LANDASAN DAN TEORI PENELITIAN

g. Metode pemberian tugas dan resitasi Metode pemberian tugas dan resitasi merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan oleh guru. h. Metode proyek Membahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang pelajaran lain. 13 Metode pembelajaran adalah cara mengajar atau cara penyampaian materi pelajaran kepada siswa yang kita ajar untuk mencapai suatu pemahaman.

3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran

Berapa banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran, sebagaimana Saiful Bahri mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ke dalam dua hal yaitu: a. Faktor dari luar diri pelajar, terdiri dari dua kelompok yaitu: 1 Faktor-faktor alam, seperti keadaan cuaca, suhu, udara, dan lain sebagainya. 2 Faktor- faktor sosial, seperti suasana ribut yang dapat mengganggu konsentrasi belajar. b. Faktor- faktor dari dalam diri pelajar, terdiri dari dua kelompok, yaitu: 1 Faktor psikologi, seperti kondisi psikologis dan kondisi panca indra. 2 Faktor fisiologis, seperti minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif 14 Adapun menurut Muhibbinsyah, faktor yang mempengaruhi belajar ada 3 macam, yaitu: a. Faktor internal Meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa b. Faktor eksternal Meliputi kondisi lingkungan di sekitar kita. c. Faktor pendekatan belajar Merupakan jenis upaya yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran. 15 13 Safan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013, cet 1. h. 29 14 Syaiful Bahri Djamarah, psikologi Belajar,Jakarta: PT,Rieneke Cipta, 2002, cet. 1, h. 142-143 15 Safan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013, cet 1. h. 29 Setelah melihat penjelasan-penjelasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa selain adanya faktor internal dan eksternal juga ada faktor yang berasal dari guru itu sendiri baik itu perhatian kepada murid atau metode pembelajaran yang diberikan oleh guru itu sendiri. B. Aqidah Akhlak 1. Pengertian Aqidah Akhlak Dalam pendidikan formal, aqidah akhlak menjadi sala-satu mata pelajaran yang merupakan rumpun mata pelajaran pendidikan agama Islam yang secara etimologi kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu yang berasal dari kata dasar “aqoda” “ya’qidu” “aqdan” yang artinya simpul, ikatan. Sedangkan “al-aqiidatu” jama‟nya “al-aqaaid” yang berarti kepercayaan atau keyakinan. 16 Dr Ibrahim Muhammad membagi pengertian aqidah kepada tiga tahap perkembangan makna, yaitu sebagai berikut: 1 Tahap pertama, kata aqidah diartikan dengan tekad yang bulat, mengumpulkan, niat, menguatkan perjanjian dan sesuatu yang diyakini dan dianut oleh manusia, baik itu benar atau batil. 2 Tahap kedua, perbuatan hati, disinilah aqidah mulai diartikan sebagai perbuatan hati sang hamba. 3 Tahap ketiga, disini aqidah telah memasuki masa kematangan dimana ia telah tersungkur sebagai disiplin ilmu dengan ruang lingkup permasalahan tersendiri. Inilah tahap kemapanan dimana aqidah didefinisikan sebagai ilmu tentang hukum-hukum syariat dalam bidang aqidah yang diambil dari dalil-dalil mutlak dan menolak subhat serta dalil-dalil khilafiyah yang cacat. 17 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah perbuatan hati yaitu tekad yang bulat, niat, menyakini serta menguatkan perjanjian dengan berdasarkan dalil sesuai dengan agama yang dianut oleh manusia , baik itu benar atau salah, aqidah yang bener itu satu dan kekal, ketetapan Allah yang fitrah selalu 16 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Bahasa Arab IndonesiaSurabaya :Pustaka Progresif, 2002, cet 25. h. 953-954. 