Pengaruh pendidikan aqidah akhlak terhadap perilaku siswa kelas II di MI Al –Hikmah Mampang Jakarta Selatan.
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
Krismi Winayang Sari
80911000337
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
(2)
(3)
(4)
(5)
Kata Kunci : Pendidikan Aqidah Akhlak, Perilaku Siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidkan aqidah akhlak terhadap perilaku siswa. Penelitian ini dilaksanakan di MI AI Hikmah Mampang Jakarta Selatan
Pembelajaran Aqidah Akhlak erat kaitannya dengan pembentukan tingkah laku siswa, misalnya materi pelajaran tentang Etika Berbicara, maka di dalam materi ini siswa diajarkan cara berbicara terhaadap guru , terhadap orang tua dan terhadap sesama ternan. Dengan demikian, berkaitan dengan disiplin siswa, siswa dibiasakan meminta izin kepada guru ketika keluar atau masuk kelas pacta saat proses belajar mengajar berlangsung.
Metode yang sering digunakan dalam pengajaran aqidah akhlak di Madarasah Ibtidaiyah AI Hikmah Pagi Jakarta selatan adalah metode ceramah dan metode diskusi. Meskipun penggunaan metode ceramah dan metode diskusi tidak secara tuntas dapat mencapai tujuan yang diharapkan, namun kedua metode tersebut cukup efektif untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya dalam pengajaran aqidah akhlak.Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif denganmenggunakan rumus korelasi Product Moment dilengkapi dengan uj i t dan uji determinasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya dan signifikasinya.
Setelah penulis melakukan penelitian maka didapat r sebesar 0,94 dan t
hitung sebesar 21,37 juga di hasilkan determinasi sebesar 88,36%. Ini berarti
pengaruh pembelajaran aqidah akhlak terhadap akhlak siswa diterima, artinya ada
pengaruh yang didapat dan dihasilkan 88,36% pembelajaran mempengaruhi
akhlak siswa.
KRISMI WINAYANG SARI (p.PAI)
(6)
salam semoga tetap terlimpah pada Nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarga sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam yang sholeh dan sholehah.
Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN SYARIF HIDAYATULLAH sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Selama penyusunan skrisi ini dan selama penulis belajar di Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi,serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Nurlena Rifai, Ph,D
2. Dosen Pembimbing skripsi, Drs. H. Achmad Ghalib, MA
3. Seluruh Dosen, staf dan karyawan FTIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan dan pelayanan selama melaksanakan studi.
4. Seluruh guru, staf dan karyawan MI Al Hikmah Jakarta Selatan. Terutama Bapak H. Sarwadi,Bsc, selaku kepala sekolah. Tidak lupa kepada siswa siswi MI AL Hikmah yang telah bersedia menjadi responden.
5. Untuk Ibundaku tersayang,Suamiku tercinta Khairus Saleh dan anak-anakku tersayang serta Bude dan Pakde yang senatiasa memberikan dukungan dan motifasi sehingga skripsi ini berjalan lancar dan dapat terselesaikan.
6. Rekan-rekan mahasiswa satu angkatan, serta semua pihak yang tidakdapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan skrispsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
(7)
(8)
vii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ……… i
LEMBAR PERSETUJUAN……….. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ……… iii
ABSTRAK………. iv
KATA PENGANTAR……… v
DAFTAR ISI……….. vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Identifikasi Masalah….……… 7
C. Pembatasan Masalah………... 7
D. Perumusan Masalah……… 8
E. Tujuan Penelitian………... 8
F. Kegunaan Penelitian………… ………... 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Aqidah Akhlak ……… 9
1. Pengertian Aqidah Akhlak……….. … 9
2. Pendidikan Aqidah Akhlak………. 12
B. Perilaku Siswa………. 14
1. Pengertian Perilaku……….. 14
2. Perkembangan Perilaku……… 17
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku……… 17
C. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak……….. 19
D. Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa.. 19
E. Kerangka Berpikir………. 20
(9)
viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 23
B. Metode Penelitian…..……….……….... 23
C. Teknik Pengambilan Sampel………..………. 24
D. Teknik Pengumpulan Data……….. 25
E. Instrumen Variabel……….. 26
F. Tekhnik Analisis Data………... 27
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………... 31
1. Deskripsi Lokasi………... 31
2. Keadaan Sekolah MI Al –Hikmah………... 31
3. Tujuan Sekolah MI Al-Hikmah ………... 32
4. Visi dan Misi MI Al-Hikmah……… 32
5. Kurikulum MI Al-Hikmah……… 32
6. Kompetensi MI Al-Hikmah………. ……. 34
7. Pendidikan Tenaga Pengajar MI Al-Hikmah…………... ……. 35
B. Distribusi Data………... 37
C. Analisis dan Interprestasi Data ……….. 48
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….. …… 59
B. Saran ………. … 60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
1
dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,pengajaran,dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat,untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan non formal,dan informal di sekolah,dan di luar sekolah,yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu,agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.1
Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai,baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi:Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusiamenuju kearah cita-cita tertentu,maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan adalah memilih arah atau tujuan yang akan dicapai.
Dalam perkembangan istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan selanjutnya,pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan adalah segala usaha orang deawasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.
1Redja mudiyaharjo,Pengantar Pendididkan:Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2002)Cet ke-2,h.111
(11)
Dalam firman Allah SWT :
(
لحنلا
(“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun,dan Dia member kamu pendengaran,penglihatan
dan hati,agar kamu bersyukur”.(QS.An-Nahl 16:78)
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakn oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ilmu pengetahuan.Oleh karena itu dikirimlah anak ke sekolah .Dengan demikian sebenarnya pendidikan di sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga.Dengan masuknya anak kesekolah, maka terbentuklah hubungan antara rumah dan sekolah karena antara kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan yang sama,yakni mendidik anak-anak.Dapat dimengerti betapa pentingnya kerjasama antara kedua lingkungan tersebut, kerjasama itu bisa tercapai apabila kedua belah pihak saling mengenal.
Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungannya dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesama manusia. Agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah menyesatkan penganutnya.Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri anak didik dalam menghadapi berbagai tantangan di atas, sehingga dengan pendidikan agama ini, pola hidup anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelamatkan anak agar tidak terjerumus dalam jurang keterbelakangan mental.Pendidikan agama merupakan system pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang di butuhkan oleh umat manusia dalam
(12)
rangka meningkatkan penghayatan dan pengalaman agama dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.2
Pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarakan al-Qur’an terhadap anak-anak agar terbentuk kepribadian muslim yang sempurna. Agar anak mempunyai akhlak yang mulia, anak didik diharapkan dapat memperhatikan pelajaran berbasis agama sebagai control dalam kehidupan anak didik.
Misi pendidikan agama islam adalah mewujudkan nilai-nilai keislaman di dalam pembentukan manusia Indonesia. Manusia yang dicita-citakan adalah manusia yang saleh dan produktif. Abad 21 menuntut kedua kualitas manusia semacam ini. Seperti telah dikemukakan mengenai trend kehidupan abad-21, agama dan intelektual akan saling bertemu. Manusia Indonesia yang di cita-citakan adalah manusia yang taqwa dan beriman dan sekaligus produktif dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi bagi peningkatan taraf hidupnya.3 Hal ini sesuai dengan rumusan undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab 1 tentang ketentuan umum pasal 1 dan 2 :
1. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta dididik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan Negara.
2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.4
2Zakiaf Darajat,dkk,Imu Pendidkan Islam,(Jakarta;Bumi Aksara,19920,Cet ke-2.h.76 3HAR Tilaar,Manajemen Pendidikan,Mengatasi Kelemahan Pendidikan Agama Islam Di Indonesia(Jakarta Prenada Media 2003),Cet Ke-1 h. 79-83
4Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,(Jakarta PB Panca Usaha,2003),h 4-5
(13)
Di Madarasah pendidikan akhlak tercantum dalam mata pelajaran yakni aqidah akhlak yang menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan atau keamanan yang benar dengan mengamalkan nilai-nilai asmaul husna. Menciptakan suasana keteladanan dan pembiasaan dengan mengamalkan akhlak terpuji dan adab islam melalui pembinaan contoh perilaku sehari-hari. Akhlak mempunyai pengaruh besar terhadap individu manusia dan terhadap suatu bangsa.Dalam suatu syair dikatakan “Sesungguhnya bangsa itu tetap hidup selama bangsa itu berakhlak, jika akhlak mereka lenyap maka hancurlah mereka.5
Manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan bersih dalam keadaan seperti ini manusia akan mudah menerima kebaikan atau keburukan. Karena pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk menerima kebaiakan atau keburukan hal ini dijelaskan Allah sebagai berikut:
(
مشلا
: س
)
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),Maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,Dan sungguh merugilah orang yang
mengotorinya.”( Asy-Syams : 7-9 : 91)
Akan tetapi dalam perjalanannya akhlak menjadi hanya sekedar adab atau tata karma saja. Akhlak kehilangan subtansi filosofinya.Tidak heran jika saat ini,moralitas umat Islam Indonesia mengalami krisis akut akibatnya,keshalihan ritual seringkali tidak berkolerasi positif dengan keshalihan sosial. Padahal, akhlak merupakan ujung tombak agama. Inilah saatnya untuk menghidupkan akhlak kembali. Berdasarkan penelitian pendahuluan masih dijumpai siswa yang tidak menghormati orang tuanya, masih dijumpai siswa yang suka membolos, masih ada siswa yang tidak menghormati guru-gurunya, masih ada siswa yang suka
5Umar beradza,Bimbingan Akhlk Bagi Putra-putri Anda-2,(Surabaya:Pustaka Progressip,1992,),hal.1
(14)
berkata-kata kotor, dan masih dijumpai siswa yang suka meninggalkan shalat lima waktu, padahal itu semua adalah merupakan bagian dari akhlak yang tidak lain merupakan bagian dari ibadah.
