Indian Festival Walk: Integrasi Ruang Luar dan Dalam

(1)

INDIAN FESTIVAL WALK

(INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM)

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

INDRA KURNIADI 060406052

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2010


(2)

INDIAN FESTIVAL WALK

Oleh

INDRA KURNIADI

060406052

Medan, 18 Juni 2010 Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Dwira N Aulia, M.Sc, PhD Ir. Novrial, M.Eng (NIP : 19630527 199303 2005) (NIP : 19660303 199303 1002)

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto, MT


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR

( SHP2A )

Nama : Indra Kurniadi

NIM : 060406052

Judul Proyek Akhir : Indian Festival Walk

Tema Proyek Akhir : Integrasi Ruang Luar dan Ruang Dalam

Rekapitulasi Nilai :

Nilai akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No Status Waktu

Pengumpulan Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing

II

Koordinator TKA-490

1 LULUS

LANGSUNG

2 LULUS

MELENGKAPI

3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG

4 PERBAIKAN

DENGAN SIDANG

5 TIDAK LULUS

Medan, 18 Juni 2010

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490

Ir. Dwi Lindarto, MT Ir. Dwi Lindarto, MT (NIP: 19630716 199802 1001) (NIP :19630716 199802 1001)


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Tugas akhir ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik, khususnya Program Studi Arsitektur. Tugas akhir yang penulis susun ini mengambil judul

Indian Festival Walk dengan tema Integrasi Ruang Luar dan Ruang Dalam. Hasil tugas

akhir ini dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.

Laporan ini berisi pembahasan mengenai dasar penentuan judul, tema, deskripsi proyek, analisa lokasi dan bangunan, konseo serta hasil perancangan arsitektur dalam bentuk gambar perancangan dan maket. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah selain sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana teknik, laporan ini dibuat untuk menyempurnakan hasil tugas akhir sehingga dapat dibukukan dan bisa diambil manfaatnya oleh pembaca.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang – orang yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun orang – orang yang telah mendukung saya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini adalah :

1.Orang tua dan kakak saya

2.Ibu Ir. Dwira N Aulia, MSc, PhD selaku dosen pembimbing pertama dalam tugas akhir 3.Bapak Ir. Novrial, M.Eng selaku dosen pembimbing kedua dalam tugas akhir

4.Teman – teman khususnya stanbuk 2006, yang telah memberi motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini

5.Dan seluruh pihak – pihak yang terlibat dan telah membantu penulis untuk menyelesaikan Studio Tugas Akhir ini

Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca sekalian, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca khususnya mahasiswa arsitektur.

Medan, 18 Juni 2010

Hormat saya,


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …...i

DAFTAR ISI …...ii

DAFTAR GAMBAR …...vi

DAFTAR TABEL …...x

DAFTAR DIAGRAM …...xi

DAFTAR GRAFIK …...xii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ...1

I.2. Maksud dan Tujuan ...2

I.3. Perumusan Masalah ...3

I.4. Metode Pendekatan ...3

I.5. Lingkup dan Batasan Proyek...4

I.6. Kerangka Berpikir ...4

I.7. Sistematika Penyusunan Laporan...6

BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. Tinjauan Umum ...7

II.1.1. Pengertian Kasus Proyek...7

II.1.2. Pengertian Judul Proyek...9

II.2. Tinjauan Khusus ...9

II.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi...9

II.2.2. Kriteria Pemilihan Tapak...12

II.2.3. Alternatif Lokasi ...13

II.2.4. Landasan Teori Place Of Identity...15

II.2.5. Analisa Pemilihan Lokasi ...16

II.2.6. Analisa Pemilihan Tapak ...17

II.2.7. Lokasi Terpilih ...18

II.3. Studi Tipologi...20


(6)

II.3.2. Studi Tipologi Pusat Perbelanjaan ...28

II.3.3. Studi Tipologi Gedung Pertunjukkan ...37

II.4. Studi Kasus Proyek Sejenis...43

II.4.1. Cihampelas Walk ...43

II.4.2. Merdeka Walk ...47

II.4.3. Paris van Java Mall ...48

II.4.4. Orchard Road ...53

II.4.5. Hongkong Festival Walk...56

II.4.6. Beijing Snack Street ...64

BAB III ELABORASI TEMA III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ...66

III.2. Pengertian Tema ...66

III.3. Tinjauan Teoritis ...67

III.3.1. Tinjauan Tentang Arsitektur Lansekap...67

III.3.2. Tinjauan Tentang Ruang Luar ...68

III.3.3. Tinjauan Tentang Ruang Dalam ...71

III.3.4. Kontinuitas Ruang Luar dan Ruang Dalam...72

III.4. Interpretasi Tema ...73

III.5. Studi Banding Tema Sejenis ...74

BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Kondisi Tapak ...77

IV.1.1. Analisa Site dan Kota ...77

IV.1.2. Analisa Eksisting Site ...78

IV.1.3. Analisa Tata Guna Lahan ...79

IV.2. Analisa Potensi dan Kondisi Tapak...80

IV.2.1. Analisa Sirkulasi ...80

IV.2.2. Analisa Pencapaian ...82

IV.2.3. Analisa View ...85

IV.2.4. Analisa Matahari ...87


(7)

IV.2.6. Analisa Vegetasi ...89

IV.2. Analisa Fungsional ...90

BAB V KONSEP V.1. Konsep Ruang Luar ...110

V.1.1. Konsep Sirkulasi Site ...110

V.1.2. Konsep Zoning Tapak ...111

V.1.3. Konsep Bentukan Tapak ...112

V.1.4. Konsep Bentukan Massa ...113

V.2. Konsep Ruang Dalam ...114

V.3. Sketsa Ide ...115

BAB VI HASIL PERANCANGAN VI.1. Siteplan Kawasan ………..117

VI.2. Siteplan ………..118

VI.3. Groundplan ………..119

VI.4. Denah Lantai 2 ………..120

VI.5. Denah Lantai 3 ………..121

VI.6. Denah Lantai 4 ………..122

VI.7. Denah Lantai Basement ………..123

VI.8. Tampak Depan dan Belakang ………..124

VI.9. Tampak Samping ………..125

VI.10. Potongan Tapak ………..126

VI.11. Potongan Massa ………..127

VI.12. Rencana Pondasi ………..128

VI.13. Rencana Pondasi dan Pembalokan Pujasera………129

VI.14. Detail Pondasi ………..130

VI.15. Rencana Pembalokan Lantai 1………..131

VI.16. Rencana Pembalokan Lantai 2………..132

VI.17. Rencana Pembalokan Lantai 3………..133

VI.18. Rencana Pembalokan Lantai 4………..134

VI.19. Rencana Pembalokan Lantai Basement………..…..135

VI.20. Detail Balok dan Sloof ………..136


(8)

VI.22. Rencana Elektrikal Lantai 1 ………..……..138

VI.23. Rencana Elektrikal Lantai 2 ………..……..139

VI.24. Rencana Elektrikal Lantai 3 ………..……..140

VI.25. Rencana Elektrikal Lantai 4 ………..……..141

VI.26. Rencana Sanitasi Air Berat dan Air Kotor………..……...142

VI.27. Rencana Sanitasi Air Bersih dan Basement……….………..143

VI.28. Rencana Fire Protection Lantai 1……….………..144

VI.29. Rencana Fire Protection Lantai 2……….………..145

VI.30. Rencana Fire Protection Lantai 3……….………..146

VI.31. Rencana Fire Protection Lantai 4……….………..147

VI.32. Perspektif Suasana ……….……….………..148

VI.33. Foto Maket ……….……….………..149


(9)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1. Peta Lokasi Alternatif 1……….…....13

GAMBAR 2.2. Peta Lokasi Alternatif 2……….…....14

GAMBAR 2.3. Peta Lokasi Alternatif 3……….…....14

GAMBAR 2.4. Lokasi Site Terpilih ……….…....19

GAMBAR 2.5. Fasade Depan CiWalk……….…....43

GAMBAR 2.6. Suasana Broadway Spot………....43

GAMBAR 2.7. Suasana Fasilitas Bioskop……….…....43

GAMBAR 2.8. Suasana Young Street Spot………....43

GAMBAR 2.9. Merdeka Walk ………...47

GAMBAR 2.10. Suasana Malam Hari Merdeka Walk ……….…....48

GAMBAR 2.11. Suasana Malam Hari Paris van Java ……….…....48

GAMBAR 2.12. Suasana Siang Hari Paris van Java ……….…....48

GAMBAR 2.13. Suasana Siang Hari Orchard Road ……….…....53

GAMBAR 2.14. Blok Plan Orchard Road ………...54

GAMBAR 2.15. Suasana Malam Hari Orchard Road ……….…....54

GAMBAR 2.16. Suasana Malam Natal Orchard Road ……….…....55

GAMBAR 2.17. Suasana Jalan pada Malam Hari Orchard Road..………….…....55

GAMBAR 2.18. Suasana dalam Hongkong Festival Walk……….…....56

GAMBAR 2.19. Suasana Arena Ice Skating ………...56

GAMBAR 2.20. Suasana Natal di Hongkong Festival Wal………....56

GAMBAR 2.21. Suasana dalam Hongkong Festival Wal………...57

GAMBAR 2.22. Suasana Malam di Bejing Snack Street………....64

GAMBAR 2.23. Aneka Makanan yang Dijual di Beijing Snack Street..………....64

GAMBAR 2.24. Suasana Malam di Beijing Snack Street………...64

GAMBAR 2.25. Suasana Ramai di Beijing Snack Street………....65

GAMBAR 3.1. Ilustrasi Ruang Positif ………....68

GAMBAR 3.2. Ilustrasi Ruang Negatif………...68

GAMBAR 3.3. Ilustrasi Bidang Horizontal 1 ………...69

GAMBAR 3.4. Ilustrasi Bidang Horizontal 2 ………...69


(10)

GAMBAR 3.6. Ilustrasi Bidang Horizontal 4 ………...69

GAMBAR 3.7. Ilustrasi Bidang Vertikal 1 ………...70

GAMBAR 3.8. Ilustrasi Bidang Vertikal 2 ………...70

GAMBAR 3.9. Siteplan Imperial Katsura ………...74

GAMBAR 3.10. Suasana Alam di Villa Imperial Katsura……….…....75

GAMBAR 4.1. Peta Pulau Sumatera Indonesia………...77

GAMBAR 4.2. Peta Kecamatan Kota Medan ………...77

GAMBAR 4.3. Peta Eksisting Site ………...77

GAMBAR 4.4. Peta Eksisting Site dan Sekitar………...78

GAMBAR 4.5. Batas – batas Eksisting Site ………...78

GAMBAR 4.6. Tata Guna Lahan Eksisting Site dan Sekitar ………....79

GAMBAR 4.7. Keterangan Tata Guna Lahan ………...79

GAMBAR 4.8. Analisa Sirkulasi Kendaraan Sekitar Site………....80

GAMBAR 4.9. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sekitar Site…….………....81