17 Ibrahim Muhammad bin Abdulah al-Buraikan, Pengantar Study Aqidah Islam,Jakarta : Robbani Press, 2000,cet. ke II, h. 4-5. bersandar kepada kebenaran selamanya. Sedangkan iman menurut istilah tauhid ialah menyakinkan akan adanya sesuatu, iman mencerminkan aqidah. Akhlak juga bisa berarti perangai, watak, tingkah laku, dan budi pekerti. Allah berfirman : .     Yang artinya: dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.QS AL-Qalam68:4 Dari uraian diatas jelas bahwa al-khalku mengandung arti kejadian yang bersifat lahiriyah, seperti wajah seseorang yang bagus atau jelek. Sedang kata al-khuluku atau kata jamak akhlak mengandung arti budi pekerti atau pribadi yang bersifat rohaniah, seperti sifat-sifat terpuji atau tercelah. “Rasulullah saw bukanlah tipe orang yang suka memikirkan diri sendiri” 18 Bahkan menasehati sahabatnya, Rasulullah mengandengkan antara nasehat untuk bertaqwa dengan nasehat untuk bergaulberakhlak yang baik kepada manusia, bahkan rasulullah diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak manusia. Tapi jika memahami akhlak dengan makna yang lebih sempit, yaitu muamalat dengan sesama manusia saja, maka makna hadis diatas terfokus pada penjelasan keagungan ahklak mulia dan ketinggian kedudukannya dalam agama dalam hal ini maka hadits diatas sama dengan makna hadits “haji adalah Arafah” dan hadits “agama adalah nasehat” bukan maksudnya membatasi haji hanya di Arafah saja, dan membatasi agama hanya pada nasehat, tapi maksunya wukuf di Arafah adalah rukun paling agung dalam haji dan nasehat menempati posisi yang tinggi dalam agama. 19 Sekarang baru dapat dipahami bahwa aqidah akhlak yang baik memiliki keutamaan yang tinggi. Karena itu sudah sepantasnya seorang muslim mengambil aqidah akhlak yang baik sebagai perhiasanya, dan karena kita hidup di dunia ini 18 Qal‟ah, Muhammad Rawas, Biografi Nabi saw; Menyibak Tabir Kepribadian Agung Rasul Muhammad saw, Bogor: Mahabbah Pustaka, 2007 cet. I 19 Al-Audah Salman bin fahd, Kekuatan Ahklak Sang Da’I; Menyelami 6 Bekal Moral- Spritual Para Aktvitas Dakwa Mengawal Kebangkitan Islam,Jakarta Timur: Pustaka Nawaitu,2005, cet. I, h. 20. tidak bisa lepas dari berintraksi dengan orang lain. Dengan kata lain muslim yang baik punya aqidah akhlak baik. Perbedaan suku, bangsa, bahasa tempat dan waktu, tidak menjadi masalah dalam pelaksanaan syari‟at islam. Syaria‟at tetap bisa dilaksanakan sepanjang masa, juga bukan masalah laki-laki dan perempuan. Dari segi kemanusiaan laki-laki dan wanita sama saja. Kaum wanita tetap bisa mencontoh Rasulullah dari sisi beliau sebagai manusia. Khususnya dalam masalah akhlak belia u seperti Qana‟ah, harga diri, kesederhanaan, murah hati, dermawan dan berbudi pekerti, etika dakwah dan pendidikan , hal-hal khusus menyangkut wanita yang dijelaskan Rasul lewat istri-istrinya menjadi tauladan bagi seluruh kaum wanita. Adapun kemajuan sains dan teknologi tidak menjadi masalah Dalam penerapan S yari‟at islam, karena hanya merubah sarana hidup, tetapi tidak merubah cara hidup, sehingga tidak menjadi halangan untuk tetap ittiba‟ pada rasul di masa modern ini. 20 Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa aqidah akhlak adalah suatu mata pelajaran yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dan menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. Aqidah akhlak merupakan sifat yang dekat hubungannya dengan iman. Baik buruknya aqidah akhlak menjadi sala-satu syarat sempurna atau tidaknya keimanan seseorang. Orang yang beriman kepada Allah swt akan membenarkan seyakin-yakinya akan ke-Esaan Allah, menyakini bahwa Allah mempunyai sifat dengan segala sifat kesempurnaan dan tidak memiliki sifat ketidaksempurnaan atau menyerupai sifat-sifat mahluk ciptaan- Nya. Karena itu agama Islam sangat memperhatikan soal aqidah dan akhlak. lebih dari perhatiannya terhadap hal-hal lain. Perhatiannya sampai sedemikian rupa sehingga aqidah akhlak merupakan sala-satu pelajaran pokok dan tujuan risalah Nabi Muhammad saw. Selain untuk meluruskan aqidah juga Rasul diutus itu untuk menyempurnakan akhlak. Seolah- olah beliau membatasi tugas kerisalahan hanya untuk aqidah akhlak. jika kita memahami aqidah akhlak sebagai muamalah kamu bersama Allah dan bersama manusia, inilah hakikat agama yang utuh, bagaimana kamu bermuamalah 20 Syekh Abdurahman al-Bagdadi, Rosulullah saw tidak merayakan maulid, Jakarta Timur: Insan Press, 2008, cet. I, h. 11. dengan sang khalik? Bagaimana kamu beribadah kepada-Nya, meng-Esakan-Nya, dan menjauhi apa yang membuat-Nya murka? Bagaimana kamu bermuamalah dengan sesama mahkluk? Dan masuk dalam kategori makhluk adalah Malaikat, para Nabi, orang- orang shaleh dan kaum kerabat yang memilki hak untuk dicintai dan dikasihi. Juga masuk dalam kelompok makhluk adalah syetan, orang-orang kafir, orang fasik dan munafik. Akhlak itu sendri bukanlah perbuatan, melainkan gambaran bagi jiwa yang tersembunyi. Oleh karena itu dapatlah disebutkan bahwa akhlak itu adalah nafsiahbersifat kejiwaanatau maknawiyahsesuatu yang abstrak.dan bentuknya yang kelihatan kita namakan muamalahtindakan atau sulukprilaku. Maka akhlak adalah sumber dan prilaku adalah bentuknya 21 . Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa aqidah akhlak ialah sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya, yakni tidak dibuat-buat. dan perbuatan yang dapat kita lihat sebenarnya adalah merupakan gambaran dari sifat-sifat tertanam dalam jiwa.. Secara garis besar ruang lingkup aqidah akhlak dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu aqidah akhlak kepada Allah swt, aqidah akhlak kepada sesama manusia dan aqidah akhlak kepada alam semesta.. 2. Hubungan antara Aqidah dan Akhlak Kedudukan aqidah akhlak kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu masyarakat dan bangsa. Yaitu merupakan sendi agama disisi Tuhan. Bukanlah sekedar mengetahui bahwa kebenaran itu adalah mulia dan kedustaan adalah hina. dan bukan pula sekedar mengetahui bahwa ikhlas itu sesuatu yang agung sedangkan tipu daya sesuatu kehancuran. Akan tetapi akhlak yang dituntut yaitu reaksi jiwa dan apa-apa yang mempengaruhinya untuk melakukan apa yang patut dilakukan dan meninggalkan apa yang tidak patut dilakukan. Akhlak dengan pengertian inilah yang menjadi benteng pelaksanaan syari‟at. Ia adalah tempat bertahan bagi orang-orang yang benar-benar muslim. Juga akhlak yang demikian itu merupakan penyempurnaan iman. 21 H.A Mustafa, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia,1999, cet. II, h. 16. Pentingnya sebagai seorang muslim yang memikul tanggung jawab untuk saling menasehati dalam kebaikan. Maka amat penting bagi setiap muslim memahami akhlak terpuji dalam pergaulan remaja. masa remaja adalah masa peralihan