Dalam aqidah akhlak yang sering kali membicarakan suatu yang bersifat abstrak, sehingga dalam mengajarkannya dibutuhkan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Agar apa yang diajarkan tadi bisa dipahami dan diterima dengan baik oleh anak-anak, mengingat anak-anak adalah pribadi yang serba terbatas dalam kemampuannya menerima pelajaran.
Setiap sekolah memiliki mutu pendidikan, upaya peningkatkan mutu pendidikan sekolah tidak terlepas dari peningkatan mutu guru, fasilitas, dan sarana prasarana serta pembentukan kurikulum termasuk penggunaan metode pengajaran aktif, dimana guru dalam tugasnya sebagai pengajar harus selalu beusaha agar siswanya mampu mencapai keberhasilan belajar yang optimal.
Kemampuan profesional seorang guru teruji oleh kemampuan menguasai berbagai metode, terutama metode active learning atau belajar aktif, yaitu suatu metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif ,mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Dengan pendidikan aqidah akhlak diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam tingkah laku terpuji. Karena tingkah laku ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang didasari oleh pribadi seseorang. Kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku. Artinya, bahwa apa yang dipikir dan dirasakan oleh individu itu menentukan apa yang akan dikerjakan. Adanya nilai yang dominan mewarnai seluruh kepribadian seseorang dan ikut serta menentukan tingkah lakunya.dengan demikaian dapat disadari betapa pentingnya peranan pendidikan aqidah akhlak dalam membentuk tingkah laku siswa seutuhnya.
Maka dari itu, Pendidikan aqidah akhlak mempunyai arti dan peranan penting dalam membentuk tingkah laku siswa seutuhnya. Sebab dengan pendidikan aqidah akhlak ini siswa tidak diarahkan kepada pencapaian
(15)
kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di akhirat. Dengan pendidikan aqidah akhlak siswa diarahkan mencapai keseimbangan antara kemajuan lahiriah dan batiniah, keselarasan hubungan antara manusia dalam lingkup sosial masyarakat dan lingkungannya juga hubungan manusia dengan Tuhannya. Dan dengan pendidikan aqidah akhlak pula siswa akan memiliki derajat yang tinggi yang melebihi makhluk lainnya.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak dapat dipandang sebagai suatu wadah untuk membina dan membentuk tingkah laku siswa dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik).
Oleh sebab itu pendidikan aqidah akhlak bertujuan untuk menumbuhkan pola tingkah laku siswa yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan, penalaran, perasaan dan indera. Pendidikan aqidah akhlak dengan tujuan semacam itu harus melayani pertumbuhan siswa dalam segala aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah maupun bahasa. Pendidikan aqidah akhlak harus mendorong semua aspek tersebut ke arah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam.
Dan untuk mewujudkan tujuan di atas tentunya harus ditunjang dengan berbagai faktor seperti diantaranya guru atau pendidik, lingkungan, motivasi dan sarana yang relevan. Perkembangan dan pertumbuhan tingkah laku siswa berjalan cepat atau lambat tergantung pada sejauh mana faktor–faktor pendidikan aqidah akhlak dapat disediakan dan difungsikan sebaik mungkin. Yang dalam hal ini adalah lembaga sekolah pendidikan agama yang diberikan dilingkungan sekolah, lembaga sekolah pendidikan agama tidak hanya menyangkut proses belajar-mengajar yang berlangsung di kelas melalui intelegensia (kecerdasan otak) semata, tetapi juga menyangkut pada hal-hal lain seperti dengan guru, teman dan lingkungan yang sangat berpengaruh pada tingkah lakunya.
Sebagai pelajaran yang tidak bisa terpisahkan dari pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai suatu keseluruhan, pelajaran Aqidah Akhlak tidak akan mampu sepenuhnya dalam memotivasi peserta didik untuk mempraktikan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan akhlak karimah dalam kehidupan sehari-hari,
(16)
tanpa berkorelasi dengan pelajaran PAI lainnya. Oleh karena itu, dalam melaksanakan tugasnya guru aqidah akhlak perlu bekerja sama dengan guru-guru lainnya, tenaga pendidik, orang tua dan pihak-pihak yang terkait agar anak-anak didik dapat menerapkan apa yang telah dipelajarinya baik dirumah ataupun disekolah.
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahas dan meneliti kedalam bentuk skripsi dengan judul “PENGARUH PENDIDIKAN AQIDAHAKHLAK DENGAN PERILAKU SISWA KELAS II DI MI AL – HIKMAH MAMPANG JAKARTA SELATAN TAHUN AJARAN 2012-1013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat didentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Terdapat penyimpangan perilaku pada siswa di MI Al-Hikmah seperti:Tidak mengerjakan tugas,berbohong,mencuri,memukul secara berlebihan.
2. Kurangnya pembinaan dan pendekatan yang tepat oleh guru terhadap siswa yang bermasalah
3. Penerapan akhlak bagi murid di MI Al-Hikmah masih perlu dibenahi..
C. Pembatasan Masalah
Agar tidak meluas permasalahan yang akan dibahas maka penulis hanya membatasi permasalanya, yakni lebih difokuskan pada penguasaan siswa terhadap materi akidah akhlak yang telah dipelajari di MI dan pengaruhnya terhadap perilaku siswa khsusnya kelas II, sebagai berikut :
1. Pendidikan akhlak yang dimaksud adalah penguasaan materi akidah akhlak dalam pengetahuan siswa, pemahaman siswa, penerapan siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MI.
2. Perilaku siswa yang dimaksud adalah setiap gerak- gerik siswa sebagai hasil belajar materi akidah akhlak.
(17)
D. Perumusan Masalah
Dalam kaitan dengan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti perlu melakukan perumusan masalah berupa :
1. Bagaimana proses pembelajaran aqidah akhlak di MI Al-Hikmah kelas II Mampang Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2012-2013.
2. Adakah pengaruh pendidikan aqidah akhlak terhadap perilaku siswa kelas II di MI Al-Hikmah Mampang Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2012-2013.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran aqidah akhlak siswa kelas II di MI Al-Hikmah Mampang Jakarta Selatan tahun pelajaran 2012-2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan aqidah akhlak terhadap perilaku
siswa kelas II di MI Al-Hikmah Mampang Jakarta Selatan tahun pelajaran 2012-2013.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna :
1. Bagi Siswa: Dalam rangka memperbaiki diri siswa itu sendiri secara kontinue agar dapat terus menerus berakhlak yang baik.
2. Bagi Guru: Dalam rangka mengoptimalkan efektifitas kerjanya sebagai pendidik dan terus memperbaiki kwalitas diri.
3. Bagi peneliti: Memperdalam masalah akhlak siswa yang relevansinya dengan pendidikan akidah akhlak sebagai disiplin ilmu.
4. Bagi Sekolah : Untuk meningkatkan kualitas sekolah karena sukses atau tidaknya lembaga sekolah dapat dilihat melalui akhlak siswa nya yang telah mendapatkan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
(18)
9
A. Pendidikan Aqidah Akhlak 1. Pengertian Aqidah Akhlak
a. Aqidah
Secara bahasa aqidah berasal dari kata „aqoda, ya’qidu, „aqdan,
„itiqoodaan yaitu: Kepercayaan hati atau keyakinan.1
Pengertian Aqidah secara terminology atau istilah di kemukakan oleh para ahli diantaranya :
Menurut Imam Al-Ghazali menyatakan, apabila aqidah telah tumbuh pada jiwa seorang muslim, maka tertanamlah dalam jiwanya rasa bahwa Allah sajalah yang paling berkuasa,segala wujud yang ada ini hanyalah makhluk belaka.2
Menurut Abdullah Azzam, Aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.3 Maksudnya adalah pengertian iman yaitu : keyakinan atau kepercayaan akan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Nabi-nabi-Kitab-kitab-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dianut oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat dan mendasar.
b. Akhlak
Pengertian Akhlak secara Etimologi, Akhlak berasal dari bahasa Arab
jama’ dari bentuk mufradnya “Khuluqun” yang menurut bahasa diartikan:pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Makna Akhlak dalam Al-qur’an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluk, tercantum dalam surat Al-Qalam, sebagai berikut :
1Prof. H. Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia,(Jakarta : Hidayah Karya Agung, 1973), h. 275
2Al-Ghazali, Khulul Al Islam, ( Kwait : Dar Al- Bayan, 1970),h. 17
3Abdullah Azzam, Akidah Landasan Pokok Membina Umat, ( Jakarta : Gema Insani Press, 1993), cet. Ke-4, h. 17
(19)
ملقل ا (
)
“Dan sesungguhnya Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti
yang agung” (Q.S.Al-Qalam 68:4).
