Bentuk dan Sifat Pendayagunaan

4. Sektor sabilillah: 45 dua puluh lima persen untuk bantuan fisik, lima belas persen untuk bantuan social. Disamping mempertimbangkan ketentuan umum, pendayagunaan dana zakat juga mempertimbangkan masalah-masalah praktis yang dihadapi masyarakat. 39

3. Bentuk dan Sifat Pendayagunaan

Kalau melihat pendayagunaan zakat pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat kemudian diaplikasikan pada kondisi sekarang dapat bahwa pendayagunaan zakat dalam dua bentuk: yakni bantuan sesaat dan pemberdayaan. Bantuan sesaat bukan berarti bahwa zakat hanya diberikan kepada seseorang satu kali atau sesaat saja. Bantuan sesaat dalam hal ini berarti bahwa pendayagunaan kepada mustahik tidak disertai target terjadinya kemandirian ekonomi mustahik. Pendayagunaan dalam dua bentuk diatas umumnya disertai dengan sifat penyaluran yang berbeda. Untuk bantuan sesaat sifat penyaluran idealnya adalah hibah. Adapun untuk pemberdayaan dana yang disalurkan identiok dengan pinjaman. Ada tiga sifat penyaluran dana dalam pemberdayaan: hibah. Dana bergulir qhardhul hasan, dan pembiyaan. Tiga sifat penyaluran ini dibedakan antara dana zakat dengan bukan dana zakat. Untuk penyaluran dana bukan zakat penyaluran berupa hibah dan bergulir qhardhul hasan dapat dilakukan. Zakat pada dasarnya diberikan berupa hibah, artinya tidak ada ikatan antara pengelola dengan mustahik setelah penyerahan zakat. Perkembangannya zakat dapat diberikan berupa dana bergulir pinjaman oleh pengelola kepada mustahik dengan catatan berupa qhardhul hasan. Artinya tidak boleh ada 39 Ibid, h. 27. kelebihan yang harus diberikan kepada mustahik kepada pengelola ketika pengembalian pinjaman tersebut. Besar pengembalian sama persis dengan uang dipinjamkan. 40

C. TEORI ZAKAT 1. Pengertian Dan Tujuan Zakat

Zakat dari istilah fiqih berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Legitimasi zakat sebagai kewajiban terdapat beberapa ayat dalam Al-Quran. Kata zakat dalam Marifah disebut 30 kali di dalam Al-Quran, 27 kali diantaranya disebutkan dalam satu ayat Bersama shalat, dan sisanya disebutkan dalam konteks yang sama dengan sholat meskipun tidak di dalam satu ayat. Di antara ayat tentang zakat yang cukup populer adalah Surat Al-Baqarah ayat 110 yang berbunyi. 41 A 4 L ] ,yh4, A 4 ,yh4Czg{ h : A 4: u  X n| YV H: + [ , i: }  gq X Fj4   + X Npp6 Artinya : Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan. Q.S. Al-Baqarah : 110. Makna zakat menurut bahasa ialah menambah sedangkan menurut pengertian syara ialah nama bagi suatu harta tertentu, menurut cara-cara tertentu, kemudian diberikan kepada sejumlah kelompok tertentu. 42 40 Ibid. h. 25. 41 Heri Sudarsono, Bank Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta, 2003: Ekonisia,Cet 2. hal. 12. 42 Imam Suyuthi Al-Munawwar, Dialog Ramadhan, Jombang, Lintas Media, 2004, Cet Ke-1, h. 205. Maka dapat ditarik kesimpulan zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan dan diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya apabila telah mencapai nisab tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula. Dan harta tersebut pemilikan sempurna yang menjadi persyaratan itu adalah harus lebih dari kebutuhan primer dan cukup senisab serta terbebas dari hutang. Adapun tujuan dari dikeluarkannya zakat adalah: a. Menghindari kesenjangan social antara aghniya dan dhuaafa. b. Pilar amal jamaI antara aghniya dengan para mujahid dan daI yang berjuang dan berdawah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT. c. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk. d. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat. e. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan. f. Untuk pengembangan potensi umat g. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam. h. Menambah pendapatan Negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi umat. i. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera diman hubungan seseorang dengan lainhalnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir dan bathin. j. Zakat adala ibadah amaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan juga merupakan perwujudan solidaritas sosial, pertanyaan rasa kemanusiaan dan keadilan, dan sebagai penimbun jurang yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dan yang lemah. k. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan distribusi harta dan keseimbangan tanggung jawab individu. 43

2. Landasan Kewajiban Zakat