seseorang dari usia anak-anak kepada usia dewasa. Disamping sifat dan amal lahir, juga akhlak meliputi sifat dan amal batin, yaitu yang dilakukan oleh anggota batin manusia, yakni hati. Seseorang yang benci melihat temannya karena lebih kaya dari padanya, adalah orang yang tidak berakhlak. Bila ia seorang yang berakhlak tinggi seharusnya ia merasa senang akan nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Dan manakalah ia ingin mendapat yang demikian, maka ia harus berusaha dengan jalan dan cara yang halal. Orang dapat dikatakan berakhlak tinggi, bila anggota lahir dan batinya bersih dari penyakit-penyakit akhlak dan kuman-kuman yang merusak budi pekerti. Makin kuat aqidah seseorang makin tinggi akhlaknya. 3. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak di MA Kurikulum Madrasah Aliyah membagi mata pelajaran ke dalam 5 kelomopk, yaitu: a Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia b Kelompok mata pelajaran kewarganegaan dan kepribadian c Kelompok mata pelajaran pengetahuan dan teknologi d Kelompok mata pelajaran estetika e Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan Adapun tujuan mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriaman dan bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup estetika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Serta meningkatkan keimanan siswa-siswi agar adanya kesadaran untuk berakhlak mulia.dan menjadi muslim yang selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran Aqidah akhlak adalah memberikan pengetahuan kepada siswa- siswinya akan hal yang harus diimani, mengamalkan akhlak yang baik,menjauhi akhlak yang buruk dan memberikan bekal kepada siswa untuk menjalani hidup dikemudian hari. 4. Tujuan dan Fungsi Aqidah Akhlak Seperti yang telah dijelaskan sebelum ini, bahwa akhlak adalah karakter yang melekat dalam jiwa manusia baik karena bawaan maupun karena kebiasaan. Karakter tersebut ada yang positif dan ada yang negatif. Atau ada yang terfuji dan ada yang tercela. Itulah sebabnya dalam ilmu akhlak diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu akhlak terpuji atau muliaal-akhlak karimahdan akhlak tercelaal-akhlak madzmumah. 22 a. Tujuan aqidah akhlak Aqidah dan Akhlak terpuji merupakan karakter yang mesti kita miliki dan menghiasi jiwa kita. Sebaliknya, aqidah akhlak tercela adalah karakter yang mesti kita hindari. Adapun tujuan akhlak dalam buku t erjemahan khuluqul Qur‟an yaitu: Hendak menciptakan manusia sebagai mahluk yang tinggi dan sempurna. Dan membedakan dari mahluk-makhluk lainnya. Akhlak hendak menjadikan manusia berakhlak baik, bertindak tanduk yang baik terhadap manusia, terhadap sesama mahluk dan terhadap sesama Tuhan. Sedangkan pelajaran akhlak atau ilmu akhlak bertujuan mengetahui perbedaaan-perbedaan sifat manusia yang baik maupun yang jahat, agar manusia dapat memegang teguh sifat yang baik dan menjauhkan diri dari sifat yang jahat, sehingga terciptalah tata tertib dalam pergaulan masyarakat, tidak saling membenci, curiga- mencurigai antara satu dengan yang lainnya, tidak ada perkelahian dan peperangan atau bunuh membunuh sesama hambah. 23 Tujuan aqidah akhlak ialah hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna. Dan membedakan dari makhluk-makhluk yang lain. Aqidah akhlak yang baik itu tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, dengan instruksi-instruksi dan larangan-larangan sebab tabiat jiwa untuk menerima keutamaan-keutamaan itu tidak cukup seorang guru mengatakan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu. Menanamkan sopan santun yang berbuah sangat memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada pendekatan yang lestari. 