GAMBAR 4.10. Analisa Pencapaian dari Jalan Utama dan Sekitar Site………...82

GAMBAR 4.11. Analisa View dari Dalam ke Luar Site………...85

GAMBAR 4.12. Analisa View dari Luar ke Dalam Site……….…....86

GAMBAR 4.13. Analisa Matahari ………....87

GAMBAR 4.14. Analisa Kebisingan dari Sekitar Site ………....88

GAMBAR 4.15. Analisa Vegetasi Sekitar Site ………....89

GAMBAR 5.1. Konsep Sirkulasi Site ………..110

GAMBAR 5.2. Konsep Zoning Tapak ………..111

GAMBAR 5.3. Konsep Bentukan Tapak ………..112

GAMBAR 5.4. Sketsa Bentukan Massa ………..113

GAMBAR 5.5. Ilustrasi Bagian Selasar Dalam ………..114

GAMBAR 5.6. Sketsa Suasana Luar pada Open Space………..115

GAMBAR 5.7. Foto Selasar dengan gaya Arsitektur India ………..116

GAMBAR 5.8. Sketsa Suasana Selasar Luar Massa ………..116

GAMBAR 6.1. Siteplan Kawasan ………..117

GAMBAR 6.2. Siteplan ………..118


(11)

GAMBAR 6.4. Denah Lantai 2 ………..120

GAMBAR 6.5. Denah Lantai 3 ………..121

GAMBAR 6.6. Denah Lantai 4 ………..122

GAMBAR 6.7. Denah Lantai Basement ………..123

GAMBAR 6.8. Tampak Depan dan Belakang ………..124

GAMBAR 6.9. Tampak Samping ………..125

GAMBAR 6.10 Potongan Tapak ………..126

GAMBAR 6.11. Potongan Massa ………..127

GAMBAR 6.12. Rencana Pondasi ………..128

GAMBAR 6.13. Rencana Pondasi dan Pembalokan Pujasera ………..129

GAMBAR 6.14. Detail Pondasi ………..130

GAMBAR 6.15. Rencana Pembalokan Lantai 1 ………..131

GAMBAR 6.16. Rencana Pembalokan Lantai 2 ………..132

GAMBAR 6.17. Rencana Pembalokan Lantai 3 ………..133

GAMBAR 6.18. Rencana Pembalokan Lantai 4 ………..134

GAMBAR 6.19. Rencana Pembalokan Lantai Basement………..135

GAMBAR 6.20. Detail Sloof dan Balok ………..136

GAMBAR 6.21. Rencana Atap dan Detail Atap ………..137

GAMBAR 6.22. Rencana Elektrikal Lantai 1 ………..138

GAMBAR 6.23. Rencana Elektrikal Lantai 2 ………..139

GAMBAR 6.24. Rencana Elektrikal Lantai 3 ………..140

GAMBAR 6.25. Rencana Elektrikal Lantai 4 ………..141

GAMBAR 6.26. Rencana Sanitasi Air Berat dan Air Kotor ………..142

GAMBAR 6.27. Rencana Sanitasi Air Bersih dan Basement ………..143

GAMBAR 6.28. Rencana Fire Protection Lantai 1 ………..144

GAMBAR 6.29. Rencana Fire Protection Lantai 2 ………..145

GAMBAR 6.30. Rencana Fire Protection Lantai 3……….…………..146

GAMBAR 6.31. Rencana Fire Protection Lantai 4 .……….………147

GAMBAR 6.32. Perspektif Suasana ………..………148


(12)

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1. Tabel Peruntukan Lahan ………....10

TABEL 2.2. Tabel Analisa Pemilihan Lokasi ………....16

TABEL 2.3. Tabel Analisa Pemilihan Tapak ………....17

TABEL 2.4. Tabel Tabulasi Nilai Lokasi ………....18

TABEL 2.5. Tabel Pedoman Area Luas Restoran ………....27

TABEL 2.6. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Penerima………....38

TABEL 2.7. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Opera Theatre………....38

TABEL 2.8. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Fasilitas Pendukung ….………....39

TABEL 2.9. Tabel Jenis dan Jumlah Fasilitas Komersil Cihampelas Walk….……...46

TABEL 2.10. Tabel Jenis dan Jumlah Fasilitas Komersil Paris van Java . …………...49

TABEL 2.11. Tabel Jenis dan Jumlah Fasilitas Komersil Hongkong Festival Walk…57 TABEL 3.1. Tabel Keterkaitan Unsur Alami dan Buatan ……….……72

TABEL 4.1. Tabel Analisa Pencapaian Terhadap Inti Kota…………...83

TABEL 4.2. Tabel Jenis Angkutan dan Nomor Trayek dengan Rute Melewati Site...84

TABEL 4.3. Tabel Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kota Medan …………...94

TABEL 4.4. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Ruang Restoran ………...96

TABEL 4.5. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Kamar Mandi dalam Restoran….…....97

TABEL 4.6. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Retail Pusat Pebelanjaan .….….98

TABEL 4.7. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Ruang Gedung Pertunjukkan .….….98 TABEL 4.8. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Kamar Mandi………...99

TABEL 4.9. Tabel Pedoman Persyaratan Luas Ruang Pengelola ………..……...100

TABEL 4.10. Tabel Program Ruang Fasilitas Makan dan Minum ………101

TABEL 4.11. Tabel Program Ruang Fasilitas Berbelanja ………104

TABEL 4.12. Tabel Program Ruang Fasilitas Hiburan ………107

TABEL 4.13. Tabel Program Ruang Fasilitas Pelayanan ………108


(13)

DAFTAR DIAGRAM


(14)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK 2.1. Grafik Lingkaran Perbandingan Jumlah Fasilitas di Cihampelas Walk……...47 GRAFIK 2.2. Grafik Lingkaran Perbandingan Jumlah Fasilitas di Paris van Java …...53 GRAFIK 2.3. Grafik Lingkaran Perbandingan Jumlah Fasilitas di Hongkong Festival Walk ……….63 GRAFIK 4.1. Grafik Lingkaran Perbandingan Jumlah Fasilitas Indian Festival Walk…109


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Proyek

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Medan memiliki penduduk yang berjumlah 1.993.602 dengan kepadatan penduduk 7.520 / km² yang bersifat heterogen. Kota Medan yang sedang berkembang menuju “Medan Metropolitan” membuat aktifitas dan mobilitas masyarakatnya menjadi tinggi. Kegiatan masyarakat menjadi semakin padat dan beragam. Dengan aktifitas yang padat dan melelahkan tersebut, masyarakat kota banyak yang merasakan jemu, lelah, dan stress.

Di lain hal, tingkat ketertarikan masyarakat kota Medan terhadap masakan – masakan sangatlah tinggi, begtu juga dalam hal memakan masakan dan mencoba masakan – masakan baru yang tersedia di kota Medan. Hal ini mendorong berkembangnya bisnis restoran – restoran yang menyajikan masakan – masakan yang beraneka ragam. Kita dapat menjumpai berbagai jenis kuliner khas suku masyarakat seperti masakan khas Cina, Sunda, Batak, Melayu, dan lain – lain sebagainya. Di salah satu pusat kota sendiri terdapat tempat yang banyak menjual makanan khas India baik yang dijual sendiri oleh masyarakat Tamil maupun bukan. Masakan khas India terkenal akan cita rasanya yang membuat lidah para penikmat merasakan rasa yang manis, enak, dan bahkan beberapa rasanya pedas.

Sekitar dua tahun yang lalu tepatnya tanggal 17 Juli 2008, Pemerintah Kota Medan serta DPD Kota Medan telah mensahkan kawasan perkampungan India di kota Medan yang dahulu disebut sebagai Kampung Keling menjadi Kampung Madras. Bahkan beberapa trayek angkutan kota yang bertuliskan Kampung Keling telah diubah namanya menjadi Kampung

Madras. Sejak pengesahan nama tersebut, martabat dan nama masyarakat Tamil sendiri telah

terangkat dan banyak dikenal oleh masyarakat dan ini membuat pusat penjualan makanan di kawasan tersebut meningkat. Sejalan dengan itu, Pemko Kota Medan dan masyarakat

Kampung Madras telah berencana untuk mengubah nama Jalan Teuku Cik Ditiro yang

merupakan anak jalan dari Jalan KH Zainul Arifin menjadi Jalan Little India. Jalan ini kemudian akan direncanakan untuk ditutup secara umum dan dijadikan pusat kuliner atau jajanan malam yang menjual makanan khas India.

Beberapa tahun belakangan ini, pusat perbelanjaan di kota Medan yaitu Sun Plaza telah semakin banyak berkembang. Sun Plaza telah menjadi ikon berkembangnya pusat


(16)

hiburan kota Medan pada tahun 2000. Sun Plaza terletak di lokasi yang cukup strategis yang berada di kawasan elit kota Medan dengan fungsi bangunan sekitar adalah gedung – gedung perkantoran yang Hi - Rise dan terletak di pangkal Jalan KH Zainul Arifin.

Sedangkan pada ujung Jalan KH Zainul Arifin, terdapat sebuah bangunan Hi – Rise pula dengan fungsi hotel, apartemen dan Brand Shopping yaitu Cambridge yang baru selesai dibangun pada tahun 2008. Cambridge sendiri juga telah menjadi salah satu ikon Hi – Rise

Building pertama di kota Medan dan telah banyak berkembang dan ramai dikunjungi sejak

pendiriannya.

Dengan kedua bangunan dengan fungsi yang berpotensi di ujung dan pangkal Jalan KH Zainul Arifin, maka mobilitas dan generator aktivitas di sepanjang jalan ini telah tercipta dengan sendirinya. Hal ini menjadikan kawasan disepanjang jalan ini berpotensi mendatangkan pengunjung.

Hal – hal yang telah dipaparkan di atas inilah yang melatarbelakangi pemilihan judul proyek tugas akhir ini, yaitu Indian Festival Walk yang bertemakan arsitektur dengan

integrasi antara ruang luar dengan ruang dalam. Indian Festival Walk dirancang

sedemikian rupa sehingga pengunjung yang datang tidak hanya untuk berwisata kuliner khas India dan menikmati berbagai sajian pertunjukkan khas Inida tetapi juga bersosialisasi dengan sesama dengan didukung oleh sarana dan prasarana serta fasilitas yang memadai sehingga dapat membuat suasana di dalam gedung maupun di luar yang hangat dan menarik.

I. 2. Maksud dan Tujuan

Maksud:

a) Memberikan trend baru pusat hiburan yang menggabungkan antara kuliner dengan pertunjukan khas India.

b) Menjadikan pemikiran baru tentang pusat hiburan yang identik dengan shopping mall di kota besar seperti kota Medan menjadi tempat bersosialisasi serta dapat merasakan ruang luar meskipun berada di dalam gedung.

c) Memberikan suatu wadah rekreasi bagi masyarakat Tujuan:

a) Menciptakan suatu bangunan rekreasi yang berwawasan lingkungan, berfungsi sebagaimana mestinya dengan pertimbangan untuk menarik minat masyarakat.


(17)

b) Menambah sarana hiburan masyarakat.

I.3. Perumusan Masalah

Masalah perancangan yang timbul dalam kasus proyek ini adalah :

 Bagaimana menciptakan suatu pusat hiburan yang terpadu yang dapat dicapai oleh semua kalangan masyarakat.

 Bagaimana menciptakan suatu gedung dalam pusat hiburan yang dapat membuat nyaman pengunjung yang datang.

 Bagaimana menghubungkan massa-massa bangunan yang berbeda menurut pemakainya menjadi satu kesatuan yang harmonis.