Kata akhlak merupakan kata yang seringkali terdenagar dalam kehidupan sehari-hari . Begitu kita mendengar kata ini sehingga seolah-olah kita tahu pengertian ini dengan jelas, padahal jika ditanyakan apa itu akhlak, kita biasanya terdian memikirkan jawabannya. Pengertiqn akhlak dapat ditinjau dari dua pengertian secara etimologis dan terminologis. Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq, kata ini merupakan bentuk jamak dari al-khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak4.
Menurut Jamil Shaliba dalam bukunya Al-Mu’jam dan Al-Falsafi Juz I halaman 539, penegrtian akhlak dari segi bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti perangai, tabiat, watak dasar kebiasaan, sopan santun agama.
Secara linguistic (kebahasaan) kata akhlak merupakan isim jamid atau isim ghoir mustaq yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan kata tersebut memang begitu adanya. Kata akhlak adalah jamak dari kata khulqun/khuluq yang artinya sama dengan arti kata akhlak sebagaimana telah disebutkan di atas.
Berdasarkan pengertian ini kata akhlak sering dianggap sinonim dengan kata etika, moral, kesusilaan, tatakrama dan lain-lain. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kata akhlak merupakan kata yang digunakan untuk merujuk kepada perbuatan manusia yang kemudian dinilai dengan standar baik dan buruk. Dalam Islam, standar penilaian yang digunakan untuk menilai baik dan buruk suatu perbuatan adalah Al-Quran dan hadits.
Pengertian tentang akhlak secara terminologis telah banyak dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah pengertian akhlak sebagaimana diungkapkanoleh Prof. Dr. Ahmad Amin dlam kitabnya Al-akhlak, menurutnya
4
(20)
“akhlak adalah kehendak yang dibiasakan, dalam pengertian jika kehendak itu membiasakan sesuatu maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.”5
Dari pendapat Prof. Dr. Ahmad Amin tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengna akhlak adlaha kehendak yang dibiasakan, atau dalam pengertian lain akhlak mencakup perbuatan-perbuatan manusia yang telah menjadi kebiasaan bagi orang yang bersangkutan.
Sedangkan pengertian akhlak sebagai sebuah ilmu juga dikemukakan oleh
para intelektual diantaranya Ahmad Amin yang berpendapat bahwa “ilmu akhlak
adalah ilmu yang membahas arti baik dan buruk, menerangkan apa yang harus dilaksanakan oleh manusia, menjelaskan tujuan apa yang hendak dicapai manusia dengan perbuatan mereka dan menunjukkan jalan yang lurus yang harus
diperbuat.”6
Sedangkan Abdul Hamid Yunus mengemukakan sebagaimana dikutip oleh
Drs. Mahjuddin bahwa”ilmu akhlak adalah ilmu yang menerangkan tentang
perbuatan yang mulia, lalu memberikan tuntunan mengenai cara melakukannya, untuk mengisi jiwa manusia dengan perbuatan baik, serta cara-cara
menghindarkan dan membersihkan diri manusia dari perbuatan baik.” 7
Pengertian Akhlak dari segi istilah meurut Ibn Miskawaih yang dikutip
dari Prof. Dr. H.. Abudin Nata bahwa akhlak adalah : “Sifat yang tertanam dalam
jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.8
Pengertian Akhlak dalam konsep al-Ghazali dalam bukunya “Ihya
Ulumuddin”menyatakan bahwa :
“Akhlak adalah suatu sikap (hay’ah) yang mengakar dalam jiwa yang
darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang,tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik
5
Rahmat Djatnika, Sistem Ethika Islami : Akhlak Mulia. (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992),h.46
6
Ahmad Amin, Etika:Ilmu Akhlak , (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), h.62 7
Mahjuddin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran dan Petunjuk Penerapannya dalam Hadits, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000), h.9
8Prof. Dr. H. Abuddin Nata,M.A. Akhlak Tasawuf,(PT. RAJAGRAFINDO PERSADA,2011), cet ke-10, h.3
(21)
dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’,maka ia disebut akhlak yang baik. Dan
jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang
buruk.”9
Menurut Al Ghazali akhlak mempunyai empat syarat: a. Perbuatan baik dan buruk
b. Kesanggupan melakukannya c. Mengetahuinya
d. Sikap mental yang membuat jiwa cenderung kepada salah satu dari dua sifat tersebut, sehingga mudah melakukan yang baik atau yang buruk.10
Dari beberapa definisi diatas secara subtansial tampak saling melengkapi, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran, maksudnya adalah seseorang yang sudah terbiasa dan mendarah daging melakukan shalat ketika saat adzan berkumandang ia tidak akan merasa berat lagi mengerjakannya,dan tanpa pikr-pikir ia dengan mudah dan ringan mengerjakannya.Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar dan merupakan perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh bukan bersandiwara ikhlas semata-mata karena Allah SWT.
Dari penjabaran di atas dapat di simpulkan bahwa makna Aqidah Akhlak adalah : Ikatan dari suatu system keyakinan yang di yakini kebenarannya,yang tertanam dalam hati,diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan yang terpuji sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadits.11
2. Pendidikan Aqidah Akhlak
Usaha Pendidikan bukanlah semata mata mengetahui belaka, tetapi lebih dari usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
9 Ismail Thaib, Risalah Akhlak. (Yogyakarta:CV. Bina Usaha, 1984), Cet-1, hal 2 10 H. Moh. Ardani, Akhlak –Tasawuf. (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), Cet-2, hal 27
11 Drs. H. Achmad Gholib, MA, Studi Islam II Aqidah Akhlak, (Jakarta, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2011) Cet-1,h.121
(22)
yang mendefinisikan kata”pendidikan sebagai proses perubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok oaring dalam mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan”.12
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba yang
menjelaskan bahwa “….pendidikan adalah proses bimbingan secara sadar oleh si
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama…”.13
Pengetahuan tentang baik buruk dalam pengertian akhlak adalah merupakan salah satu topic utama dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasinyang baik dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya memiliki akhlak yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates, seorang filsuf Yunani yang sangat yakin bahwa orang berbuat baik (benar) apabila ia mengetahui apa yang baik bagi dirinya. Perbuatan buruk (salah) terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia tentang apa yang baik.14
Dari pembahasan di atas tidak mengherankan jika kemudian pendidikan aqidah akhlak menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik rohani maupun jasmani. Aqidah Akhlak di Madarsah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma’ al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara subtansial mata pelajaran Aqidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikanmotivasi kepada peserta
12
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Buku, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), h..22.
13Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma’arif, 1980), h. 19 14
13 Tokoh Filsafat Etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), h. 58
(23)
didik untuk mempraktikan al-akhlakul karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabnya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.
Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikan dan dibiasakan sejak dini oleh para peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negative era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
B. Perilaku Siswa
1. Pengertian Perilaku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku merupakan keadaan manusia pada umumnya, yaitu kebiasaan bagaimana cara berbuat.15
Perilaku terdiri dari dua kata perilaku, perjatinya, sekeliing, dekat.
Laku artinya tingkah laku,perbuatan,tindak tanduk. Dalam bahasa Inggris
perilaku di sebut “behavior” artinya kelakuan,tindak tanduk.
M. Ichsan mengatakan bahwa perilaku adalah suatu proses keadaan mental seseorang yang mendorong dirinya untuk berbuat sesuatu. Dalam proses ini timbul pehaman disertai pembentukan keinginan dan tujuan lebih lanjut menentukan rasa menerima atau menolak rangsangan dari luar sehingga menjadi cirri-ciri seseorang dalam melakukan perbuatan tertentu, baik yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar karena menjadi kebiasaan rutin sehari-hari.
Setiap orang pada umumnya sulit untuk melepaskan perasaan senang dan tidak senang dari pesepsi dan perilakunya ketika berinteraksi dengan suatu obyek tertentu. Dalam mental seseorang selalu ada mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, ikut menentukan kecenderungan perilaku seseorang terhadap manusia atau sesuatu yang sednag dihadapi, bahkan terhadap diri sendiri. Pandangan dan perasaan dipengaruhi oleh ingatan kita akan masa lalu, oleh apa yang kita ketahuidan kesan kita terhadap apa yang sedang kita hadapi.