22 M.Imam Pamungkas, Akhlak Muslim Modern, h. 49. 23 Anwar masy‟ari, Akhlak al-Quranterjemah khulukul Qur’an, Surabaya: PT Bina Ilmu, 2014 h. 10 b. Fungsi Aqidah Akhlak Sedangkan fungsi aqidah dan akhlak muliaakhlaqul karimah dalam kehidupan adalah sebagai buah dari tujuan diciptakanya manusia, yaitu beribadah kepada Allah swt. Karena itu akhlak mulia merupakan buah dari aktivitas ibadah kepada Allah swt. Tanpa buah yakni aqidah akhlak mulia ini, ibadah hanya merupakan upacara dan ritual tanpa makna. 24 Pendidikan itu tidak akan sukses melainkan harus diusahakan dengan contoh dan teladan yang baik. Seorang yang berprilaku jahat tidak mungkin meniggalkan pengaruh yang baik dalam jiwa orang di sekelilingnya. Pengaruh yang baik itu hanya akan diproleh dari pengamatan mata terus menerus, lalu semua mata mengagumi sopan santunnya. Disaat itulah orang akan mengambil pelajaran, mereka akan mengikuti jejaknya dengan penuh kecintaan yang tulus.. 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Aqidah Akhlak Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi prilaku seseorang, tetapi disini akan disebutkan sebagiannya saja yang dipandang paling dominan. Dari jumlah faktor tersebut dapat kita klasifikasikan kedalam dua bagian yaitu: 1 Faktor- faktor dari dalam diri yaitu: a Faktor psikologi, seperti kondisi psikologis dan panca indra b Faktor fisiologis, seperti minat, bakat, kecerdasan,motivasi dan kemampuan kognitif. 2 Faktor-faktor dari luar diri pelajar yaitu: a Faktor-faktor alam, seperti keadaan cuaca, suhu, udara dan lain-lain. b Faktor-faktor social, seperti suasana rebut yang dapat mengganggu konsentrasi belajar. 25 Dilihat dati bermacam-macam faktor di atas bahwa pembentukan akhlak tersebut akan mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada disekitar masyarakat kita tersebut, untuk itu harus diperhatikan pembentukan akhlak anak dari baerbagai faktor tersebut. 6. Mata pelajaran aqidah akhlak 24 M Imam Pamungkas, Akhlak Muslim Modern;membangun karakter generasi muda,Bandung: Marja,2012 cet. 1, h. 120. 25 Syaiful Bahri Jamarah, Psikologi Belajar,Jakarta: PT Rieneke Cipta, 2002,Cet. I, h. 142-143 Adapun mata pelajaran aqidah akhlak sebagaimana yang terdapat dalam kurikulum madrasah 2004 adalah: Mata pelajaran aqidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal memahami dan menghayati serta mengimani Allah swt dan merealisasikan dalam prileku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan,pengajaran dan latihan ,penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang Agama. 26 Adapun pembelajaran materi aqidah akhlak kelas XI MA diantaranya seperti dijabarkan dalam buku aqidah akhlak karya Toto Edidarmo sebagai berikut: Semester I kelas XI: Bab 1 Ilmu kalam A. Pengertian ilmu kalam B. Ruang lingkup dan fungsi ilmu kalam C. Hubungan ilmu kalam dengan ilmu lainnya D. Penerapan ilmu kalam dalam mempertahankan aqidah Bab 2 Aliran-aliran dan tokoh-tokoh ilmu kalam A. Latar belakang berdirinya ilmu kalam B. Asal-usul munculnya aliran dalam ilmu kalam C. Masalah yang diperdebatkan dalam ilmu kalam D. Aliran- aliran dan tokoh-tokoh dalam ilmu kalam 1. Aliran mu‟tazilah Riwayat dan tentang asal usul sebutan Mu‟tazilah ada tiga, yang kesemuanya