 Bagaimana mewadahi beberapa kegiatan, tidak hanya wisata kuliner, tetapi juga berekreasi, menonton pertunjukan, dll sebagainya.

 Bagaimana menciptakan ruang luar dan ruang dalam yang nyaman serta mengintegrasikan keduanya sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengakses ruang dalam dan ruang luar tanpa merasa bosan.

 Bagaimana merancang bangunan yang nyaman dan aman mengingat bangunan yang akan dirancang nantinya akan ramai dikunjungi oleh masyarakat.

I.4. Metode Pendekatan

Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan maka dilakukan berbagai pendekatan desain yaitu :

a. Studi literatur dari berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan peraturan yang terkait pusat hiburan, studi banding proyek sejenis, dan studi standar-standar arsitektural bagi perancangan sebuah pusat hiburan.

b. Studi banding terhadap tema sejenis.

c. Studi lapangan untuk mengetahui konsisi lingkungan dan potensi kawasan di sekitar site bangunan.

d. Wawancara dengan berbagai pihak yang memiliki kaitan dengan perencanaan proyek ini.

e. Seleksi, yaitu menyaring, mengolah, dan merumuskan berbagai masukan arsitektural maupun non arsitektural bagi keperluan perancangan.


(18)

I.5. Lingkup dan Batasan Proyek

Adapun batasan perencanaan proyek ini adalah bangunan sebagai wadah kegiatan pusat kuliner, pertunjukan, hiburan, dan sebagainya.

Lingkup perencanaannya adalah perancangan sarana di bidang hiburan yang hanya mencakup kegiatan wisata kuliner, kegiatan restoran, kegiatan pertunjukan, kegiatan hiburan, dan interaksi sosial. Bangunan ini dirancang dengan menggunakan unsur – unsur perancangan arsitektur antara lain aspek fisik dan perancangan kasus proyek bangunan, yang menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukkan ruang, dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan bangunan selanjutnya, sehingga dapat menciptakan suatu bentuk bangunan yang indah, memiliki daya tarik bagi masyarakat dan terutama dapat menghasilkan banyak keuntungan.

I.6. Kerangka Berpikir

Dalam suatu perancangan arsitektur diperlukan suatu konsep berpikir secara sistematis dan terarah dalam melaksanakan proses disain. Konsep berpikir ini terangkum dalam suatu kerangka berpikir yang menjadi acuan berpikir secara sistematis dalam pemecahan masalah desain atau perancangan arsitektur. Kerangka berpikir merupakan suatu bagan atau diagram yang menjelaskan proses perancangan dari penemuan kasus proyek atau latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah, hingga proses dan produk disain perancangan arsitektur. Adapun kerangka berpikir tersebut adalah seperti yang terlampir berikut.


(19)

A N A L I S A

• Analisa kondisi lingkungan yaitu ; analisa land use, sirkulasi, pencapaian, matahari, view dan orientasi, vegetasi, kebisingan, dan drainase.

• Analisa fungsional yaitu ; analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang.

• Analisa penerapan struktur pada bangunan.

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, konsep

bangunan F

e e d b a c k

LATAR BELAKANG KASUS

• Mulai diangkatnya Identitas masyarakat Tamil /

Madras di kota Medan

• Tingginya tingkat ketertarikan masyarakat Medan

terhadap kuliner India

• Kurangnya pusat hiburan yang berkonsep street di

kota Medan

• Tingginya generator aktivitas di lokasi perencanaan

MAKSUD

•Wisata kuliner sebagai salah satu keunggulan dari Provinsi Sumatera Utara khusunya kota Medan

•Sebagai bagian dari upaya meningkatkan pendapatan daerah

•Menyediakan fasilitas makan dan minum khas India

•Peningkatan identitas masyarakat Madras sebagai suku minoritas di antara masyakat kota Medan PERMASALAHAN

•Menciptakan pusat kuliner dan hiburan yang mampu mencakup semua kalangan tidak hanya terbatas pada masyarakat Madras.

•Menggabungkan serta menyelaraskan antara Ruang Luar dengan Ruang Dalam sebagai perwujudan tema.

•Sirkulasi pada bangunan dan ruang terbuka.

•Pemilihan struktur bangunan dan bahan bangunan,

LATAR BELAKANG TEMA

• Sesuai dengan kata “walk” pada judul yang berkonsep kawasan

Ruang luar dan ruang dalam yang menyatu akan

memperkuat desain

• Adaptasi dengan iklim setempat (tropis).

STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING

• Pusat Jajanan dan Rekreasi

• Kajian tema.

• Bentuk bangunan.

STUDI LOKASI

•Ukuran site

•Peraturan pemerintah

•Sempadan bangunan

•Batas bangunan

•Potensi JUDUL PROYEK dan TEMA

Judul proyek: Indian Festival Walk

Tema: Integrasi Ruang Luar dan Ruang Dalam

PENGUMPULAN DATA

•Studi literatur

•Survei lapangan

•Studi Banding

F e e d b a c k

D E S A I N


(20)

I. 7. Skematik Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang kasus proyek, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan, lingkup batasan, kerangka berfikir, dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisikan deskripsi proyek; terminologi judul; tinjauan konteks lingkungan yang terdiri atas konteks lingkungan fisik dan non fisik; tinjauan kelayakan proyek; pemilihan lokasi proyek; dan studi banding fungsi sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisikan tentang pengertian dari Arsitektur Tropis, bagaimana menginterpretasikan tema tersebut ke dalam desain, batasan tema, keterkaitan tema dengan judul proyek, dan studi banding tema sejenis.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisikan tentang analisa area pelayanan dan jumlah daya tampung, analisa pemakai, analisa besaran ruang, dan analisa tapak dari lokasi proyek Akademi Pariwisata. BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisikan konsep-konsep dasar yang membahas tentang konsep penerapan tema, konsep penzoningan fungsi dan ruang, konsep perancangan tapak, konsep perancangan struktur, dan konsep utilitas. Hasil perancangan yang berisikan gambar-gambar hasil akhir dari perancangan, yang meliputi site plan, ground plan, tampak, potongan, sketsa maupun lampiran lain yang turut memperjelas gambar hasil rancangan tersebut dan foto-foto maket.


(21)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1. Tinjauan Umum

Data – data umum mengenai proyek meliputi : » Judul Proyek : Indian Festival Walk

» Kasus Proyek : Pusat Jajanan Kuliner dan Hiburan Khas India » Tema Proyek : Integrasi Antara Ruang Luar dan Ruang Dalam » Status Proyek : Fiktif

» Pemilik Proyek : Swasta

» Sumber Dana : Swasta

» Lokasi Proyek : Jl. KH Zainul Arifin – Jl. T.Cik Ditiro Kelurahan Madras Hulu, Medan Polonia

II.1.1. Pengertian Kasus Proyek “Pusat Jajanan Kuliner dan Hiburan Khas India”.

II.1.1.1. Pengertian Pusat

Terdapat beberapa pengertian dari pusat, antara lain sebagai berikut :

» Titik yang terletak di bagian tengah ; Pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (segala macam kegiatan)1

» Tempat yang utama untuk melakukan kegiatan, aktivitas, urusan, ataupun hal sesuai tujuan2

Kata jajanan berasal dari kata “jajan” yang mempunyai arti membeli sesuatu yang tidak disajikan di rumah. Kata itu sendiri lahir dari kegiatan siswa sekolah dasar yang suka membeli sesuatu yang dimakan sewaktu pulang sekolah. Kegiatan jajan ini dipakai pada proyek ini karena pengunjung yang datang ke Indian Festival Walk ini ingin mencoba makanan selain makanan di rumah.

II.1.1.2. Pengertian Jajanan

1

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995

2


(22)

II.1.1.3. Pengertian Kuliner

Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri, maka tak heran jika setiap daerah memiliki tradisi kuliner yang berbeda – beda.3

 Tindakan menghibur ; menyenangkan pekerjaan bagi pikiran ; pengalihan ; geli

Pada Indian

Festival Walk ini terdapat masakan khas India yang terdiri dari masakan dari India Utara,

Barat, Selatan, Timur, dan Timur Laut. Selain masakan khas India, terdapat pula masakan khas Barat, Asia, dan lain – lain yang memperlihatkan kuliner khas negara masing – masing. II.1.1.4. Pengertian Hiburan

Beberapa pengertian hiburan antara lain sebagai berikut :

 Sesuatu affording kesenangan, hiburan, atau hiburan, esp. kinerja dari beberapa jenis

 Ramah ketentuan untuk kebutuhan dan keinginan tamu

 Sebuah divertingly petualang, komik, atau novel picaresque

 Pemeliharaan dalam jangkauan layanan4

 Segala sesuatu – baik yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku – yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih5

II.1.1.5. Pengertian India

India merupakan singkatan dari kata “Republik India” adalah sebuah negara di Asia yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia, dengan populasi lebih dari satu milyar jiwa, dan adalah negara terluas ke tujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis di dunia.6

3

http://melayuonline.com/ind/culture/dig/631

4

http://translate.googleusercontent.com

5

http://id.wikipedia.org/wiki/Hiburan

6

http://id.wikipedia.org/wiki/Portal:India

Jadi Pusat Jajanan India dan Hiburan Khas India merupakan tempat aktivitas utama sebagai tempat hiburan yang menyenangkan dan mencoba makanan berupa lauk pauk, penganan, dan minuman khas dari negara India.


(23)

II.1.2.1. Pengertian Indian

Dalam bahasa Inggris merupakan sebutan untuk suku bangsa yang menempati wilayah negara India.

II.1.2.2. Pengertian Festival

Berasal dari bahasa latin yaitu festa atau pesta. Festival berarti pesta besar atau sebuah acara meriah yang diadakan dalam rangka memperingati sesuatu.7

1. Rencana Umum Tata Ruang Kota ( RUTRK ) Medan.

II.1.2.3. Pengertian Walk

Dalam bahasa Indonesia berarti berjalan merupakan suatu bentuk transportasi tanpa kendaraan sebagai salah satu penggerak utama untuk berpindah posisi tempat.

Jadi Indian Festival Walk merupakan suatu tempat yang meriah layaknya sebuah pesta besar dan meriah dimana pengunjung yang datang dapat menikmati pertunjukkan – pertunjukkan dan makanan / kuliner khas dari negri India hanya dengan moda jalan kaki.

II.2. Tinjauan Khusus

Pada sub bab tinjauan khusus ini akan dibahas mengenai lokasi site untuk fungsi bangunan Pusat Jajanan Kuliner dan Hiburan Khas India. Dimulai dari penjabaran tentang kriteria pemilihan lokasi dan tapak, dilanjutkan dengan menganalisa berbagai alternatif lokasi sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Berikut penjelasan masing – masing langkah yang disebutkan diatas.