15 Poerwadarminta WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1985),h. 738
(24)
Itulah fenomena sikap yang timbulnya tidak saja ditentukan oleh keadaan obyek sedang kita hadapi tetapi juga oleh kaitannya dengan pengalaman-pengalaman masa lalu, oleh situasi saat ini, dan oleh harapan-harapan untuk masa yang akan dating. Dengan demikian untuk selalu dapat bersikap positif, seseorang perlu dilatih sejak kecil dengan pengalaman-pengalaman yang positif dan dibiasakan menghadapi persoalan-persoalan dengan persepsi positif juga.
Menurut Thurstone, Likert dan Osgood, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan . Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung dan tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut.
Sementara menurut La Piere yg dikutip oleh Azwar bahwa sikap lebih diartikan sebagai suatu pola perilaku tendensi atau kesiapan antisipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi social atau secara sederhana sikap adalah stimuli social yang telah terkondisikan.16
Sikap seseorang terhadap suatu obyek umumnya dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut dan melatar belakangi seseorang tersebut sebagai pengalaman hidupnya. Orang yang telah tertanam dan terkristal nilai-nilai tertentu dalam mental atau kepribadiannya, tentunya dalam menghadapi dan merespon sesuatu tersebut diwarnai oleh nilai-nilai yang diyakininya.
Berbicara sikap biasanya selalu dikaitkan dengan perilaku yang berada dalam batas kewajaran dan kenormalan yang merupakan respon atau reaksi terhadap stimulus lingkungan social. Menurut teori tindakan beralasan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein dikatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku melalui suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dan dampaknya hanya pada tiga hal . Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oelh sikap umum tetapi ditentukan oleh sikap spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku tidak hanya oleh sikap, tetapi juga oleh norma norma subyektif yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan, agar kita perbuat. Ketiga sikap terhadap perilaku bersama sama norma subyektif membentuk suatu intensi
16 Azwar Saifuddin. Sikap Manusia teori dan pengukurannya (Yogyakarta : Puistaka Pelajar, 1998) h.5
(25)
atau niat untuk berperilaku tertentu.17 Secara sederhana teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan /perilaku apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bial ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya. Dengan demikaian dapat dismpulkan bahwa seseorang yang yakin bahwa perilaku yang akan dilakukan menimbulkan dampak positif pada dirinya, ia akan bersikap cenderung melakukan tindakan tersebut, Begitu sebaliknya jika ia yakin tindakan yang dilakukannya berdampak negative pada dirinya ia bersikap menolak melakukan tindakan tersebut.
Secara etimologis perilaku artinya setiap tindakan manusia atau hewan yang dapat dilihat.18
Para ahli psikologi membedakan dua macam tingkah laku yakni tingkah laku intelektual dan tingkah laku mekanistis.19 Tingkah laku intelektual adalah sejumlah perbuatan yang dikerjakan seseorang yang berhubungan dengan kehidupan jiwa dan intelektual. Ciri-ciri utamanya adalah berusaha mencapai tujuan tertentu. Sedangkan tingkah laku mekanistis atau reflex adalah respon-respon yang timbul pada manusia secara mekanistis dan tetap, seperti kedipan mata sebab terkena cahaya dan gerakan-gerakan perangsang yang kita lihat pada anak-anak, seperti menggerakan kedua tangan dan kaki secara terus menerus tanpa aturan.
Perilaku adalah suatu perbuatan atau aktivitas atau sembarang respons baik itu reaksi, ytanggapan, jawaban, atau itu balasan yang dilakukan oleh suatu organisme. Secara khusus pengertian perilaku adalah bagian dari satu kesatuan pola reaksi. Perilaku menurut Walgito adalah suatu aktivitas yang mengalami perubahan dalam diri indvidu. Perubahan itu diperoleh dalam segi kognitif, afektif dan psikomotorik.20
Dari beberapa uraian diatas Nampak jelas bahwa perilaku itu adalah kegiatan atau aktifitas yang melingkupi seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah
17 Ibid. h. 11
18Dsli Guulo, Kamus Psikologi, (Bandung : Tonis, 1982), Cet, ke-!, h.9
19Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka al-husna, 1998), Cet. Ke-2, h. 274
(26)
yang bisa dilihat.Perilaku adalah merupakan keadaan manusia pada umumnya, yaitu kebiasaan Bagaimana cara berbuat.
2. Perkembangan Perilaku
Perkembangan pribadi manusia menurut Ilmu Psikologi berlangsung sejak terjadinya konsepsi sampai mati, yaitu sejak terjadinya pertemuan sperma dan sel telur (konsepsi) sampai mati, individu senantiasa mengalami perubahan-perubahanatau pertumbuhan.21 Pembentukan yang dimaksud di atas adalah suatu proses tertentu terusmenerus dan proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali, atau secara umum diartikan sebagai serangkaian perubahan dalam susunan yang berlangsung secara teratur, progresif, jalin menjalin, dan terarah kepadakematangan dan kedewasaan.
Adapun perkembangan perilaku anak yang dimaksud di sini yaitu anak pada masa puber dan remaja (antara umur 13-18). Pada masa puber ini anak banyakmengalami perubahan-perubahan fisik sangat mempengaruhi perilaku anak. Masa inipula yang diistilahkan oleh Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Perkembangandengan masa negatif yang diekspresikan sebagai berikut:
1. Negatif dalam prestasi, baik jasmani maupun prestasi mental
2. Negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat.22
Sedangkan pada masa remaja adalah suatu periode peralihan yaitu masaperalihan dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Ini berarti anak-anak padamasa ini harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan jugaharus mempelajari sikap dan pola perilaku yang baru sebagai pengganti perilaku dan sikap yang ditinggalkannya. Akibat sifat peralihan ini remaja bersikap ambivalensi, disatu pihak ingin diperlakukan seperti orang dewasa, di lain pihak segalakebutuhannya masih minta dipenuhi seperti halnya pada anak-anak.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Perilaku
Ada tiga aliran yang sudah amat populer yang mempengaruhi perkembangan perilaku anak yaitu:
21 M. alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan. (Jakarta:Pedoman Jaya, 1996) Cet. Ke-2,h.10 22
(27)
1. Aliran Nativisme yang dipelopori oleh Schopen Houer yang berpendapat bahwa anak sejak lahir telah mempunyai pembawaan yang kuat sehingga tidak dapat menerima pengaruh dari luar.
2. Aliran Empirisme yang dipelopori oleh John Locke berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh faktor lingkungan. Sedangkan faktor dasar atau pembawaan tidak memainkanperan sama sekali.
3. Aliran Konfergensi yang dipelopori oleh William Stem berpendapat bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor dasar (pembawaan, bakat, keturunan) maupun lingkungan, yang keduanya memainkan peranan penting.
Oleh karena itu dalam memenuhi segala kebutuhan perilaku yaitu dipengaruhioleh berbagai faktor antara lain :
1. Faktor pembawaan dan kelahiran yang cenderung memberi corak dan perilakutertentu pada yang bersangkutan
2. Faktor keluarga dimana lingkungan keluarga banyak berperan dalam menghiasi perilaku anak
3. Faktor pengalaman dalam masyarakat sekitar, karena watak manusia sangat dipengaruhi oleh kecendrungan-kecendrungan dan norma-norma sosial, kebudayaan, konsep-konsep, gaya hidup, bahasa dan keyakinan yang dipelukoleh masyarakat.23
Keterangan-keterangan di atas tadi dapat diambil kesimpulan bahwa
faktor-faktoryang mempengaruhi perkembangan perilaku itu intinya ada dua :
1. Faktor intern yaitu faktor-faktor yang datangnya dari dalam diri anak baik keturunan, bakat, pembawaan, sangat mempengaruhi dan merubah perilakuanak. Dan jika orang tua mempunyai sifat-sifat baik fisik ataupun mental psikologis, sedikit banyak akan terwariskan kepada anak.
23 Yedi Kurniawan, (ed), Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan. (Tinjauan Islam dan Permasalahannya), (Jakarta:CV. Firdaus, 1992),h.18
(28)
2. Faktor ekstern yaitu faktor yang datang dari luar diri anak seperti faktor lingkungan (orang tua/keluarga, sekolah, masyarakat dan teman-teman bermain) yang juga akan mempengaruhi kepribadian dan perilaku anak..
C. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah
Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
a) Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengamalan peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.
D. Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa
Penguasaan materi aqidah akhlak adalah pemahaman atau pengetahuan siswa dalam memahami tentang ajaran agama Islam dari segi materi aqidah akhlak. Sedangkan perilaku siswa adalah segala gerak-gerik atau sikap siswa yang datang akibat pengaruh rangsangan-rangsangan di sekitarnya.Banyak contoh yang membuktikan bahwa pengetahuan atau pemahaman itu berpengaruh besar terhadap perkembangan perilaku. Para siswa yang berprestasi baik (dalam arti yang luas dan ideal) dalam bidang pelajaran Agama Islam misalnya aqidah, sudah tentu akan lebih rajin beribadah shalat, puasa dan lain-lain. Sedang dalam bidang akhlak, dia juga tidak segan-segan memberi pertolongan atau bantuan kepada orang yang membutuhkan juga memerlukan, sebab ia merasa bahwa memberikan bantuan itu adalah kebajikan, sedangkan perasaan yang berkaitan dengan kebajikan tersebut berasal dari pemahaman atau pengetahuan yang mendalam
(29)
terhadap materi-materi pelajaran khususnya aqidah akhlak yang ia terima dari gurunya.