bermuara arti kata “I‟tazala” yang artinya memisahkan diri, menjauhkan diri, atau menyalahi pendapat orang lain. Alira ini dibagi menjadi dua yaitu mu‟tazilah basrah dan mu‟tazilah baqdad.tokoh-tokohnya yaitu Washil bin „Atha, Al-„Allaf, AL- Jubba‟I dan lain-lain. Pokok- pokok ajaran Mu‟tazilah ada lima yaitu: 26 Depag RI, Kurikulum 2004, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Jakarta: h.21-22 a. Tauhid terkait hal ini mu‟tazilah berpendapat bahwa tidak mengakui sifat- sifat Allah, alquran menurutnya adalah mahluk, Allah diakhirat tidak dapat dilihatoleh mata kepala manusia b. Keadilan Allah; semua orang percaya akan keadilan Allah, tetapi mu‟tazilah memperdalam arti keadilan serta menentukan batas-batasnya. c. Jajnji dan ancaman;bahwa Allah tidak akan mengingkari janji-Nya; member pahala kepada orang yang berbuat baik, dan menimpakan azab kepada orang yang berbuat dosa. d. Posisi diantara dua posisi; e. Amal ma‟ruf nahi mungkar; lebih bayak berkaitan dengan fiqih. 2. Aliran asy‟ariyah Aliran ini dibawa oleh Abu Hasan bin Ismail Al-A sy‟ari hingga usia 40 tahun ia menganut paham mu‟tazilah sehingga pada akhirnya ia memisahkan diri 3. Aliran maturidiyah Nama aliran maturidiyah diambil dari nama pendirinya yaitu Abu Mansur Muhammad bin Muhammad Al-Maturidi, ia bermazhab Hanafi, ada bebrapa pendapat Al-Maturidi yaitu: a. Kewajiban mengetahui tuhan b. Kebaikan dan eburukan menurut akal c. Hikmah dantujuan perbuatan Allah 4. Aliran syi‟ah Adalah golongan umat islam yang terlalu mengagungkan keturunan Nabi.mereka menyakini hanya keturunan Nabi yang lebih berhak untuk menjadi khalifah sepeninggal Nabi. 5. Aliran khawarij Khawarij ini timbul setelah perang shiffin antara Ali dan Muawiyah. Golongan khawarij adalah pengikut Ali. 6. Aliran murji‟ah Aliran ini timbul di damaskus pada akhir abad pertama hijrah. Dinamai murji‟ah karena sesuai dengan makna istilah tersebut menunda atau mengembalikan. Mereka berpendapat bahwa orang-orang mukmin yang berbuat dosa besar hingga matinya tidak juga tobat, orang itu belum dapat kita hukumi sekarang, terserah atau ditunda kita kembalikan saja urusannya kepada Allah swt. 7. Aliran jabaryah Golongan ini adalah gerakan yang menentang qodariyah. Pendirinya yaitu Jham bin Shafwan. Kadang-kadang jabariyah ini dinamakan golongan Jahamiyah. Hala ini berawal dari perkataan Jaham. Bahwa manusia adalah dalam keadaan terpaksa, tidak bebas. a Teologi baru dalam islam b Teologi tranformatif c Yaitu teologi yang berusaha menggerakkan rakyat dibawa untuk merubah dirinya dan berperan dalam perubahan social yang mendasar d Teologi pembebasan Teologi ini merupakan suatu usaha kontekstualisasi ajaran-ajaran dan nilai keagamaan pada masalah kongkrit disekitarnya. Bab 3 Akhlak pada diri sendiri dan orang lain A. Pengertian akhlak 1. Akhlak kepada Allah 2. Akhlak kepada orang lain 3. Akhlak terhadap diri sendiri B. Akhlak berpakaian 1. Pengertian dan pentingnya akhlak berpakaian 2. Bentu-bentuk akhlak berpakain 3. Nilai-nilai positif akhlak berpakain 4. Membiasakan akhlak berpakaian C. Akhlak berhias 1. Pengertian dan pentingnya akhlak berhias 2. Bentu-bentuk akhlak berhias 3. Nilai-nilai positif akhlak berhias 4. Membiasakan akhlak berhias D. Akhlak perjalanan 1. Pengertian dan pentingnya akhlak perjalanan 2. Bentu-bentuk akhlak perjalanan 3. Nilai-nilai positif akhlak perjalanan 4. Membiasakan akhlak perjalanan E. Akhlak bertamu dan menerima tamu 1. Pengertian