II.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Sebagai sebuah bangunan publik yang bersifat komersil maka hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih lokasi yang mendukung keberadaan gedung atau tempat kegiatan Pusat Perbelanjaan ini. Kriteria pemilihan lokasi untuk gedung Pusat Perbelanjaan ini meliputi faktor – faktor sebagai berikut :

Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu :

7


(24)

Wilayah Pembangunan

Cakupan Wilayah adm. Kecamatan

Pusat

Pengembangan Kegiatan Utama

WPP A

Kec. Medan Belawan Kec. Medan Marelan Kec. Medan Labuhan

Belawan - Pelabuhan - Industri - Pergudangan - Pelabuhan - Perumahan

- Konservasi

WPP B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia

- Perumahan

- Perdangangan - Perkebunan

WPP C

Kec. Medan Timur Kec. Medan

Perjuangan Kec. Medan Area Kec. Medan Denai Kec. Medan Amplas

Aksara - Perumahan - Industri - Terminal barang/Pergudang an - Orientasi Konsumen WPP D

Kec. Medan Baru Kec. Medan Maimoon

Kec. Medan Polonia Kec. Medan Kota Kec. Medan Johor

Inti Kota

- Pusat Bisnis

(CBD) - Pusat

Pemerintahan

- Perumahan

- Hutan Kota - Pusat Pendidikan

WPP E

Kec. Medan Barat


(25)

Kec. Medan Petisah Kec. Medan Sunggal Kec. Medan Helvetia

Kec. Medan Tuntungan Kec. Medan Selayang

- Perumahan

- Perkantoran - Lapangan Golf - Hutan Kota

Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK di atas, maka lokasi yang tepat untuk mendirikan pusat hiburan yang bersifat komersil adalah di daerah pusat kota yang diorientasikan menjadi pusat CBD.

2. Lingkungan

Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi pendukung skala kota. Lingkungan yang kondusif, seperti : keamanan dan kenyamanan, sangat mendukung kegiatan Pusat Hiburan yang akan dirancang.

3. Jarak ke pusat kota

Fungsi bangunan adalah sebagai pusat hiburan, dimana orang yang datang memiliki tujuan untuk menyenangkan diri, sehingga orang tidak orang dapat bersantai dan melupakan sejenak pikiran yang menggangu selama bekerja seharian. Dengan keberadaaan bangunan Indian Festival Walk dekat dengan pusat kota, diharapkan masyarakat dapat menyempatkan diri mengunjungi Indian Festival

Walk agar dapat mengembalikan kesegaran pikiran setelah seharian beraktivitas. 4. Place Of Identity

Pada kriteria penentuan lokasi, faktor Place of Identity dianggap sangat penting untuk menentukan langkah proses desain berikutnya apakah telah sesuai dengan latar belakang tempat tersebut karena fungsi bangunan Medan Shop Spot sebagai Pusat Perbelanjaan

Tabel 2.1. Tabel Peruntukan Lahan Sumber : Badan Pusat Statistik Medan


(26)

dianggap sangat berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan publik secara luas terutama publik di sekitar lokasi perencanaan.

II.2.2. Kriteria Pemilihan Tapak

Kriteria pemilihan tapak untuk Pusat Perbelanjaan meliputi faktor-faktor sebagai berikut :

1. Ukuran Lahan

Ukuran lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang pengembangan masa mendatang, biasanya dilakukan untuk mengantisipasi perluasan gedung parkiran. ( > 1 ha).

2. Fungsi lain di sekitar tapak

Jenis fungsi lain yang berada di sekitar tapak dapat mempengaruhi kegiatan operasionalnya. .

3. Pencapaian

Karena Pusat Hiburan menekankan hubungan yang erat dengan publik umum tersebut, maka Pusat Hiburan tersebut harus dengan mudah dicapai dengan baik oleh pejalan kaki maupun dengan transportasi umum.

4. Kemacetan

Daerah yang memiliki tingkat kemacetan yang tinggi akan mempengaruhi aksesibilitas ke bangunan. Konsumen kurang berminat untuk mengunjungi Pusat Hiburan tersebut apabila aksesibilitas/pencapaian ke bangunan kurang baik.

5. Pengenalan entrance

Entrance menuju dan keluar tapak harus semudah mungkin bagi pengunjung, dengan adanya focal point untuk memudahkan pengunjung berorientasi.

II.2.3. Alternatif Lokasi

Berdasarkan kriteria pemilihan di atas, maka diputuskan untuk memilih tiga alternatif tapak di kota Medan yang cocok untuk proyek Medan Shop Spot. Alternatif tersebut akan dianalisa dan kemudian dipilih tapak yang paling sesuai. Lokasi tapak yang terpilih adalah :

» Jl. Rahmadsyah » Jl. Jend. Ahmad Yani » Jl. KH Zainul Arifin


(27)

» Lokasi Jl. Rahmadsyah

Data Lokasi : » Jl. Rahmadsyah

» Eksisting : Pasar Sambas » Kecamatan Medan Kota » Luas Site : ± 2,2 Ha

» Lokasi Jl. Jend.A.Yani

Data Lokasi : » Jl. Jend.A.Yani

» Eksisting : Pemukiman Penduduk » Kecamatan Medan Barat

» Luas Site : ± 1,3 Ha

Gambar 2.1. Peta Lokasi Alternatif 1 Sumber : Olahan Data Primer

Gambar 2.2. Peta Lokasi Alternatif 2 Sumber : Olahan Data Primer


(28)

» Lokasi Jl. KH Zainul Arifin

Data Lokasi :

» Jl. KH Zainul Arifin

» Eksisting : Pemukiman Penduduk » Kecamatan Medan Polonia » Luas Site : ± 2,5 Ha

II.2.4. Landasan Teori Place of Identity

Pada kriteria penentuan lokasi, terdapat faktor place of identity yang penting untuk menentukan lokasi yang tepat. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori place of identity yang diambil dari beberapa sumber di internet.

Place of Identity terdiri dari dua kata, yaitu “Place” dan “Identity”. Place atau tempat adalah letak, lokasi, atau posisi. Sedangkan Identity atau identitas adalah simbolisasi ciri khas yang mengandung diferensiasi dan mewakili citra organisasi. Identitas dapat berasal dari sejarah, visi atau cita-cita, misi atau fungsi, tujuan, strategi atau program.8

8

Jadi, dapat disimpulkan pengertian dari Place of Identity adalah suatu ciri khas dari suatu tempat atau lokasi tertentu yang lahir dari sejarah tempat itu sendiri sehingga menjadikannya simbol bagi wilayah yang mencakup tempat tersebut.

Terdapat tiga alternatif lokasi yang dipilih sebelumnya dan ketiga lokasi tersebut memiliki place of identity tersendiri yang melahirkan suatu persepsi tersendiri bagi masyarakat kota Medan maupun wisatawan.

» Lokasi Jl. Jend A.Yani

Gambar 2.3. Peta Lokasi Alternatif 3 Sumber : Olahan Data Primer


(29)

Termasuk ke dalam kawasan Pasar Ikan Lama di daerah Kesawan. Kawasan ini memiliki nilai sejarah yang sudah berumur lebih dari 100 tahun. Pada awalnya, seorang konglomerat keturunan Tionghoa bernama Cong A Fie yang membangun pasar yang menjual segala jenis sayur – mayur, ikan, daging, dll. Kemudian oleh pemerintah Belanda dibangun sebuah pusat pasar terbesar di kota Medan sehingga semua pedagang dipindahkan ke pusat pasar. Kawasan pasar ikan lama berubah menjadi tempat menjual kain meskipun namanya tetap tidak berubah hingga sekarang.9

Lokasi ini terletak pada kawasan yang dikenal dengan nama kampung madras

(kampung keling). Nama kawasan ini diambil karena mayoritas jumlah penduduk yang

mendiami kawasan ini adalah keturunan India. Masyarakat tersebut memiliki budaya dan cara berpikir yang cukup berbeda dengan masyarakat kota Medan lainnya yang keturunan non-India. Identitas yang tercipta di kawasan ini lebih kepada budaya dan kegiatan masyarakatnya, masakan – masakan atau kuliner yang terkenal. Dengan mempertimbangkan

Bahkan pasar ikan lama telah diketahui luas oleh masyarakat Medan hingga wisatawan yang datang. Identitas inilah yang menjadi dasar penetapan Jl. Jend A Yani menjadi salah satu alternatif lokasi karena diharapkan perencanaan proyek ini dapat menghidupkan kembali serta menata kembali kawasan pasar ikan lama yang telah lama dan berusia tua.

» Lokasi Jl. Rahmadsyah

Lokasi ini berhubungan langsung dengan Jl.SM Raja yang merupakan salah satu koridor jalan yang ramai di kota Medan. Lokasi ini dekat dengan kawasan Kesultanan Sri Deli dan Masjid Raya yang tercatat dalam sejarah lahirnya kota Medan. Akan tetapi bukan identitas inilah yang menjadi pertimbangan dipilihnya lokasi ini menjadi alternatif melainkan tipologi fungsi bangunan di kawasan koridor Jl. SM Raja yang mayoritas adalah perhotelan mulai dari kelas melati hingga berbintang. Banyaknya hotel – hotel yang terdapat di kawasan ini menjadikan identitas tersendiri bagi masyarakat kota Medan dan wisatawan yang datang. Perencanaan proyek ini diharapkan dapat menjadi sempurna oleh identitas yang telah tercipta sebelumnya di kawasan ini.

» Lokasi Jl. KH Zainul Arifin

9


(30)

identitas ini, maka perencanaan proyek ini diharapkan dapat sesuai dengan budaya masyarakat keturunan India sehingga dapat menjadi satu identitas baru yang tetap mencakup identitas yang sebelumnya.

II.2.5. Analisa Pemilihan Lokasi

NO KRITERIA PEMILIHAN LOKASI

LOKASI

Jl Rahmadsyah Jl Jend A.Yani Jl KH Zainul Arifin

1 Konteks Peruntukan ( RUTRK ) Cocok (4)

Cocok (4)

Cocok (4)

2 Lingkungan Kondusif

(4)

Cukup kondusif (3)

Kondusif (4)

3 Jarak ke Pusat Kota sangat dekat

(5)

sangat dekat (5)

sangat dekat (5)

4 Place of Identity

Dekat dengan kawasan Kesultanan Deli serta menjadi kawasan perhotelan yang terkenal bagi wisatawan asing

yang datang ke kota Medan. Identitas kawasan

ini erat dengan

medan tourism.

(5)

Sejarah berkembangnya kota

Medan dimulai dari kawasan ini. Masih terdapat rumah – rumah tua bekas kolonial sehingga identitas di kawasan

ini sangat erat. (5)

Identitas di kawasan ini lebih kepada masyarakat dominan

yang menempati kawasan ini. Budaya

masyarakat Madras (Keling) sangat berbeda dengan masyarakat lainnya. Sehingga kawasan ini

memiliki identitas budaya yang cukup

menarik. (5)

NILAI AKHIR 13 12 13

II.2.6. Analisa Pemilihan Tapak

NO KRITERIA PEMILIHAN

TAPAK

LOKASI

Jl Rahmadsyah Jl Jend A.Yani Jl KH Zainul Arifin

Tabel 2.2. Tabel Analisa Pemilihan Lokasi Sumber : Olahan Data Primer


(31)

1 Ukuran Lahan 2,2 Ha (5) 1,03 Ha (4) 2,5 Ha (5)

2 Fungsi Lain Sekitar Tapak

UISU,RS Permata Bunda, Masjid Raya

Medan, Yuki Simpang Raya, Perhotelan,dsbnya. Berada dekat dengan

kawasan kesultanan Deli sebagai salah

satu tujuan wisatawan asing. Dan pada kawasan ini banyak di jumpai

hotel – hotel yang diminati oleh wisatawan asing.