E. Kerangka Berpikir
Usaha penidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka, tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga pross aplikasi pengetahuan ke dalam kehidupan real. Hal ini sepertti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yabg mendefinisikan kata pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan aqidah akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadi baik rohani maupun jasmani . pendidikan aqidah akhlak merupakan salah satu pendidikan yang intensif diberikan kepada peserta didik dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan dengan pemberian pendidikan aqidah akhlak peserta didik diharapkan dapat mengetahui perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga mampu menentukan pilihan dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.
Dari uraian dan paparan dua variabel tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak merupakan satu-satunya aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyrakat, karena bagaimanapun pandainya seorang anak didik tanpa dilandasi dengan aqidah akhlak yang baik,budi pekerti yang luhur,maka kelak akan mencerminkan kepribadian yang baik.
Ilmu akhlak juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia di segala bidang. Seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju disertai dengan akhlak yang mulia,niscaya semuanya itu akan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern ,memiliki pangkat atau harta dan sebagainya namun tidak disertai dengan
(30)
akhlak yang baik ,maka semuanya itu akan disalah gunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana di muka bumi.
Peranan pendidikan dalam pembentukan perilaku pada anak didik adalah sangat penting. Diantara faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan perilaku anak yang perlu di perhatikan dalam pendidikan anak adalah: pertumbuhan kematangan, kesadaran bergantung pada kecerdasan, kematangan alam perasaan, pengaruh motivasi baik dari lingkungan internal pribadi, pengalaman hidup, keadaan lingkungan baik keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah.
Selanjutnya untuk mewujudkan tingkah laku yang positif maka diperlukan keseriusan guru dalam membentuk kepribadian peserta didik, salah satunya dengan peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar Aqidah Akhlak dengan baik. Karena dengan mempelajari aqidah akhlak maka akan tertanan nilai-nilai agama Islam dan dapat mewujudkan kepribadian yang baik sehingga kelak dapat bermanfaat di masa dewasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan aqidah akhlak adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan tingkah laku siswa yang sesuai dengan ajaran Islam, dalam berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Sehingga apabila tujuan pendidikan aqidah akhlak tersebut sudah tertanam dan menjadi dasar dalam jiwa peserta didik, maka ia akan menjadi kekuatan batin yang dapat melahirkan tingkah laku positif dalam kehidupannya. Sehingga para peserta didik akan selalu optimis menghadapi masa depan, selalu tenang dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi, dan tidak takut terhadap apapun kecuali kepada Allah SWT. Selain itu mereka akan selalu rajin melakukan ibadah dan perbuatan baik, serta tingkah laku positif lainnya yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya tetapi bermanfaat pula untuk masyarakat dan lingkungannya.
(31)
Berdasarkan kerangka berpikir di atas,maka rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha : Terdapat pengaruh positif yang signifikan pendidikan aqidah akhlak terhadap perilaku siswa .
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan pendidikan aqidah akhlak terhadap perilaku siswa.
(32)
23
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan di MI Al – Hikmah yang berlokasi di Jl. Bangka II No. 24 Pela Mampang, Jakarta Selatan.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian penulis lakukan antara bulan Februari s/d Mei 2013 untuk tahun ajaran 2012-2013.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian sering juga disebut juga sebaga imetodologi penelitian.
Sedangkan maksud dari kata metodologi itu sendiri adalah “cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang di kembangkan Untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang terpercaya, dan kemudian dikembangkan secara sistematis sebagai suatu rencana untuk menghasilkan data tentang masalah penelitian tertentu.1
Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode deskritifanalisis. Deskritif digunakan agar mampu memahami dan memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang terkait dengan isiskripsi ini.Analisis dipakai agar penulis dapat menyusun skripsi ini dalam bentuk sistematis sehingga mengena pada intipermasalahan dan memperoleh hasil penelitian yang benar.
Dengan data-data yang diperoleh melalui :
1. Penelitian kepustakaan (LibraryResearch), yaitu penulis mengumpulkan bahan dari hasi lmembaca buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang di bahas.
1Inu Hajar,Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), cet ke-2, h. 10
(33)
2. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu menghimpun data dan fakta dari obyek yang diteliti, yaitu siswa MI Al-Hikmah. Adapun cara pengumpulan data dari penelitian lapangan ini adalah dengan menggunakan teknik-teknik :
a. Interview, yaitu komunikasi langsung dalam bentuk Tanya jawab antara peneliti dengan responden. Adapun responden yang akan penulis wawancarai adalah guru bidang study Aqidah Akhlak. Karena guru tersebut merupakan salah satu sumber yang mempunyai hubungan tentang penelitian yang penulis teliti.
b. Angket, yaitu merupakan salah satu bentuk daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan secara tertulis mengenai salah satu masalah atau bidang yang diteliti untuk memperoleh data.lain-lain.
C. Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Target
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda,tumbuh-tumbuhan dan peristiwasebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.2
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah
“ Keseluruhan objek penelitian”. Populasi terdiri atas sekumpulan objek
yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin di ketahui.
Adapun dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah ke siswa-siswi kelas II di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah yang berjumlah 33 siswa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel secaraacak (Sampling Random) untuk memudahkan perolehan dan pelaksanaan dan penelitian yang diambil dari lokasi penelitian.
2Herman Resito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 49
(34)
2. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian dari suatu populasi. Menurut
Suharsini Arikunto, sampel adalah “Sebagian atau wakil daripopulasi
yang diteliti.”3
Sampel memberikan suatu gambaran tentang populasi. Pengambilan sampel dan suatu populasi disebut dengan penarikan sampel atau sampling.
Adapun subjek dalam penelitian ini sampelnya adalah seluruh siswa kelas II MI Al Hikmah Mampang Jakarta Sekatan tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah 33 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampling jenuh (sensus). Sampling jenuh (sensus) adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.4 Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MI Al Hikmah Mampang Jakarta Selatan yang berjumlah 33 siswa.
D. TeknikPengumpulan Data
1. Observasi
Penulis mengadakan observasi terhadap proses kegiatan belajar rmengajar di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah,untuk mendapatkan data yang akurat.
2. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara dengan para guru untuk mendapatkan data tentang penyelenggaraan pendidikan dan segala upaya. Sejarah berdrinya, serta perkembangan Madrsah Ibtidiyah Al-Hikmah. 3. Kuesioner.
Penulis membua tangket yang di dalamny amemuat pertanyaan sesuai dengan pokok bahasan atau materi yang telah diajarkan untuk
3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT, Rineka Cipta, 1993), h. 104
4
Sugiono.. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.(Bandung : Alfabeta ,2011) h.85
(35)
disebarkan kepada para siswa pada awal penelitian dan pada saat sesudah diadakannya upaya pembinaan akhlak.
E. Instrumen Variabel
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam metodologi penelitian ariabel yang dimaksud adalah gejala bervariasi yang menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian lapangan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: pendidikan aqidah akhlak sebagai variabel bebas (X) dan Perilaku siswa sebagai variable terikat (Y).
1. Pendidikan Aqidah Akhlak
Pendidikan adalah pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan dengan kata lain juga dapat berarti pengetahuan atau kepandaian pada mata pelajaran aqidah akhlak. telah dipelajari di kelas II. Variabel materi aqidah akhlak ini dapat diukur melalui angket (kuesioner) dengan pendekatan aspek dan indikator seperti pada tabel berikut:
Tabel 1.
Kisi-Kisi Instrumen Pendidikan Aqidah Akhlak
No. Dimensi Indikator Butir
Soal
Jumlah Soal
1 Aqidah
Akhlak
- Memahami kalimat thayibah - Membiasakan akhlak terpuji - Menghindari akhlak tercela
2,4,7 1,3,5,9 6,8,10
3 4 3
Jumlah 10 10
2. Perilaku Siswa
Perilaku Siswa adalah segala gerak-gerik / sikap siswa yang datang akibat pengaruh rangsangan-rangsangan di sekitarnya atau segala bentuk aktivitas individu yang ibangkitkan oleh stimulus. Akan tetapi yang dimaksud perilaku siswa dalam penelitian ini adalah segala gerak-gerik atau sikap siswa terhadap khalik dan terhadap sesama manusia. Variabel perilaku siswa ini dapat diukur
(36)
melalui angket (kuesioner) dengan pendekatan aspek dan indikator seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.
Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Siswa
No. Dimensi Indikator Butir Soal Jum
lah Soal 2. Perilaku
Siswa
a. Akhlak terhadap guru dan teman b. Akhlak ketika belajar di kelas c. Akhlak ketika bermain/bergaul
di sekolah
11,15 ,17,19 16
12,13,14, 18,20
4 1 5
Jumlah 10 10
D. TeknikAnalisis Data
Setelah didapat data primer dari lapangan, tahap berikutnya adalah pengolahan dan dianalisis. Untuk mempermudah analisis data maka digunakan tabel: frekuensi. Analisis di gunakan dengan teknik korelasional, yang mana teknik ini digunakan untuk mencari dua variabel. Adapun rumus yang di gunakan adalah rumus korelasi product moment secara operasional, analisis tersebut dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Skoring
Untuk responden yang menjawab item positif diberiskor a. Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 4 b. Alternatif jawaban B mempunyai bobot nilai 3 c. Alternatif jawaban C mempunyai bobot nilai 2 d. Alternatif jawaban D mempunyai bobot nilai 1
Sedangkan untuk responden yang menjawab item negative diberi skor a. Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 1
(37)
c. Alternatif jawaban C mempunyai bobot nilai 3 d. Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 4 2. Memperoleh nilai frekuensi dengan rumus
P = F / N x 100% Keterangan : P = presentase
F = frekuensi yang dihasilkan N = jumlah populasi yang ada
Adapun rumus yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah rumus product moment secara operasional, dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
rxy = Angka indeks korelasi “r” N = Jumlah responden
∑xy = Jumlah hasil penilaian antaraskor x danskor y
∑x = Jumlah seluruh skor x
∑y = Jumlah seluruhs skor y
Kemudian setelah menganalisis hubungan antara kedua variabel di atas penulis memberikan interprestasi terhadap angka indekskorelasi “r” product moment serta menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara :
rxy :
N.∑XY-(∑X)( ∑Y)
√{(N∑X2
(38)
1. Memberikan interprestasi secara kasar / sederhana
Besarnya “r” product moment
(rxy)
Interprestasi
0,00-0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
070 – 0,90
0,90 – 1,00
Antaravariabel x danvariabel y memang terdapat korelasi akan tetapi itu sangat lemah / sangat rendah
Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sedangataucukup
Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang kuat / tinggi
Antara variabel x dan y terdapat tkorelasi yang sangat kuat / tinggi
2. Memberi interprestasi dengan cara berkonsultasi pada table nilai “r”
product moment.
Agar lebih mudahin terprestasi terhadap angkain dekskorelasi “r” product
moment dapat ditempuh dengan jalan berkonsultasi pada tabel “r” product
moment, prosedurnya adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan hipotesa alternative (Ha) dan hipotesanihil (Ho)
b. Menguji kebenaran atau kepalsuan darihipotesa yang telah diajukan
dengan jalan membandingkan besarnya “r” product moment dengan “r” yang tercantum dalam tabell nilai (rf), dengan terlebih dahulu
mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (df) yang rumus nya adalah sebagai berikut :
df = N-nr
keeterangan :df = degrees of freedom N = number of cases
(39)
Untuk mencari kontribusi variabel x terhadap variabel y penuli smenggunakan cara sebagai berikut :
Keterangan
KD = Kontribusi variabel x terhadap variabel y
= Koefisien korelasi anatara variabel x terdap vaiabel y
H. Hipotesis Statistik H0 : βy = 0
H1 : βy ≠ 0
artinya :
H0 : tidak terdapat pengaruh pendidikan aqidah akhlak terhadap perilaku siswa
H1 : terdapat pengaruh minat pendidikan aqidah akhlak terhadap perilaku siswa
(40)
31
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Deskripsi Lokasi
Penelitian yang penulis lakukan di MI. Al-Hikmah yang berlokasi di Jl. Bangka II NO.24 RT.008/Rw.03 Kelurahan Pela Mampang Kecamatan mampang prapatan Kotamadya Jakarta selatan kode pos 12720. Di bawah pimpinan kepala sekolah H. Sarwadi yang sejak awal MI Al-Hikmah didirikan tahun 1970 hingga sekarang.
2. Keadaan Sekolah MI Al-Hikmah
Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah berdiri atas dasar pemikiran tokoh-tokoh masyarakat yang merasa perlu adanya lembaga pendidikan dasar islam yang bermutu dan terjangkau .
Pada awal tahun 1970 cita-cita mulia tersebut terwujud dengan dibentuknya panitia pembangunan gedung sekolah. Bulan Februari 1970, bertepatan dengan pengajian/ tabligh akbar dimulai pembangunan gedung madrasah yang berlokasi di jalan Bangka II Kelurahan Pela Mampang Kecamatan mampang Prapatan dengan di tandai peletakan batu pertama yang dihadiri oleh alim ulama dan tokoh masyarakat.
Pembangunan gedung selesai pada bulan Agustus 1970 dengan jumlah ruangan 6 lokal dan kantor 1 lokal. Pada bulan Desember 1970 dibuka pendaftaran siswa baru dengan jumlah pendaftar kelas 1 sebanyak 131 orang dan kelas 2 sebanyak 23 orang.
Awal kegiatan belajar mengajar di mulai pada bulan Januari 1971 dengan pembagian kelas I ( tiga lokal) dan kelas II ( satu lokal) yang dibimbing oleh tenaga pengajar sebanyak 4 orang guru dan 1 orang kepala sekolah.
Dengan bertambahnya jumlah siswa yang cukup signifikan maka pada tahun 1980 dilaksanakan renovasi total gedung madrasah dengan bangunan dua lantai (jumlah ruangan kelas sebanyak 8 lokal dan kantor 1 lokal).
(41)
Pada tahun 1990 penambahan ruangan kelas sebanyak 5 lokal yang terletak pada lantai dasar Masjid. Sesuai dengan kebutuhan untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikan maka pada tahun 2007 dibangun ruangan perpustakaan, laboratorium computer/IPA. Prestasi akademik sejak pertama kali mengikuti UASBN sampai saat ini Alhamdulillah lulus seratus persen(100%) dengan nilai memuaskan.
3. Tujuan Sekolah MI Al-Hikmah
Membina peserta didik agar menjadi insan muttaqin , cerdas dan berakhlak mulia,berkepribadian serta keterampilan untuk hidup mandiri dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
4. Visi dan Misi MI Al-Hikmah
Visi : Menjadikan sekolah sebagai pusat pendidikan yang mampu menyiapkan siswa berakhlakul karimah,beradab,terampil dan berprestasi. Misi : Menyelenggarakan pendidikan yang berkesinambungan,serta keilmuan,moral dan sosial sehingga mampu melahirkan sumber daya yang berkwalitas.
5. Kurikulum MI Al-Hikmah
Kurikulum dikembangkan berdasarkan bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Alloh Subhanahu Wataala, berakhlak mulia, sehat jasmani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral yang berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
(42)
Tabel 1
STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM
N0 KOMPONEN KLS.
