n=67 Persentase Tampon hidung 2 3,0 Transfusi thrombocyte concentrate TC 2 3,0 Dari 67 pasien, sebanyak 4 pasien yang diberikan penatalaksanaan berupa tindakan. 2 pasien 3 mendapatkan tindakan pemasangan tampon hidung dikarenakan mengalami epistaksis. 2 pasien lainnya dilakukan transfusi darah berupa thrombocyte concentrate TC. Tabel 4.20. Pemberian Terapi Antibiotik pada Pasien DBD di RSUD Cengkareng Tahun 2014 Mendapatkan terapi antibiotik Frekuensi n=67 Persentase Ya 27 40,3 Tidak 40 59,7 Total 67 100,0 42 Berdasarkan tabel 4.20 di atas, dari 67 pasien, sebanyak 27 pasien diberikan antibiotik sebagai terapi atau setara dengan 40,3 pasien. Bila dikaitkan dengan teori yang ada, pasien demam berdarah adalah infeksi yang disebabkan oleh Virus Dengue, yang berarti tidak memerlukan antibiotik sebagai terapi. Akan tetapi, pemberian antibiotik mungkin atas dasar adanya infeksi sekunder pada beberapa kasus. Didapatkan kasus DBD dengan infeksi sekunder berupa demam tifoid dan pneumonia. Mungkin atas dasar inilah dokter di RSUD Cengkareng memberikan terapi antibiotik, atau mungkin dikarenakan terduga terdapat infeksi bakteri sekunder pada pasien, sesuai dengan panduan tatalaksana yang mengatakan bahwa antibiotik empirik dapat diberikan pada pasien dengan terduga infeksi bakteri sekunder. 4 Akan tetapi, berdasarkan diagnosis yang tertulis dalam rekam medis hanya terdapat pasien yang mengalami infeksi sekunder oleh bakteri.

4.5. Angka Kematian Pasien