(4)

Pasar Ikan Lama,Merdeka Walk,

Rumah Toko, Bank, Hotel,dsbnya. Kawasan yang termasuk dalam sejarah kota Medan, sehingga berpotensi

mendatangkan wisatawan.

(4)

Sun Plaza, Hotel Bintang 5, Apartemen Eksklusif, Jajanan Malam, Gedung

Perkantoran dan Bank,dsbnya. Terkenal dengan sebutan kampung madras (kampung keling) sekaligus dengan kuliner khas India serta terdapat

gedung – gedung bertingkat banyak sebagai ikon kawasan

elit. (5)

3 Pencapaian

Mudah dicapai karena berhubungan

dengan Jl.SM Raja (4)

Mudah dicapai karena terletak di arteri jalan

kota Medan. (4)

Mudah dicapai karena merupakan salah satu kawasan perkantoran yang ramai dilalui

angkutan umum. (4)

4 Kemacetan

Jarang terjadi kemacetan meskipun

lebar jalan kurang besar karena merupakan terusan 1 arah dari Jl SM Raja.

(5)

Sering terjadi kemacetan karena

lebar jalan yang sempit dan tidak sebanding dengan

tingkat aktifitas masyarakat sekitar

jalan tersebut. (3)

Kemacetan di beberapa titik sepanjang jalan tersebut. Akan tetapi lebar jalan yang besar dapat menjadi pemecah

kebuntuan masalah kemacetan di sepanjang

jalan tersebut. (4)

5 Pengenalan Entrance

Cukup mudah diakses jika entrance

diorientasikan di jalan ini. Kekurangannya hanya karena tidak

terletak di jalan utama (Jl. SM Raja).

(4)

Entrance akan mudah diakses karena Jl A Yani merupakan arteri

utama jalan kota Medan sehingga banyak yang mengenali jalan tersebut. (5) Kawasan elit perkantoran, hiburan, serta kuliner membuat

jalan ini banyak kenal dan ramai dilalui oleh

angkutan umum. Entrance yang diorientasikan pada jalan ini akan sangat mudah di

akses. (5)

NILAI AKHIR 22 20 23

Tabel 2.3. Tabel Analisa Pemilihan Tapak Sumber : Olahan Data Primer


(32)

II.2.7. Lokasi Terpilih

LOKASI Jl. Rahmadsyah Jl. Jend.A.Yani Jl. KH Zainul Arifin

NILAI AKHIR KRITERIA

PEMILIHAN LOKASI 13 12 13

NILAI AKHIR KRITERIA

PEMILIHAN TAPAK 22 20 23

TOTAL NILAI AKHIR

35 32 36

Sesuai analisa pemilihan lokasi dan tapak di atas, maka terpilih lokasi site berada di Jalan KH Zainul Arifin. Tepatnya berada di persimpangan jalan antara Jl. KH Zainul Arifin dan Jl. T. Cik Ditiro. Berikut adalah gambaran umum lokasi proyek tersebut :

Data Eksisting Lokasi :

Lokasi : Jl. KH Zainul Arifin – Jl. Taruma Luas Site : ± 2,57 Ha

Batas – batas :

» Utara : Pemukiman Penduduk

Tabel 2.4. Tabel Tabulasi NIlai Lokasi

Sumber : Olahan Data Primer

Gambar 2.4. Gambar Lokasi Site Terpilih Sumber : Olahan Data Google Earth


(33)

» Timur : Jl. Taruma; Pemukiman Penduduk

» Selatan : Jl. KH Zainul Arifin ; Pemukiman Penduduk » Barat : Sungai Babura

II.3. Studi Tipologi

II.3.1. Studi Tipologi Pusat Jajanan Kuliner / Food Center

Pusat jajanan kuliner telah menjadi semakin populer di dunia yang dapat kita lihat dari semakin berkembang pesatnya tempat menjual makanan di pinggir jalan. Pusat jajanan mempunyai kesamaan dengan restoran pada umunya yaitu dari segi penyajian makanan dan banyaknya jenis makanan yang tersedia. Perbedaan yang mendasar hanya pada lokasi dan tempat menjajakan makanannya.

Pada proyek Indian Festival Walk ini, terdapat restoran yang menjual makanan khas India dengan berbagai konsep seperti konsep outdoor, formal, dan VIP restaurant dan juga tersedia retail – retail yang menjual makanan khas India bagi pengunjung yang lebih menyukai kegiatan makan sambil jalan. Berikut akan dijabarkan beberapa jenis dan klasifikasi restoran, tata serta persyaratan ruang dalam restoran.

II.3.1.1. Jenis dan Klasifikasi Restoran

Dilihat dari pengolahan dan sistem penyajian, restoran dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :

1. Formal Restaurant ( Restoran Formal )

Pengertian formal restoran adalah industri jasa pelayanan makan dan minuman yang dikelola secara komersil dan profesional dengan pelayanan yang eksklusif.

Ciri – ciri restoran formal :

» penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu » para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal

» menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik / menu Eropa populer

» sistem penyajian yang dipakai adalah Russian Service / French Service atau modifikasi dari kedua table service tersebut.


(34)

» dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau untuk makan malam dan makan siang, tetapi tidak untuk menyediakan makan pagi

» menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya wine dan champagne dari berbagai negara penghasil wine di dunia

» menyediakan hiburan musik hidup ( live music ) dan tempat musik untuk pertunjukan dengan suasana romantis dan eksklusif

» harga makanan dan minuman relatif tinggi

» penataan bangku dan kursi memiliki area servis yang luas untuk dapat dilewati

guerdon

» tenaga relatif banyak dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 4 – 8 pelanggan.

2. Informal Restaurant ( Restoran Infomal )

Pengertian restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan.

Ciri – ciri restoran informal :

» harga makanan dan minuman relatif murah

» penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat

» para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian formal

» sistem penyajian makan dan minum yang dipakai American Service / Ready Plate bahkan self service ataupun counter service

» tidak menyediakan musik hidup ( live music )

» penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lainnya.

» daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu / pelanggan namun dipampang di counter / langsung di setiap meja makan untuk mempercepat proses pelayanan

» menu yang disediakan sangat terbatas dan membatasi menu – menu yang relatif cepat selesai dimasak

» jumlah tenaga servis relatif sedikit dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 12 – 16 pelanggan


(35)

3. Specialties Restaurant ( Restoran Khas )

Pengertian specialties restaurant adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersil dan professional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu negara tertentu.

Ciri – ciri Specialties Restaurant :

» menyediakan sistem pelayanan tempat

» menyediakan menu khas suatu negara tertentu, populer, dan disenangi banyak pelanggan secara umum

» sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan dimodifikasi dengan budaya internasional

» hanya dibuka untuk menyediakan makan siang dan atau makan malam » menu ala carte dipresentasikan oleh pramusaji ke pelelangan

» biasanya menghadirkan musik / hiburan khas negara asal

» harga makanan relatif tinggi dibanding informal restaurant dan lebih rendah dibanding formal restaurant

» jumlah tenaga servis sedang, dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk melayani 8 – 12 pelanggan.

II.3.1.2. Tata Ruang Restoran

Mendirikan restoran tidak terlepas dari persiapan awal yaitu tata ruang dan rancang bangun yang sesuai dengan kebutuhan operasional restoran secara keseluruhan. Bangunan restoran menjadi tempat manusia melakukan aktivitas seperti mempersiapkan bahan makanan dan minuman, memproses bahan mentah manjadi hidangan siap santap. Selain dari pada itu, restoran memerlukan tempat untuk menyajikan dan tempat pelanggan untuk menikmati hidangan.

Ruangan restoran hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga peletakan meja dan kursi dapat diatur bervariasi dan dapat berubah susunannya sewaktu – waktu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang menginginkan tempat duduk secara berkelompok dalam satu meja.


(36)

Tata ruang restoran sebaiknya memiliki fasilitas ruangan yang memadai agar dapat memberikan dukungan pekerja melakukan aktifitasnya sehingga menghasilkan mutu produk yang berkualitas serta memberikan kenyamanan bagi para pelanggan restoran untuk menikmati produk restoran tersebut.

Tata ruang restoran tentunya dirancang dan dibangun dengan mempertimbangkan siklus kegiatan operasional dimulai dari ruang sebagai tempat melakukan kegiatan awal yakni penerimaan bahan mentah kemudian diproses sampai dengan penyajiannya. Semua tahapan tersebut memerlukan ruangan yang memadai.

Komponen utama restoran antara lain : 1. Restaurant Area ( Area Restoran )

» guest sitting area ( area tempat duduk ) » sideboard area ( papan menu )

» space area / gaa way ( sirkulasi ) » dance floor ( lantai dansa ) » stage area ( panggung ) » dressing room ( ruang ganti )

» lighting room ( ruang pencahayaan ) » operator room ( ruang operator ) » cashier room ( kasir )

» restaurant manager ( ruang manajer ) » cocktail lounge ( tempat koktail ) » guest entrance ( pintu masuk tamu ) » staff entrance ( pintu masuk pegawai ) » emergency exit ( pintu darurat )

2. Kitchen Area ( Area Dapur )

» kitchen office ( kantor dapur ) » cold service ( area pendingin ) » hot service ( area pemanas )

» pastry and bakery ( area pembuat roti ) » garde manager area ( area manager ) » cooking area ( area memasak )


(37)

» preparing area ( area persiapan ) » kitchen counter ( kounter ) » blower ( pengeringan ) » pantry area ( area pantri )

» goods and kitchen staff entrance ( pintu masuk barang dan pegawai dapur ) » order and picking food area ( area pemesanan makanan )

» wash up space ( area cuci ) » beverage space ( area minuman )

3. Bar Area

» bar counter ( kounter )

» cocktail lounge ( area koktail ) » bar display ( area pameran )

» bartender table ( meja pelayan bar ) » wine rack ( rak minuman )

» bar refigerator ( kulkas / pendinging minuman ) » bar entrance ( pintu masuk bar )

4. Steward Area ( Area Pelayan )

» steward office ( kantor pelayan ) » equipment office ( gudang peralatan ) » washing area ( area cuci )

» clean equipment area ( area peralatan bersih ) » wash basket area ( area cuci keranjang )

5. Parking Area ( Area Parkir )

» car entrance and exit ( jalur masuk dan keluar ) » car parking area ( area parkir )

» gardening ( taman )

» parking office and ticketing counter ( pos jaga dan loket parkir )

6. Employee Area ( Area Pekerja )

» employee entrance ( pintu masuk pegawai ) » employee locker ( ruang penyimpanan pegawai )


(38)

» employee toilet ( kamar mandi pegawai ) » dining employee ( ruang makan pegawai )

7. Storeroom ( Gudang )

» groceries area ( area grosir )

» perishable area ( area barang tanpa pengawet ) » material and supplies area ( tempat peralatan ) » storekeeper office ( kantor penjaga )

» good washing area ( tempat cuci )

8. Garbage Area ( Area Pembuangan Sampah )

» wet garbage space ( tempat sampah basah ) » dry garbage space ( tempat sampah kering )

9. Toilet

» guest toilet : ladies and gentlement ( toilet umum untuk wanita dan pria )

II.3.1.3. Persyaratan Ruangan Restoran

1. Ruangan Depan

Ruangan depan yang dimaksud disini adalah ruangan – ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan, seperti restoran, bar, cocktail lounge, ruang parkir, tempat ibadah, dan lain – lain sebagainya. Persyaratan ruangan restoran :

» luas area memenuhi standar

» penyekat antara restoran dan dapur harus tahan terhadap api » tersedianya pintu darurat dan tangga darurat

» selalu terpasang alat pendeteksi kebakaran

» pintu keluar / masuk pelanggan, pintu keluar / masuk pegawai dan pintu jalanan harus terpisah

» cukup penerangan


(39)

» layout ruangan yang tercipta mudah dirubah 2. Ruangan Belakang

Yang dimaksud dengan ruangan depan adalah ruangan – ruangan yang memiliki fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktivitas kerja bagi karyawan restoran dan sebagai daerah terlarang bagi para pelanggan untuk masuk di dalamnya seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah, steward area dan lain sebagainya.