dan pentingnya akhlak bertamu dan menerima tamu 2. Bentu-bentuk akhlak bertamu dan menerima tamu 3. Nilai-nilai positif akhlak bertamu dan menerima tamu 4. Membiasakan akhlak bertamu dan menerima tamu. 27 7. Ruang lingkup a. Ruang lingkup Ruang lingkup yang tercantum dalam kurikulum Madrasah aliyah yaitu: 1 Hubungan Manusia dengan Allah Hubungan ini disebut dengan hubungan vertical, yaitu hubungan antara Manusia dengan Khaliqnya yang mencakup dari segi aqidah, yang meliputi ; Iman kepada Allah swt, Iman kepada Malaikat-Nya, Iman kepada Kitab- Kitab-Nya,Iman kepada Rasul-rasul-Nya, Iman kepada hari akhir, Iman kepada Qodha dan Qadhar-Nya. 2 Hubungan Manusia dengan sesama Manusia Materi yang dipelajari meliputi akhlak dalam pergaulan hidup sesama manusia, kewajiban membiasakan berakhlak yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain, serta menjauhi akhlak yang buruk. 28 Adapun ruang lingkup materi aqidah akhlak di Kelas XI MA antara lain dijabarkan oleh buku aqidah akhlak karya Toto Edidarmo Sesuai dengan materi bahwa Aqidah itu yang bersifat Ilahiyah dan Akhlak itu yang bersifat Insaniyah. Ruang lingkup pendidikan aqidah 27 Toto Edi Darmo ,MA, Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XI, Semarang: PT Karya Toha Putra, 2009, Cet I,h. v 28 Depag RI, Kurikulum 2004, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Jakarta: h. 24 akhlak di Madrasah Aliyah meliputi; Akhlak kepada Allah, Akhlak kepasa orang lain dan Akhlak terhadap diri sendiri. 29 29 Toto Edi Darmo ,MA, Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XI, Semarang: PT Karya Toha Putra, 2009, Cet I,h. 56

BAB III KERANGKA METODELOGI

A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif penulisan bermaksud melakukan uji hipotesis untuk pengaruh pembelajaran aqidah akhlak siswa mukim dan dan akhlak siswa yang pulang pergi dan ada tidaknya perbedaan akhlak siswa mukim dan pulang pergi di MA Khazanah Kebajikan. B. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang akan ditili. Subjek penelitian bisa berupa orangResponden, produk, dokumen dan sebagainya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari subjek penelitianpopulasi yang akan dijadikan penelitian, populasi siswa MA Khazanah Kebajikan berjumlah 103 orang. Adapun sampelnya berjumlah 28 orang. Teknik pengumpulan yang digunakan adalah purpasive sampling yaitu siswa siswi kelas XI MA Khazanah Kebajikan pulang pergi dan mukim di asrama Yayasan Khazanah Kebajikan. kelas XI MA tersebut sudah memiliki pengalaman belajar yang cukup di tingkat Aliyah dan pantas dijadikan objek penelitian. Selain itu karena kelas X masih baru ditingkat Aliyah dan belum cukup memiliki pengalaman belajar, maka menurut penulis kurang optimal jika dijadikan sabjek penelitian ini, sedangkan kelas XII sedang konsentrasi menghadapi Ujian NegaraUN, jadi takut terganggu dengan adanya penelitian ini. C. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu Dokumentasi, dan Angket. 1. Dokumentasi Dokumentasi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini adalah: a. Dokumen-dokumen sekolah, yaitu berupa profil sekolah, keadaan guru, keadaan murid, fasilitas-fasilitas sekolah, dll. b. Nilai hasil belajar Aqidah Akhlak yang terdapat dalam rapot siswa kelas XI MA Khazanah Kebajikan semester I, yaitu siswa yang tingg di asrama dan yang tidak tinggal di asrama Pemeriksaan dokumentasi ini dilakukan untuk memperoleh informasi-informasi berupa data tentang sekolah seperti profil sekolah, keadaan guru, keadaan murid, fasilitas- fasilitas pendidikan yang ada di sekolah. Hal yang sangat penting bagi penulis adalah nilai hasil belajar aqidah akhlak yang terdapat dalam rapot siswa kelas XI MA semester 1 Khazanah Kebajikan. Karena dengan data rapot ini , penulis dapat mengetahui prestasi siswa ,yaitu prestasi belajar siswa yang tinggal di asrama dan yang tidak tinggal di asrama. 