I/II/III
KLS. IV
KLS. V
KLS. VI
1 PENDIDIKAN
AGAMA
a.Qur’an-Hadits 2 2 2
b.Aqidah Akhlak 2 2 2
c.Fiqih 2 2 2
d.Sejarah Kebudayaan Islam
1 1 1
2 Pendidikan Kewarganegaran
2 2 2
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Bahasa Arab 4 4 4
5 Matematika 6 6 6
6 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8 Seni Budaya dan Keterampilan
2 2 2
9 Pend.Jasmani,Olahraga & Kesehat
2 2 2
10 MUATAN LOKAL
a.Thafizul Qur’an 2 2 2
b.Bahasa Inggris 2 2 2
c.Tehnologi
informasi/komunikasi
2
d.Pend.Lingkungan & Budaya Jak
2 2 2
(43)
6. Kompetensi MI Al-Hikmah
Kompetensi yang ingin dicapai dari proses kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
6.1. Capaian akademis
Nilai rata-rata mata pelajaran utama minimal tujuh 6.2. Capaian ibadah
a. Sholat wajib dengan kesadaran sendiri
b. Tilawah Al-Quran minimal dua halaman setiap hari c. Melaksanakan puasa wajib pada bulan Romadhan
d. Hafalan doa doa pendek dan dapat memparaktekkannya sehari-hari. 6.3. Capaian tahfizul Qur’an
a. bacaan baik dan benar b. minimal hafal juz tiga puluh 6.4. Capaian disiplin
a. patuh pada tata tertib b. belajar tekun
c. hidup sehat dan hemat 6.5.Capaian akhlak
a. patuh kepada kedua orang tua dan guru b. hormat kepada yang lebih tua
c. sayang sesama teman sebaya
d. berbicara dan bertingkah laku santun e. senang berbuat kebajikan
6.6 Capaian keterampilan a. keperamukaan
b. usaha kesehatan sekolah (UKS)
c. kesenian dan olah raga /Out bon/Pencaksilat d. Komputer
(44)
7. Pendidikan Tenaga Pengajar MI Al-Hikmah
Tabel 2
Pendidikan Pengajar MI Al-Hikmah
N0 NAMA PENDIDIKAN
01 H.Sarwadi D.3
02 H.A.Faridi SLTA
03 Drs.Dj.Marzeni S.1
04 Karyono S.1
05 Ahmad Zikri Hakim S.1
06 Ahmad Khaeroni S.1
07 Ahmad Bustomi SLTA
08 Supandi S.1
09 Ahmad Ghozali D.2
10 Mahmud S.1
11 Muhammad Taufik S.1
12 Hj.Nurjanah S.1
13 Hj.Zubaidah S.1
14 Hj.Salmah Hamdani S.1
15 Salmah Abdulloh S.1
16 Hj.Maisaroh D.2
17 Miftahul Jannah S.1
18 Saidah S.1
19 Lu’luil Maknun S.1
20 Yayah Mardianah S.1
21 Zulfikar S.1
22 Nurfaizah S.1
(45)
Kondisi siswa
No Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978-1979 1979-1980 1980-1981 1981-1982 56 138 188 193 176 109 187 180 188 204 207 98 163 237 233 230 210 205 204 230 243 237 154 301 425 426 406 399 392 384 418 447 444
No Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1982-1983 1983-1984 1984-1985 1985-1986 1986-1987 1987-1988 1988-1989 1989-1990 1990-1991 1991-1992 1992-1993 1993-1994 1994-1995 1995-1996 1996-1997 214 222 229 253 229 251 243 237 251 248 239 199 224 238 239 249 250 250 257 248 250 249 251 247 239 242 252 247 258 284 463 472 479 510 477 501 492 488 498 487 481 451 471 496 523
(46)
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 1997-1998 1998-1999 1999-2000 2000-2001 2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 250 255 270 276 277 277 280 285 293 292 279 263 270 249 300 293 262 249 265 274 294 284 292 305 311 298 284 275 270 285 250 277 512 504 535 550 571 561 572 590 604 587 563 538 540 534 550 570 Catatan:
1.Tahun 1971-1977 Awal tahun pelajaran bulan Januari
2.Tahun 1978 masa belajar ditambah 6 bulan menjadi satu setengah tahun 3.Tahun 1978-1979 Awal tahun pelajaran diawali pada bulan Juli
B. Distribusi Data
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden yang telah dipilih sebagai sample. Kemudian data yang diperoleh dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan presentase dengan menggunakan rumus:
P= Angka presentase
F= Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
(47)
Hasil angket kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi, yang merupakan proses data-data instrument pengumpilan data (angket) menjadi tabel-tabel angka di dalam presentase yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 1
Apakah kamu datang ke sekolah tepat waktu?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 33 100%
B Sering - -
C Kadang – kadang - -
D Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Dari hasil penyebaran angket ini dapat diketahui bahwa siswa-siswi yang mejawab Selalu 100%, yang menjawab sering, kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada. Ini menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas II MI-Al-hikmah mentaati peraturan yang sudah dibuat oleh sekolah atau disiplin terhadap waktu.
Tabel 2
Apakah kamu mengucapkan salam ketika masuk kelas?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 26 90%
B Sering 4 6%
C Kadang – kadang 3 4%
D Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Dari hasil penyebaran angket ini dapat diketahui bahwa siswa-siswi yang selalu mengucapkan salam ketika masuk kelas sebanyak 90%, yang menjawab sering 6%, yang menjawab kadang-kadang 4% dan yang menjawab tidak
(48)
pernah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswi memahami akan pentingnya salam dan adab kesopanan.
Tabel 3
Apakah kamu bersalaman dan mencium tangan guru mu ketika sampai di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 33 100%
B Sering - -
C Kadang – kadang - -
D Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Pada tabel di atas menuujukkan bahwa siswa-siswi yang selalu bersalaman dan mencium tangan guru ketika sampai di sekolah 100%, yang menjawab sering, kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran akhlak terpuji yang di ajarkan di sekolah di amalkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan sekolah.
Tabel 4
Apakah kamu membaca do’a sebelum dan sesudah belajar ketika di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 24 87%
B Sering 9 13%
C Kadang – kadang - -
D Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Pada tabel di ataas menuujukkan bahwa siswa-siswi yang menjawab
selalu membaca do’a sebelum dan sesudah belajar ketika di sekolah 87%,
yang menjawab sering sebanyak 13%, yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya
(49)
mengamalkan akhlak terpuji yaitu membiasakan diri membaca do’a sebelum dan sesudah belajar agar selalu mendapat keberkahan dan ilmu yang manfaat dari Allah SWT.
Tabel 5
Apakah kamu mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 23 88%
B Sering 5 6%
C Kadang – kadang 5 6%
D Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Pada tabel di ataas menuujukkan bahwa siswa-siswi yang menjawab selalu 88%, yang menjawab sering 6%, yang menjawab kadang-kadang 6% dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kebanyakan siwa-siswi mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah.
Tabel 6
Apakah kamu mencontek saat ulangan di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu - -
B Sering - -
C Kadang – kadang 19 70%
D Tidak Pernah 14 30%
Jumlah 33 100%
Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa siswa-siswi yang menjawab selalu tidak ada, yangmenjawab sering tidak ada, yang menjawab kadang-kadang 19%, yang menjawab tidak pernah 14%. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang pembiasaan diri bersikap jujur harus ditingakatkan lagi terutama oleh guru bidang studi aqidah akhlak.
(50)
Tabel 7
Apakah kamu mengucapkan Alhamdulillah ketika mendapat nilai bagus?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 14 70%
B Sering 10 20%
C Kadang – kadang 9 10%
D Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Dari hasil hasil penyebaran angket dapat diketahui bahwa siswa-siswi yang menjawab selalu 70%, yang menjawab sering 20%, yang menjawab kadang-kadang 9% dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswi memahami materi akidah akhlak tentang kalimat thayibah dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 8
Sukakah kamu berbuat bohong kepada guru atau teman di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu - -
B Sering - -
C Kadang – kadang 5 10%
D Tidak Pernah 28 90%
Jumlah 33 100%
Dari tabel di atas siswa-siswi yang menjawab selalu tidak ada, yang menjawab sering tidak ada, yang menjawab kadang-kadang 10% dan yang menjawab tidak pernah 90%.hal ini menujukkan bahwa siswa-siswi membiasakan diri bersikap jujur terutama di lingkungan sekolah.
(51)
Tabel 9
Apakah kamu selalu berbuat baik kepada sesame teman?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 20 70%
B Sering 8 20%
C Kadang – kadang 5 10%
D Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Dari hasil penyebaran angket ini diketahui bahwa siswa-siswi yang menjawab selalu 70%, yang menjawab sering 20%, yang menjawab kadang-kadang 10% dan yang menjawab tidak pernah berbuat baik kepada sesama teman tidak ada.
Hal ini menunjukan bahwa siswa siswi selalu berbuat baik kepada teman dalam peragulan disekolah.
Tabel 10
Apakah kamu melakukan kecurangan saat bermain di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu - -
B Sering - -
C Kadang – kadang 8 7%
D Tidak Pernah 25 93%
Jumlah 33 100
Dari hasil penelitian diatas bahwa siswa siswi yang menjawab tidak pernah melakukan kecurangan saat bermain 25 %, yang menjawab kadang-kadang 8% yang menjawab sering dan selalu tidak ada. Hal ini menunjuka bahwa hampir semua siswa siswi tidak pernahmelakukan kecurangan saat bermain disekolah.
(52)
Tabel 11
Apakah kamu suka membicarakan keburukan teman atau guru di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 1 1%
B Sering 3 9%
C Kadang – kadang 13 43%
D Tidak Pernah 16 47%
Jumlah 33 100%
Dari hasil penelitian ini siswa siswi yang menjawab selalu 1%, yang menjawab sering 9%, yang menjawab kadang-kadang 43%, yang menjawab tidak pernah membicarakan keburukan teman atau guru di sekolah 47%. Hal ini menuujukkan belum semua siswa siswi memahami dampak buruk dari membicarakan orang lain.
Tabel 12
Apakah kamu bersikap rendah diri ketika bergaul di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu - -
B Sering - -
C Kadang – kadang - -
D Tidak Pernah 33 100%
Jumlah 33 100%
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu tidak ada, yang menjawab sering tidak ada , yang menjawab kadang-kadang tidak ada, yang menjawab tidak pernah bersikap rendah diri ketika bergaul 100%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa siswi tidak pernah merendahkan dirinya ketika bergaul dengan temannya di sekolah.
(53)
Tabel 13
Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan gotong royong di lingkungan sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 5 15%
B Sering 15 50%
C Kadang – kadang 10 32%
D Tidak Pernah 3 3%
Jumlah 33 100%
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa siswa siswi yang menjawab selalu 15%,yang menjawab sering 50%, yang menjawab kadand-kadang 32%, yang menjawab tidak pernah mengikuti kegiatan gotong royong disekolah 3%. Hal ini menuunjukkan bahwa sebagian besar siswa siswi memahami manfaat dari gotong royong dan balasan dari Allah bagi orang yang saling tolong menolong.