Syarat – syarat area belakang : a. cukup penerangan

b. gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya.

c. lantai tidak licin dan dibuatkan selokan – selokan saluran pembuangan air yang memadai dan lancar

d. terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur

II.3.1.4. Pedoman Luas Area Restoran

Untuk menentukan luas area restoran, bar, dapur, dan ruang – ruang lain yang terkait dengan sarana kebutuhan operasional.

No Jenis Restoran Pedoman Luas

RESTORAN 1

2 3 4 5 6

Supper Club Dining Room Grilled Room Executive Room

Coffee Shop Cafe / Canteen

1,6 m2 / orang 1,6 m2 / orang 1,6 m2 / orang 1,6 m2 / orang 1,3 m2 / orang 0,83 m2 / orang BAR


(40)

7 8 9

Public Bar Service Bar Snack Bar / Pub

1,5 m2 / orang 1,2 m2 / orang 1,8 m2 / orang FUNCTION ROOM

10 11 12 13

Restoran Style Class Style Theatre Style Standing Buffet

1,4 m2 / orang 1,0 m2 / orang 0,6 m2 / orang 0,9 m2 / orang KITCHEN

14 15 16

Main Kitchen Banquet Kitchen Coffee Shop Kitchen

1,4 m2 / orang 1,4 m2 / orang 1,45 m2 / orang

» luas no 1 – 5 tidak termasuk dapur restoran, sedangkan cafe dan canteen hanya memerlukan tempat penyimpan makanan dengan ruang yang praktis sedangkan luas untuk no 6 sudah termasuk dapur.

» luas bar no 7 dan no 9 belum termasuk bar counter

» luas bar no 7 dan no 9 sudah termasuk tempat penyimpanan minuman dan peralatan servis. » luas no 14 – 16, termasuk tempat penyimpanan makanan panas, ruang penyimpanan makanan dingin, tempat cuci, dan chef office.

II.3.2. Studi Tipologi Pusat Perbelanjaan II.3.2.1. Bentuk – Bentuk Mall

Tabel 2.4. Tabel Pedoman Area Luas Restoran Sumber : Olahan Data dari Food and Beverages Management


(41)

Bentuk – bentuk mall dapat dibagi menjadi 4 bentuk menurut pengolahannya : a. Bentuk mall berdasarkan penutup bangunan

1. Mall Terbuka (Open Mall)

Adalah mall tanpa pelingkup, merupakan mall yang terbuka langsung terhadap cahaya matahari sehingga memberi kesan luas dan cocok untuk udara, tetapi berpengaruh pada kenyamanan terhadap gangguan cuaca dan antara retail saling terpisah.

2. Mall Tertutup (Enclosed Mall)

Adalah mall dengan pelingkup merupakan sutu bangunan lengkap dimana pedagang dan pemilik toko terlindungi dalam bangunan yang tertutup dan terkontrol serta dimungkinkan terjadinya interaksi sosial. Dengan dilengkapi fasilitas rekreasi seperti tempat duduk, taman, ruang pamer, atau promosi serta pelengkap lainnya. Mall tertutup dilengkapi dengan pengkondisian udara sementara untuk pencahayaan alami.

3. Composite Mall

Merupakan gabungan antara mall terbuka dan tertutup, dimana sebagian terbuka dan sebagian lain tertutup. Bentuk ini timbul untuk mengantisipasi terhadap pengaruh pengontrolan penghawaan dan keborosan energi serta mahalnya biaya perawatan.

b. Tipe Mall 1. Full Mall

Terbentuk oleh sebuah jalan yang sebelumnya digunakan untuk lalu lintas kendaraan kemudian diperbaharui menjadi jalur pejalan kaki atau plaza (alun – alun) yang dilengkapi dengan potion, patung, air mancur, paving untuk pejalan kaki. Sebuah full mall dibangun di area dengan jumlah penduduk dan dasar ekonomi bermacam – macam, biasanya dengan jumlah penduduk antara 9725 – 360 000 jiwa. Seperti di negara Lebanon, New Hampshire, dan Louisville.

2. Transit Mall

Transit Mall atau dikembangkannya lalu lintas mobil pribadi dan trek ke jalan lain

dan hanya mengijinkan angkutan umum seperti bis dan taksi. Area parkir direncanakan tersendiri dan menghindari sistem parkir pada jalan (on street parking), jalur pejalan kaki diperlebar dan dilengkapi dengan street furniture.


(42)

3. Semi Mall

Semi Mall lebih menekankan pada pejalan kaki, oleh karena itu areanya diperluas dan

dilengkapi dengan pohon – pohon dan taman, bangku – bangku, pencahayaan dan fasilitas buatan lainnya, sedangkan jalur kendaraan dikurangi.

c. Bentuk Mall menurut komposisi ukuran dan bentuk 1. Bentuk L (L Shaped)

2. Bentuk Segitiga (Triangle Shaped) 3. Bentuk Jalur (Stripe Shaped) 4. Dumb Bell Shaped

5. Bentuk U (U Shaped)

6. Bentuk Cluster (Cluster Shaped) 7. Double Dumb Bell Shaped

8. Bentuk T (T Shaped)

d. Bentuk Mall berdasarkan sistem parkir 1. Stripe Center with Curb Parking

2. Stripe Center with Off – Street Parking

3. Double Strip Center with Off – Street Parking

4. Mall Center with Only One Magnet

5. Mall Center with Magnet Centerally Placed

6. Cluster – Type Center

7. “Introverted” Center

II.3.2.2. Prinsip Shopping Mall

Prinsip dasar Shopping Mall terletak pada peran dan pola hubungan antara unit retail dan mall. Lebih sekedar street of shop melainkan sebagai penghubung, pengontrol, pengorganisir unit retail serta mengidentifikasi area (memberikan kejelasan orientasi).


(43)

Mencapai komunitas flow melalui efek ping pong sehingga semua ruang bernilai strategis. Control zone dicapai dengan :

1. Pola Mall, linier sederhana, dengan jalur utama tanpa pembagi agar semua ruang sewa strategis dan orientasi sirkulasi jelas.

2. Magnet / Anchor, unit utama sebagai objek penarik pengunjung. Kuncinya adalah

perancangan anchor tenant. Penyewa seperti supermarket, cineplex, restoran,

amusement, dan lainnya, penempatannya harus mampu menjadi magnet bagi

pengunjung.

3. Pembatasan panjang dan lebar, mempertimbangkan kenyamanan pejalan kaki dan komunikasi antara tenant.

4. Pembatasan tinggi bangunan, dilakukan orientasi horizontal tercapai

b. Tenan Mix

Pengelompokkan magnet dan unit retail berdasarkan jenis materi perdagangan dengan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan persaingan yang mematikan.

Design Criteria

Desain dari masing – masing unit sewa telah ditentukan sebelumnya kepada para tenant, menyangkut perwujudan fisik seperti ketentuan mengenai bahan, warna, desain interior, dll yang mengutamakan kesesuaian bukan kesenangan.

II.3.2.3. Unsur Shopping Mall

Mall merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh elemen – elemen :

a. Anchor (Magnet)

Merupakan transformasi dari nodes dapat pula berfungsi sebagai land mark, perwujudannya berupa plaza dalam shopping mall.

b. Secondary Anchor (Magnet Sekunder)

Merupakan transformasi dari distrik perwujudan berupa toko – toko pengecer, retail, supermarket, superstore, dan bioskop.

c. Street Mall

Merupakan transformasi path perwujudannya berupa pedestrian – pedestrian yang menghubungkan magnet – magnet.


(44)

Merupakan transformasi dari edges sebagai pembatasan pusat pertokoan di tempat – tempat luar.

II.3.2.4. Sistem Pelayanan

Sistem pelayanan Shopping Mall antara lain : a. Personal Service System

Pelayanan dengan menggunakan cara tawar menawar antara pedagang dan konsumen dimana pelayanan dilayani dengan pramuniaga.

b. Self Service System

Pelayanan dimana konsumen diberi kebebasan memilih dan mengambil barang yang diinginkan kemudian menyerahkannya ke pramuniaga.

c. Self Select System

Pelayanan dimana konsumen diberi kebebasan memilih dan mengambil barang yang diinginkan kemudian menyerahkannya ke pramuniaga.

d. Vending Machine System

Pelayanan dimana konsumen dilayani dengan menggunakan peralatan mekanis. e. Order System

Pelayanan diman konsumen dilayani dengan cara memesan barang terlebih dahulu dari contoh yang ada melalui sarana komunikasi pos dan telepon.

II.3.2.5. Pelaku dan Kegiatan

Pelaku dan kegiatan pada pusat perbelanjaan secara garis besar terdiri dari : a. Kelompok Pengunjung

Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang mengunjungi fasilitas ini untuk mencari dan membeli barang kebutuhannya. Kegiatan pengunjung disini ada yang datang dengan tujuan membeli barang, melihat – melihat, mencari hiburan, berekreasi, atau hanya berjalan – jalan.


(45)

Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang melakukan kegiatan menjual barang kebutuhan atau jasa, sebagai pengecer (retail) akhir, yang memanfaatkan ruang toko atau pertokoan dengan sistem sewa kepada pihak pengelola.

Penyewa (tenant) pada shopping mall terdiri dari penyewa besar, penyewa menengah, dan penyewa kecil yang pada umumnya sering disebut Minimarket, Supermarket, dan

Hypermarket. Perbedaan istilah minimarket, supermarket, dan hypermarket adalah di format,

ukuran, dan fasilitas yang diberikan. Contohnya : minimarket berukuran kecil (100 m2 s/d 999

m2) – supermarket berukuran sedang (1000 m2 s/d 4999 m2) – hypermarket berukuran besar

(5000 m2 keatas).

Minimarket

Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam “toko kelontong” atau yang menjual segala macam barang dan makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan “toko kelontong”, mini market menerapkan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkan dari rak – rak dagangan dan membayarnya di kasir. Sistem ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang. Contoh

minimarket : Alfamart, Indomaret, Circle K, dll.

Supermarket

Pada supermarket semua barang ada, dari kelontong, sepeda, TV dan camera, perabot, baju, ikan dan daging, buah – buahan, minuman, dan berbagai jenis kebutuhan sehari – hari. Contoh supermarket : Macan Yaohan Supermarket, Sinat Supermarket, Carrefour Express, dll.

