Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

27 merupakan kegiatan analisis yang mencoba melihat seberapa besar perubahan maksimum yang dapat mempengaruhi kelayakan suatu usaha.

2.9 Penelitian Terdahulu

Lestari 2011 melakukan penelitian kelayakan usaha pembenihan pada komoditi ikan lele Sangkuriang di usaha Bapak Endang, Desa Gadog Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dari hasil analisis finansial didapatkan bahwa usaha Bapak Ending menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 364.446.022,00, IRR sebesar 32,25 persen, Net BC sebesar 2,20 dan payback period selama 3,97 tahun. Kemudian dilakukan analisis pengembangan dengan menggunakan lahan sewa dan modal sendiri menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 861.543.234,00, IRR sebesar 78,78 persen, Net BC sebesar 4,20 dan payback period selama 1,89 tahun. Andika 2012 Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Dan Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Studi Kasus Perusahaan Parakbada Kelurahan Katulampa Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat Hasil dari penelitian ini adalah 1. Dari aspek finansial, usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang yang dilakukan oleh Perusahaan Parakbada layak untuk dijalankan. 2. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan finansial usaha, usaha pembenihan ikan lele merupakan usaha yang paling layak untuk dijalankan. 4. Dilihat dari hasil perhitungan analisis switching value dengan parameter perubahan penurunan harga jual output, penurunan produksi dan kenaikan total biaya pakan, usaha pembesaran ikan lele merupakan usaha yang paling sensitif terhadap perubahan parameter tersebut. 28 Wiwit Rahayu 2011 yang berjudul Analisis Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah, dari penelitian yang telah dilakukannya terdapat kesimpulan bahwa , Rata-rata biaya total usaha pembesaran ikan nila merah di kolam air deras di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten selama satu kali proses pembesaran ikan Juni-Oktober 2009 dengan luas kolam rata-rata 257 m2 sebesar Rp 49.059.430,00 rata-rata penerimaan sebesar Rp 51.461.465,83 sehingga rata- rata pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 2.402.035,83. Nilai RC rasio 1,05. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan selama proses pembesaran ikan nila merah di kolam air deras memberikan penerimaan sebesar 1,05 kali dari biaya yang telah dikeluarkan. Dwi Rosalina 2013 Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal di Desa Namang Kabupaten Bangka Tengah. Hasil dari penelitian ini adalah investasi sebesar Rp. 8.680.000 belum termasuk biaya operasional yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel maka nilai rasio penerimaan dengan biaya atau RC dalam usaha budidaya lele diperoleh sebesar 1,78. Waktu pengembalian investasi atau Payback Period PP selama 0,53 tahun, BEP produksi ikan lele pada tahun pertama 844 kg, Penjualan ikan lele pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima akan mencapai BEP sebesar 1.012 kgtahun. Nilai NPV sebesar Rp 33,482,143,00 dan nilai IRR sebesar 62 . Kesimpulan dalam penelitian ini adalah potensi pembenihan ikan lele dumbo di Bangka Belitung ini dipandang baik untuk dikembangkan terlebih provinsi Bangka Belitung memiliki sumber daya alam yang melimpah yang siap mendukung terlaksananya kegiatan usaha ini. 29 Indah Sulistyo Rahayu 2003 Analisis Kelayakan Usahatani Ikan Sistim Karamba di Kabupaten Sukoharjo. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini Pada usahatani ikan nila sistim karamba, dalam satu kali masa produksi 5 bulan rata- rata biaya mengusahakan sebesar Rp806.977 per karambamp. Rata-rata penerimaan sebesar Rp1.101.000 per karambamp. Rata-rata pendapatan sebesar Rp294.022 per karamba mp. Sehingga rata-rata pendapatan per bulan sebesar Rp58.804. Pada usahatani ikan patin sistim karamba, dalam satu kali masa produksi 8 bulan rata-rata biaya mengusahakan sebesar Rp 1.056.936 per karambamp. Rata-rata penerimaan sebesar Rp 1.725.000 per karambamp. Rata- rata pendapatan sebesar Rp 534.400,71 per karambamp. Sehingga rata-rata pendapatan per bulan Rp83.500. Pendapatan pada usahatani ikan patin sistim karamba Rp83.500,11 per karambabulan lebih besar daripada pendapatan usahatani ikan nila sistim karamba Rp58.804 per karambabulan. Nilai RC rasio usahatani ikan nila sistim karamba sebesar 1,4. Nilai RC rasio usahatani ikan patin sistim karamba sebesar 1,6 sehingga usahatani ikan patin sistim karamba lebih efisien dibandingkan usahatani ikan nila.

2.10 Kerangka Pemikiran