8. Angket Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang akhlak sehari-hari Pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk angket yang penulis buat berjumlah 30 pertanyaan pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban yaitu SSering sekali, SRsering, KKkadang-kadang, TPtidak pernah. , skor jawaban sebagai berikut: a=4 b=3, c=2, d=1. Angket ini akan diberikan kepada responden penelitian yaitu siswa MA Khazanah, Kebajikan kelas XI yang mukim dan pulang pergi untuk di isi. responden. Angket penelitian ini berupa angket tertutup, setiap pertanyaan telah disediakan jawabannya, angket penelitian berbentuk pilihan ganda dengan 4 opsi jawaban yaitu sering sekali, sering, kadang- kadang dan tidak pernah. Dalam anket itu berisi 30 item pertanyaan. skor point untuk jawaban Berikut kisi-kisi angket yang telah disiapkan peneliti dalam pembelajaran dan akhlak siswa. Dimensi Indikator No Pertanyaan Kesiapan siswa -Siswa membaca buku 1 sebelum pembelajaran aqidah akhlak dimula Kesiapan siswa ketika pembelajaran Kerja sama siswa dalam pembelajaran Aqidah akhlak selain buku yang digunakan guru Siswa bertanya kepada orang tua, kakak, atau orang lain yang lebih mengerti tentang aqidah akhlak -Siswa mengikuti pengajian aqidah akhlak -Siswa memberikan komentar tentang teori-teori aqidah akhlak yang sedang dipelajari -Siswa melakukan kerja sama dengan temen-temen dalam melakukan tugas-tugas 2 dan 3 4 5,dan 6 7, 8 dan 9 Akhlak siswa dengan keluarga di rumah asrama Akhlak siswa dalam berhias -Akhlak siswa dalam bertamu -Akhlak siswa dalam menerima tamu -Akhlak siswa dalam menghindari prilaku tercela -Akhlak siswa dalam menanggapi perbedaan pendapat -Iman dan akhlak siswa dalam 10 11 12 13 14,an 15 16 perbedaaan aliran Akhlak siswa di sekolah -Sikap siswa terhadap guru dikelas -Sikap siswa terhadap teman -Siswa melakukan kebiasaan buruk di lingkungan sekolah 17, dan 18 19,20 dan 21 22,23 dan 24 Akhlak siswa di masyarakat -Siswa berpakaian sopan -Kebiasaan siswa dalam bergaul -Siswa dalam perjalanan 25 dan 26 27 dan 28 29 dan 30 D. Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka perlu adanya penggarapan oleh yang mengelolah data. Dalam buku-buku sering disebut pengelolah data, ada pula yang yang menyebutnya preparastion,dan ada pula yang menyebut data analisis Teknis analisis data yang penulis lakukan sebagai berikut: 1. Analisis data hasil pemeriksaan dokumentasi, yaitu data yang diperiksa kemudian dianalisis secara deskriptif untuk memperoleh informasi, kemudian diambil dan dijadikan sebuah kesimpulan. 2. Pengelolahan data angket peneliti menggunakan cara sebagai berikut: 3. Editing, yaitu memeriksa kembali daftar pertanyaan yang telah diserahkanoleh para pengumpul data 4. Tally, yaitu menghitung jumlah jawaban yang diberikan oleh responden 5. Tabulling, menghitung data ke dalam suatu tabel. Melalui tabulasi data lapangan akan tampak sederhana dan tersusun ke dalam suatu tabel yang baik sehingga mudah dipahami. Data yang di tabulasikan adalah data