Hypermarket

Disini hypermarket adalah supermarket yang besar termasuk lahan parkirnya. Contoh

hypermarket : Carrefour, Hypermart, Giant Hypermarket, dll.

c. Kelompok Pengelola

Yaitu sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berlangsung dalam pusat perbelanjaan serta mengatur semua jalannya kegiatan tersebut, termasuk administrasi penyewaan ruang kepada para pedagang


(46)

(tenant) atau pemilik usaha, sehingga dapat dicapai suatu kelancaran kegiatan, kenyamanan, kemudahan, dan keamanan.

Penyusunan ruang dalam perencanaan fisik bangunan menggunakan pengelompokkan yang bertujuan menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam koordinasi hubungan dan fungsi ruang. Kelompok kegiatan ini dibagi menjadi :

a. Kelompok kegiatan umum

Yaitu kegiatan yang bersifat publik dan sebagai tempat orientasi semua pemakai bangunan

b. Kelompok kegiatan perbelanjaan

Yaitu kegiatan penjualan untuk berbagai komoditas barang dan jasa, kelompok kegiatan ini berfungsi sebagai wadah aktifitas utama antara penjual dan penyewa toko dengan pembeli / konsumen dalam melakukan transaksi. Kelompok kegiatan ini terdiri dari :

 Kegiatan perdagangan retail atau eceran yang berupa : • Unit – unit toko

Fungsinya menjual kelompok barang kebutuhan berkala yaitu kebutuhan sekunder dan tersier. Pada umumnya sistem penjualan yang dipakai adalah personel servis. Semua toko harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk terlewati oleh pengunjung.

Deparment Store

Merupakan kelompok pertokoan yang lengkap yang menyediakan kebutuhan sekunder dan tersier dengan satu sistem pengelolaan. Departemen store adalah merupakan magnet dalam pusat perbelanjaan, maka harus diletakkan disisi bangunan sehingga dapat menarik arus pengunjung ke tiap – tiap ujung bangunan.

Supermarket

Fungsinya menjual barang kebutuhan sehari – hari dan keperluan rumah tangga dengan self service.


(47)

Macam kegiatan jasa yang direncanakan adalah Salon dan Barber Shop,

Beauty Care, dll.

c. Kelompok kegiatan hiburan

Merupakan wadah aktifitas pendukung bagi aktifitas umum dan perbelanjaan yang ditunjukkan sebagai daya tarik pusat perbelanjaan dan meningkatkan kualitasnya.

d. Kelompok kegiatan pengelola

Yaitu kelompok ruang yang merupakan wadah dan aktifitas pengelolaan pusat perbelanjaan yang menangani bagian administrasi.

e. Kelompok kegiatan servis

Merupakan wadah aktifitas yang dimaksudkan agar seluruh aktifitas operasional yang ada dapat berjalan sebagaiman mestinya. Kelompok kegiatan ini mencakup parkir, ruang mechanical dan electrical, ruang P3K, gudang, dan ruang tamu bongkar muat, Musholla dan ruang keamanan.

II.3.2.6. Karakteristik dan Daya Tarik Pusat Perbelanjaan

Karakteristik dan bangunan pusat perbelanjaan sebagai bangunan komersil adalah sebagai berikut :

a. Mengundang, dalam arti mampu menarik sebanyak mungkin lapisan masyarakat

dengan mencerminkan sifat menarik dan terbuka untuk umum.

b. Fungsional, dalam arti pemakaian ruangnya terhadap efisiensi ruang dan nilai – nilai ekonomis

c. Kontinuitas ruang, sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas perbelanjaan. Mengingat kebiasaan pengunjung berkeliling melihat barang – barang dan satu toko ke toko lainnya, yang perlu diimbangi dengan pola sirkulasi kontiniu.

Oleh karena itu, dalam perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :


(48)

b. Lokasi mudah dicapai dengan entrance dan jalan keluar kendaraan yang jelas dan menyediakan jalur pejalan kaki (pedestrian)

c. Penyediaan tempat parkir yang cukup, sesuai yang dibutuhkan dan diatur sedemikian rupa untuk mendistribusikan pembeli. Jarak tempat parkir tidak terlalu jauh dan entrance bangunan dan muka masing – masing toko.

d. Fasilitas servis untuk pengiriman bangunan

e. Penggolongan penyewa sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antar toko – toko dan penyediaan barang yang selengkap mungkin sesuai dengan area perdagangan.

f. Lingkungan sekitar menunjang dan nyaman untuk berbelanja

g. Suatu hal yang penting dan pusat perbelanjaan adalah menciptakan satu kesatuan dan penyewa – penyewa itu selain karena mereka berada di bawah suatu pengelolaan, selain itu pemilik dan penyewa bekerja sama untuk mengembangkan pusat perbelanjaan tersebut.

h. Setiap unsur dari pusat perbelanjaan harus sesuai untuk menciptakan suatu keadaan yang serasi dengan lokasi dan lingkungan sekitarnya.

Daya tarik sebuah pusat perbelanjaan selain barang – barang yang diperjualbelikan, juga mencakup :

a. Kelengkapan barang dan harga yang pantas

b. Parkir yang lapang dan mudah dicapai pengunjung c. Kenyamanan berbelanja dan keamanan terjamin

d. Hubungan dari satu toko ke toko lainnya mudah dicapai e. Tempat pejalan kaki (pedestrian) yang terlindungi f. Adanya sarana rekreasi yang memadai

II.3.2.7. Fungsi Shopping Mall

Ada beberapa fungsi dari shopping mall antara lain :

 Sebagai wadah untuk berbelanja

 Menyediakan fasilitas penunjang lainnya untuk sarana rekreasi ataupun untuk sarana santai


(49)

 Sebagai magnet kawasan untuk menarik perhatian pengunjung datang dan menggunakan fasilitas yang disediakan

II.3.3. Studi Tipologi Gedung Pertunjukan II.3.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Berdasarkan pengguna dan kegiatan dibagi kedalam tiga pelaku utama :

Pelaku Seni

a. Pelaku seni adalah orang yang melaksanakan kegiatan seni yang tergabung kedalam sanggar seni yang disediakan oleh pengelola gedung, maupun sanggar lain diluar program gedung, dengan sistem sewa.

b. Usia pelaku seni adalah 7 – 30 tahun tergabung kedalam sanggar teater, sanggar tari, sanggar seni musik. Masing – masing sanggar melaksanakan latihan dengan kurang lebih 20 orang diluar para pengajar, kecuali paduan suara.

c. Kegiatan yang dilakukan :

 Latihan, frekuensi latihan setiap hari

 Diskusi, dan

 Pertunjukkan

Pengunjung

a. Pengunjung adalah warga yang berdomisili di kota Medan serta turis dalam dan luar negeri

b. Diprediksi pengunjung adalah warga yang berusia 5 – 50 tahun c. Kegiatan yang dilakukan pengunjung :

 Menonron pertunjukkan

 Membeli / melihat – lihat produk yang disediakan oleh retail – retail penunjang

 Rekreasi

Pengelola

Pengelola adalah profesional yang akan mengedalikan kegiatan bangunan. Terdiri dari manajer, staf (promosi dan publikasi), teknisi (pada pencahayaan, sound system, dan penataan panggung) serta bagian servis yang membersihkan, dan merawat peralatan utilitas.


(50)

TABEL

DESKRIPSI KEBUTUHAN RUANG DAN KEGIATAN

Penerima

No Nama Ruang Pengguna Kegiatan

1

Lobby

 Informasi

Pengunjung Mendapatkan informasi tentang pertunjukkan yang akan / sudah berlangsung

Petugas informasi Memberikan informasi kepada pengunjung

 Ruang keamanan Petugas keamanan Mengawasi kegiatan yang berlangsung di lobby

 Toilet

Pengunjung

Buang air besar / kecil, cuci tangan, membasuh muka, dan memperbaiki penampilan

Petugas keamanan

Petugas informasi

Petugas kebersihan Membersihkan kamar mandi

2

Hall

 Hall

Pengunjung Menunggu jadwal pertunjukkan dimulai

 Ticketing Booth

Pengunjung Membeli tiket

Petugas penjual tiket Melayani pembelian tiket

Open Theatre

No Nama Ruang Pengguna Kegiatan

1

Auditorium

 Ruang duduk

Pengunjung Datang, duduk, dan menonton pertunjukkan

2 Panggung

Aktor / Aktris Berakting dalam drama / opera/ parodi

Pemain musik Memainkan alat musik Tabel 2.5. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Penerima


(51)

Penari latar Menari sebagai pengiring pertunjukkan opera

3 Ruang persiapan / ganti

Aktor / aktris

Make up, menata rambut Pemain musik

Penari

Penata rias

4 Gudang pakaian Penata busana Menyimpan, menata, dan mengecek pakaian koleksi

5

Ruang kontrol

 Lighting

Petugas lighting Mengatur pencahayaan di panggung dan auditorium

 Sound system Petugas sound system Mengatur suara  Mekanisme

panggung Petugas penata panggung

Mengatur mekanisme panggung selama pertunjukkan berlangsung

Fasilitas pendukung

No Nama Ruang Pengguna Kegiatan

1 Retail

Penjaga retail Menjaga retail dan melayani pembeli

Pengunjung Membeli cinderamata

2 Area foto Pengunjung Mengambil gambar dengan tokoh – tokoh pertunjukkan

Tabel 2.6. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Opera Theatre Sumber : Olahan Data Primer

Tabel 2.7. Tabel Kebutuhan Ruang dan Kegiatan Fasilitas Pendukung Sumber : Olahan Data Primer


(52)

II.3.3.2. Deskripsi Persyaratan Ruang dan Kriteria Ruang a. Lobby

Sebuah lobby layaknya memiliki interior yang menarik agar para pengunjung yang datang dapat berbaur dengan suasana yang ingin dihadirkan.

b. Hall

Hall pengunjung akan menjadi tempat transisi sebelum memasuki auditorium, umumnya pengunjung akan memilih tempat duduk ketika menunggu pertunjukkan dimulai. Hall sebaiknya dilengkapi dengan informasi – informasi yang berkaitan dengan pengunjung.

c. Auditorium / open theatre

Sebuah auditorium yang terdapat dalam gedung pertunjukkan selayaknya terdiri dari areal duduk, balkon (jika kapasitas banyak), panggung, ruang ganti dan istirahat aktor / aktris, dan workshop.

Persyaratan ruangnya antara lain :

Areal Duduk

 Areal duduk yang baik adalah membentuk ½ lingkaran di depan panggung. Hal ini baik dalam segi fokus penonton yang dapat langsung menuju ke satu titik, serta dalam akustik ruangan

 Areal duduk dibuat bertingkat – tingkat agar pandangan para penonton tidak terhalangi oleh penonton lainnya yang ada di depannya.

 Sebuah auditorium yang berkapasitas 1200 – 1500 tempat duduk, jarak dari panggung ke bangku yang paling belakang tidak lebih dari 25 – 33,3 m.

 Jika auditorium menggunakan balkon, balkon tersebut tingginya tidak lebih dari 16,7 m dari panggung

 Gang meupakan hal yang amat penting pada areal tempat duduk.

Panggung

Panggung proscenium merupakan panggung yang umum digunakan dalam gedung pertunjukkan, terdiri dari dua ruang dimana penonton tersusun dalam jajaran yang menghadap suatu dinding yang berongga, seterusnya dapat melihat suatu ruang kedua yang


(53)

berpentas. Kedua ruang ini umumnya dipisahkan satu sama lain dengan sebuah relung proscenium dan tirai layar.

