2.4.2 Parameter Kimia
a. Keasaman Air
Keasaman air diukur dengan pH meter. Keasaman ditetapkan berdasarkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. Air buangan yang
mempunyai pH tinggi atau rendah menjadikan air steril dan sebagai akibatnya membunuh mikroorganisme air yang diperlukan, demikian juga mahluk lain,
misalnya ikan tidak dapat hidup. Air yang mempunyai pH rendah membuat air menjadi korosi terhadap bahan kontruksi seperti besi Gintings, 1992.
b. Alkalinitas
Kapasitas air untuk menerima protein disebut sebagai alkalinitas. Alkalinitas penting dalam permukaan air seperti pada proses pengolahan air limbah industri
atau limbah domestik. Dengan mengetahui alkalinitas dapat dihitung jumlah bahan kimia yang harus ditambahkan dalam pengolahan air limbah. Alkalinitas
memegang peranan penting dalam penentuan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan perairan lainnya Achmad, 2004
c. Kesadahan total Total Hardness
Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion kation logam valensi, misalnya Mg
2+
, Ca
2+
, Fe
+
, dan Mn
+
. Kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya ion-ion Ca
2+
dan Mg
2+
secara bersama- sama. Air sadah menyebabkan pemborosan pemakaian sabun pencuci dan
mempunyai tiik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan air biasa. Kesadahan air yang tinggi dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi Gintings, 1992.
2.4.3 Parameter biologi
Air minum tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan parasit seperti kuman-kuman thypus, kolera, dysentris, dan gastroenteritis. Bakteri E.coli
yang merupakan bakteri indikator pencemar air. Bakteri yang termasuk jenis coliform antara lain Eschericia coli, Aerobacter aerogenes dan Eschricia feundii
Bakteri ini terdapat pada air yang tercemar oleh tinja manusia dan dapat menyebabkan gangguan pada manusia berupa penyakit perut diare. Sifat bakteri
golongan coliform adalah berbentuk batang Proses penghilangannya dilakukan dengan pemberian desinfektan Azrul, 1979.
2.5 Koagulan
Koagulan adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan menetralisasi muatan partikel koloid dan mampu untuk mengikat partikel koloid tersebut
membentuk gumpalan atau flok. Efektifitas kerja koagulan tergantung dari pH dan dosis Susana, 2010.
a Tawas atau Aluminium sulfat Alum, Al
2
SO
4 3
.18H
2
O
Aluminuim sulfat merupakan bahan penggumpal yang paling ekonomis karena harganya relatif murah, tetapi dengan adanya sulfat dapat menyebabkan
kesadahan tetap, karena itu penggunaanya harus diamati dengan teliti. Untuk proses koagulasi dibutuhkan bahan pembantu untuk alkalinitas air, karena proses
koagulasi akan lebih baik bila pH larutan tinggi. Aluminium Sulfat atau alum, diproduksi dalam dalam bentuk padatan atau cairan Muslimin, 1996.