Tabel 14
Apakah kamu aktif mengikuti kegiatan di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 15 36%
B Sering 5 23%
C Kadang – kadang 3 11%
D Tidak Pernah 10 30%
Jumlah 33 100%
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa siswa siswi yang menjawab selalu 36%, yang menjawab sering 23%, yang menjawab kadang-kadang 11%, yang menjawab tidak pernah 30%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian besar siswa siswi yang aktif mengikuti kegiatan di sekolah.
(54)
Tabel 15
Apakah kamu bertutur bahasa sopan kepada Guru dan temanmu di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 25 74%
B Sering 5 15%
C Kadang – kadang 3 11%
D Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa siswa siswi yang menjawab selalu 74%, yang menjawab sering 15%, yang menjawab kadang-kadang 11%, dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua siswa siswi bertutur bahasa sopan kepada guru dan teman di sekolah.
Tabel 16
Apakah kamu berlebihan dalam bersikap dan bertindak di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu - -
B Sering - -
C Kadang – kadang 8 26
D Tidak Pernah 25 74
Jumlah 33 100%
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang berlebihan dalam bersikap adalah tidak ada, yang menjawab sering juga tidak ada, yang menjawab kadang-kadang tidak ada, dan yang menjawab tidak pernah berlebihan dalam bersikap dan bertindak di sekolah ada 74%. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya siswa tidak bersikap berlebihan.
(55)
Tabel 17
Apakah kamu menepati janji kepada guru dan teman di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 15 53%
B Sering 7 11%
C Kadang – kadang 10 35%
D Tidak Pernah 1 1%
Jumlah 33 100%
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa siswa siswi yang menjawab selalu menepati janji kepada orang lain 53%, yang menjawab sering 11%, yang menjawab kadang-kadang 35%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 1%. Hal ini dapat diketahui bahwa siswa siswi selalu menepati janji.
Tabel 18
Apakah kamu suka menyendiri dan tidak pernah bergaul di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu - -
B Sering - -
C Kadang – kadang 5 7%
D Tidak Pernah 28 93%
Jumlah 33 100%
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa yang menjawab selalu tidak ada, yang menjawab sering tidak ada, yang menjawab kadang-kadang 7%, yang menjawab tidak pernah 93%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa siswi percaya diri ketika bergaul.
(56)
Tabel 19
Apakah kamu menerima teguran dan nasihat dari guru atau teman di sekolah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu 20 77%
B Sering 3 1%
C Kadang – kadang 10 22%
D Tidak Pernah - -
Jumlah 33 100%
Dari hasil penelitian ini diketahui siswa yang menjawab selalu 77%, yang menjawab sering 1% yang menjawab kadang-kadang 22%, dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa semua siswa siswi senang menerima tegura dan nasihat dari guru maupun teman di sekolah.
Tabel 20
Apakah kamu mudah terpengaruh dengan bujukan teman di sekolah terhadap perbuatan yang di larang Allah?
Alternatif Jawaban F P
A Selalu - -
B Sering - -
C Kadang – kadang 10 24%
D Tidak Pernah 23 76%
Jumlah 33 100%
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa siswi yang selalu terpengaruh dengan bujukan orang lain tidak ada, yang menjawab sering pun tidak ada, yang menjawab kadang-kadang 24%, dan yang menjawab tidak pernah terpengaruh dengan bujukan orang lain 76%. Hal ini menunjukkan bahwa hamper semua siswa siswi tidak terpengaruh dengan bujukan temen di sekolah terhadap perbuatan yang di larang Allah.
(57)
C. Analisis dan Interprestasi Data
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang didalamnya terdapat dua varaiabel yang diteliti. Variabel tersebut adalah pendidikan aqidah akhlak (variabel x) sebagai variabel bebas, dan perilaku siswa (variabel y) sebagai varibel terikat. Untuk mengetahui ppengaruh kedua variable tersebut, penulis menggunakan rumus korelasi product moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson dan uji t.
Guna mengetahui tingkat korelasi antara pendidikan aqidah akhlak dan perilaku siswa, penulis memasukkan data yang diperoleh melalui angket ke dalam tabel perhitungan angka indeks korelasi pendidikan aqidah akhlak dan perilaku siswa
(58)
Tabel distribusi Jawaban Responden
Respo nden
Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 R_01 A A A A A C A D A B C D B C B D A D B C R_02 A A A A A C A C A B C D C B B D B D C D R_03 A A A A A C A C A B D D C D A C C D B D R_04 A A A A C C A C A D D D B A B D C D C C R_05 A A A A A D A D B B C D B A A D A D C C R_06 A A A A A D A D A D C D B C C D A D A C R_07 A A A A A D A C B B C D D D B D B D A D R_08 A A A A A C A D B D C D D C A D B D C C R_09 A A A A A C A D A B D D B B A D B D A D R_10 A A A A A C A C A D D D A B A D B D C D R_11 A A A A A C A D A B D D B A C D B D A D R_12 A A A A A D A D B D D D A D C D C D B C R_13 A A A A C C A D A D D D D D A D C D C D R_14 A A A A A D A D A D D D B D C C C D A C R_15 A A A A A C B D B D B D B D A C C D A C R_16 A A A A A C C D C D B D B B A C A D C D R_17 A A A A A C C D B B D D A B A D A D A D R_18 A A A A A C C D A D D D A D B D B D A D R_19 A B A A A D B D C D C D C A C D A D A D R_20 A B A A A C C D A D C D C A A D C D A D R_21 A B A A A C C D A D B D A A A D C D C D R_22 A B A A A C C D C D D D B A A D C D A D R_23 A C A A A D B D A D D D B A A D A D C D R_24 A A A A A D B D A D C D C D A D A C A C R_25 A A A B B C C D A D C D C A A D A D A D R_26 A C A B B D B D A D D D B A A C A D C D R_27 A A A B B D B D A D D D B A A D A D C D R_28 A A A B C C C D A D C D C D A D D D A C R_29 A A A B B D B D A D C D C A A C C C A D R_30 A A A B B D B D C D C D B A A C A C A D R_31 A A A B C D B D B D D D C A A D A D A D R_32 A A A B A D B D C D D D C B A C A C A D R_33 A C A B C C C D B D A D B D A D A C A D
(1)
64
10. Apakah kamu melakukan kecurangan saat bermain disekolah………….. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah 11. Apakah kamu suka membicarakan keburukan teman atau guru di sekolah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
12. Apakah kamu bersikap rendah diri ketika bergaul di sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
13. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan gotong royong di lingkungan sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
14. Apakah kamu aktif mengikuti kegiatan di sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
15. Apakah kamu bertutur bahasa sopan kepada Guru dan temanmu di sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
16. Apakah kamu berlebihan dalam bersikap dan bertindak di sekolah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
17. Apakah kamu menepati janji kepada guru dan teman di sekolah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
18. Apakah kamu suka menyendiri dan tidak pernah bergaul di sekolah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
(2)
65
65
19. Apakah kamu menerima teguran dan nasihat dari guru atau teman di sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
20. Apakah kamu mudah terpengaruh dengan bujukan teman di sekolah terhadap perbuatan yang di larang Allah?
(3)
66 Lampiran 2
Keterangan Telah Melakukan Penelitian
BERITA ACARA
1. Hari/Tanggal : Senin, 6 januari 2014 2. Nama Interviewed : H. Sarwadi
3. Jabatan : Kepala Sekolah
4. Pokok Bahasan : 1. Sejarah dan tu Belakang Berdirinya MI Al Hikmah
2.Visi MI Al Hikmah 3. Struktur Organisasi MI Al Hikmah
5. Isi wawancara : 1. Apa yang melatar belakangi berdiri nya MI Al Hikmah
1. Kapan berdirnya dan siapa tokoh- Tokoh pendiri nya
2. Apa visi dan misi MI Al Hikmah 5. Bagaimana Sruktur Organisasi yang
Di miliki MI Al Hikmah
Jakarta, 6 Januari 2014
Kepala Sekolah Interviewer
(4)
67
BERITA ACARA
1. Hari/Tanggal : Selasa, 7 januari 2014 2. Guru Agama : Hj.Maisaroh S.P.di 3. Tempat Penyebaran Angket : MI Al Hikmah 4. Kelas : II
5. Pokok Bahasan Angket : Akhlak di sekolah MI Al HIkmah 6. Isi Angket : 1. Akhlak terhadap guru dan temean
di MI Alhikmah
2. Akhlak ketika belajar di kelas 3. Akhlak ketika bermain/bergaul Di sekolah MI Al Hikmah
Jakarta, 7 Januari 2014
Guru Agama MI Al Hikmah Interviewer
Hj. Maisaroh S.Pdi Krismi Winayang Sari
Mengetahui
(5)
(6)