Dinding proscenium bertindak sebagai penutup bagi peralatan pentas belakang, lampu dan penimbunan peralatan lain agar tidak terlihat dari auditorium. Sifat – sifat panggung proscenium adalah :

 Meningkatkan pandangan ke panggung, sehingga semua penonton dapat melihat pertunjukkan secara merata

 Membatasi orientasi pendangan (sudut kecil) dari pemain ke penonton

 Mudah mengontrol pemain dari samping panggung

 Mudah dalam penyebaran suara sehubungan dengan akustik, karena sumber bunyi menghadap penonton

Panggung tidak seluruhnya merupakan areal yang dapat dipakai untuk berakting. Dari total luas sebuah panggung, 1/3 nya adalah areal untuk meletakkan dekorasi sebagai latar belakang pertunjukkan.

Akustik Ruangan

Bentuk persegi, lingkaran, atau oval adalah bentuk ruang yang kurang baik secara akustik, dan dalam perencanaan lebih disukai bentuk empat persegi panjang atau trapesium yang kedua sisinya sejalan dengan arah bunyi / suara.

Penempatan tempat duduk yang berundak – undak adalah menguntungkan, karena penyebaran suara akan lebih merata sampai kepada penonton. Dinding dan permukaan langit – langit yang terputus menghasilkan suara yang baik.

Lighting

 Sumber cahaya dan pemantul cahaya dipasang pada bagian yang tersembunyi. Hal ini akan membantu menciptakan pertunjukkan yang menakjubkan

 Lampu fluorescent meskipun efisien tetapi sulit digunakan karena cahayanya tidak dapat dikurangi. Cahaya yang netral akan lebih baik untuk digunakan.


(54)

Fasilitas pendukung dalam gedung pertunjukkan ini terdapat retail – retail yang menjual souvenir – souvenir dari pertunjukkan yang diadakan, dan fasilitas area foto dimana pengunjung dapat berfoto dengan latar pertunjukkan atau dengan aktor serta aktris pertunjukkan.

Retail

Didesain sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian serta perletakkan pencahayaan yang baik untuk menarik minat pengunjung.

Area Foto

Area ini didesain dekat dengan hall dimana pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang desain panggung dengan aktor serta aktris pertunjukkan sebelum memasuki arena pertunjukkan.

II.3.3.3. Tinjauan Tipologi Struktur Gedung Pertunjukkan

Untuk bangunan dengan auditorium yang luas dan harus bebas kolom, pemecahan struktur yang tepat adalah struktur bentang lebar. Struktur ini terbagi menjadi beberapa alternatif yaitu : rangka, shell, lipat, tenda, membran, dan kabel.

Sistem rangka : sistem rangka dapat dibentuk sesuai kebutuhan, rangka yang efektif untuk bangunan bentang lebar adalah rangka baja. Selimut bangunan untuk sistem rangka lebih bebas, untuk bangunan yang menonjolkan ruang dalam biasanya menggunakan kaca sebagai selimut bangunan.

Sistem shell : shell atau cangkang efektif dalam pembentukkan akustik ruang karena permukaannya yang melengkung membentuk kubah. Sistem struktur ini merupakan struktur yang masif karena berupa dinding beton.

Sistem lipat : sistem struktur ini hampir sama dengan cangkang, hanya bentukkannya yang seperti lipatan – lipatan. Sistem lipat dan cangkang sering dipakai pada gereja.

Sistem tenda : sistem struktur tenda menggunakan bahan penutup atap yang elastis, hal ini tidak cocok dengan akustik ruang karena tidak meredam bunyi.


(55)

II.4. Studi Kasus Proyek Sejenis

II.4.1. Cihampelas Walk

Cihampelas Walk atau biasa disebut CiWalk adalah sebuah mall dengan konsep baru, yaitu mall dengan konsep terbuka.

CiWalk merupakan tempat berbelanja dengan suasana berbeda

dibandingkan mall pada umumnya. CiWalk didirikan di tengah – tengah areal terbuka (open air). CiWalk merupakan perpaduan antara gedung perbelanjaan modern dan suasana alam yang asri dan menyegarkan.

CiWalk selain tempat berbelanja dan tempat

makan, juga sebagai tempat entertainment yang nyaman sehingga menjadi tempat tujuan wisata di kota Bandung. Antara bangunan utama berlantai3 dengan bangunan lain dihubungkan dengan areal pedestrian serta taman – taman

yang indah.

Dari hiruk pikuk suasana

jalan Cihampelas yang berbaur antara deretan toko dan kemacetan kendaraan, tak akan terasa jika sudah memasuki kawasan Cihampelas Walk, kawasan yang berbeda, cantik, dan bersih ini memang mengkondisikan pengunjung agar lebih nyaman berbelanja.

Dengan demikian, Cihampelas Walk tidak semata –

mata sebagai Pusat Perbelanjaan akan tetapi juga dapt menjadi tempat wisata, dan sebagai penunjang dilengkapi dengan lahan parkir yang cukup luas yang dapat menampung kurang lebih 800 kendaraan dan

untuk para wisatawan, disediakan lahan parkir untuk bus pariwisata kurang lebih sebanyak 8 buah bus. Cihampelas Walk di dalamnya terdapat tempat berbelanja, tempat makan, juga terdapat tempat Entertainment yang nyaman. Kesegaran udara dan suasana yang rapi,

Gbr 2.5. Fasade Depan CiWalk

Sumber

Gbr 2.6. Suasana Broadway Spot

Sumber

Gbr 2.7. Suasana Fasilitas Bioskop

XXI Sumber :

Gbr 2.8. Suasana Young Street Spot


(56)

membuat Cihampelas Walk ramai dikunjungi baik dari daerah Bandung sendiri maupun dari luar Bandung, yang akan menunjang kota Bandung sebagai kota Pariwisata.

Berikut adalah tabel yang menyajikan data tentang jenis dan jumlah fasilitas komersil yang tersedia di Cihampelas Walk Bandung :

FUNGSI FASILITAS LEVEL RETAIL / FASILITAS

SHOPPING FACILITIES Broadway (Shopping) Henry Adams Emsio Arnon Brook Absolut Surf @ Gallery Oceanus Gothica Mahanagari Red Zone Bandung Oblong Bagus

Cassandra Fancy Pet Store Gampang Ingat

Young Street (Shopping)

FIrebolt Nokia Greenlight & Friends

Catcheers Shoes KRNY Ro She Collection

Everlast D’Gift Shibuya Osmosis Randy Shoes

Lower Ground Floor

Advance Chatelain Piere Cardin

Sacci Yogya Supermarket Andre Valentino & Studio

Nine Argadine Optik Melawai Bunga Brown Salon Century Johnny Andrean Salon

PLG Jewellery Mars ‘n Venus


(57)

Genji Berry Colette Stigmata Metro Watch Sport Depot Cameo Orca Ground Floor Adidas Arkara

Victoria World of Sports Arithalia Sports Station Giordano Body Shop Bossway Elizabeth Hammer Harajuku Zillion Kappa Knit Republic Optik Internasional Valentine Sox Gallery Wacoal & Vienna Fair

Yogya Dept. Store

First Floor

Animart Dragon Cellular

Cubitus Gym & Care Tang Dynasty Zola – Zolu Art Gallery

Beluga Silver Jump ‘n Gym Lesenphants Toko Gunung Agung

M Studio Photo M Studio Cassette

My Hobbies Nel’s Sasuka Stroberi Talent Box Tang Dynasty JUMLAH FASILITAS SHOPPING 81

RESTAURANT FACILITIES Broadway (Dining)

Pattaya Juice Bar Texas Fried Chicken

Avenue A Pizza Le Petit Paris


(58)

Oh La La Bistro Gokana Tepan

Glosis

Tjing Wan Chinese Cuisine Honeymoon Desert

SoeDoe Takoyaki

Takiyo Hunky Dory Bandung Brownies

Pisetta Ice Cream

Young Street (Dining)

Raffel’s Blind Cafe

Shin Men Japanese Resto Raa Cha

Tahu Brintik

Union Street

Bakso Malang Karapitan Platinum Cafe Pisa Starbucks Coffee J.CO Donuts and Coffee

Breadtalk Pizza Hut Embassy Innocence

Score JUMLAH FASILITAS RESTORAN 30

ENTERTAINMENT FACILITIES

Union Street Embassy

Innocence

2nd Floor

Cinema XXI The Premiere XXI The Lounge XXI The Garden NAV Family Karaoke JUMLAH FASILITAS HIBURAN 7

Tabel 2.7. Tabel Jenis dan Jumlah Fasilitas Komersil Cihampelas Walk Sumber : Olahan Data dar


(59)

II.4.2. Merdeka Walk

Merdeka Walk berada di Medan Square, tepatnya di jalan Balaikota Medan. Merdeka Walk adalah tempat pertama yang menggunakan konsep Alfresco Outdoor di Indonesia. Ini adalah tempat berkumpul terpanas

di kota Medan dengan restoran tempat pameran dan hiburan.

Merdeka Walk buka setiap hari. Pada hari Senin hingga Jumat buka dari jam 11.00 WIB sampai jam 00.00 WIB. Dan pada hari libur buka dari jam 11.00 WIB hingga jam 02.00 WIB. Di Merdeka Walk kita dapat makan, minum, bersantai, bermain, dan membeli souvenir. Kita dapat mencapai tempat ini dengan mudah karena letaknya yang sangat strategis dan mudah dikenali. Kendaraan yang dapat digunakan untuk ke tempat ini adalah dengan Taxi, Becak, Angkutan Umum, dan Kendaraan Pribadi.

II.4.3. Paris van Java Mall

Paris van Java Mall disebut juga Paris van Java Resort Lifestyle Place adalah sebuah Pusat Perbelanjaan yang

terletak di kota Bandung, Jawa Barat dan dapat dicapai dengan mengemudi dari Tol Pasteur.

Grafik 2.1. Grafik Lingkaran Perbandingan Jumlah Fasilitas di Cihampelas Walk Sumber : Olahan Data dar

Gbr 2.10. Suasana malam hari Merdeka Walk

Sumber

Gbr 2.9. Merdeka Walk


(1)

140

VI.30. Rencana Fire Protection Lantai 3

Gbr 6.29. Rencana Fire Protection Lantai 2 Sumber : Olahan Data Primer


(2)

VI.31. Rencana Fire Protection Lantai 4

Gbr 6.30. Rencana Elektrikal Lantai 4 Sumber : Olahan Data Primer


(3)

142

VI.32. Perspektif Suasana

Gbr 6.31. Rencana Fire Protection Lantai 4 Sumber : Olahan Data Primer


(4)

(5)

144

DAFTAR PUSTAKA

• • • • • • • •


(6)

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995

• Hakim, Ir. Rustam, Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap, Bumi Aksara,

Jakarta, 1991

• Neufert, Ernst, terjemahan, Data Arsitek Jilid 1, Oleh Sjamsu Amril, Jakarta, Erlangga, 1990

• Neufert, Ernst, terjemahan, Data Arsitek Jilid 2, Oleh Sjamsu Amril, Jakarta, Erlangga, 1990