Klasifikasi dan Diagnosis Landasan Teori

makan meningkat, keluhan pencernaan berkurang, keadaan hemodinamik mulai stabil, dan mulai terjadi pembentukan urin. Kadar hematokrit kembali ke nilai normal, atau terlihat lebih rendah karena efek pengenceran akibat banyaknya cairan yang diserap ke vaskular dan kadar leukosit pun mulai meningkat, akan tetapi pemulihan hitung trombosit terjadi lebih lambat dibanding dengan leukosit. 7

2.1.6. Klasifikasi dan Diagnosis

WHO membagi infeksi dengue dan derajat keparahannya ke dalam 5 tingkat klasifikasi, yaitu demam dengue DD, DBD tingkat 1, DBD tingkat 2, DBD tingkat 3, dan DBD tingkat 4. 4 Tabel 2.1. Klasifikasi Infeksi Dengue dan Tingkat Keparahan DBD Demam Dengue DDDBD Tingkat Tanda dan Gejala Hasil Laboratorium DD Demam dengan 2 gejala berikut : • Sakit kepala • Nyeri daerah belakang mata • Nyeri otot • Nyeri sendinyeri tulang • Bercak kemerahan • Manifestasi perdarahan • Tidak ada bukti kebocoran plasma • Leukopenia ≤5.000 selmm 3 • Trombositopenia hitung trombosit 150.000 selmm 3 • Peningkatan hematokrit 5-10 • Tidak ada bukti kebocoran plasma DBD I Demam dan manifestasi perdarahan positif pemeriksaan tourniquet dan adanya bukti kebocoran plasma. Trombositopenia 100.000 selmm 3 ; peningkatan hematokrit ≥20 DBD II Sama seperti pada tingkat I dan ditambah dengan perdarahan spontan Trombositopenia 100.000 selmm 3 ; peningkatan hematokrit ≥20. DBD III Sama seperi pada tingkat I atau II dan ditambah dengan kegagalan sirkulasi nadi lemah, selisih antara sistol-diastol ≤20 mmHg, hipotensi, restlessness. Trombositopenia 100.000 selmm 3 ; peningkatan hematokrit ≥20 DBD IV Sama seperti pada tingkat III dan ditambah dengan syok yang berkepanjangan dengan tekanan darah dan nadi yang tidak dapat Trombositopenia 100.000 selmm 3 ; peningkatan hematokrit ≥20. diukur. Sumber : Diolah dari Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever WHO SEAREO 2011 Berdasarkan gambaran klinis pada tabel di atas, diagnosis dapat ditegakkan. Pada demam dengue diagnosis dapat ditegakkan bila pasien mengalami demam, tidak adanya bukti yang mendukung kebocoran plasma, dan memiliki minimal dua tanda dan gejala sebagai berikut, a. Sakit kepala b. Nyeri pada bagian belakang mata c. Nyeri otot d. Nyeri sendi atau tulang e. Kemerahan pada kulit f. Tanda-tanda perdarahan Data lainnya yang mendukung penegakkan diagnosis DD adalah dengan adanya hasil laboratorium seperti berikut, a. Hitung leukosit 5.000 selmm 3 b. Hitung trombosit 150.000 selmm 3 c. Peningkatan hematokrit 5-10 Untuk penegakkan diagnosis DBD tingkat 1 adalah demam, adanya manifestasi perdarahan, dan adanya tanda dari kebocoran plasma. Sementara hasil laboratorium yang mendukung adanya kebocoran plasma adalah hasil hitung trombosit yang kurang dari 100.000 selmm 3 dan peningkatan kadar hematokrit ≥20. DBD tingkat 2 dapat ditegakkan bila muncul gambaran klinis yang sama dengan DBD tingkat 1, namun ditambah dengan adanya perdarahan spontan pada pasien. Pada DBD tingkat 3, diagnosis ditegakkan bila gambaran klinis pasien sama dengan DBD tingkat 1 ataupun 2, namun ditambah dengan adanya tanda dari kegagalan sirkulasi yaitu, lemahnya pulsasi nadi, selisih antara tekanan darah sistol dan diastol ≤20 mmHg, tekanan darah rendah, pasien terlihat resah. Pada DBD tingkat 4, gambaran klinis sama dengan DBD tingkat 3, namun disertai ketidakbisaan pemeriksa untuk melakukan pengukuran tekanan darah dan nadi pasien.

2.2. Kerangka Teori